“L” DENGAN
SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN:DIABETES
MELITUS DI KELURAHAN BENUA
NIRAE KECAMATAN ABELI
DI SUSUN OLEH :
WA ODE NAAFIA
P003200190263
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
II. PENDIDIKAN
1. SDN 2 No. 2 Pure Tahun 1985
2. SLTP Negeri 2 Raha Tahun 1988
3. SPK PPNI Kendari Tahun 1998
4. D III Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2020
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. “L” Dengan Salah Satu Anggota
Keluarga Menderita Gangguan Sistem Endokrin:Diabetes Melitus di Kelurahan
Benua Nirae Kecamatan Abeli”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan didalamnya, ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah banyak
memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis. Pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening.,SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Bapak Anwar, SKM, M.Kes Selaku Kepala UPTD Puskesmas Abeli yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan studi kasus.
3. Bapak Indriono Hadi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Rusna Tahir, S.kep, Ns, M.Kep dan Ibu Dewi Sartiya Rini, M.Kep,
Sp.KMB selaku pembimbing yang telah memberi banyak petunjuk, arahan
dan bimbingan yang tiada henti dari awal hingga terselesainya Karya Tulis
ini..
5. IbuDian Yuniar, SKM, M.Kep Selaku Penguji I,Bapak
Sahmad.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Penguji II,dan Ibu Dali, SKM, M.Kep
Selaku Penguji III yang dengan penuh kesabaran memberikan masukan dan
arahan hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
6. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes kendari jurusan keperawatan yang
senantiasa memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah.
7. Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada anak-anakku tercinta,
Andi Khadija Setiawati,ST, Andi Muh. Setiawan, dan Andi Muh. Yusuf yang
vii
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan penelitian ........................................................................................ 3
C.Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
D.Metode studi kasus ...................................................................................... 5
x
1. Pengkajian .................................................................................................. 56
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 56
3. Intervensi Keperawatan ............................................................................... 57
4. Implementasi Keperawatan ........................................................................ 58
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia.Jumlah kasus dan prevalensi
diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report,
2016).
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2
Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70
tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum
dan hipertiroid di Indonesia sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. Diabetes melitus
1
yangterdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%) (Kemenkes, 2013)..
di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), dan Nusa Tenggara Timur 3,3
Tahun 2016, prevalensi penyakit tidak menular berbasis Rumah Sakit khususnya
diabetes melitus menempati urutan kelima dengan jumlah kasus sebanyak 7357
(BPS Sultra, 2016).Sedangkan data yang penulis peroleh dari UPTD Puskesmas
2017 berjumlah 141orang, tahun 2018 sebanyak 142 orang sedangkan pada tahun
2019 jumlah pasien diabetes melitus meningkat menjadi 283 orang (Data 20 besar
penyakit Abeli,2020).
yang sering (polidipsi), rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan
berkurang, lelah dan mengantuk. Gejala lain yang menyertai adalah kesemutan,
gatal, mata gatal, mata kabur (Kowalak dkk, 2016).Berdasarkan pengkajian awal
yang tidak tahu akibat bila penyakitnya tidak diobati, jarang ke fasilitas kesehatan,
mengkonsumsi makanan yang memicu kadar gula darah jauh dari normal
dan frekuensi makan yang tidak sesuai anjuran. Dan apabila hal tersebut tidak
tertangani dengan baik maka akan menimbulkan dampak secara langsung pada
2
penderita yaitu peningkatan kadar gula dalam darah (Putro, 2012). Keluhan yang
dialami pasien dibetes melitus dapat diatasi melalui proses keperawatan keluarga.
perawat, individu yang sakit beserta anggota keluarga, agar klien dan keluarga
mampu mencegah dan mengatasi masalah pada anggota keluarga yang mengalami
asuhan juga bagi klien dan keluarganya untuk memaksimalkan fungsi keluarga
dan keluarga juga dengan tenaga kesehatan lainnya dan sebagi pendidik agar
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanalan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. L
dengan salah satu anggota keluarga menderita gangguan sistem
endokrin:diabetes melitus di Kelurahan Benua Nirae kecamatan Abeli.
2. Tujuan khusus
1) Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. L dengan salah satu
3
2) Mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada keluarga Tn. L
C. Manfaat Penelitian
kasus.
melitus.
