Oleh :
RISKA
NIM. P00320018043
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
RISKA
NIM. P00320018043
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nama : Riska
NIM : P00320018043
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Riska
v
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Riska
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Asunde/ 28 03-2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Desa Lalowulo Kec. Besulutu
7. No. Telp/ Hp : 085232421265
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Tahun 2007-2012
2. Sekolah Menegah Pertama Tahun 2013-2015
3. Sekolah Menengah Umum Tahun 2017-2018
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2018-2021
vi
MOTTO
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. L dengan Post Op Ruptur
Aliyah 1”.
Dari awal rencana penulisan hingga selsainya penulisan karya tulis ilmiah
ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan tantangan. Namun berkat bimbingan
dan saran berbagai pihak maka semua masalah dapat terselesaikan. Untuk itu pada
kepada :
2. Direktur Rumah Sakit Aliyah 1 yang telah memberikan izin untuk mengambil
5. Ibu Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes selaku Penguji I, Bapak Abdul Syukur
viii
S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan moril dan metaril serta
dalam suka maupun duka dalam menuntut ilmu pada Jurusan Keperawatan
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna baik bagi diri kami sendiri
Penulis
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Table of Contents
HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................... iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
A. Tinjauan Ruptur Tendon ........................................................................... 6
B. Tinjauan Kebutuhan Rasa Nyaman .......................................................... 9
C. Tinjuan Konsep Asuhan Keperawatan Ruptur Tendon .......................... 23
D. Tinjauan Tentang Teknik Relaksasi Napas Dalam ................................ 31
BAB III METODE STUDI KASUS. .................................................................... 35
A. Rancangan Studi Kasus........................................................................... 35
B. Subjek Studi Kasus ................................................................................. 35
C. Waktu dan Tempat Melakukan Studi Kasus ........................................... 36
D. Fokus Studi Kasus................................................................................... 36
E. Definisi Operasional ............................................................................... 36
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data .................................................... 39
G. Analisis data dan Penyajian Data ............................................................ 42
H. Etika Penelitian ....................................................................................... 42
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN. .................................. 45
A. Hasil Studi Kasus .................................................................................... 45
B. Pembahasan............................................................................................. 63
BAB V PENUTUP................................................................................................ 69
A. Kesimpulan ............................................................................................. 69
B. Saran ....................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Klaisifikasi Nyeri…………….……………………………… 12
Tabel 2.2 Skala Nyeri …………………………………………………. 19
Tabel 2.3 Pengelompokkan skala Nyeri……………………………….. 20
Tabel 2.4 Rencana Keperawatan Kebutuhan Rasa Nyaman……..…….. 29
Tabel 4.1 Analisa Data…………………………………………………. 55
Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan……………………………………… 57
Tabel 4.3 Implementasi dan Evaluasi………………………………….. 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Pathway Ruptur Tendon………...………………………………………... 8
Gambar 4.1 Genogram 3 generasi ….………………………………… 46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang dan menyebabkan
tulang disebut tendon. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tendon dapat
pecah atau dapat mengalami rupture tendon (Muttaqin, 2011 dalam Sulenta,
2020).
terjadi 73% pada olahraga rekreasional dan 6-18% kasus terjadi pada atlet. Di
Amerika Utara, insidensi bervariasi dari 5,5 sampai 9,9 kasus per 100.000 orang,
sedangkan di Eropa berkisar 6-37 kasus per 100.000 orang (Humbyrd, Bae,
20,1 % sedangkan data menurut wilayah provinsi jawa barat di dapatkan cedera
ruptur tendon sebanyak 21,4 % dan yang mengalami cedera ruptur tendon paling
sedikit yaitu terjadi di wilayah provinsi banten sebanyak 14.3 % yang mengalami
Ruptur tendon adalah robekan komplet atau parsial pada tendon dimana
dalam studi kasus ini adalah tendon pada os phalanges yang menghubungkan
dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama setelah aktivitas olahraga
Menurut data yang didapat oleh penulis dari rekam medik Rumah Sakit
Aliyah 1 pada tahun 2019. Ruptur Tendon termasuk penyakit yang jarang terjadi
yaitu sekitar 33 kasus dan menduduki peringkat ke 4 dari 334 kasus pembedahan.
