L DENGAN VERTIGO
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA
NYAMAN NYERI DI RUANG ANGGREK
RSUD KOTA KENDARI
OLEH:
NINING SUSILAWATI
NIM. P00320018074
TAHUN 2021
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat AllahSWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Nn.L Dengan vertigo dalam pemenuhan
Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman Nyeri Di Ruang Anggrek Rsud Kota Kendari”.
selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. pada kesempatan ini saya ingin
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari yang sudah memberikan izin saya
vi
7. Bapak Abd. Syukur, S.Kep,Ns,MM, Bapak Akhmad, SST, M.Kes dan Ibu
arahan dan masukan-masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan
dengan sebaik-baiknya.
9. Kepada Nn L yang telah bersedia menjadi pasien saya dalam penelitian ini.
10. Kepada ibu saya Yeti dan ayah saya (Alm) Raja Ali yang saya sayangi dan
cintai terima kasih telah mendidik saya hingga sekarang serta mendoakan dan
mendukung saya dan kepada kakak spupu saya Ade Sutriana Sari S,Kep.,NS
yang telah mengajar saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah saya, segenap
keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi sampai saya
11. Terimakasih kepada, sahabat saya yuldevya, imprianti, Hilda meisin, dytia
zeika, almania, werdiana, lisda, rahma, irul, yoga, fatur, arul, andi, riko,
ferdian, bair. terima kasih telah membantu menghilangkan titik jenuh saat
12. Dan tak lupa ucapan terimah kasih kepada sahabat tersayang saya Alvi anggun
dan Ening mustika yang selalu mensuport, memberikan saya saran dan selalu
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
MOTTO ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................7
A. Konsep Vertigo.....................................................................................9
ix
B. Subyek studi kasus ............................................................................... 30
H. Etika penelitian.....................................................................................37
B. Pembahasan .......................................................................................... 68
C. Batasan karakteristik............................................................................. 75
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 77
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa latin vertere
yang berarti memutar. Vertigo sering kali dinyatakan sebagai rasa pusing,
daerah muka dan peluh dingin. Gejala ini selalu mendahului munculnya
suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala
pada orang tua sekitar 75 tahun, 50% dating ke dokter dengan keluhan pusing
1
meliputi vestibuler, verifer (berasal dari sistem saraf verifer), vestibuler sentral
angka kejadian pada wanita 48% sedangkan pada pria 37% kejadian di
indonesia vertigo umumnya menimpa orang tua, angka kejadian vertigo akan
terus meningkat pada usia lanjut. Tercatat angka kejadian vertigo di usia 50
angka kejadian vertigo 20% pada sekelompok orang dalam kurun satu
1,6%), di indonesia sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur
75 tahun, 50% dari usia 40-50 tahun (Kementrian Kesehatan RI, 2017)
2
Umumnya vertigo ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan populasi dan
data bahwa, pada bulan Januari sampai dengan maret 2021 terdapat 28 kasus
vertigo. Informasi yang didapat peneliti dari perawat ruanggan pada saat itu,
obat analgetik saja dan tidak pernah diberi obat herbal seperti ginko biloba
oleh perawat untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien tersebut (RSU
KOTA KENDARI,2021).
otot, hipertensi (darah tinggi) dan hipotensi (darah rendah). Selain sistem
vestibuler dan ganguan otak, vertigo juga disebabkan oleh idiopatik, trauma,
Vertigo timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan. Berbagai penyakit dibagian tubuh lain maupun sekitar otak juga
vertigo yang begitu hebat dan menyebabkan aman dan keselamatan pada
3
pasien tergangu. Pada keadaan normal, rangsangan keseimbangan diaparatus
jumpai pada lanjut usia. Kelainan tersebut sering kali menyebabkan jatuh dan
seorang berusia lebih dari 75 tahun akibat jatuh. Hal ini biasa dimengerti oleh
degenerasi dan atrofi pada system vestibular, visual dan proprioseptif dengan
akibat gangguan fungsional pada ketiga system tersebut. Usia lanjut dengan
gangguan keseimbangan memiliki risiko jatuh 2-3 kali di banding usia lanjut
tanpa gangguan keseimbangan. Tiap tahun berkisar antara 20-30% orang yang
berusia lebih dari 65 tahun sering lebih banyak berada dirumah saja karena
2016).