4
Menambah pengetahuan klien dan kelurga mengenai penyakit
diabetes melitus.
15 April 2020.
5
BABIII Berisikan tentang tinjauan kasus yang memuat
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan
dan evaluasi keperawatan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Keluarga
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
perkawinan(WHO, 2012).
b. Struktur Keluarga
7
anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh kendali dan
diantaranya adalah :
jalur ayah.
ibu.
ibu.
ayah..
antargen dan lingkungan; adapun ciri – ciri struktur keluarga antara lain:
8
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
masing – masing.
gotong royong.
dilingkungan masyarakat
komunikasi diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota
9
4) Struktur kekuatan keluarga : menggambarkan kemampuan anggota
e. Bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga :
1) Tradisional
b) The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
c) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
pada wanita
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
keponakan, dll
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
10
g) Communter family : kedua orang tuanya bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
j) Blended family : keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
sebelumnya
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
2) Non – Tradisional
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
11
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/ membesarkan
anak bersama’
partners)
h) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/
12
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
f. Peranan Keluarga
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu
13
3. Peranan anak : anak – anak melaksanakan peranan psiko – sosial
spiritual
g. Fungsi keluarga
keluarga
14
sebagai orang dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat
perkembangan.
hidup baru dalam jenjang pernikahan dan berakhir ketika mereka masuk
ini akan berlangsung hingga anak kemudian lahir dan berusia hingga
15
3. Keluarga dengan anak sekolah (families with preschoolers)
anak lain
dengan aktivitas paling sibuk. Saat ini, anak tertua akan berusia 6-12
tahun dengan aktivitas yang padat, begitu pula orangtua yang harus
pada fase ini mirip dengan tahap keempat, misalnya membantu anak
16
5. Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
ada.
menjelang waktu pensiun. Pada fase ini, tugas utama Anda adalah
pasangan.
17
8. Keluarga usia lanjut
masyarakat.
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kelompoknya
18
j. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
19
anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara
keluarga
keluarga
keluarga adalah :
1. Pendidik
keluarga
20
2. Koordinator
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
4. Pengawas kesehatan
5. Konsultan
6. Kolaborasi
21
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
7. Fasilitator
8. Penemu kasus
9. Modifikasi lingkungan
1. Definisi Penyakit
22
metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut
2. Etiologi
sel beta.
Mellitus)
a. Obesitas.
c. Riwayat keluarga
23
d. Kelompok etnik
3. Manifestasi Klinis
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata gatal, mata
4. Klasifikasi
1) Klasifikasi klinis
24
glukosa oleh hati : Tipe II dengan obesitas, Tipe II tanpa
5. Patofisiologi
terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu
glukosa yang berasal dari makanan dapat disimpan dalam hati meskipun
(sesudah makan) Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
25
normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang
asam amino dan substansi lain). Namun pada penderita defisiensi insulin,
proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut
berlebihan.
nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan
Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering
26
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi
merupakan cirri khas diabetes mellitus tipe II, namun masih terdapat
diabetic tidak terjadi pada diabetes melitus tipe II. Meskipun demikian,
tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari
27
6. PathwayDiabetes Melitus
28
7. Data Penunjang
1) Glukosa darah : gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa >
9) Insulin darah : mungkin menurun atau tidak ada (Tipe I) atau normal
11) Kultur dan sensitivitas : kemungkin adanya ISK, infeksi pernapasan dan
infeksi luka
8. Komplikasi
29
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
maupun makrovaskular
e. Ulkus/gangrene/kaki diabetik.
9. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
a. Diet
b. Latihan
30
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita diabetes
melitus, adalah :
c. Penyuluhan
d. Obat
2. Insulin
3. Cangkok pancreas
a. Pengkajian
1. Data umum
31
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien,
terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain
keluarga inti.
4. Pengkajian lingkungan
32
5. Struktur keluarga
6. Fungsi keluarga
menghargai.
kesehatan keluarga.
33
8. Pemeriksaan fisik
2013).
