DISUSUN OLEH:
MEDISTRA INDONESIA
JL. CUT MUTIA NO. 88A, SEPANJANG JAYA, KEC. RAWALUMBU, KOTA
BEKASI.
2022
i
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1.Data Keluarga
a. NamaKK : Tn. L
b. PekerjaanKK : Petani
c. PendidikanKK : SD
d. Agama:Islam
2. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
No Nama JK Pddkn Penyakit/Keluhan
BCG DPT POLIO Hepatitis Campak
1. Ny. P SD - - - - - Sakit
W DM type 2
3. Genogram
58
th 55th
2
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. L merupakan tipe keluarga inti yaitu keluarga yang
terdiri dari suami istri dengan anak sudah memisahkan diri karena sudah
menikah.
5. Suku Bangsa
ataupun modern. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan untuk diet maupun
mengurangi makanan asin dan manis, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh
6. Agama
3
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. L dalam membina
Saat ini Tn.L dan Ny. W berada dalam tahap perkembangan keluarga usia
Tn.L tidak memiliki riwayat penyakit. Istri Tn. L yaitu Ny. W saat ini
sakit gula 1 tahun yang lalu. Tn. L dan Ny.W tidak mengatahui secara
dan gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan sehingga Ny.
W tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu. Ny W hanya tahu
cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, sering merasa kesemutan.Ny.
4
W mengeluh badannya lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat.Ny.
GDS 250 mg/dl. Tn. L dan Ny. W tidak memiliki sikap negatif atau
keluarga sebelumnya.
E D U
S
A C B
Keterangan: B B
A : Ruang Tamu
B : Ruang Tidur
C :Ruang keluarga
5
D : Dapur
E : Wc / kamar mandi
Jendela:
Pintu :
rumah.
Sumber air yang digunakan adalah sumur gali.Keadaan air jernih, tidak
berbaudan tidak berasa.Sumber air minum dari air sumur yang di masak
6
kesehatan yang ada dan memeriksakan kesehatan bila sakit saja. Fasilitas
kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh Tn. L dan Ny. W dengan motor,
antar rumah tetangga agak berjauhan, jarak ke jalan raya cukup jauh, dan
letak rumah berada di depan jalan umum serta bisa dilewati oleh motor
Tn. L dan Ny. W sudah tinggal di lingkungan ini sejak ± 35 tahun yang
lainnya.
7
Tn. L dan Ny. W berkomunikasi dengan baik, saling menghargai bila
c. Struktur peran
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh Tn. L dan Ny. W adalah
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
8
Tn. L dan Ny. W dapat berinteraksi dengan baik di dalam
baik seperti Tn. L bekerja mencari nafkah dan Ny. W mengatur rumah
tangga.
c. Fungsi reproduksi
Tn. L memiliki dua anak. Tn. L dan Ny. W dulu mengikuti program
menapouse.
timbul lagi.
9
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Tn. L dan Ny. W sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa
10
hidung cuping hidung
7. Dada Paru – paru Paru – paru
Inspeksi : dada kanan Inspeksi : dada kanan
dan kiri simetris saat dan kiri simetris saat
bernafas bernafas
Palpasi : vocal Palpasi : vocal
vermitus bagian vermitus bagian
kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris simetris
Auskultasi : suara Auskultasi : suara
vesikuler tidak ada vesikuler tidak ada
suara tambahan suara tambahan
seperti wheezing dan seperti wheezing dan
ronkhi ronkhi
Jantung Jantung
Inspeksi : tidak Inspeksi : tidak
tampak adanya ictus tampak adanya ictus
cordis cordis
Palpasi : tidak teraba Palpasi : tidak teraba
ictus cordis ictus cordis
Auskultasi : BJ I dan Auskultasi : BJ I dan
BJ II BJ II
8. Abdomen Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
pembesaran perut pembesaran perut
berlebihan, simetris berlebihan, simetris
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
nyeri tekan di bagian nyeri tekan di bagian
abdomen abdomen
Auskultasi : Auskultasi :
peristaltic usus 18 peristaltic usus 16
kali permenit kali permenit
9. Genitalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
10. Mulut Tidak terdapat Tidak terdapat
stomatitis, mukosa stomatitis, mukosa
lembab, indera lembab, indera
pengecapan masih pengecapan masih
berfungsi dengan berfungsi dengan
baik baik
11. Ekstremitas Tidak ada oedema Tidak ada oedema
atas pada ekstremitas atas pada ekstremitas atas
12. Etremitas Tidak ada oedema Tidak ada oedema
bawah pada ekstremitas pada ekstremitas
bawah bawah, kaki sering
kesemutan
11
26. Harapan Keluarga
mellitus yang diderita Ny.W dapat di control dengan pola makan dan
olahraga.
