Anda di halaman 1dari 35

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG

KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI PUSKESMAS MARTUBUNG

TAHUN 2021

Disusun Oleh :

AYU DITA
NIM : 18.31.006

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D.III KEBIDANAN FAKULTAS


KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

“GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III


TENTANG KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI KLINIK HENY TAHUN
2021”

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

AYU DITA
NIM : 18.31.006

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Fakultas Kebbidanan
Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Bd.NOVITA Br GINTING MUNTHE SST. M.Keb


NIK : 02.12.28.11.1989
LEMBAR PENGSAHAN

“ GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III


TENTANG KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI KLINIK HENY TAHUN
2021”

Oleh :

AYU DITA
NIM : 18.31.006

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diajukan dan Dipertahankan Dihadapan Penguji
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Diploma III Kebidanan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Kebidanan (AM.Keb)

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

1.

NIK :

2.
NIK :

3.
NIK :

Mengesahkan :

Dekan Fakultas Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Desideria Yosepha Ginting S.Si T, M.Kes


NIK : 02.01.12.1975
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

a. Nama : Ayu Dita


b. Tempat/Tgl Lahir : Medan 30 September 2000
c. Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia
d. Agama : Islam
e. Anak ke : 2 (dua) dari 2 (dua) bersaudara
f. Nama Ayah : Zulfikar
g. Nama Ibu : Juliana
h. Alamat : Jln. Pancing I Lingkungan IV Kelurahan Besar
Kecamatann Medan Labuhan Kabupaten Madya
Medan

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

a. Tahun 2006-2012 : SD NEGERI 060953 MEDAN


Lulus dan Berijazah
b. Tahun 2012-2015 : SMP NEGERI 45 MEDAN
Lulus dan Berijazah
c. Tahun 2015-2018 : SMK KESEHATAN DELIMA NUSANTARA
MEDAN
Lulus dan Berijazah
d. Tahun 2018-2021 : Terdaftar sebagai Mahasiswi Institut Kesehatan
Medistra
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan Rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Ketuban Pecah Dini Di
Klinik Henni Tahun 2021”
Karya tulis ilmiah ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan di Institut Kebidanan Medistra LuBUK Pakam.
Penelitian menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari yang di harapan baik,
Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan petunjuk. Bimbingan dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaaan karya tulis ilmiah ini.
Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan rasa terima
kasih atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan moral
maupun material.
1. Drs. Johannes Sembiring M.pd, M.Kes selaku ketua Yayasan Medistra
Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting S.Si,T, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
4. Bd. Novita Br. Ginting Munthe SST M.Keb sebagai dosen pembimbing
saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam menuliskan hasil karya tulis ilmiah ini
5. Damayanti, SST. M.Tr.Keb selaku sekretaris dan wali tingkat program
studi kebidanan tingkat III Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
6. Seluruh staf dosen dan pegawai yang telah banyak memberikan
pengetahuan bimbingan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di
institut kesehatan medistra lubuk pakam
7. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang tersayang
Ibunda, yang telah membimbing, mendidik dan mendukung peneliti
dengan kasih sayang. Yang tersayang Abangku Wisnu Wilantara, Kakak
Iparku Fitrianawati, Kakak ku Zubaidah Hutabarat dan Ricky Fernando
Bangun.

i
8. Terkhusus untuk teman sejawat khususnya D.III Kebidanan IIIB selama 3
tahun ini
yang telah memberikan dukungan serta semangat yang luar biasa kepada
peneliti selama menjalani pendidikan dan dalam masa penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah Ini. Semoga Allah Swt. Melimpahkan karunia nya kepada
kita semua sehingga ada masanya kembali kita di persatukan di lain
kesempatan.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi dan
melimpahkan anugrah-Nya, kepada kita semua dan karya tulis ini dapat
berguna bagi kita.