2018):
34
adalah rencana asuhan keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus
35
ketidakpatuhan 2. Rasa haus menurun medis jika tanda
dalam 3. Keluhan lapar dan gejala
pengobatan menurun hiperglikemia
4. Jumlah urine tetap ada dan
membaik memburuk
3. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
4. Anjurkan
kepatuhan
terhadap diet
dan olahraga
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1.Data Keluarga
a. NamaKK : Tn. L
b. PekerjaanKK : Petani
c. PendidikanKK : SD
d. Agama:Islam
2.Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
No Nama JK Pddkn Penyakit/Keluhan
BCG DPT POLIO Hepatitis Campak
1. Ny. P SD - - - - - Sakit
W DM type 2
3.Genogram
58
th 55th
37
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Tinggal serumah
4.Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. L merupakan tipe keluarga inti yaitu keluarga yang
terdiri dari suami istri dengan anak sudah memisahkan diri karena sudah
menikah.
5.Suku Bangsa
ataupun modern. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan untuk diet maupun
mengurangi makanan asin dan manis, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh
6.Agama
38
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. L dalam membina
Saat ini Tn.L dan Ny. W berada dalam tahap perkembangan keluarga usia
Tn.L tidak memiliki riwayat penyakit. Istri Tn. L yaitu Ny. W saat ini
sakit gula 1 tahun yang lalu. Tn. L dan Ny.W tidak mengatahui secara
dan gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan sehingga Ny.
W tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu.Ny. Whanya tahu
cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, sering merasa kesemutan.Ny.
39
W mengeluh badannya lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat.Ny.
GDS 250 mg/dl. Tn. L dan Ny. W tidak memiliki sikap negatif atau
keluarga sebelumnya.
E D U
A C B
B B
Keterangan:
A : Ruang Tamu
B : Ruang Tidur
C :Ruang keluarga
40
D : Dapur
E : Wc / kamar mandi
Jendela:
Pintu :
rumah.
Sumber air yang digunakan adalah sumur gali.Keadaan air jernih, tidak
berbaudan tidak berasa.Sumber air minum dari air sumur yang di masak
41
kesehatan yang ada dan memeriksakan kesehatan bila sakit saja. Fasilitas
kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh Tn. L dan Ny. W dengan motor,
antar rumah tetangga agak berjauhan, jarak ke jalan raya cukup jauh, dan
letak rumah berada di depan jalan umum serta bisa dilewati oleh motor
Tn. L dan Ny. W sudah tinggal di lingkungan ini sejak ± 35 tahun yang
lainnya.
42
Tn. L dan Ny. W berkomunikasi dengan baik, saling menghargai bila
c. Struktur peran
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh Tn. L dan Ny. W adalah
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
43
Tn. L dan Ny. W dapat berinteraksi dengan baik di dalam
baik seperti Tn. L bekerja mencari nafkah dan Ny. W mengatur rumah
tangga.
c. Fungsi reproduksi
Tn. L memiliki dua anak. Tn. L dan Ny. W dulu mengikuti program
menapouse.
timbul lagi.
44
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Tn. L dan Ny. W sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa
45
hidung cuping hidung
7. Dada Paru – paru Paru – paru
Inspeksi : dada kanan Inspeksi : dada kanan
dan kiri simetris saat dan kiri simetris saat
bernafas bernafas
Palpasi : vocal Palpasi : vocal
vermitus bagian vermitus bagian
kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris simetris
Auskultasi : suara Auskultasi : suara
vesikuler tidak ada vesikuler tidak ada
suara tambahan suara tambahan
seperti wheezing dan seperti wheezing dan
ronkhi ronkhi
Jantung Jantung
Inspeksi : tidak Inspeksi : tidak
tampak adanya ictus tampak adanya ictus
cordis cordis
Palpasi : tidak teraba Palpasi : tidak teraba
ictus cordis ictus cordis
Auskultasi : BJ I dan Auskultasi : BJ I dan
BJ II BJ II
8. Abdomen Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
pembesaran perut pembesaran perut
berlebihan, simetris berlebihan, simetris
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
nyeri tekan di bagian nyeri tekan di bagian
abdomen abdomen
Auskultasi : Auskultasi :
peristaltic usus 18 peristaltic usus 16
kali permenit kali permenit
9. Genitalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
10. Mulut Tidak terdapat Tidak terdapat
stomatitis, mukosa stomatitis, mukosa
lembab, indera lembab, indera
pengecapan masih pengecapan masih
berfungsi dengan berfungsi dengan
baik baik
11. Ekstremitas Tidak ada oedema Tidak ada oedema
atas pada ekstremitas atas pada ekstremitas atas
46
26. Harapan Keluarga
mellitus yang diderita Ny.W dapat di control dengan pola makan dan
olahraga.