Tendon adalah Nyeri Akut, Risiko tinggi Trauma, Risiko tinggi infeksi,
Mutaqqin, 2011). Masalah keperawatan yang muncul pada klien post Operasi
Ruptur Tendon selain nyeri akut adalah gangguan mobilitas fisik. Gangguan
mobilitas fisik membuat klien mengalami keterbatasan gerak baik karena nyeri
Apabila nyeri yang dirasakan pada klien post op tidak segera ditangani
pasien menjadi lebih lama, tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan
lebih banyak biaya. (Smeltzer & Bare, 2013). Oleh karena itu, dalam
menyusun karya tulis ini yang bejudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. L dengan
B. Rumusan Masalah
Pada Tn. L dengan Post Op Ruptur Tendon dalam Pemenuhan Rasa Nyaman di
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
f. Penulis mampu menerapkan latihan ambulasi pada pada Tn. L dengan post
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan pada penulis tentang
keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
b. Bagi Institusi/Pendidikan
dan pengetahuan.
op ruptur tendon.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
karena trauma dimana dapat terjadi secara parsial maupun komplit (William
untuk menggerakan tulang, dengan kata lain ototlah yang menghasilkan gerak
Dua per tiga dari seluruh cedera akut pada laserasi ekstensor tendon sangat
berhubungan dengan cedera pada kulit, Tulang dan sendi. Semua tendon
ekstrinstik, sisi dorsal dari jari ke satu hingga jari kelima dipersarafi oleh
tersusun dalam suatu ruang yang di bentuk oleh jaringan fibroosseus, yang
ekstensi.
6
7
a. Sagital Band
ini melekat pada volar plate dan periosteum dari tulang phalanx proksimal.
b. Lateral Band
jari, sisi terminal dari lateral band di stabilkan oleh triangular ligament
4. Patofisiologi
fleksor, pronator dan abduktor akibat trauma tajam, seperti luka bacok yang
berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam dan hebat, kerusakan jaringan lunak
risiko trauma dan menimbulkan respons ansietas pada klien. Intervensi medis
risiko tinggi infeksi dari luka pasca-bedah, risiko tinggi trauma, dan hambatan
mobilisasi fisik.
lainnya mempunyai tiga buah ossa phalnges. Os phalanx jari I lebih besar dari
persendian dengan caput ossis metatarsalis. Setiap ossa phalanges pada jari
6. Penatalaksanaan
atau jika ujung yang terpotong ditemukan dengan diseksi yang luas. Jahitan
waktu yang lama antara cedera dan perbaikan, banyak kehilangan kulit, atau
sekunder atau pencangkokan tendon. Pada luka yang bersih dengan kulit
minggu setelah cedera, tetapi jauh lebih baik dalam 3 minggu pertama
(Sulenta, 2020).
7. Pemeriksaan penunjang
(SDKI PPNI, 2016). Potter & Perry (2012) rasa nyaman merupakan
2. Definisi Nyeri
sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI PPNI, 2016).
yang terjadi secara mendadak dengan intensitas dari ringan sampai berat.
3. Fisiologi Nyeri
dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di
Abd.Wahid, 2016).
11
a. Gejala penyakit
d. Kurangnya privasi
PPNI, 2016).
12
5. Klasifikasi Nyeri
a. Reaksi fisiologis
sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi “flight atau fight”,
b. Reaksi psikologis
2015).
14
c. Respons perilaku
7. Penanganan Nyeri
1) Analgesik narkotik
Abd.Wahid, 2016).
ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga memiliki efek anti
a) Distraksi
selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa distraksi adalah suatu
pasien miliki.
b) Relaksasi
(Andarmoyo, 2017).
dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”)
keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri akut dan
meliputi :
(2) Masalah – masalah yang timbul akibat stres seperti, sakit kepala,
dapat berkurang.
aktifitas.
seseorang.
c) Imajinasi terbimbing
8. Pengukuran Nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
Dikelompokkan menjadi :
lain :
b. Kecemasan
c. Umur
dari proses penuaan dan dapat diabaikan atau tidak ditangani oleh petugas
muda dapat dirasakan sebagai keluhan ringan pada dewasa tua. Orang
Selain itu, proses penyakit kronis yang lebih umum terjadi pada dewasa
mengganggu transmisi impuls saraf normal (Le Mone & Burke, 2008).
d. Jenis Kelamin
pada jenis kelamin tertentu, terutama yang berhubungan erat dengan alat
22
e. Sosial Budaya
besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam rnengkaji nyeri dan
f. Nilai Agama
anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua sangat penting (Potter &
Perry, 2012).
1. Pengkajian Keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi
yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosis
a. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan.
digunakan :
presipitasi nyeri.
menusuk.
c) Region: radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena
menyambung.
6) Riwayat Psikososial
dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
masyaakat.
c) Pola Aktivitas
banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah
dirinya salah.
27
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2016) masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan
a) Nyeri akut
1) Definisi
2) Penyebab
berlebihan).
Subjektif
a) Mengeluh nyeri
Objektif
a) Tampak meringis
c) Gelisah
e) Sulit tidur
Subjektif : -
Objektif
e) Menarik diri
g) Diaphoresis
29
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
e) Glaukoma
3. Rencana Keperawatan
Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian
analgetik jika perlu
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif) dan mencakup penilaian hasil
mencapai tujuan. Evaluasi somatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari
somatif terdiri dari SOAP (subjek, objektif, analisis dan planing). Subjek
berisi respon yang diungkapkan oleh pasien dan objektif berisi respon
sesuai kriteria hasil yang telah ditentukan, tujuan tercapai sebagian apabila
jika klien menunjukan perubuhan pada sebagian kriteria hasil yang telah
ditetapkan, tujuan tidak tercapai jika klien menunjukan sedikit perubahan dan
terjadi penurunan curah jantung dan hasil akhirnya yaitu menurunkan tekanan
a. Pasien yang mengalami nyeri nyeri akut tingkat ringan sampai dengan
a. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam 3
dua, tiga).
34
hanya kaki dan telaopak kaki yang rilaks. Perawat meminta klien
Setelah seluruh tubuh klien rileks, ajarkan untuk bernafas secara perlahan-
lahan. Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan
cepat.
35
BAB III
Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus
pada Tn. L dengan post op ruptur tendon dalam pemenuhan kebutuhan rasa
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan subyek
studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu batasan
karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3. Mampu membaca/menulis
35
36
Kota Kendari dan studi kasus dilakukan pada tanggal 17-19 Februari 2021.
tendon.
3. Penerapan teknik relaksasi napas dalam pada klien gangguan pemenuhan rasa
nyaman.
E. Definisi Operasional
a. Ruptur tendon dalam studi ini adalah robek atau putusnya jaringan lunak
pada jari kaki kiri yang disebabkan karena trauma benda tajam.
b. Kebutuhan rasa nyaman (nyeri) dalam penelitian studi kasus ini adalah
terpenuhinya kebutuhan rasa nyaman pada pasien post rupture tendon yang
1) Pengkajian
36
37
dirasakan pasien.
2) Diagnosa Keperawatan
3) Intervensi/Perencanaan Keperawatan
b) Meringis menurun
d) Gelisah menurun
37
38
intensitas nyeri
terapi bermain
4) Implementasi Keperawatan
tindakan.
38
39
5) Evaluasi keperawatan
perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
dibuat. Dalam studi kasus ini akan melakukan evaluasi terhadap data
status pasien dan keluhan pasien atau dari keluarga pasien berdasarkan
nyeri akut ditujukan untuk membantu klien agar dapat memenuhi rasa
nyaman.
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
data sekunder. Adapun Studi kasus ini diawali dengan melakukan pengkajian
39
40
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer ini
a. Wawancara
b. Observasi
1) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
mengumpulkan data.
b) Palpasi
c) Perkusi
40
41
d) Auskultasi
menggunakan stetoskop.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Data
a) Studi dokumentasi
melainkan ke dokumen
b) Studi kepustakaan
1) Persiapan
penelitian.