Medan , Maret 2021

Penulis

Ayu Dita

18.31.006

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v

DAFTAR TABEL..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................2
1. Tujuan Umum..............................................................................2
2. Tujuan Khusus.............................................................................2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4

A. Telaah Pustaka...................................................................................4
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan....................................................4
B. Tinjauan Ketuban Pecah Dini............................................................7
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini...................................................7
2. Etiologi Ketuban Pecah Dini.......................................................8
3. Tanda Dan Gejala Ketuban Pecah Dini.......................................9
4. Faktor Yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini.......................9
5. Komplikasi Ketuban Pecah Dini..................................................11
6. Pencegahan Ketuban Pecah Dini.................................................11
7. Pemeriksaan Penunjang...............................................................12
8. Diagnosa Ketuban Pecah Dini.....................................................12

iii
9. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini..........................................13

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................15

A. Jenis Penelitian...................................................................................15
1. Tempat Dan Waktu Penelitian.....................................................15
2. Lokasi Penelitian..........................................................................15
B. Tabel Kegiatan Penelitian..................................................................16
C. Populasi Dan Sample.........................................................................16
1. Populasi........................................................................................16
2. Sample..........................................................................................16
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................17
F. Metode Pengumpulan Data................................................................17
G. Metode Analisa Data..........................................................................18

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat permohonan melakukan penelitia

Lampiran II : Surat pemberian izin penelitian

Lampiran III : Surat izin selesai penelitian

Lampiran IV : Lembar kuesioner

Lampiran V : Lembar konsul


DAFTAR TABEL

3.1 Tabel penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.


Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37
minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36 minggu tidak terlalu banyak.
Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial obstetric dalam kaitannya
dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan
kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan
meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba, 2009).

Ketuban pecah merupakan suatu keadaan dimana kondisi pasien merasakan


pecahnya ketuban disertai dengan tanda inpartu dan setelah 1 jam tepat tidak di
ikuti dengan proses inpartu sebagaimana (Susiloswati & Astuti, 2010).

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan suatu keadaan dimana pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan. Bila KPD terjadi sebelum kehamilan 37 minggu di
sebut dengan kehamilan premature. Pecahnya selaput ketuban dapat di duga
berkaitan dengan perubahan proses biokimiawi yang terjadi dalam kolagen
matriks ekstrasel amino dan apoptosis membran janin yang dapat meningkatkan
angkat kematian ibu dan anak (Lowing, 2015).

Kejadian Ketuban pecah dini (KPD) dapat menimbulkan beberapa masalah


bagi ibu maupun janin misalnya pada ibu akan dapat menyebabkan infeksi
puerpelaris / masa infas, partus lama, pendarahan post partum, peningkatan
morbiditas, mortalitas maternal dan dapat menyebabkan kematian. Resiko
kecacatan dan kematian dan janin juga tinggi pada kejadian ketuban pecah dini
(KPD) (Mudayanti & Maemunah, 2017).

Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
sering disebut dengan premature repture of the membrane (PROM) didefinisikan
sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan. Pecahnya
ketuban sebelum persalinan atau pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan

1
2

pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm
maupun pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini dimana risiko infeksi ibu dan
penting dalam masalah obstetric yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu
dan bayi serta dapat meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi
(purwaningtyas,2017)
Menurut WHO, 5-10% dari semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30%
kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur (WHO, 2014). Ketuban
pecah dini preterm dikaitkan dengan 30-40% kelahiran prematur dan merupakan
penyebab utama kelahiran prematur. Ketuban pecah dini preterm yang terjadi
sebelum usia kehamilan 24 minggu, juga disebut sebagai KPD preterm previable,
kejadiannya kurang dari 1% kehamilan dan berhubungan dengan komplikasi yang
berat pada ibu ataupun janin (Brian dan Mercer, 2003; Adeniji dkk., 2013; Endale
dkk., 2016). Kasus dengan ketuban pecah dini akan mengalami persalinan hampir
95% dalam waktu 24 jam. Ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir
sebelum umur kehamilan aterm terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban
pecah (Revanthi dkk., 2015; Endale dkk., 2016; Lorthe dkk., 2016).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang
Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Puskesmas Martubung? .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran ibu hamil trimester III tentang ketuban pecah
dini (KPD) di
Klinik Puskesmas Martubung
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ketuban pecah
dini.
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penanganan
ketuban pecah dini.
3