B. Analisa Data
47
RR :19 x /m
S :36 ◦c
7. GDS : 250 mg / dl
Data Objektif :
TTV :
TD :130/80 mmhg
N : 76x/m
RR :19 x /m
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl
C. Diagnosis Keperawatan
yaitu:
48
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W
mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta
merasa haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu,
tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas
49
D. Intervensi Keperawatan
50
mengenai pengertian, pemeriksaan yang 10. Jadwalkan
tanda dan gejala serta tidak tepat pendidikan
komplikasi jika menurun kesehatan
penyakitnya jika - Pengetahuan sesuai
dibiarkan tentang penyakit kesepakatan
2. Ny. W tidak penah lagi meningkat 11. Jelaskan
kontrol gula sejak 6 penyebab dan
bulan yang lalu. fakto risiko
3. Tn. L dan Ny.W penyakit
mengatakan hanya ke 12. Jelaskan
fasilitas kesehatan jika tanda dan
sakit saja gejala penyakit
4. Ny. W diminta 13. Jelaskan
berpantang makanan kemungkinan
manis tetapi kadang terjadinya
masih memakannya. komplikasi
14. Anjurkan
Data Objektif : melapor jika
TTV : merasakan
TD :130/80 mmhg tanda dan
N : 76x/m gejala
RR :19 x /m memberat
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl
51
E. Implementasi
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W masih kadang
masih makan
makanan manis dan
tidak pernah olahraga
52
penyakit bersedia diberi anjuran belum
berhubungan pendidikan kesehatan meningkat
dengan kurang tentang penyakitnya 2. Pertanyaan tentang
terpapar masalah belum
informasi, 2.Jadwalkan pendidikan menurun
keluarga tidak kesehatan sesuai 3. Menjalani
mampu kesepakatan pemeriksaan yang
mengenal Hasil : keluarga tidak tepat belum
masalah setuju penyuluhan menurun
kesehatan dilakukan pada 4. Pengetahuan tentang
Selasa, 14 April 2020 penyakit belum
jam 10.30 di meningkat
rumahnya
A:
3. Sediakan materi dan
media pendidikan Masalah belum teratasi
kesehatan P:
Hasil : Menyiapkan
SAP dan leaflet Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
53
periksa dula ke
Puskesmas supaya
tahu berapa kadar
gula darahnya
sekarang
4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
akan mengikuti
pantangan tidak
makan makanan yang
manis-manis supaya
gula darahnya tidak
meningkat
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
54
glukosa darah Ny.W mengatakan 1. Kadar glukosa darah
sering merasa haus, cukupmembaik
sering kencing, tapi 2. Keluhan sering haus belum
sudah mengatur pola menurun
makan 3. Keluhan sering lapar/makan
cukupmenurun
2.Anjurkan monitor 4. Keluhan BAK belum membaik
kadar glukosa darah
Hasil : A:
GDS 175 mg/dl. Ny.
W mengatakan akan Masalah sudah teratasi
periksa gula darah di P :
Puskesmas secara
rutin Intervensi dihentikan
3. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
sudah mengurangi
makanan yang manis
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
55
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dirumuskan pada kelurga Tn. L dengan salah
satu anggota keluarga yang mengalami gangguan system endokrin :diabetes
melitus di Keluarahan Benua Nirae Kecamatan Abeli, adalah :
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W
mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta
berpantang makanan manis tetapi kadang masih memakannya, sering merasa
haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, kakinya
sering kesemutan, badan lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat, GDS :
250 mg / dl
2. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit berhubungan dengan
kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan ditandai dengan Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui secara rinci
dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda dan
56
gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan, tidak penah lagi
kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas kesehatan jika
sakit saja, diminta berpantang makanan manis tetapi kadang masih
memakannya
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita diabetes mellitus
menurut (SDKI, Edisi 1. 2018) sesuai dengan prioritas masalah antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
3. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Terdapat kesenjangan antara diagnosis yang dirumuskan pada kasus dan
diagnosis secara teori.Kesenjangan antara teori dan studi kasus dapat terjadi, hal
ini sangat tergantung pada perkembangan penyakit serta respon individu terhadap
penyakit yang dialaminya.
