OLEH :
NIM : PO7124320076
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
TINJAUAN TEORI
A. Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum ialah perdarahan yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta,
robekan dari jalan lahir. Selain itu, perdarahan postpartummemiliki definisi lain hilangnya
darah sebelum, selama atau sesudah lahirnya plasenta yang melebihi 500ml setelah bayi
lahirpada persalinan pervaginam, 1000ml pada section sesaria, 1400ml pada histerektomi
secara elektif atau 3000 sampai 3500mlpada histerektomi sesaria darurat.Perdarahan
postpartumyang dapat menyebabkan kematian pada ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama
setelah bayi lahir, 68-73% dalam waktu satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam
waktu dua minggu setelah bayi lahir.
B. Klasifikasi Perdarahan Postpartum
Klasifikasi berdasarkan saat terjadinya perdarahan adalah sebagai berikut.
Perdarahan PostpartumPrimer (early post-partum hemorrhage)Yaitu perdarahan yang
terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama sejak kelahiran dan biasanya disebabkan oleh
atonia uteri, robekan jalan lahir dan sisa sebagian plasenta.
Perdarahan PostpartumSekunder (late post-partum hemorrhage)Yaitu perdarahan yang
terjadi lebih dari 24 jam hingga 6 minggu kelahiran bayi.
C. Etiologi Perdarahan Postpartum
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum, etiologi yang
menyebabkan perdarahan postpartumadalah atonia uteri, robekan jalan lahir, retensio
plasenta, inversi uterus, perdarahan karena gangguan pembekuan darah
D. Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi dan mengecil
sesudah janin keluar dari rahim. Perdarahan postpartum secara fisiologis di control oleh
kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang
mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika
myometrium tidak dapat berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia uteri, uterus
membesar dan lembek pada palpusi. Atonia uteri juga dapat timbul karena salah
penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus dan mendorongnya kebawah
dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya bukan terlepas dari uterus.1Atonia
uteri dapat ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir terdapat perdarahan aktif,
bergumpal, banyak, dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau
lebih dengan kontraksi yang lemah.
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PATOLOGIS
PADA NY “R” DENGAN ATONIA UTERI
(Di Klinik Umum Nisa)
Hari/Tanggal : Rabu/16-09-2020
Waktu : 06.30 Wita
Tempat : Klinik umum nisa
3.1 SUBYEKTI
3.1.1 Identitas
Nama Istri : Ny. “R” Suami : Tn. “M”
Umur : 26 tahun 30 tahun
Suku : Sasak Sasak
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Petani
Alamat : Jl. Sungai manonda
3.1.2 Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit pinggang menjalar keperut bagian
bawah ingin melahirkan.
3.1.3 Riwayat perjalanan penyakit
3.1.4 Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 30 hari
Lama haid : 7 hari
Disminore : Tidak Pernah
Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut sehari
3.1.5 Riwayat kehamilan sekarang
1. Hamil ke : 2 ( dua )
2. HPHT : 05-01-2020
3. UK : 36 minggu
4. Gerakan janin ibu : ibu mengatakan sudah merasakan gerakan
janin sejak usia kehamilan 4 bulan dan masih dirasakan sampai sekarang dengan frekuensi
lebih dari 10x dalam 12 jam.
5. ANC : 8x di klinik umum nisa
6. Tanda-tanda bahaya atau penyulit : tidak ada
7. Kekhawatiran Khusus : Tidak ada.
2. Eliminasi
3. Istirahat/tidur
4. Personal Hygien
3.1.9 Kebutuhan psikososial
1. Status perkawinan : Sah, 1 kali dengan lama perkawinan ± 5 tahun.
2. Respon ibu dan keluarga : Ibu maupun keluarga merasa bahagia dengan kehamilan ini.
3. Riwayat KB : KB suntik
4. Rencana KB : Ibu belum memilih KB yang akan digunakan
5. Beban Kerja : Pekerjaan rumah tangga
6. Kebisaan hidup sehat : Ibu dan suami tidak merokok serta tidak minum-minuman keras.
7. Sosial Budaya : Tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan
8. Dukungan keluarga : Keluarga membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah,
mengingatkan ibu untuk memeriksa kehamilannya ke posyandu, mengingatkan ibu untuk
makan dan beristirahat.
9. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami sekaligus sebagai kepala keluarga.
10. Tempat dan petugas kesehatan yang diingikan untuk membantu persalinan : Ibu ingin
melahirkan di klinik nisa dan ditolong oleh bidan
3.2 OBYEKTIF
3.2.1 Pemeriksaan umum
1. HTP : 12 – 09 – 2020
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Emosi : Stabil
3.2.2 Pemeriksaan antropometri
1. BB/TB (sebelum hamil) : 49 kg/ 157 cm
2. BB (setelah hamil) : 61 kg
3. LILA : 25 cm
3.2.3 Tanda-tanda vital
1. TD : 120/80 mmHg
2. Suhu : 36,5 0C
3. Nadi : 80 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
3.2.4 Pemeriksaan fisik
1. Kepala
a. Inspeksi
Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak ada ketombe.
b. Palpasi
Tidak ada benjolan/lesi.
2. Wajah
a. Inspeksi
Wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
b. Palpasi
Tidak ada oedema.
3. Mata
a. Inspeksi
Tidak ada secret.
b. Palpasi
Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
4. Hidung
a. Inspeksi
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada napas cuping hidung.
b. Palpasi
Tidak ada polip.
5. Mulut
a. Inspeksi
Bibir tidak pucat, mulut bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gusi
berdarah.
6. Telinga
a. Inspeksi
Telinga bersih, tidak ada sekret.
7. Leher
a. Inspeksi
Tidak ada bendungan vena jugularis.
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
8. Payudara
a. Inspeksi
Bentuk simetris, terdapat hiperpigmentasi areola, putting susu menonjol, tidak ada
retraksi/dimpling.
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa/benjolan, ada pengeluaran kolostrum.
9. Abdomen
a. Inspeksi
Tidak bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
b. Palpasi
Leopod I : Tinggi fundus uteri 30 cm, teraba bulat, lunak, dan tidak melenting difundus
uteri.
Leopod II : Teraba datar dank eras seperti papan dibagian kanan perut ibu dan tidak teraba
jelas dibagian kiri ibu .
Leopod III : Teraba bulat, keras dan melenting diperut bagian bawah ibu, dan sudah
masuk PAP divergen.
Leopod IV : kepala masuk PAP 1/5 bagian , PBBJ : 3100 gram
c. Auskultasi
DJJ ada, irama teratur 12-11-12, frekuensi 140 x/menit
10. Ekstremitas
a. Inspeksi
Bawah : Tidak ada varises.
b. Palpasi
Atas : Tidak ada oedema, kuku jari tidak pucat.
Bawah : Tidak ada oedema, kuku jari tidak pucat
c. Perkusi
Ada refleks patella.
3.2.5 Pemeriksaan penunjang
Hb :10, 8 gr% (pemeriksaan tanggal 10-05-2020)
Protein urin : negatife ( pemeriksaan tanggal 16-09-2020)
Glukosa urine : negatif ( pemeriksaan tanggal 10-09-2020)
Golongan darah : O (pemeriksaan tanggal 10-09-2020)
3.3 ANALISA
3.3.1 Diagnosa
G2P1A0H1, UK 36 minggu, Tunggal, Hidup, Intra uterin, persentasi kepala K/u ibu dan janin
baik, dengan inpartu kala I fase aktif.
3.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16-09-2020 pukul : 06.35
1. Menjelaskan keadaan ibu dan janin janin yaitu ibu dan janin dalam keadaan baik dengan
TD : 120/80 mmHg, dan pembukaan 10 cm, Ibu mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dialaminya adalah tanda-tanda mau
melahirkan, semakin lama semakin terasa mulas dan hal itu terjadi pada setiap ibu yang mau
melahirkan karena rahim berkontraksi untuk mengeluarkan janin yang ada dalam rahim. Ibu
mengerti tentang penjelsan yang diberikan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang manis-manis untuk menambah energi
pada saat persalinan nanti.
4. Memberikan dukungan moril pada ibu dan keluarga.
5. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang pada saat kontraksi datang, bantu
ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah – ngubah posisi
secara teratur selama kala dua karena dapat membantu kemajuan persalinan, mencari posisi
meneran yang paling efektif.