B. Analisa Data
12
RR :19 x /m
S :36 ◦c
7. GDS : 250 mg / dl
2. Data Subjektif : Hiperglikemia Defisit pengetahuan
1. Tn. L dan Ny. W
tidak mengatahui ↓
secara rinci dan
Neuropati
bertanya tentang
penyakitnya baik ↓
mengenai
pengertian, tanda Penurunan
dan gejala serta sensitivitas perifer
komplikasi jika
penyakitnya jika ↓
dibiarkan Perubahan status
2. Ny. W tidak penah kesehatan
lagi kontrol gula
sejak 6 bulan yang ↓
lalu.
3. Tn. L dan Ny.W Kurang informasi
mengatakan hanya tentang penyakit
ke fasilitas
kesehatan jika
sakit saja
4. Ny. W diminta
berpantang
makanan manis
tetapi kadang
masih
memakannya
Data Objektif :
TTV :
TD :130/80 mmhg
N : 76x/m
RR :19 x /m
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl
C. Diagnosis Keperawatan
yaitu:
13
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W
mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta
merasa haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu,
tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas
14
D. Intervensi Keperawatan
15
mengenai pengertian, pemeriksaan yang 10. Jadwalkan
tanda dan gejala serta tidak tepat pendidikan
komplikasi jika menurun kesehatan
penyakitnya jika • Pengetahuan sesuai
dibiarkan tentang penyakit kesepakatan
2. Ny. W tidak penah lagi meningkat 11. Jelaskan
kontrol gula sejak 6 penyebab dan
bulan yang lalu. fakto risiko
3. Tn. L dan Ny.W penyakit
mengatakan hanya ke 12. Jelaskan
fasilitas kesehatan jika tanda dan
sakit saja gejala penyakit
4. Ny. W diminta 13. Jelaskan
berpantang makanan kemungkinan
manis tetapi kadang terjadinya
masih memakannya. komplikasi
14. Anjurkan
Data Objektif : melapor jika
TTV : merasakan
TD :130/80 mmhg tanda dan
N : 76x/m gejala
RR :19 x /m memberat
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl
16
E. Implementasi
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W masih kadang
masih makan
makanan manis dan
tidak pernah olahraga
17
penyakit bersedia diberi anjuran belum
berhubungan pendidikan kesehatan meningkat
dengan kurang tentang penyakitnya 2. Pertanyaan tentang
terpapar masalah belum
informasi, 2. Jadwalkan pendidikan menurun
keluarga tidak kesehatan sesuai 3. Menjalani
mampu kesepakatan pemeriksaan yang
mengenal Hasil : keluarga tidak tepat belum
masalah setuju penyuluhan menurun
kesehatan dilakukan pada 4. Pengetahuan tentang
sabtu, 17April 2022 penyakit belum
jam 10.30 di meningkat
rumahnya
A:
3. Sediakan materi dan
media pendidikan Masalah belum teratasi
kesehatan P:
Hasil : Menyiapkan
SAP dan leaflet Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
18
periksa dula ke
Puskesmas supaya
tahu berapa kadar
gula darahnya
sekarang
4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
akan mengikuti
pantangan tidak
makan makanan yang
manis-manis supaya
gula darahnya tidak
meningkat
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan
19
glukosa darah Ny.W mengatakan 1. Kadar glukosa darah
sering merasa haus, cukupmembaik
sering kencing, tapi 2. Keluhan sering haus belum
sudah mengatur pola Menurun
Makan 3. Keluhan sering lapar/makan
cukupmenurun
2.Anjurkan monitor 4. Keluhan BAK belum membaik
kadar glukosa darah
Hasil : A:
GDS 175 mg/dl. Ny.
W mengatakan akan Masalah sudah teratasi
periksa gula darah di P :
Puskesmas secara
Rutin Intervensi dihentikan
3. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
Olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
sudah mengurangi
makanan yang manis
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
20
PEMBAHASAN
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dirumuskan pada kelurga Tn. L dengan salah
satu anggota keluarga yang mengalami gangguan system endokrin :diabetes
melitus , adalah :
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W
mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta
berpantang makanan manis tetapi kadang masih memakannya, sering merasa
haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, kakinya
sering kesemutan, badan lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat, GDS :
250 mg / dl
2. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit berhubungan dengan
kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan ditandai dengan Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui secara
rinci dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian,
tanda dan
21
gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan, tidak penah lagi
kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas kesehatan jika
sakit saja, diminta berpantang makanan manis tetapi kadang masih
memakannya
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita diabetes mellitus
menurut (SDKI, Edisi 1. 2018) sesuai dengan prioritas masalah antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
3. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Terdapat kesenjangan antara diagnosis yang dirumuskan pada kasus dan
diagnosis secara teori.Kesenjangan antara teori dan studi kasus dapat terjadi, hal
ini sangat tergantung pada perkembangan penyakit serta respon individu terhadap
penyakit yang dialaminya.