4
Umumnya vertigo terjadi disebabkan oleh stress, matalelah, makanan
dan minuman tertentu. Selain itu vertigo bias bersifat fungsional dan tidak ada
sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Artinya pada umumnya vertigo tidak
disebabkan oleh kerusakan yang terjadi didalam otak. Namun satu ketegangan
atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam kepala
respon psikis dan refleks fisik. Nyeri dapat menggangu hubungan personal
mual, dan kram, dalam hal ini adalah nyeri sakit kepala karena vertigo (PPNI,
2019)
dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 6 bulan,terjadi
secara tiba-tiba dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya di akibatkan oleh trauma atau
5
timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Ketidaknyamanan akibat nyeri
kepala karena vertigo dapat diatasi dengan cara nonfarmakologi melalui teknik
distraksi yaitu mengakihkan perhatian terhadap nyeri. Teknik ini efektif untuk
2017).
pucat, dan mual yang pada umum nyamengakibatkan penderitaan yang hebat.
sesudah muntah berakhir maka segala keluhan akan hilang sehingga penderita
merasa lebih segar. Ketidaknyamanan akibat nyeri kepala karena vertigo dapat
mengalihkan perhatian terhadap nyeri. Teknik ini efektif untuk nyeri ringan
(Sutarnietal,2018)
6
Teknik distraksi adalah pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mengalihkan fokus dan perhatian klien pada nyeri ke stimulus yang lain.
nyeri ataupun rasa sakit, dan teknik distraksi pada klien dapat sangat efektif
distraksi visual adalah dengan mengalihkan perhatian klien pada hal-hal yang
kebutuhan dasar rasa nyaman akibat nyeri di Ruang Anggrek RSUD Kota
Kendari”.
B. Rumusan masalah
1. Tujuan Umum :
nyaman nyeri.
7
2. Tujuan Khusus
8
D. Manfaat Studi Kasus
1. Masyarakat
3. Penulis
nyaman.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Vertigo sesuai dengan akar katanya, dari Bahasa Yunani vetere, yang
disekitar penderita bergerak atau berputar. Biasanya disertai dengan mual dan
atau biasa berlanjut sampai beberapa jam bahkan beberapa hari. Penderita
kadang-kadang merasa lebih baik jika berbaring, tetapi vertigo dapat terus
menyerang, hal yang dirasakan bisa bervariasi, seperti pusing ringan dan
durasi yang lama dan bisa berlangsung selama beberapa hari, sehingga
2. Etiologi Vertigo
Vertigo bias disebabkan oleh kelainan didalam telinga, didalam saraf yang
menghubungkan antara telinga dengan otak dan didalam otak sendiri. Vertigo
juga berhubungan dengan kelainan lainnya, selain kelainan pada telinga, saraf
kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-
10
tiba (Putri&Sidharta, 2016). Faktor yang mempengaruhi vertigo dibagi
menjadi:
dan atrofi pada system vestibular, visual dan proprio septif dengan akibat
orang yang berusia lebih dari 65 tahun sering lebih banyak berada dirumah
b) Stress berat : Tekanan stress yang terlampau besar hingga melampaui daya
gampang marah, dan tidak bias tidur. Salah satu respons yang muncul dari
sementara karena berkurangnya aliran darah kesalah satu bagian otak) pada
f) Kelainan ditelinga:
a. Pusing
b. Kulit pucat
11
c. Mual dan muntah
d. Hilang keseimbangan
4. Patofisiologi Vertigo
Menurut Putri & Sidharta, (2016) Rasa pusing atau vertigo disebabkan
antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan
saraf pusat.
Organ-organ yang berperan dalam proses orientasi arah antara lain organ
organ-organ ini dan diteruskan ke sistem saraf pusat. Pada organ keseimbangan
di dalam telinga, yaitu aparatus vestibular, terdapat cairan endolimfe yang akan
sensasi bergerak berputar dari kepala atau tubuh ketika tidak terjadi pergerakan
Menurut Putri & Sidharta, (2016) ada beberapa teori yang dapat menerangkan
12
a.Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara
sensasi kortikal).
c. Teori neuralmismatch
sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf
13
akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi
timbul gejala.
d.Teori Otonomik
usaha adaptasi gerakan atau perubahan posisi gejala klinis timbul jika sistim
berperan.
e.Teori Sinap
gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi
14
5. Penatalaksanaan Vertigo
dua yaitu:
supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan muntah
stimulus yang lain, Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
keotak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien) (Tamsuri, 2017).