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tanda-tanda


ketuban pecah dini.
4. Untuk mengetahui sikap ibu terhadap kejadian ketuban pecah dini
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan bisa memperluas pengetahuan serta
pengalaman untuk melakukan sebuah penelitian tentang gambaran
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ketuban pecah dini (KPD) dan
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di pelajari dengan proses berfikir
secara ilmiah dalam sebuah metode penelitian.
2. Bagi Institut Pendidikan
Bagi instutisi pendidikan sebagai bahan bacaan dan menambah
wawasan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa kebidanan dalam hal
penambahan pengetahuan tentang ketuban pecah dini (KPD)
3. Bagi Ibu Hamil
Peneli mengharapkan para ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan
tentang ketuban pecah dini dengan cara mengikuti penyuluhan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan tentang ketuban pecah dini atau tanda
bahaya kehamilan lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah


orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmojdo, 2010). Ilmu
pengetahuan manusia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
sepanjang kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Proses yang terjadi
mengikuti kemajuan peradaban manusia dari zaman batu sampai zaman
modern dan sering disebut sebagai “ThSe Ways Of Thinking”. Proses
tahapan yaitu:

a. Periode trial and error : Manusia melihat dan mendengar sesuatu, lalu
mulai berfikir dan timbul keinginan untuk mencoba, tetapi gagal,
kemudian mencoba lagi berkali-kali dan akhirnya berhasil.
b. Periode authority and : Semua pemikiran dan pendapat dijadikan norma-
norma dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh setiap orang. Bila
seseorang melanggarnya, akan dikenakan sanksi hukuman, baik moral
maupun fisik.
c. Periode speculation and argumentation : Setiap pemikiran dan pendapat
mulai dibahas kebenarannya melalui spekulasi dan adu argumentasi.
d. Periode hyphothesis and experimentation : Semua pemikiran dan pendapat
harus dianalisis, diteliti, serta diuji kebenarannya secara ilmiah (Chandra,
2014).
Menurut Notoatmojdo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam
daerah kognitif mempunyai 6 tingkatan.:
1. Tahu (know)

4
Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari anatara lain
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.

4
5

2. Memahami (comprehension)
Adalah kemampuan untuk memehami secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (application)
Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5. Sintesis (synthesis)
Adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Adalah kemempuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi objek.

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmojdo (2010) mengungkapkan


bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahUI terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Internst (merasa tertarik) terhadap stimulus/objek tertentu disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap
stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
tidak baik lagi.
d. Trial dimana subjek sudah mulai melakukan sesuatu dengan apa yang
di kehendaki
e. Adopsi dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
6

Menurut Wawan & Dewi (2010), beberapa faktor yang mempengaruhi


pengetahuan yaitu :
1. Faktor internal
a. Umur
Menurut Elizabeth yang dikutip Nursalam (2013), usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Menurut Hucklock (2012) semakin cukup umur, tingkat
kemantangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja jadi semakin matangnya umur semakin matang
pula pemikirannya tentang kehamilan.
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menetukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagian. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup terutama dalam memotifasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi. Pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu,makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi
dalam memperoleh informasi mengenai menstruasi sehingga makin
banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah remaja
menerima informasi.
c. Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas aktifitas utama yang dilakukan manusia
dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu kerja
menghasilkan uang bagi seseorang dalam pembicaraan sehari-hari
istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.jadi dapat diartikan
sebagai sesuatu yang dikelurkan oleh seseorang sebagai profesi
7

sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan bekerja umumnya


merupakan kegiatan yang menyita waktu.
d. Graviditas
Graviditas dapat diartikan sebagai banyaknya kehamilan yang
pernah dialami oleh seorang ibu. Semakin sering seorang ibu hamil,
maka semakin banyak pengetahuan ibu.
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar,
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan bisa membuat pola
pikir ibu hamil tentang kehamilan menjadi sesuatu yang menakutkan,
tergantung bagaimana lingkungan memperlakukan ibu hamil tersebut.
b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima kelompok.
c. Sumber Informasi
Sumber informasi dapat diartikan sebagai tempat atau asal
informasi yang diterima oleh ibu hamil. Semakin banyak sumber
informasi yang dimiliki oleh seorang ibu hamil tentang kehamilan,
maka semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang kehamilannya.