41
42
2) Pelaksanaan
studi kasus
3) Evaluasi
1. Analisa data
pada subjek studi kasus seperti identitas, hasil wawancara ataupun observasi.
2. Penyajian data
Data pada studi kasus disajikan dalam bentuk tekstural, yaitu penyajian data
H. Etika Penelitian
atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak peneliti dan pihak
42
43
yang diteliti. dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil
studi kasus dilakukan Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan studi kasus, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,
maka informed consent tersebut harus ditanda tangani Jika responden tidak
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi
dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan. Untuk menjaga
kerahasiaan subyek studi kasus, maka pada lembar yang telah diisi oleh
43
44
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti telah
J, 2016).
44
45
BAB IV
1. Pengkajian
Rumah Sakit Aliyah 1, klien pasien post op rupture tendon. Adapun hasil
jawab klien adalah Ny. S, jenis kelamin perempuan, pekerjaan IRT dan adalah
klien mengatakan nyeri pada jari kaki kirinya. Pengkajian riwayat keluhan
yakni klien mengatakan jari kakinya terasa nyeri setelah menjalani operasi
R : klien mengatakan nyeri pada jari kaki kirinya, S : klien mengatakan skala
nyeri 7 (skala 0-10), T : klien mengatakan nyeri muncul setiap 20 menit dan
pernah menderita penyakit yang sama, belum pernah dirawat di rumah sakit,
45
46
belu pernah mengalami pembedahan dan tidak memiliki riwayat alergi, klien
mengatakan sudah berhenti merokok sejak 7 bulan yang lalu, dan tidak
38
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa dan tidak ada keluarga
nampak pucat, klien nampak meringis nyeri, tekanan darah 130/90 mmHg,
46
47
pada kepala didapatkan bentuk kepala: simetris, keadaan kulit kepala bersih,
klien mengatakan pusing, distribusi rambut nampak tipis tetapi tidak mudah
Pengkajian mata diperoleh mata simetris kiri dan kanan, tidak ada
edema kelopak mata, tidak ptosis, sklera nampak tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, ukuran pupil normal (3-4 mm) bulat, isokor, refleks cahaya (+),
normal, diplopia tidak ada dan tidak photohobia, Nistagmus normal dan reflex
simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret dan serumen, tes ketajaman
tinnitus dan nyeri. Hasil pemeriksaan hidung diperoleh hidung simetris kiri
dan kanan tidak ada perdarahan, sekresi, nyeri, dan fungsi penciuman normal.
uvula dan fungsi mengecap normal, bibir nampak lembab, keadaan tonsil
tidak radang, warna lidah merah muda, lidah nampak bersih, gigi lengkap
dan tidak ada karies, mulut tidak berbau, tidak ada stomatitis, tremor pada
lidah dan nyeri menelan, suara tidak parau dan tidak ada kesulitan menelan.
Hasil pemeriksaan pada leher diketahui mobilitas leher normal dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada pelebaran vena
47
48
dan simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada tanda
jejas, massa, dyspnea, ortopnea, bunyi nafas tambahan dan nyeri dada, taktil
ukuran jantung normal, tidak ada nyeri dada dan palpitasi, bunyi jantung
matang, tidak ada distensi abdomen, ostomy, tanda jejas, massa dan nyeri
payudara diketahui payudara simetris kiri dan kanan, puting normal, tidak ada
kejang, Refleks Biseps, Trisep, Lutut dan Achiles Normal, Refleks Babinski
Brudzinski II negatif. Pengkajian pada anus dan perianal diperoleh tidak ada
matang, tidak ada purpura / ekimosis, tidak ada atropi maupun hipertropi,
tidak ada lesi, luka, pigmentasi dan tidak terdapat deformitas maupun
ekstremitas bahwa diketahui kulit sawo matang, terdapat luka operasi pada
jari kaki kiri/ tendon, deformitas sendi berubah karena ada luka pada jari kaki
48
49
kiri, tidak ada tremor dan varises, nampak edema pada area luka post op,
turgor kulit dan kelembaban kulit baik, capillary tefilling time (crt) : < 2 detik.