15
c. skema vertigo
VERTIGO
Ketidakcocokan
informasi aferen
kepusat kesadaran
Gerakan abnormal
Peningkatan
Mual dan (sensasi berputar-
tekanan
muntah putar, pusing dan
intrakranial
melayang)
Gangguan
Risiko Jatuh
Nyeri kepala Nutrisi
Nausea
16
6. Klasifikasi nyeri
Berdasarkan klasifikasi secara umum,nyeri terbagi mejadi atas nyeri akut dan
nyeri kronis. Nyeri akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 6 bulan,terjadi
secara tiba-tiba dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya di akibatkan oleh trauma atau
terhadap nyeri. Teknik ini efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi
7. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin, agama,
a) Keluhan utama
putar, nyeri yang dirasakan apabila klien duduk atau berdiri. Rasa nyeri
berkurang apabila klien berbaring. Nyeri dirasakan hilang timbul skala 6 (0-
10)
masuk rumah sakit dan penyakit yang pernah diderita, pengunaan obat-
obatan, dan adanya alergi. Riwayat nutrisi dan riwayat pola hidup juga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit seperti
klien dan tidak ada penyakit keturunan seperti jantung, diabetes militus dan
asma.
17
g) Sistem persyarafan : bicara normal, orientasi waktu menjawab dengan baik,
orientasi orang menjawab dengan baik, orientasi tempat klien baik, pupil
mengecil saat diberi refleks cahaya, klien tidak dapat menggerakan bola
tidak ada pembesaran vena jungularis, CRT < 3 detik, bentuk thoraks
tonsil, mulut bersih, bising usus 10 x/menit, refleks menelan baik, pada saat
palpasi tidak ada nyeri tekan turgor kulit baik, dan tidak terjadi distensi
abdomen.
j) Sistem perkemihan : volume urine 1000 cc/hari, warna kuning jernih, tidak
k) Sistem integumen : Kulit berwarna sawo matang, kulit teraba hangat, warna
menelan, tidak adanya nyeri ulu hati, tidak terjadi penurunan berat badan,
18
p) Nyeri atau kenyamanan : gejala nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal,
q) Pola tidur : klien mengatakan tidurnya tidak puas, terdapat kantung mata,
klien mengatakan tidak bisa tidur, klien mengatakan pola tidur berubah.
2. Diagnosa keperawatan
Klien mengatakan pusing dan nyeri pada bagian kepala, nyeri seperti terputar-
klien meringis, nampak klien memegangi kepalanya, skala nyeri 6 (0-10), klien
Klien mengeluh mual, klien mengatakan ingin muntah, klien mengatakan tidak
19
3. Rencana keperawatan
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
living,ADL).(SLKI 2020)
Tujuan :
2) Meringgis menurun
3) Muntah menurun
4) Mual menurun
4. Implementasi keperawatan
perencanaan.
20
2) Mengidentifikasi skala nyeri
5. Evaluasi
keperawatan (Manurung,2011).
berpartisipasi dalam perawatan diri? Apakah tujuan jangka panjang tetap realistis,
Evaluasi :
21
5) Klien mengatakan nyeri tertusuk-tusuk berkurang
9) Masalah teratasi
B. Tinjauan Nyeri
1. Definisi nyeri
bersifat subjektif. Nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
Nyeri kepala adalah nyeri yang dirasakan di daerah kepala atau merupakan
suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala.Nyeri kepala
22
Gangguan nyeri kepala primer adalah nyeri kepala sifatnya “idiopatik”, nyeri
kepala tidak terkait dengan kondisi patologi atau penyebab lain yang mendasari.