B. Tinjauan Ketuban Pecah Dini


1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur
kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang 36
minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversial obstetric dalam kaitannya dengan penyebabnya. Pecahnya
selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan kemungkinan infeksi
dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan meningkatkan kesakitan
dan kematian ibu maupun janinnya (Manuaba, 2009).
8

Ketuban pecah dini atau spontaneous/early premature rupture of the


membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum in partu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang dari 5
cm. Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka
dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.

Kejadian Ketuban pecah dini (KPD) dapat menimbulkan beberapa


masalah bagi ibu maupun janin misalnya pada ibu akan dapat
menyebabkan infeksi puerpelaris / masa infas, partus lama, pendarahan
post partum, peningkatan morbiditas, mortalitas maternal dan dapat
menyebabkan kematian. Resiko kecacatan dan kematian dan janin juga
tinggi pada kejadian ketuban pecah dini (KPD) (Mudayanti & Maemunah,
2017).

2. Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya
belum diketuhi dan tidak dapta ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
menyebutkan factor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun
factor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang
menjadi factor predesposisi adalah:
a. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias
memyebabkan terjadinya KPD.
b. Servik yang inkompetensia, kanali servikalis yang selalu terbuka oleh
karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan,curettage).
c. Tekanan intra uterin yang tinggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gameli.
d. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai factor predisisi atau
penyebab terjadinya KPD. Trauma yang di dapat misalnya: hubungan
seksual,pemeriksaan fisik, maupun amniosintensis menyebabkan
terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi kelainan letak,
misalnya sungsang, sehingga tidaka ada bagian terendah yang
9

menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan


terhadap membrane bagian bawah.
e. Keadaan sosial ekonomi
f. Factor lain :
 Factor golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang
tidak sesuai dapat menimbukan kelemahan baawan jaringan kulit
ketuban.
 Factor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu.
 Factor multigraviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
 Defesiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vit C)
Beberapa factor resiko KPD adalah :
 Inkompetensi servik (leher Rahim)
 Polihidramnion (kelebihan cairan ketuban)
 Riwayat KPD sebelumnya
 Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
 Kehamilan kembar
 Trauma
 Servik yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
 Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis

3. Tanda dan Gejala


1. Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina.
2. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk
atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
3. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah capat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti,
2017).
10

4. Faktor yang mempengaruhi Ketuban Pecah Dini


Menurut (Morgan, 2009), Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat
disebabkan oleh beberapa factor meliputi :
1. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh
terhadap kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi
persalinan. Usia untuk reprosuksi optimal bagi seorang ibu adalah
antara umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia tersebut akan
meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Usia seseorang
sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena
organ-organ reproduksinya sudah mulai berkuarng kemampuannya dan
kelastisannya dalam menerima kehamilan (Sudarto, 2016).
2. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa
uang yang mempengaruhi seseorang dalam mempengaruhi
kehidupannya. Pendapatan yang meningkat merupakan kondisi yang
menunjang bagi terlaksananya status kesehatan seseorang. Rendahnya
pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak
mampu memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005).
3. Paritas
Paritas merupakan banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari
anak pertama sampai dengan anak terakhir. Adapun pembagian paritas
yaitu primipara, multipara, dan grande multipara. Primipara adalah
seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin
mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih. Multipara adalah
seorang wanita yang telah mengalalmi kehamilan dengan usia
kehamilan 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilan 2 kali atau
lebih. Sedangkan grande multipara merupakan seorang wanita yang
telah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan
telah melahirkan buah kehamilannya lebih dari 5 kali (Wikjosastro,
2007). Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah
11

mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran


yang terlampau dekat diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD
pada kehamilan berikutnya (Helen, 2008). Kehamilan yang terlalu
sering, multipara atau grademultipara mempengaru-hi proses
embriogenesis, selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah pecah
sebelum waktunya. Pernyataan teori dari menyatakan semakin banyak
paritas, semakin mudah terjadinya infeksi amnion karena rusaknya
struktur serviks pada persalinan sebelumnya. KPD lebih sering terjadi
pada multipara, karena penurunan fungsi reproduksi, berkurangnya
jaringan ikat, vaskularisasi dan servik yang sudah membuka satu cm
akibat persalinan yang lalu (Nugroho, 2010).
4. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
ketuban pecah dini dapat berpengaruh besar terhadap ibu jika
menghadapi kondisi kehamilan. Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-
4 kali mengalami ketuban pecah dini kembali. Patogenesis terjadinya
KPD secara singkat ialah akibat penurunan kandungan kolagen dalam
membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban
pecah preterm. Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan
menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih
beresiko dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPD
sebelumnya karena komposisi membran yang semakin menurun pada
kehamilan berikutnya.
5. Serviks yang Inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada
otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak
mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Inkompetensia
serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata,
disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan
suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya
dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa
12

kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti


dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil
konsepsi.
6. Anemia
Anemia pada kehamilan merupakan adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Jika persendian zat besi minimal, maka setiap
kehamilan akan mengurangi persendian zat besi tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena
darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau pengencangan dengan
penigkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan
32 sampai 34 minggu. Pada ibu hamil yang mengalami anemia
biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata berkunang-
kunang. Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yang pada trimester pertama dan trimester ke tiga. Dampak
anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin,
prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah
infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus,
persalinan prematuritas, ancaman dekompensasikordis dan ketuban
pecah dini (Manuaba, 2009).
5. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
Komplikasi yang paling sering terjadi pada kasusu KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernafasan, yang terjadi
pada 10-40% bayi baru lahir, resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD.
Semua ibu hamiil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion)
selain itu kejadian prolapse atau keluarnya tali pusat dapat terjadi KPD.
Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
Hipoplasia paru merupakan koplikasi fatal yang terjadi pada KPD Preterm
kejadiannys mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
1. Infeksi intrauterine
2. Tali pusat menumbung
13

3. Prematuritas
4. Distosia

6. Pencegahan Ketuban Pecah Dini


Beberapa pencegahan dapat di lakukan namun belum ada yang terbukti
cukup efektif. Mengurangi efektifitas atau istirahat pada akhir triwulan
kedua atau triwulan ketiga dianjurkan. Ada 3 macam bentuk solusi
berdasarkan jumlah plasenta yang terlepas. Bila plasenta terlepas
seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila sebgian disebut solusio
plasenta parsialis.dan, bila hanya sebagian kecil pinggiran plasenta disebut
rupture sinus marginalis.
Perdarahan yang terjadi pada solusio tidak selalu terlihat dari luar. Pada
kasus yang jarang, darah dapat tidak mengalir, tetapi bertahan diantara
bagian plasenta yang lepas dan uterus sehingga terjadi perdarahan
tersembunyi. Bahkan, perdarahan dapat menembus selaput ketuban lalu
masuk ke dalam kantong ketuban.

7. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
cairan yang keluar dari vagina perlu di periksa : warna, konsentrasi ,
Ph dan bau nya. cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban
mungkin juga urine atau secret vagina. Secret vagina pada ibu hamil
memilik pH : 4-5. Dengan kertas nitrazin tidak berubah lebih kuning.
- Tes Lakmus
Jika lakmus warna merah berubah menjadi warna biru menunjukan
hasil bahwa adanya air ketuban (alkalis)
- Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalamkavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban
sedikit. Namun sering terjasi kesalahan pada penderita
oligohidramniaon. Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup
14

banyak macam dan cara nya , namun pada umumnya KPD sudah bias
terdiagnosis dengan anamnesa dan pemerikaan.

8. Diagnosa Ketuban Pecah Dini


Menegakan diagnose KPD secra tepat sangan penting. Karena
diagnose yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti
melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan section yang sebetulnya tidak
ada indikasinya. Sebaliknya diagnose yang negative palsu berarti akan
memberikan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan
mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu
diperlukan diagnose yang cepat dan tepat.
Diagnose KPD ditegakkan dengan cara :
1. Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan
yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir atau ngepyok. Cairan
berbau khas dan perlu diperhatikan warna, keluarnya cairan tersebut
his belum teratur atau belum ada dan belum ada pengeluaran darah
lendir .
2. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
pemeriksaan ini akan lebih jelas.
3. Pemeriksaan dengan speculum
Pemeriksaan dengan speculum akan tampak keluar cairan dari
OUE,kalau belum juga tampak keluar, tinggi fundus ditekan penderita
diminta batuk, mengejan atau mengvover valsava, atau bagian
terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari OUE dan
terkumpul pada forniks anterior
4. Pemeriksaan dalam
Didapat cairan dalam vagina dan selaput ketuban tidak ada lagi.
Mengenai pemeriksaan dalam vagina perlu dipertimbangkan, pada
kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu
15

diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu segmen bahwa rahim


dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bias
dnegan cepat menjadi pathogen. Pemriksaan dalam vagina hanya
dilakukan kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang
dilakukan induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin.

9. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini


- Rawat di Rumah Sakit
- Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio
plasenta
- Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan
antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis.
- Jika tidak ada infeksi dan kehamilan <37 minggu :
a. Berikan antibiotik untuk mengurangi mordibilitas ibu dan janin
 Ampisilin 4 x 500mg selama 7 hari ditambah Eritromisin 250mg
per oral 3x per hari selama 7 hari.
b. Berikan kkortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan
paru janin:
 Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam
 Atau, desametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika terdapat infeksi.
c. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu
d. Jika terdapat his dan darah lendir kemungkinan terjadi persalinan
pretem.
 Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan >37 minggu
a. Jika ketuban telah pecah >18 jam, berikan antibiotic profilakasi untuk
mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B :
 Ampisilin 2 gram IV setiap 6 jam
 Atau penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam sampai persalinan
 Jika tidak ada infeksi pascapersalinan : hentikan antibiotika
16

b. Nilai serviks
 Jika servik sudah matang lakukan induksi persalinan dengan
oksitosin
 Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan
prostaglandin dan infus oksitosin atau lahirkan dengan seksio
sesarea.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian survey deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat
(Notoatmodjo, 2012). Metode penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Ketuban Pecah Dini Di
Puskesmas Martubung
B. Tempat dan Waktu Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Martubung. Alasan dilakukan
penelitian
ditempat ini yaitu:
a. Karena belum pernah dilakukan penelitian tentang Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Ketuban Pecah Dini di
Puskesmas Martubung
b. Jumlah ibu hamil diwilayah martubung dapat memenuhi jumlah
sampel.
c. Dekat dengan lokasi tempat tinggal sehingga mudah melakukan
Penelitian.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2021 di Puskesmas
Martubung.

17
18

C. TABEL KEGIATAN PENELITIAN

No Nama November Desember Januari Februari Maret April


kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan
judul

2. Pengajuan
BAB I

3. Pengajuan
BAB II

4. Pengajuan
BAB III

5. Penganjua
n
Kuesioner

6. Penelitian

7. Pengajuan
BAB
IV,V,dan
IV

8. Sidang
KTI

D. Populasi dan Sample


1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang berupa
kejadian, orang, dan perilaku yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di
Puskesmas Martubung. Berdasarakan data jumlah ibu hamil dengan HPHP
bulan Juli-Agustus 2020 sebanyak 20 orang.
2. Sample
Sample adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.. Adapun sample dalam peneliti ini adalah ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Martubung sebanyak 20 Orang.
19

E. Teknik Pengumpulan Data


Data merupakan segala keterangan atau informasi berupa angka ataupun
fakta yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan (Yuandari dan
Rahman, 2017). Menurut Sujarweni (2014), berdasarkan sumbernya, data
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama individu atau seseorang
seperti hasil wawancara/hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
pada penelitian (Notoadmojo,2013). Pada penelitian ini, data primer yang
diteliti ialah sebanyak 20 orang ibu hamil trimester III dengan
menggunkan kuesioner bentuk pertanyaan untuk variable pengetahuan
jumlah spal 10 butir.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data yang ada di Puskesmas
Martubung Pada periode Juli-Agustus 2020
F. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah secara manual
menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut:
S=R
Keterangan:
S=Skor yang diperoleh
R=Jawaban yang benar

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara deskriptif, dengan


melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi
frekuensi kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing
responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori
kepustakaan yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus
distribusi frekuensi sebagai berikut:
20