Nampak pergerakan terbatas pada area post op, kekakuan sendi pada lokasi
1) Kebutuhan nutrisi
adalah 3 x sehari, waktu makan sebelum sakit pagi, siang, malam dan saat
sakit adalah pagi, siang, malam, porsi makan yang dihbiskan sebelum sakit
1 piring dan saat sakit adalah 1 piring, penggunaan alat bantu makan
sebelum sakit makan sendiri tidak menggunakan alat bantu dan saat sakit
disukai sebelum sakit tidak ada dan saat sakit adalah tidak ada, makanan
yang disukai sebelum sakit adalah pete dan saat sakit adalah pete,
pembatasan makanan sebelum sakit tidak ada dan saat sakit adalah tidak
ada, jenis makanan yang dibatasi sebelum sakit tidak ada dan saat sakit
adalah tidak ada. Nafsu makan sebelum sakit baik dan saat sakit adalah
baik, mual sebelum sakit tidak dan saat sakit adalah tidak, hipersalivasi
sebelum sakit tidak dan saat sakit adalah tidak, sensasi asam pada mulut
sebelum sakit tidak ada dan saat sakit adalah tidak, muntah sebelum sakit
tidak ada dan saat sakit adalah tidak, perasaan cepat kenyang setelah
kenyang sebelum sakit tidak ada dan saat sakit adalah tidak, dan perasaan
kembung sebelum sakit tidak pernah dan saat sakit adalah tidak
49
50
hari sebelum sakit adalah air putih dan setelah sakit adalah air putih, jenis
minuman yang tidk disukai sebelum sakit adalah minuman keras dan
setelah sakit adalah minuman keras, jenis minuman yang disukai sebelum
sakit adalah sirup dan setelah sakit adalah sirup. Perasaan haus sebelum
sakit adalah tergantung aktifitas fisik dan setelah sakit adalah tidak merasa
haus, kelemahan sebelum sakit adalah tidak ada dan setelah sakit adalah
tidak ada dan program pembatasan cairan sebelum sakit adalah tidak ada
Jumlah jam tidur siang sebelum sakit adalah 1-2 jam dan setelah
sakit adalah 1-3 jam, jumlah jam tidur malam sebelum sakit adalah 7-8 jam
penenang sebelum sakit adalah tidak pernah dan setelah sakit adalah tidak
ada, kegiatan pengantar tidur sebelum sakit adalah nonton tv dan setelah
sakit adalah berbaring. Perasaan waktu bagun tidur sebelum sakit adalah
baik dan setelah sakit adalah kurang baik, kesulitan memulai tidur
sebelum sakit adalah tidak pernah dan setelah sakit adalah tidak pernah,
mudah terbagun sebelum sakit adalah tidak pernah dan setelah sakit adalah
tidak pernah, penyebab gangguan tidur sebelum sakit adalah tidak ada dan
50
51
setelah sakit adalah tidak ada, perasaan mengantuk sebelum sakit adalah
4) Kebutuhan Aktivitas
Kegiatan rutin sebelum sakit adalah bertukang dan saat sakit adalah
berbaring, waktu senggang sebelum sakit adalah istirahat dan saat sakit
adalah istirahat, kemampuan berjalan sebelum sakit adalah baik dan saat
sakit adalah baik dan saat sakit adalah dibantu keluarga, kemampuan
berubah posisi : berbaring ke duduk sebelum sakit adalah baik dan saat
sebelum sakit adalah baik dan saat sakit adalah dibantu keluarga,
posisi berdiri sebelum sakit adalah baik dan saat sakit adalah dibantu
keluarga, , kemampuan berjalan sebelum sakit adalah baik dan saat sakit
sebelum sakit adalah tidak dan saat sakit adalah dibantu keluarga. Dispnea
setelah beraktivitas sebelum sakit adalah tidak dan saat sakit adalah tidak,
sakit adalah ya, pergerakan lambat sebelum sakit adalah tidak dan saat
sakit adalah ya, kemampuan melepaskan pakaian pada bagian tubuh atas
sebelum sakit baik dan saat sakit adalah baik, kemampuan melepaskan
pakaian pada bagian tubuh bawah sebelum sakit baik dan saat sakit adalah
51
52
5) Kebutuhan Keamanan
dalam waktu lama, benda asing pada luka dan riwayat jatuh.