peduli seberapa parah gejala.Kejadian nyeri kepala primer lebih sering terjadi di
kaitkan dengan kondisi patologis yang mendasari, seperti adanya tumor otak,
The Atlas of Headache Disorders menyajikan data yang di peroleh oleh WHO
bekerja sama dengan Lifting The Burden : the global campaign againts
headache. Data-data dikumpulkan dalam bentuk survei kuesioner dari ahli saraf,
praktisi umum dan perwakilan pasien dari 101 negara, di lakukan dari oktober
2006 sampai maret 2009. Hasil yang di peroleh yaitu gangguan nyeri kepala
termaksud migrain dan nyeri kepala tipe tegang, merupakan gangguan yang
perempat dari orang dewasa berusia 18-65 tahun di dunia telah memiliki nyeri
kepala pada tahun lalu. Menurut studi ini, lebih dari 10% memiliki migrain, dan
1,7-4% dari populasi dewasa dipengaruhi oleh nyeri kepala selama 15 hari atau
lebih pada setiap bulannya. Di seluruh dunia , sekitar 50% dari orang-orang
dengan nyeri kepala lebih memilih untuk mengobati dirinya sendiri dan tidak
23
3. Klasifikasi nyeri kepala
membuat diagnostik dari nyeri kepala yang diderita oleh pasiennya. Oleh IHS,
Nyeri kepala dengan neuropati kranial, nyeri wajah lain dan nyeri kepala lainnya
Nyeri kepala primer merupakan nyeri kepala yang tidak diasosiasikan dengan
patologi atau kelainan lain yang menyebabkannya. Nyeri kepala ini masih dibagi
5. Migrain
Migrain memiliki dua subtipe mayor.Migrain tanpa aura dan migrain dengan
pasien juga mengalami fase premonitory (fase pertanda), terjadi beberapa jam
atau hari sebelum nyeri kepala, dan fase resolusi.Yang memberi pertanda dan
gejala resolusi seperti menguap berulang, kelelahan dan leher kaku atau sakit.
Nyeri kepala tipe tegang sangat umum terjadi, dengan prevalensi seumur hidup
dalam populasi umum berkisar antara 30% dan 78% dalam studi yang berbeda,
24
7. Nyeri kepala sekunder
Nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang dikarenakan penyakit lain
sehingga terdapat peningkatan tekanan intrakranial atau nyeri kepala yang jelas
Nyeri kepala primer yang paling sering terjadi yaitu nyeri kepala tipe
pencegahan dan terapi nyeri kepala akut, merupakan kunci yang penting
25
a. Stres
b. Usia
c. Kebisingan
d. Masa kerja
e. Cahaya matahari
Distraksi
a. Pengertian
pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang di
rasakan.
b. Tujuan
c. Indikasi
26
d. Tahap pra interaksi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan peralatan
e. Tahap orientasi
3) Kontrak waktu
dan keluarga
f. Tahap kerja
muncul
27
g. Tahap terminasi
3) Cuci tangan
h. Dokumentasi
Dari hasilpenelitian bahwa nyeri karena vertigo dapat diatasi dengan cara non
efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Ke efektifan distraksi tergantung pada
kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk subyek studi kasus ini tidak di kenal dengan istilah populasi dan
sampel, namun lebih mengarah kepada istilah studi kasus.Oleh karena itu,
yang menjadi subyeknya adalah satu klien yaitu Nn.L dengan Vertigo dalam
kebutuhan dasar rasa nyaman nyeri di Ruang Anggrek RSUD kota kendari.
D. Definisi Operasional
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu tindakan pengalihan
sebuah tayangan film kartun (masha and the bear). Dengan begitu maka
29
diharapkan klien tidak terfokus pada nyeri yang sedang di alaminya dan dapat
toleransi terhadap nyeri yang di rasakan dan telah diteliti oleh (Andarmoyo,
2017).
3. Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau
Vertigo bukan suatu gejala atau pusing berputar saja, namun merupakan suatu
kumpulan satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah lebih menunjuk ke keluhan
rasa gerakan yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan
terbebas dari kondisi nyeri yang menyebabkan perasaan dan kondisi yang
30
5. Alur asuhan keperawatan memiliki 5 tahap dimana terdiri atas :
a) Pengkajian
langsung.
b) Diagnosa
c) Intervensi
d) Implementasi
e) Evaluasi
31
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
2021.
Metode dalam pengumpulan data studi kasus ini adalah menggunakan data
primer dan sekunder, yang dimana data primer pengambilan data melalui
1. Data Primer
Data primer adalah data yang sifatnya secara langsung di ambil dari
a. Observasi
32
b. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
c) Perkusi, perkusi atau biasa kita sebut juga dengan cara mengetuk
akurat.
4. Studi Dokumentasi
pemeriksaan diagnostic.
