Disusun oleh :
MARWANAH 2004314
RU’YATI 2004328
PENDAHULUAN
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
BAB IV Penutup
Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
Perdarahan Post Partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam
setelaanakdan plasenta lahir. Pada kasus perdarahan terutama
perdarahan post partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90%
perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999).
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta
menjadi tidak terkendali. (Apri, 2009).
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan plasenta,
sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan
alasan paling sering untuk melakukan histerektomi
peripartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah Uteri tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan
Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002)
plasenta lahir.
Sebagian besar perdarahan pada masa nifas (75-80%) adalah akibat adanya
atonia uteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa aliran darah uteroplasenta selama masa
kehamilan adalah 500-800 ml/menit, sehingga
bisa kita bayangkan ketika uterus itu tidak berkontraksi selama beberapa menit saja,
maka akan menyebabkan kehilangan darah yang sangat banyak. Sedangkan volume
darah manusia hanya berkisar 5-6 liter saja.
pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi yang biasa dikenal. Antara lain:
2.2.1 Distensi rahim yang berlebihan
Pada partus lama uterus dalam kondisi yang sangat lelah, sehingga otot-otot
rahim tidak mampu melakukan kontraksi segera setelah plasenta lahir.
2.2.3 Grandemulitpara (paritas 5 atau lebih)
Kehamilan seorang ibu yang berulang kali, maka uterus juga akan
partum adalah mioma intra mular, dimana mioma berada di dalam miometrium
sehingga akan menghalangi uterus berkontraksi.
2.2.5 Persalinan buatan (SC, Forcep dan vakum ekstraksi)
potensial akan menjalar pada otot uterus sehingga menjadi infeksi dan menyebabkan
gangguan untuk melakukan kontraksi.
Obat anastesi atau analgesi dapat menyebabkan otot uterus menjadi dalam
kondisi relaksasi yang berlebih, sehingga saat dibutuhkan untuk
berkontraksi menjadi tertunda atau terganggu. Demikian juga dengan magnesium
sulfat yang digunakan untuk mengendalikan kejang pada
perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri, diantaranya adalah :
1. Yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan,
diantaranya :
a. Jumlah air ketuban yang berlebihan (Polihidramnion)
5. Infeksi intrapartum
6. Multiparitas tinggi
persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan
plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
PENGELOLAAN ATONIA UTERI
3. Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit. Kompresi uterus ini akan
memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka di dinding dalam uterus dan
merangsang myometrium untuk berkontraksi;
4. Anjurkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal. Keluarga dapat
meneruskan proses kompresi bimanual secara eksternal selama anda melakukan
langkah-langkah selanjutnya.
5. Keluarkan tangan perlahan-lahan.
I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ( inisial ibu ) : S Nama (inisial suami) : M.
Umur : 35 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa SukuBangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Dagang Pekerjaan : Buruh
Alamat : Gumalar Rt 19/02 Adiwerna Tegal.
Tgl masuk : 15 -4- 2021
No. RM :
Alasan Datang : Ingin bersalin
2. Keluhan Utama: Perdarahan post partum.
3. Riwayat obstetri dan ginekologi
Jenis Keadaananak
Umur Persalinan Pertolong Hidup Meninggal
Ke Kehamilan Spontan Tinda Oper an Nifas Umur BBL J Umur JK Sebab
kan asi Persalinan K
1 aterm v - - nakes sehat 14 3800 p
2 Blm cukup abortus - nakes sehat -
bulan
3 Aterm v - - nakes sehat 9 4000 p
4 2015 aterm - - nakes sehat 4 3600 p
5 Hamil ini
4.Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita :
Penyakit infeksi : Tidak ada
Penyakit keturunan : Tidak ada
Kecelakaan/trauma : Tidak ada
Penyakit yang dioperasi : tidak ada..
b. Kesehatanibusekarang :.
Penyakit infeksi : Tidak ada.
Penyakit keturan : tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Penyakit infeksi : Tidak ada
Penyakit keturunan : Tidak ada
Riwayat gemmely : tidak ada
5.Kebiasaan
a. Pantang makan : Tidak..
b. Minum jamu : Tudak
c. Obat-obatan : Tidak
d. Miras/rokok : Tidak
e. Memelihara binatang : …Tidak.