6) Kebutuhan Kenyamanan
Hasil pengkajian didapatkan ada keluhan nyeri pada jari kaki kiri.
7) Kebutuhan Psikososial
baik, pola interaksi dengan orang terdekat yakni dengan anak istri baik.
52
53
8) Kebutuhan Spiritual :
kurang fokus saat beribadah karena nyeri yang dirasakan, perasaan yang
53
54
KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif :
54
55
ANALISA DATA
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077) yang ditandai
dengan :
Data Subyektif :
- Kien mengatakan nyeri muncul setiap 20 menit dan terasa berat saat saat
bergerak
55
56
Data Obyektif :
- Pernapasan : 20 kali/menit
56
57
3. Intervensi Keperawatan
19.30 - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Nampak klien nampak meringis
nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, - Klien masih pucat
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi - Klien melakukan teknik relaksasi napas
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain dalam untuk mengurangis rasa nyeri
19.33 - Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi A:
- Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik jika perlu - Masalah belum teratasi
Hasil : P : Intervensi dilanjutkan
- Nyeri yang dirasakan sedikit berkurang
- Klien masih nampak lemah dan pucat
- Klien nampak meringis
- Skala nyeri 7
- Klien melakukan teknik relaksasi napas dalam setelah
diajarkan
21.00 - Mengidentifikasi respon nyeri non verbal S:
21.10 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan - Klien mengatakan nyeri sedikit
nyeri berkurang
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Klien mengatakan nyeri bertambah bila
Hasil : bergerak
- Nyeri yang dirasakan sedikit berkurang O:
- Klien masih nampak lemah dan pucat - KLien nampak pucat
- Klien nampak meringis - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 6 - Skala nyeri 6
- Nyeri bertambah jika bergerak - Klien melakukan relaksasi napas dalam
- Klien melakukan teknik relaksasi napas dalam setelah A:
diajarkan - Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
60
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan - Klien mengatakan nyeri mulai menurun
nyeri O:
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Skala nyeri 5
Hasil : - Klien nampak melakukan relaksasi
- Nyeri yang dirasakan mulai berkurang napas dalam
- Klien nampak lemah dan pucat - Meringis berkurang
- Klien nampak meringis A:
- Skala nyeri 5 - Masalah belum teratasi
- Klien nampak melakukan teknik relaksasi napas dalam P : Intervensi dilanjutkan
Jumat 19/2/2021 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S:
08.00 kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri - Klien mengatakan nyeri berkurang
08.10 - Mengidentifikasi respon nyeri non verbal O:
08.27 - Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan - KU membaik
nyeri - Meringis menurun
08.40 - Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi - Skala nyeri 4
08.45 - Melakukan kolaborasi pemberian obat analegtik A:
Hasil : - Masalah teratasi
- Nyeri yang dirasakan mulai berkurang P : Intervensi dilanjutkan, pasien akan
- KU membaik pulang
- Meringis berkurang
- Skala nyeri 4
- Klien nampak melakukan teknik relaksasi napas dalam
- Klien sudah diberikan analgetik : Asam Mefenamat 500 mg/12
jam
14.00 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S:
kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri - Klien mengatakan nyeri sudah sangat
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal berkurang
62
B. Pembahasan
dan tindakan tentang asuhan keperawatan pada Tn. L dengan diagnosa rupture
1. Pengkajian
yang tepat (Muttaqin A. dan Kumala S., 2009). Pengkajian yang lengkap,
dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat
diperoleh data subyektif klien mengatakan nyeri pada jari kaki kirinya, klien
nyeri muncul setiap 20 menit dan terasa berat saat saat bergerak. Data
2. Diagnosa Keperawatan
rasa nyaman antara lain yaitu nyeri akut, nyeri kronis, nausea, nyeri
Hasil analisa data pengkajian yang penulis lakukan pada Tn. L dengan
kasus Post Op rupture tendon berdasarkan panduan SDKI adalah nyeri akut
Berdasarkan teori di atas dan hasil pengkajian pada kasus nyata tidak
didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dimana pada klien Tn.