F
P= x 100 %
N

Keterangan:
P = Presentase yang dicari
F = Frekuensi faktor variable
N = Jumlah sampel
Penentuan penilaian pengetahuan responden cara mengkonversikan nilai
sub variable kategori kuantitatif sebagai berikut:
Baik : Bila menjawab benar 76%-100% (8-10 soal)
Cukup : Bila menjawab benar 56%-75% (5-8 soal)
Kurang : Bila menjawab benar 40%-55% (1-4 soal)
G. Metode Analisa Data
Setelah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan
pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :
1. Editing (Menyusun Data)
Memeriksa semua data yang sudah terkumpul untuk mengetahui
kelengkapan jawaban responden pada kuesioner tentang gambaran
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ketuban pecah dini yang
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pertanyaan yang diberikan
dengan jawaban kuesioner.
2. Coding (Melakukan Pengkodean Data)
Semua data yang sudah terkumpul, kemudian diubah dengan cara
memberikan kode angka satu pada jawaban yang benar dan nol pada
jawaban yang salah untuk memudahkan peneliti dalam mengolah
data.contoh : 1=laki=laki, 2=perempuan
3. Processing (Memproses Data)
Pada tahap ini, peneliti memasukkan data yang telah diberikan kode
kedalam program atau software komputer. Selanjutnya, data ini diolah
menggunakan program SPSS.
21

4. Cleaning (Membersihkan Data)


Apabila semua data selesai dimasukkan, maka dilakukan pengecekan
ulang untuk mengetahui kemungkinan terdapat kesalahan dan
ketidaklengkapan data.
5. Tabulating (Melakukan Tabulasi Data)
Tabulating adalah untuk mempermudah analisa data dan pengelolahan
data serta kesimpulan. Data yang telah lengkap dihitung sesuai variabel
yang dibutuhkan lalu dimasukan kedalam table distribusi frekuensi.
KUISIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG

KETUBAN PECAH DINI

No Responden :
Umur :
Berilah jawaban yang benar a,b, c dan d dengan tanda (X)

1. Keluarnya cairan dari vagina sebelum persalinan disebut…


a. Ketuban pecah dini
b. Plasenta previa
c. Solusio plasenta
d. Abortus iminens
2. Ketuban pecah dini biasanya terjadi pada usia kehamilan….
a. 20 minggu
b. 31 minggu
c. 15 minggu
d. 37 minggu
3. Salah satu tanda-tanda ketuban pecah dini adalah…
a. Keluarnya cairan dari vagina
b. Keluarnya lendir dari vagina
c. Keluarnya darah jumlah banyak dari vagina
d. Keluar darah bercampur lendir
4. Resiko apakah yang akan terjadi jika ibu mengalami ketuban
pecah dini…
a. Persalinan normal
b. Kelahiran premature
c. Demam
d. Kejang
5. Penangan awal apakah yang dilakukan ibu dirumah jika
terdapat tanda-tanda ketuban pecah dini…
a. Kurangi aktivitas
b. Lakukan senam nifas
c. Lakukan aktivitas seperti biasa
d. Lakukan senam hamil
6. Apakah yang harus ibu lakukan jika terdapat tanda-tanda
ketuban pecah dini…
a. Datang ke bidan
b. Datang ke dukun patah
c. Datang ke kantor kecamat
d. Datang ke dinas kesehatan
7. Apa yang di rasakan ibu jika terjadi ketuban pecah dini
a. Keputihan
b. Merembes
c. Kejang
d. Bercak darah
8. Bagaimana sikap ibu jika terjadi ketuban pecah dini…
a. Gelisah
b. Menangis
c. Tetap tanang
d. Histeris
9. Resiko apa yang menyebabkan ketuban pecah dini…
a. Kehamilan tak diinginkan
b. Kehamilan yang di tunda
c. Kehamilan kembar
d. Kehamilan ektopik
10. Jika ibu mengetahui kehamilannya kembar apa yang dilakukan
ibu untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini…
a. Membatasi aktivitas
b. Memperbanyak minum air
c. Melakukan pemeriksaan payudara
d. Menjaga kebersihan vagina

Anda mungkin juga menyukai