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun perencanaan tindakan keperawatan ini penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunannya telah merujuk kepada teori sesuai
rujukanSDKI, SLKI, SIKI (PPNI 2018). Penyusunan intervensi sangat
dipengaruhi oleh kondisi keluarga, ketersediaan sumber daya pada keluarga serta
mempertimbangan waktu implementasi yang cukup singkat.
Diagnosis 1.Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah. Tujuan/luaran
yang ingin dicapai adalah setelah asuhan keperawatan dilakukan selama 3 x
kunjungan, kestabilan kadar glukosa darah pada Ny. W dapat meningkat dengan
kriteria hasil yaitu kadar glukosa darah membaik, keluhan sering haus menurun,
keluhan sering lapar/makan menurun, keluhan BAK membaik, status nutrisi
membaik, tingkat pengetahuan meningkat kestabilan kadar gula darah klien dapat
meningkat. Intervensi yang direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dan mengatasi masalah adalah manajemen hiperglikemia dengan tindakan
berupa :
1. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
2. Konsultasi medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada dan memburuk
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Diagnosis 2.Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit
berhubungan dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal
masalah kesehatan.Tujuan/luaran yang ingin dicapai adalah setelah asuhan
keperawatan dilakukan selama 3 x kunjungan, tingkat pengetahuan pada keluarga
Tn. L dapat meningkat dengan kriteria hasil yaitu perilaku sesuai anjuran
meningkat , pertanyaan tentang masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat menurun, pengetahuan tentang penyakit meningkat. Intervensi yang
direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan mengatasi masalah
adalah edukasi proses penyakit dengan tindakan berupa :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Jelaskan penyebab dan fakto risiko penyakit
5. Jelaskan tanda dan gejala penyakit
6. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
57
7. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat
D. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan pada keluarga Tn. L di Wilayah Kerja Puskesmas
Abeli pada tanggal 13-15 April 2020 berlangsung di rumahklien.Selama
pelaksanaan implementasi, penulis tidak menemui kendala yang
berarti.Implementasi dilaksanakan mengikuti rencana intervensi yang telah
disusun dengan terlebih dahulu meminta persetujuan keluarga klien. Keluarga
klien dalam hal ini Tn. L dan Ny. W sangat kooperatif, terbuka dalam
menyampaikan informasi atau masalah yang sedang dihadapi sehingga proses
implementasi dapat terlaksana dengan baik meskipun dengan waktu yang cukup
terbatas.
Tanggal 13 – 15 April 2020 penulis melakukan implementasi diagnosis 1
yaitu manajemen hiperglikemia.Manajemen hiperglikemia bertujuan untuk
menjaga gula darah tetap stabil.Hal ini dapat terlaksana dengan baik jika klien dan
kelurga patuh terhadap anjuran diet.Menjalankan perilaku kepatuhan
terhadap diet adalah membiasakan diri untuk makan tepat waktu agar
tidak terjadi perubahan pada kadar glukosa darah. Dukungan dari anggota
keluarga merupakan faktor penting dalam menjalankan pogram kepatuhan diet
diabetes. Keluarga berperan mengurangi ketidakpedulian pasien dalam
menghadapi penyakit dan ketidaktaatan diet yang disebabkan oleh godaan dari
luar (Pratiwi & Endang, 2013).
Penderita Diabetes Melitus biasanya cenderung memiliki kadar gula
darah yang tidak terkontrol (Susanto, 2013). Kadar gula darah akan
meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat dan/atau gula (Nurrahmani, 2012). Oleh karena itu, penderita
diabetes melitus perlu menjaga pengaturan diet dalam rangka pengendalian
kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan pada diagnosis 1.