33
5. Metode Diskusi
Kendari.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapatkan tidak langsung dari objek
teori-teori yang sudah ada di buku maupun hasil penelitian yang lain
dalam penelitian ini yaitu dengan mengalisa hasil penelitian yang disajikan
Adapun cara analisa data dari penyajian studi kasus yaitu hal utama yang
dilakukan adalah pengkajian sesuai protop dan prosedur yang ada diformat
34
data subyektif dan data obyektif dalam klasifikasi data. Setelah data
ditetapkan luaran dan rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya masuk
H. Etika penelitian
adalah etika dalam penelitian. Dimana perlu adanya rekomendasi dari pihak
institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instantsi
tempat pembuatan studi kasus ini di ruang angrek RSU Kota Kendari. Setelah
35
mendapatkan persetujuan maka dilakukanlah dengan menelan masaalah etika
yang meliputi :
judul studi kasus ini apa bila responden menerima atau menolak, maka
kasus ini tidak akan menyebutkan nama asli responden dan tetap akan
I. Full disclosure
secara suka rela tentang partisipasinya dalam hal penelitian ini dan
selengkap-lengkapnya.
36
BAB IV
Pada bab ini diuraikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Nn.L
usia 32 tahun dengan diagnosa medis vertigo di ruang anggrek RSU Kota
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Nn.L
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
37
Alamat : Anduonohu
Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
No Registrasi : 220420
Nama : Tn.A
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Anduonohu
c. Riwayat Kesehatan
T :terjadi tiba-tiba
38
Sebelum di bawa ke RSU Kota Kendari, Nn.L sejak5 hari yang
39
d. Genogram
32 ? ? ?
Ket :
Laki – laki :
Perempuan :
Meninggal :
Pasien :
Garis keturunan :
Tinggal serumah :
40
Dari data genogram terlihat bahwa klien merupakan anak
e. Pemeriksaan Fisik
E4V5M6.
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5°C
ikterik (warna putih), tidak ada edema pada kelopak mata, pupil
41
7) Hidung : hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada secret,
dada baik, retraksi dinding dada baik, tidak ada tanda jejas, tidak
tidak ada jejas, tidak ada oedema, ekstreminas bawah tidak ada
berputar-putar.
42
14) Sistem syaraf :tingkat kesadaran composmentis, koordinasi
f. Pemeriksaan Penunjang
43
Tabel 4.1
44
RBC 4.77 4.50 – 5.50
LED L<10,P<20
CT 3-7
BT 1-3
45
g. Terapi
per oral.
2. Klasifikasidata
DS :
T : terjadi tiba-tiba
DO :
46
3. Analisa Data
No.RM : 220420
Tabel 4.2
Analisa Data
DIAGNOSA
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
pusing
mual ke otak
d. klien mengatakan
muntah
Q: klien mengatakan
47
kepala
S : skala 6 (tingkat
DO:
a. nampak klien
b. nampak klien
meringis
memegang
kepalanya
c. nampak klien
lemah
d. TTV : TD 110/90
mmHg, N 80x/m,
S 36,5°C, RR
20x/m
4. Diagnosa keperawatan
48
berpegangan di tembok, klien mengatakan sempat jatuh akibat
pencedera fisiologis.
49
5. Intervensi Keperawatan
No.RM : 220420
Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan
50
4. Mual dari (minyak kayu putih):
b) Memperlihatkan video
menarik dalam
handphone
c) Jarak handphone 60
sentimeter selama 20
menit
d) Mencium aromaterapi
e) Dituangkan ke tissue
EDUKASI
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk meredakan
aromaterapi minyak
kayu putih :
51
a) Duduk rileks sambil
bersandar
b) Memperlihatkan
video menarik
dalam handphone
c) Jarak handphone 60
sentimeter selama
20 menit
d) Mencium aromaterapi
e) Dituangkan ke
dalam.
KOLABORASI
a) Kolaborasi pemberian
analgetik yaitu
Laktat 20 tetes
permenit
c) injeksi ranitidin 1 mg
52
intravena
d) betahistin 6 mg 3x2
No.RM : 220420
Tabel 4.4
1 13:00 1. Mengidentifikasi S:
53
tertusuk O:
terus-menerus kepalanya
nyeri R : 20 x/menit
mengatakan nyeri A :
(sedang). teratasi.
14:30 6. Mengindentifikasi P:
nyeri.