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun perencanaan tindakan keperawatan ini penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunannya telah merujuk kepada teori sesuai
rujukanSDKI, SLKI, SIKI (PPNI 2018). Penyusunan intervensi sangat
dipengaruhi oleh kondisi keluarga, ketersediaan sumber daya pada keluarga serta
mempertimbangan waktu implementasi yang cukup singkat.
Diagnosis 1.Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah. Tujuan/luaran
yang ingin dicapai adalah setelah asuhan keperawatan dilakukan selama 3 x
kunjungan, kestabilan kadar glukosa darah pada Ny. W dapat meningkat dengan
kriteria hasil yaitu kadar glukosa darah membaik, keluhan sering haus menurun,
keluhan sering lapar/makan menurun, keluhan BAK membaik, status nutrisi
membaik, tingkat pengetahuan meningkat kestabilan kadar gula darah klien dapat
meningkat. Intervensi yang direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dan mengatasi masalah adalah manajemen hiperglikemia dengan tindakan
berupa :
1. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
2. Konsultasi medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada dan memburuk
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Diagnosis 2.Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit
berhubungan dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal
masalah kesehatan.Tujuan/luaran yang ingin dicapai adalah setelah asuhan
keperawatan dilakukan selama 3 x kunjungan, tingkat pengetahuan pada keluarga
Tn. L dapat meningkat dengan kriteria hasil yaitu perilaku sesuai anjuran
meningkat , pertanyaan tentang masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat menurun, pengetahuan tentang penyakit meningkat. Intervensi yang
direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan mengatasi masalah
adalah edukasi proses penyakit dengan tindakan berupa :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Jelaskan penyebab dan fakto risiko penyakit
5. Jelaskan tanda dan gejala penyakit
6. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
22
7. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat
D. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan pada keluarga Tn. L berlangsung di
rumahklien.Selama pelaksanaan implementasi, penulis tidak menemui kendala
yang berarti.Implementasi dilaksanakan mengikuti rencana intervensi yang telah
disusun dengan terlebih dahulu meminta persetujuan keluarga klien. Keluarga
klien dalam hal ini Tn. L dan Ny. W sangat kooperatif, terbuka dalam
menyampaikan informasi atau masalah yang sedang dihadapi sehingga proses
implementasi dapat terlaksana dengan baik meskipun dengan waktu yang cukup
terbatas.
penulis melakukan implementasi diagnosis 1 yaitu manajemen
hiperglikemia.Manajemen hiperglikemia bertujuan untuk menjaga gula darah
tetap stabil.Hal ini dapat terlaksana dengan baik jika klien dan kelurga patuh
terhadap anjuran diet.Menjalankan perilaku kepatuhan terhadap diet
adalah membiasakan diri untuk makan tepat waktu agar tidak terjadi
perubahan pada kadar glukosa darah. Dukungan dari anggota keluarga
merupakan faktor penting dalam menjalankan pogram kepatuhan diet diabetes.
Keluarga berperan mengurangi ketidakpedulian pasien dalam menghadapi
penyakit dan ketidaktaatan diet yang disebabkan oleh godaan dari luar (Pratiwi &
Endang, 2013).
Penderita Diabetes Melitus biasanya cenderung memiliki kadar gula
darah yang tidak terkontrol (Susanto, 2013). Kadar gula darah akan
meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat dan/atau gula (Nurrahmani, 2012). Oleh karena itu, penderita
diabetes melitus perlu menjaga pengaturan diet dalam rangka pengendalian
kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan pada diagnosis 1.
Tanggal 17 september 2022 penulis melakukan implementasi diagnosis 2
yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, kelurga
tidak mampu mengenal masalah kesehatan dengan intervensi yaitu edukasi proses
penyakit. Tindakan yang dilakukan adalah memberikan edukasi proses penyakit
berupa pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. L mengenai penyakit yang
dialami oleh anggota keluarganya yaitu Ny. W. Pendidikan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga. Pengetahuan klien dan keluarga
tentang diabetesmelitus yang dideritanya akan menjadi sarana dan solusi
bagiklien dan keluarganya dalam menangani penyakitnya. Semakin baik tingkat
pengetahuanklien dan keluarga tentang penyakitnya, makasemakin paham
mengapa dan bagaimana harus mengubah perilaku hidup menjadi lebih sehat
(Efendy, dkk 2009).
E. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi pada diagnosis 1 yaitu risiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah dapat teratasi pada implementasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
kestabilan kadar glukosa darah Ny. W mengalami peningkatan meskipun belum
mencapai batas normal (140 mg/dl). Tercapainya tujuan/luaran sesuai dengan
ketercapaiandari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana intervensi
23
yaitu adalah kadar glukosa darah cukup membaik, keluhan sering haus belum
menurun keluhan sering lapar/makan cukup menurun, keluhan BAK belum
membaik.
Hasil evaluasi pada diagnosis 2 yaitu defisit pengetuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan dapat teratasi pada impelemtenasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
tingkat pengetahuan keluarga Tn.L mengalami. Tercapainya tujuan/luaran sesuai
dengan ketercapaian dari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana
intervensi yaitu perilaku sesuai anjuran cukup meningkat, pertanyaan tentang
masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang tidak cukup menurun,
pengetahuan tentang penyakit meningkat. Peningkatan pengetahuan pada keluarga
Tn. L dievaluasi melalui perubahan perubahan dari yang sebelumnya klien dan
keluarga hanya tahu diabete melitus adalah kecing maniskarena pengaruh makan
dan minum yang manis, kini klien dan keluarga tahu pengertian, penyebab tanda
dan gejala, serta komplikasi dari penyakit dari penyakitnya, serta klien dan suami
juga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungannya
dibuktikan dengan klien akan melakukan kontrol kadar gula darahsecara rutin di
fasilitas kesehatan.
Evaluasi berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya
keluarga dan serta bagaimana respon klien dan keluarga terhadap intervensi yang
diimplementasikan. Implementasi yang dilakukan menunjukan ketercapaian yang
baik jika masalah pada klien dan keluarga dapat teratasi.Keberhasilan ini
didukung oleh petugas dalam mengimplementasikan semua rencana keperawatan,
serta terbangunnya komunikasi yang baik antara petugas dengan klien dan
keluarganya.
24
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab 30 Menit
2. Menyimpulkan 2. Aktif bersama
hasil menyimpulkan
penyuluhan 3. Membalas salam
3. Memberi salam penutup
a. Evaluasi
1.Evaluasi Persiapan
a.Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b.Mediasudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
c.Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
d.SAP sudah siap 1 hari sebelumpenyuluhan.
2.Evaluasi Proses
a.Tn. L dan Ny. W memperhatikan penjelasan penyaji.
b.Tn. L dan Ny. Waktif bertanya.
c.Media dapat digunakan secara efektif.
3.Evaluasi Hasil
a.Menyebutkan kembali pengertian Diabetes melitus.
b.Menyebutkan kembali penyebab Diabetes melitus.
c.Menyebutkan kembali tanda dan gejala Diabetes melitus.
d.Menyebutkan kembali upaya pencegahan Diabetes
melitus. e.Menyebutkan kembali penatalaksanaan Diabetes
melitus.
f. Menyebutkan kembali komplikasi Diabetes melitus.
70
MateriPenyuluhan
Diabetes Melitus(DM)
1. Definisi
71
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikemia berat berakibat glukosaria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsia)
3) Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata gatal, mata
kabur, impotensi, peruritas vulva
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan diabetes melitus terdiri dari :
1) Penatalaksanaan Medis
Ada lima komponen dalam penatalaksaan diabetes melitus yaitu :
a. Diet
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e) Menarik dan mudah diberikan
f) Prinsip diet diabetes mellitus yaitu : jumlah sesuai kebutuhan, jadwal
diit ketat, jenis : boleh dimakan atau tidak
b.Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita diabetes
melitus, adalah :
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin
dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya
2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan
72
d. Obat
1. Obat OAD (Oral Anti Diabetes)/ obat hipoglikemik oral (OHO)
2. Insulin
3. Cangkok pancreas
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien diabetes melitus adalah:
1) Komplikasi akut beupa hipoglikemia, sindrom hiperglikemia Hiperosmolar
non ketotik, ketoasidosis diabetic
2) Komplikasi kronik (umumnya terjadi 10 – 15 tahun setelah awitan) :
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Control kadar glukosa darah untuk memperlambat
atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular
b. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vascular perifer, dan vascular serebral
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangrene/kakidiabe
73
DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN
Gambar 2
75
Tindakan implementasi Kepada pasien
76
Gambar 3 Mengukur GDS Pasien
77