6. Menyiapkan ruangan yang bersih, menyiapkan kain ibu dan bayi serta alat-alat partus yaitu
dua buah klem, gunting episiotomi, gunting tali pusat, setengah koher, penjepit tali pusat,
sarung tangan dan kasa steril. Hetting set yaitu cut god kromik dan plain, nalpuder, jarum,
dan gunting benang, alat resusitasi dan meja yang datar serta obat-obatan urotonika.
7. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan menggunakan
partograf.
Tabel Observasi Kesejahteraan Ibu dan Janin
KALA III
Tanggal 16 september 2020 jam : 06.55 wita
1. SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan perutnya tarasa mulas.
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.
2. OBYEKTIF
a. Ibu tampak lelah setelah melakukan persalinan
b. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg, nadi 86 x/mnt, suhu
36,5 0 C, respirasi 24 x/mnt.
c. TFU sepusat, kontraksi uterus (-), kandung kemih kosong, perdarahan ±100 cc.
3. ANALISA
a. Diagnosa :
P2 A0 H2, keadaan ibu dan bayi baik dengan kala III.
4. PELAKSANAAN
Tanggal : 16 September 2020 Jam : 06.50 wita
1. Periksa fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau tidak ada bayi kedua, hasilnya
tidak ada bayi kedua dan Melakukan manajemen aktif kala III.
2. Menjelaskan kepada ibu akan menyuntikkan oxytocin pada 1/3 paha kanan atas bagian
luar kemudian mengklem tali pusat ± 3 cm dari umbilikus dan diurut kearah ibu, kemudian
mengklem ±2 cm dari klem I, kemudian tali pusat dipegang diantara kedua klem dan tali
pusat dipotong diantara kedua klem, kemudian mengikat tali pusat ± 1 cm dari umbilikus di
simpul mati 2x dan klem dibuka.
3. Mengecek adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya semburan darah,talipusat
mulai memanjang,uterus membulat kemudian memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva ibu lalu melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara
tangan kiri berada diatas Simpisis untuk melakukan dorongan ke arah dorso kranial, tangan
kanan meregangkan tali pusat ke atas kemudian ke bawah sesuai kurva jalan lahir, setelah
plasenta di vulva, kemudian melahirkan plasenta dengan ke dua tangan, melahirkan plasenta
dengan cara memutar searah jarum jam untuk mencegah tertinggalnya selaput plasenta
kemudian plasenta lahir spontan secara schultze lengkap.
4. Segera setelah plasenta lahir melakukan massase yang pertama sebanyak 15 kali dalam 15
detik, CUT baik, TFU 3 jari dibawah pusat,perdarahan setelah placenta lahir ±200 cc. lalu
memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap baik selaput korion dan amnion serta
kotiledon dengan diameter 20x18x2 cm, berat ±500 gram, panjang tali pusat ±50 cm.
KALA IV
Tanggal : 16 september 2020 jam : 07.05 wita
1. SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan merasa lelah.
b. Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mulas.
c. Ibu mengatakan keluar darah terasa sangat banyak.
2. OBYEKTIF
a. Keadaan umum ibu masih lemah, kesadaran komposmentis, TD 120/80 mmHg, N 80
x/mnt, S 36,7 0C, RR 20 x/menit.
b. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus lembek, kandung kemih kosong, perdarahan
± 500 cc.
3. ANALISA
a. Diagnosa
Kala IV dengan Atonia Uteri.
4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16 september 2020 Jam : 07.15 wita
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang yaitu uterusnya tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri atau setelah plasenta
lahir dan memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Melakukan informed consent .
3. konsul dokter
4. Melakukan penanganan atonia uteri
a. Persiapan alat
1. Hand scoon panjang 1 pasang.
2. Kapas DTT dalam tempatnya.
3. Uterotonika : Metergin 1 ampul dan oxytocin 10 ampul.
4. Selang infus 1 buah.
5. Abocat no 18 1 buah.
6. Cairan infuse RL.
7. Plester
8. Kasa.
9. Tempat sampah medis 1 buah dan benda tajam 1 buah.
10. Larutan clorin 0,5%.
11. Schort 1 buah, masker 1 buah.
b. Prosedur
1. Persetujuan tindakan
2. Cuci tangan
3. Pasang sarung tangan panjang.
4. Memasang infus cabang kanan dan kiri
5. Bersihkan bekuan selaput ketuban dari vagina dan saluran serviks
6. Pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong, jika penuh lakukan kateter
menggunakan tehnik aseptic
7. Lakukan kontraksi bimanual internal selama 5 menit, jika uterus berkontraksi
teruskan KBI selama 2 menit dengan cara :
a. Masukkan tangan yang memakai sarung tangan ke dalam vagina.