6.Riwayat Haid
a. Menarche : 13 tahun Flour Albus : (-)
b. Siklus/teratur : 30 hari/teratur Warna : (-)
c. Lama/jumlah : 7 hari Bau : (-)
d. Dysmenorea : tidak Gatal : (-)
8. Kebutuhan sehari-hari
Selama hamil Sekarang
a. Pola nutrisi
Makan : 3 x sehari : 3x sehari
• Porsi : satu piring : satu piring
• Jenis : makanan pokok… : makanan pokok
• Macam : Nasi, lauk msayur ::nasi,;auk,sayuran
• Gangguan : tidak ada… : tidak ada…
Minum: :…
• Jenis : Air putih : air putih…
• Gangguan : Tidak ada :Tidak ada
b. Pola eliminasi
BAB
• Warna
: Kuning…
: Kuning
• Konsistensi : Lembek : Lembek
• Gangguan : Tidak : Tidak
BAK
• Warna : Kuning jernih : Kuning jernih
• Gangguan : tidak ada: Tidak ada
c. Pola istirahat
• Siang
: 3 jam
: 3 jam
• Malam : 8 jam : 8 jam
• Gangguan : tidak. : tidak
d. Pola aktifitas : tidak ada masalah :tidak ada masalah
e. Pola personal hygiene
• Mandi
: 2x sehari
: 2x sehari
• Keramas : 2 hari sekali. : 2 hari sekali
• Gosok gigi : 2x sehari. : 2x sehari
• Gantibaju : 2x sehari. : 2x sehari
f. Pola seksual
• Frekuensi
: seminggu sekali…
: Tidak tentu…
• Gangguan : Tidak ada…… : Tidak ada…
9. Data psikologis
a. Status anak yang dikandung : Anak yang diinginkan
b. Tanggapan ibu atas kehamilannya :Menerima.
c. Tanggapan suami dan keluarga : Menerima.
d. Kesiapan mental ibu : Menerima
B. DATA OBYEKTIF
1. PemeriksaanFisik
a. Kesadaran : Compos mentis..
b. Keadaan umum : sedang.
• Tanda vital : Tensi : 110/70 Nadi : 85x/mnt
• Suhu : 36 ,5 Respirasi : 22 x/ mnt
• Tinggi Badan : 151 cm.
• Berat Badan : Sebelum hamil : 50 kg Selama hamil : 57 kg
• Sekarang : 61 kg
c. Kepala-muka
• Kepala : Tidak ada benjolan
• Rambut : hitam,bersih
• Muka : Pucat
• Mata : Normal
• Hidung : Tidak ada polip
• Mulut/bibir : Tidak ada sariawan atau caries.
d. Leher : Tidak ada pemebesaran kelenjar gondok.
e. Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar...
f. Dada : Mamae normal.
g. Abdomen : Teraba lembek.
h. Genetalia : Tidak ada lacerasi
i. Anus : Tidak ada haemorhoid.
j. Ekstremitas : Normal
2. PemeriksaanObstetri
a. Muka : Cloasma (+).
b. Mamae : Normal
Putting susu : Menonjol
Kolustrum/ASI : Sudah keluar
Kebersihan : Baik.
c. Abdomen : Normal
Luka bekas operasi : Tidak ada. TFU :
Kontraksi : Lembek ,tidak teraba uterus
d. Genetalia : Normal
Vulva/vagina : Tidak ada pemebesaran bartholini.
Luka perineum/episiotomy : tidak ada
PPV : 200 cc
Kateterisasi : Urine tidak keluar
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: Hb 14 ( 12 Feb 2021 )
b. Pemeriksaan rontgen :-
c. USG
:-
II. INTERPRETASI DATA
1. Diagnose (nomenklatur)
NY S Umur 35. P 4 A 1. Post partum 10 mwnit . Dengan Atonia Uteri
Data dasar :
Data S : Ibu mengatakan keluaar darah banyak dan lemes
Data O:
Kesadaran compos mentis, Ku sedang T L 110/70 N 85 x/ mbt, R 22x/ mnt S 36,5 C
Berat badan bayi yang dilahirkan 3500 gr
Kontraksi Uterus lembek tidak teraba,keluar darah mengalir dari jalan lahir
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
Ibu dan keluarga mengerti tenetang kondisi ibu dan memahami tindakan yang telah di lakukan
Pkl 15.30 Perdarahan teratasi , infus masih terpasang
Pk 15. 45 Ku baik, tidak ada perdarahan, kontraksi uterus baik .Td 110/70 mmhg N: 74 x/mnt, R: 22x/mnt,
S : 36,5 C
Pk 17.00 wib Ibu sudah bisa miring kanan kiri,sudah makan minum dan menyusui bayinya.
.
Mengetahui,
(......................................) (.......................................)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Atonia Uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus dalam berkontraksi
dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri
plasenta lahir.
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum. Kontraksi uterus
merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia uteri
terjadi karena kegagalan mekanisme ini.
4.2 Saran
bidan juga harus terus memantau perkembangan ibu bersalin, dan sebaiknya ibu diberikan
oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko
perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut
sebagai terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. PT. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, A & Nugraheny, E. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.
Ilmiah, W. S., 2015. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika.
JNPK-KPR. 2014. Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: Pengurus Pusat IBI.
Velny A, Iriantop, Irmayani. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian Atonia Uteri Di RSUP NTB.
Jurnal Volume 7, No. 5
Awatiful A, (2011). Pendekatan Evidence Based Paractice: “Metode Asyeba” pada Penanganan Post Partum
Hemorrhage dengan Indikasi Atonia Uteri. Jurnal Vol, 1, No 2
Peretas, Neville, JG Moore, dan Joseph Gambone. Essentials of Obstetrics and Gynaecology. 4th ed. Vol. 1.
Philadelphia: Elsevier Inc., 2004. 151