14:35 7. Mengidentifikasi
penyebab muntah
54
Hasil : klien
mengatakan penyebab
dan nyeri.
nonfarmakologis
aromaterapi minyak
prosedur teknik
distraksi adalah :
a) Duduk rileks
sambil
bersandar
b) Perlihatkan
video menarik
dalam
handphone
dengan jarak 60
sentimeter
selama 20
menit.
55
c) Kemudian
kembali rileks.
minyak kayu
putih adalah :
a) Tuangkan
minyak kayu
putih di tissue 3
tetes.
b) Hirup selama 2-
3 kali tarik
napas dalam
keluarga belum
mengetahui tujuan
aromaterapi minyak
kayu putih.
bersandar kemudian
menarik di dalam
56
handphone dengan
jarak 60 sentimeter
selama 20 menit,
kemudian kembali
rileks. Kemudian
tuangkan ke tissue 3
mengikuti teknik
distraksi dan
aromaterapi minyak
kayu putih.
pemeberian analgetik
jam intravena,
betahistin 6 mg 3x2
57
Nama pasien : Nn.L
No RM : 220420
Tabel 4.5
1 13:20 1. Mengidentifikasi S:
58
13:30 3. Mengidentifikasi 4) Klien mengatakan
Hasil : klien O :
nyeri lemah
(sedang). N : 80 x/menit
Hasil : klien A :
berkurangnya nyeri P:
59
Hasil : klien lanjutkan
mengatakan penyebab
nonfarmakologis
aromaterapi minyak
distraksi adalah :
a) Duduk rileks
sambil
bersandar
b) Perlihatkan
video menarik
dalam
handphone
dengan jarak 60
sentimeter
selama 20
60
menit.
c) Kemudian
kembali rileks.
minyak kayu
putih adalah :
d) Tuangkan
minyak kayu
putih di tissue 3
tetes.
e) Hirup selama 2-
3 kali tarik
napas dalam
keluarga masi
memerlukan bantuan
perawat untuk
menjelaskan ulang
dan aromaterapi
61
bersandar kemudian
menarik di dalam
handphone dengan
jarak 60 sentimeter
selama 20 menit,
kemudian kembali
rileks.Kemudian
tuangkan ke tissue 3
instruksi perawat.
pemeberian analgetik
Hasil : pemeberian
jam intravena,
betahistin 6 mg 3x2
62
Nama pasien : Nn.L
No RM : 220420
Tabel 4.6
1 08:10 1. Mengidentifikasi S:
63
durasi nyeri tidak pucat lagi
08:31 6. Mengindentifikasi P:
lagi
08:33 7. Mengidentifikasi
penyebab muntah
Hasil : klien
64
mengatakan penyebab
nonfarmakologis
aromaterapi minyak
distraksi adalah :
a) Duduk rileks
sambil
bersandar
b) Perlihatkan
video menarik
dalam
handphone
dengan jarak 60
sentimeter
selama 20
menit.
65
c) Kemudian
kembali rileks.
minyak kayu
putih adalah :
d) Tuangkan
minyak kayu
putih di tissue 3
tetes.
e) Hirup selama 2-
3 kali tarik
napas dalam
melakukan teknik
distraksi secara
mandiri.
bersandar kemudian
menarik di dalam
handphone dengan
66
jarak 60 sentimeter
selama 20 menit,
kemudian kembali
rileks.Kemudian
tuangkan ke tissue 3
mampu melakukan
mandiri.
pemeberian analgetik
Hasil : pemeberian
jam intravena,
betahistin 6 mg 3x2
67
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini, maka
penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil studi
1. Pengkajian Keperawatan
pemeriksaan fisik. Hasil yang didapatkan yaitu klien mengeluh pusing dan
nyeri kepala, juga klien sempat jatuh akibat pusing dan nyeri yang
darah 110/90 mmHg, pernapasan 20 x/m, nadi 80 x/m dan suhu 36,5°C.
biasanya mengalami mual, muntah juga selera makan yang berkurang dan
68
penurunan berat badan, tidak dapat melakukan aktivitas serta denyut nadi
data yang ada pada teori tidak semua ditemukan pada pasien, tetapi kondisi
data yang ditemukan pada pasien yaitu pusing, nyeri kepala, tidak dapat
Adanya kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus yang ditemukan
respon baik bio, psiko, sosial dan spiritual terhadap stimulus berbeda-beda
2. Diagnosa Keperawatan
penderita vertigo yaitu gangguan rasa aman nyaman nyeri akut, risiko jatuh,
keperawatan yang ada dalam teori terdapat pada pasien. Adapun diagnosa
keperawatan yang tidak terdapat pada studi kasus ini yaitu risiko jatuh,
kondisi yang klien alami tidak cukup untuk mengangkat diagnosa yang lain.