b. Kepalkan tangan.
c. Tekankan tangan yang ada dalam vagina ( fornik anterior ) dengan mantap
pada bagian bawah uterus.
d. Hati – hati dalam menyingkirkan serviks yang menghalangi penekanan.
e. Tekankan tangan kiri pada perut dan kepelan tangan kanan yang berada
didalam vagina bersamaan.
f. Tahan dengan mantap
g. Jika uterus mulai berkontraksi maka perlahan – lahan tarikan keluar dan
teruskan pamantaun seksama selama kala IV.
h. Melakukan pengawasan 2 jam post partum
i. Dekontaminasi sarung tangan dan alat yang digunakan
5. Mengajarkan pada ibu cara mengontrol agar tetap normal yaitu dengan cara masase fundus
uteri selama 15 detik searah jarum jam.
6. Membersihkan badan ibu dari darah dan kotoran lainnya dengan menggunakan air DTT.
7. Malakukan vulva hygiene dan mengganti pakaian ibu dan memasang pembalut.
8. Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan yaitu
SF 1x1, Paracetamol 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, Vit A 1x1.
9. Melakukan pemantauan kala IV
PEMANTAUAN KALA IV
Tinggi
Jam TD Nadi Suhu Kandung Kontraksi
Waktu fundus Perdarahan
ke (mmHg) (x/mnt) (0C) kemih uterus
uteri
2 jri dibwh
I 07.45 100/70 80 36,1 Kosong Baik ±20 cc
pst
2 jri dibwh
08.00 100/70 86 Kosong Baik ±15 cc
pst
08.15 2 jri dibwh
100/70 86 Kosong Baik ±15 cc
pst
08.30 2 jri dibwh
110/70 80 Kosong Baik ±10 cc
pst
2 jri dibwh ±5 cc
II 09.00 120/80 80 36,5 Kosong Baik
pst
2 jari
09.30 120/80 80 dibawah Kosong Baik ± 5 cc
pst
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
- K/u baik, TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,8 0C, RR:20
x/menit.
- Pemeriksaan fisik:
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
Abdomen: TFU 2 jar dibawah pusat, CUT baik, kandung kemih
kosong.
04.30 wita
A: P2A0H2 dengan Post partum hari pertama.
P:
- Menjelaskan pada ibu tentang fisiologis ibu nifas bahwa perut
terasa mules adalah normal karena rahim berkontraksi untuk
mencegah perdarahan.
- Menjelaskan konseling pada ibu tentang bagaimana mencegah
22-09-2020 perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
09.00 wita - Menjelaskan pada ibu tentang pembarian ASI awal.
- Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi.
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
S:
- Ibu mengatakan masih pusing-pusing.
O:
- K/u ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5 0C, RR:
20 x/menit.
- Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Abdomen : tinggi fundus uteri pertengan pusat-simfisi, CUT baik,
kandung kemih kosong.
A:
P:
30-09-2020 - Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa K/u ibu baik,
08.30 wita TD 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5 0C, RR 20 x/menit.
- Menjelaskan kepada ibu bahwa kontraksi uterusnya baik dan tidak
ada perdarahan.
- Menjelaskan tanda-tanda bahaya yaitu demam, infeksi, pusing yang
berlebihan, dan perdarahan yang abnormal.
- Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi yang baik dan istirahat yang
cukup.
- Menjelaskan kepada ibu tentang asuhan pada bayi dan tali pusat,
serta menjaga bayi tetap hangat.
S:
O:
- K/u ibu baik, TD 100/70 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,5 0C,
RR: 24 x/menit
A: P2A0H2
P:
- Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa K/u ibu baik, TD
11/70 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,5 0C, RR: 24 x/menit.
- Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
- Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi masa nifas dan istirahat
yang cukup.
- Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi.
- Menjelaskan kepada ibu tentang cara menjaga kehangatan pada
bayi.