L dimana masalah keperawatan yang muncul sesuai dengan konsep teori yang
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman maka secara teori dibatasi diagnosa yang
3. Intervensi Keperawatan
yaitu mulai dari kebutuhan paling mendasar yaitu kebutuhan fisologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, dihargai, serta aktualisasi diri.
66
agen pencedera fisik (D.0077). Standar luaran yang ditetapkan dalam studi
kasus ini adalah tingkat nyeri (L.08066) dengan kriteria hasil keluhan nyeri
merumuskan tujuan, kriteria hasil serta tindakan. Hal ini karena dalam
4. Implementasi Keperawatan
maupun objektif pasien (Reeder, S.J., Martin, L.L., & Griffin, 2014).
sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu 3 x 24 jam, secara umum semua
klien dan keluarga cukup kooperatif dan kerjasama yang baik antar penulis
dengan perawat ruangan, tim medis lainnya dan fasilitas kesehatan ruangan
5. Evaluasi Keperawatan
balik dan bagian kontrol proses keperawatan, melalui mana status pernytan
keperawatan nyeri akut diperoleh data klien mengatakan nyeri sudah sangat
pulang.
napas dalam sebagai upaya menurunkan nyeri pada pasien post op rupture
menurunkan tingkat nyeri pasien yang mengalami nyeri. Hasil penelitian ini
pengaruh teknik relaksasi nafas dalan terhadap penurunan nyeri pada pasien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada jari kaki kirinya, klien mengatakan nyeri setelah menjalani operasi, klien
(berat), klien mengatakan nyeri muncul setiap 20 menit dan terasa berat saat
saat bergerak. Data obyektif yang diperoleh adalah keadaan umum : lemah,
klien nampak meringis, klien nampak pucat, tekanan darah : 130/90 mmHg,
nyeri akut
keluarga dalam kerja sama dengan penulis. Fokus perawatan pasien adalah
menurunkan nyeri.
berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI terbitan PPNI dimana untuk mengurangi
menurunkan nyeri.
69
70
diperbolehkan pulang.
relaksasi napas dalam efektif dalam menurunkan rasa nyeri pasca operasi.
B. Saran
asuhan keperawatan.
rumah supaya keluarga dapat merawat pasien saat pasien sudah pulang seperti
menasehati pasien untuk menjaga dan mendukung agar kondisi klien semakin
membaik.
3. Bagi pasien
4. Bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, S. H. et al. (2018) ‘Ethnic Differences in the Risk Factors and Severity of
Coronary Artery Disease: a Patient-Based Study in Iran’, Journal of
Racial and Ethnic Health Disparities. Journal of Racial and Ethnic Health
Disparities, 5(3), pp. 623–631. doi: 10.1007/s40615-017-0408-3.
Aini, L., Reskita, R. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor
2, Agustus 2018 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Media
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. EGC.
Chiodo CP, Glazebrook M, Bluman EM, et al. Diagnosis and Treatment of Acute
Achilles Tendon Rupture. J Am Acad Orthop Surg 2010;18: 503-510.
Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru
Humbyrd CJ, Bae S, Kucirka LM, Segev DL. Incidence, Risk Factors, and
Treatment of Achilles Tendon Rupture in Patients With End-Stage Renal
Disease. Foot & Ankle International, 2018. 39(7): 821–828.
doi:10.1177/1071100718762089
LeMone, P, & Burke. 2008. Medical surgical nursing : Critical thinking in client
care.( 4th ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey
Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan. Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.
Potter, Patricia & Perry, Anne. 2005. Fundamental of Nursing 6Th Ed. Canada.
ELSIVIER
Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak-Griffin, D. (2014). Keperawatan Maternitas:
Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2, Edisi 18. Jakarta: EGC.
Rekam Medik RS Aliyah 1. 2019. Rekam Medis Rumah Sakit Umum Aliyah 1.
Kendari : RSU Aliyah
Riskesdas. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
65