69
timbulnya nyeri inilah yang membuat masalah kebutuhan yang lain
tergangu. Ketika nyeri akut sudah teratasi maka kebutuhan yang lain juga
atau kondisi klien yaitu nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis.
3. Intervensi Keperawatan
kebutuhan kenyamanan.
keperawatan selama 3x24 jam maka tingkat nyeri menurun dengan kriteria
70
strategi meredakan nyeri, menyiapkan sebuah handphone,memutar musik
4. Implementasi
dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam rentang yang
distraksi.
dimana klien dapat menghemat energy sehingga tidak mudah lelah. Menurut
hasil penelitian dari Rido Gunawan, (2017) dalam penelitian yang berjudul
71
angka kejadian vertigo tidak banyak hanya 4,9%, vertigo terkait migrain
1,6%. Walaupun vertigo bukan merupakan salah satu penyakit yang banyak
dikenal orang dan dengan angka kejadian yang tinggi, namun seseorang
dengan vertigo dapat berbahaya karena beresiko jatuh saat beraktivitas akibat
5. Evaluasi
keperawatan (Manurung,2011).
Evaluasi keperawatan untuk diagnosa nyeri akut, pada hari pertama selasa
16 februari 2021 pukul 08:00 WITA yaitu klien mengatakan pusing, klien
klien mengatakan nyeri berputar dan tertusuk tusuk, nampak klien pucat,
72
lemah, meringis, masalah klien belum teratasi, memgajarkan klien teknik
Evaluasi keperawatan pada hari kedua Rabu, 17 februari 2021 pukul 11:30
intervensi dilanjutkan.
WITA yaitu klien mengatakan tidak pusing lagi, klien mengataka tidak nyeri
tembok, klien mengatakan tidak mual lagi, klien mengatakan tidak muntah
lagi, klien mengataka tidak nyeri terputar-putar lagi, nampak klien tidak pucat
lagi, nampak klien sudah kuat dan tidak lemah lagi, namoak klien sudah tidak
Rsud Kota Kendari, diantaranya dari segi sumber informasi atau referensi
yang diperoleh penulis dari buku dan internet mengenai vertigo dan
73
terbit yang sudah hampir tidak dapat digunakan sebagai pustaka KTI,
sehingga teori yang dijelaskan peneliti dalam studi kasus ini masih sangat
terbatas.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disusun berdasarkan teori SDKI, SLKI dan SIKI yang dibuat sesuai
2. Dari hasil pengkajian Nn. L diketahui klien mengeluh pusing dan nyeri
kepala, klien mengatakan nyeri sejak 5 hari yang lalu , klien mengatakan
jatuh akibat nyeri yang dirasakan. Tanda – tanda vital : tekanan darah
berkurang.
analgetik.
tandai dengan klien sudah tidak pusing lagi,klien mengatakan tidak nyeri
tembok, klien mengatakan tidak mual lagi, klien mengatakan tidak muntah
lagi. Tanda-tanda vital : 110/90 mmHg, nadi : 80 x/m, suhu : 36,5°C, dan
pernapasan : 20 x/m.
efektif.
B. SARAN
berikut:
76
pengetahuan dan keterampilan dalam melalui praktek klinik dan
pembuatan laporan.
77
DAFTAR PUSTAKA
al, Laksimidewi (2016). kelainan gangguan keseimbangan dan gangguan pada sistem
kesimbangan, pulungan.
dkk, putri. (2016). etiologi vertigo dan faktor yang mempengaruhi vertigo.jakarta.
dkk, putri. (2016). patofisiologi vertigo dan teori-teiri yang menerangkan terjadinya
vertigo. jakarta .
KENDARI, R. K. (2021). data penderita vertigo dari bulan januari sampai maret 2021.
78
Organitazion, W. H. (2016). Angka kejadian vertigo di indonesia. indonesia, WHO.
indonesia , PPNI.
keseimbangan.surakarta .
Triyanti, d. (2018). faktor resiko pasien mengalami vertigo dan penyebab terjadinya,
bandung.
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89