Tanggal 13 – 15 April 2020 penulis melakukan implementasi diagnosis 2
yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, kelurga
tidak mampu mengenal masalah kesehatan dengan intervensi yaitu edukasi proses
penyakit. Tindakan yang dilakukan adalah memberikan edukasi proses penyakit
berupa pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. L mengenai penyakit yang
dialami oleh anggota keluarganya yaitu Ny. W. Pendidikan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga. Pengetahuan klien dan keluarga
tentang diabetesmelitus yang dideritanya akan menjadi sarana dan solusi
bagiklien dan keluarganya dalam menangani penyakitnya. Semakin baik tingkat
pengetahuanklien dan keluarga tentang penyakitnya, makasemakin paham
mengapa dan bagaimana harus mengubah perilaku hidup menjadi lebih sehat
(Efendy, dkk 2009).
E. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi pada diagnosis 1 yaitu risiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah dapat teratasi pada implementasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
kestabilan kadar glukosa darah Ny. W mengalami peningkatan meskipun belum
mencapai batas normal (140 mg/dl). Tercapainya tujuan/luaran sesuai dengan
ketercapaiandari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana intervensi
58
yaitu adalah kadar glukosa darah cukup membaik, keluhan sering haus belum
menurun keluhan sering lapar/makan cukup menurun, keluhan BAK belum
membaik.
Hasil evaluasi pada diagnosis 2 yaitu defisit pengetuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan dapat teratasi pada impelemtenasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
tingkat pengetahuan keluarga Tn.L mengalami. Tercapainya tujuan/luaran sesuai
dengan ketercapaian dari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana
intervensi yaitu perilaku sesuai anjuran cukup meningkat, pertanyaan tentang
masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang tidak cukup menurun,
pengetahuan tentang penyakit meningkat. Peningkatan pengetahuan pada keluarga
Tn. L dievaluasi melalui perubahan perubahan dari yang sebelumnya klien dan
keluarga hanya tahu diabete melitus adalah kecing maniskarena pengaruh makan
dan minum yang manis, kini klien dan keluarga tahu pengertian, penyebab tanda
dan gejala, serta komplikasi dari penyakit dari penyakitnya, serta klien dan suami
juga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungannya
dibuktikan dengan klien akan melakukan kontrol kadar gula darahsecara rutin di
fasilitas kesehatan.
Evaluasi berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya
keluarga dan serta bagaimana respon klien dan keluarga terhadap intervensi yang
diimplementasikan. Implementasi yang dilakukan menunjukan ketercapaian yang
baik jika masalah pada klien dan keluarga dapat teratasi.Keberhasilan ini
didukung oleh petugas dalam mengimplementasikan semua rencana keperawatan,
serta terbangunnya komunikasi yang baik antara petugas dengan klien dan
keluarganya.
59
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan studi kasus ini adalah :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada keluarga Tn. L diperoleh data yaitu GDS Ny. W 250
mg/dL, Ny. W mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang
sering merasa haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak
tentu, kakinya sering kesemutan, badan lemas dan kesulitas untuk beraktivitas
berat, Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui secara rinci dan bertanya tentang
penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda dan gejala serta komplikasi jika
penyakitnya jika dibiarkan, tidak pernah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang
lalu, hanya ke fasilitas kesehatan jika sakit saja, diminta berpantang makanan
2. Diagnosis Keperawatan
3. Rencana Intervensi
untuk mencapai tujuan kestabilan kadar glukosa darah yang meningkat, berupa :
60
2. Konsultasi medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada dan memburuk
4. Implementasi
5. Evaluasi
Diagnosis 1 dan 2 pada keluarga Tn.L dapat teratasi sesuai dengan kriteria
B. Saran
1. Bagi Keluarga
sehat. Serta bisa menjadi role model untuk keluarga lain di lingkungan
sekitar.
61
2. Bagi Puskesmas
62
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, H.A., Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung
Seto.
Kowalak, dkk. 2017. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Meirisa, Rohana. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Masalah Kesehatan
Tuberkulosis Paru Di Rw 01 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok
(Online).
http://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/evaluasikeperawatan.html.
Prov.Sultra. 2016.Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016.
Kendari:Dinkes Sultra.
Puskesmas Abeli. 2019. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Abeli.Kendari:
PuskesmasAbeli.
PPNI (2018).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1.Jakarta:DPP PPNI
Prov.Sultra. 2016.Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016.
Kendari:Dinkes Sultra.
Riskedas.2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.Jakarta: Balitbang Depkes
RI Dinkes.
63
Susanto, Tantut. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada
Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media.http://repository.unissula.ac.id/1505/3/Daftar%20Pustaka.pdf.
Smeltzer,SuzanneC.2015.BukuAjarKeperawatanMedikal-
BedahBurnnerandSuddarth.Ed.8. Vol. 3. Jakarta:(IDF).(2015).
64
65
66
INFORMED CONSENT
berjudul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. “L” dengan salah satu anggota
(................................)
67
SATUAN
ACARAPENYULUHANDIABETES
MELITUS (DM)DI KELURAHAN
BENUA NIRAE
KECAMATAN ABELI
a. LatarBelakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur
gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya.Diabetes adalah masalah
kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut
oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus
meningkat selama beberapa dekade terakhir..
Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2016, prevalensi penyakit tidak menular berbasis
Rumah Sakit khususnya diabetes melitus menempati urutan kelima
dengan jumlah kasus sebanyak 7357 (BPS Sultra, 2016).Sedangkan
data yang peroleh dari UPTD Puskesmas Abeli angka
kejadian diabetes melitus (Kasus Lama + kasus Baru) tahun
2017 berjumlah 141 orang , tahun 2018 sebanyak 142 orang
sedangkan pada tahun 2019 jumlah pasien Diabetes
Melitus meningkat menjadi 283 orang.
b. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelahmengikutipenyuluhanini,diharapkanKlien dan keluarga
Mampu mengetahui dan merawat anggota keluarga yang sakit
dalam hal perawatan pasien Diabetes Melitus (DM)/ pemenuhan
diit) Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
68
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhanKlien dan keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian DM
2. Mengetahui penyebab DM
3. Mengetahui tanda dan gejala DM
4. Mengetahui komplikasi DM
5. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien Diabetes
Melitus (DM)
c. Waktu danTempat
h. Evaluasi
1.Evaluasi Persiapan
a.Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b.Mediasudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
c.Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
d.SAP sudah siap 1 hari sebelumpenyuluhan.
2.Evaluasi Proses
a.Tn. L dan Ny. W memperhatikan penjelasan penyaji.
b.Tn. L dan Ny. Waktif bertanya.
c.Media dapat digunakan secara efektif.
3.Evaluasi Hasil
a.Menyebutkan kembali pengertian Diabetes melitus.
b.Menyebutkan kembali penyebab Diabetes melitus.
c.Menyebutkan kembali tanda dan gejala Diabetes melitus.
d.Menyebutkan kembali upaya pencegahan Diabetes melitus.
e.Menyebutkan kembali penatalaksanaan Diabetes melitus.
f. Menyebutkan kembali komplikasi Diabetes melitus.
70
MateriPenyuluhan
Diabetes Melitus(DM)
1. Definisi
71
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikemia berat berakibat glukosaria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsia)
3) Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata gatal, mata
kabur, impotensi, peruritas vulva
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan diabetes melitus terdiri dari :
1) Penatalaksanaan Medis
Ada lima komponen dalam penatalaksaan diabetes melitus yaitu :
a. Diet
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e) Menarik dan mudah diberikan
f) Prinsip diet diabetes mellitus yaitu : jumlah sesuai kebutuhan, jadwal
diit ketat, jenis : boleh dimakan atau tidak
b.Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita diabetes
melitus, adalah :
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin
dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya
2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan
72
d. Obat
1. Obat OAD (Oral Anti Diabetes)/ obat hipoglikemik oral (OHO)
2. Insulin
3. Cangkok pancreas
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien diabetes melitus adalah:
1) Komplikasi akut beupa hipoglikemia, sindrom hiperglikemia Hiperosmolar
non ketotik, ketoasidosis diabetic
2) Komplikasi kronik (umumnya terjadi 10 – 15 tahun setelah awitan) :
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Control kadar glukosa darah untuk memperlambat
atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular
b. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vascular perifer, dan vascular serebral
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangrene/kakidiabe
73
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
2020
DIABETES MELITUS
(DM)
OLEH :
WA ODE NAAFIA
P003200190263
74
DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN
Gambar 2
Tindakan implementasi Kepada pasien
75
Gambar 3 Mengukur GDS Pasien
76