Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

L DENGAN KASUS DM type


II DI KP: SELANG CAU, WANASARI, KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN
BEKASI

DISUSUN OLEH:

1. Hesty Kurniawati (221560112010)

2. Evi Riany (221560112008

3. Asha Olivia Usman (221560112003)

4. Toriq fahranul .s (221560112017)

5.Cornelia Febriyanti (221560112004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDISTRA INDONESIA

JL. CUT MUTIA NO. 88A, SEPANJANG JAYA, KEC. RAWALUMBU, KOTA

BEKASI.

2022

i
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

1.Data Keluarga

a. NamaKK : Tn. L

b. PekerjaanKK : Petani

c. PendidikanKK : SD

d. Agama:Islam

e. Alamat : kelurahan wanasari kec. Cibitung

f. Tanggal pengkajian : 17/9/2022

g. Komposisi Anggota Keluarga :

2. Komposisi Keluarga

Status Imunisasi
No Nama JK Pddkn Penyakit/Keluhan
BCG DPT POLIO Hepatitis Campak
1. Ny. P SD - - - - - Sakit
W DM type 2

3. Genogram

58
th 55th

2
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal serumah

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan Sudah meninggal

4. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. L merupakan tipe keluarga inti yaitu keluarga yang

terdiri dari suami istri dengan anak sudah memisahkan diri karena sudah

menikah.

5. Suku Bangsa

Keluarga Tn. L. mengunakan Bahasa Indonesiadan bahasa daerah

muna.Dalam berhubungan sosial, keluarga tidak memandang etnis dan

saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, tempat tinggal

keluarga berbentuk rumah dan tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional

ataupun modern. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan untuk diet maupun

mengurangi makanan asin dan manis, serta cara berpakaian tidak dipengaruhi oleh

budaya tradisional ataupun modern.

6. Agama

Seluruh anggota keluarga Tn. L beragama Islam dan dalam pelaksanaan

kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat.Agama

3
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. L dalam membina

hubungan baik dengan sesama.

7. Status sosial ekonomi keluarga

Tn. L dan Ny.W bekerja sebagai petani.Penghasilan Tn.L tidak menentu.

Penghasilan yang didapatkan keluarga Tn. L mencukupi untuk kebutuhan

sehari-hari dan ditambah bantuan dari anak-anaknya yang sudah menikah.

Pengelola keuangan dalam keluarga yaitu Ny. W.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluaraga Tn. L mengatakan jarang berekreasi, dan bila ada waktu

senggang digunakan untuk menonton TV dan menonton TV bersama.

9. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Saat ini Tn.L dan Ny. W berada dalam tahap perkembangan keluarga usia

lanjut dimana semua anak-anaknya telah hidup terpisah dengan orang

tuanya dan sudah menikah.

10. Riwayat Keluarga Inti

Tn.L tidak memiliki riwayat penyakit. Istri Tn. L yaitu Ny. W saat ini

sedang menderita penyakit diabetes melitus.Ny. W mengetahui mengalami

sakit gula 1 tahun yang lalu. Tn. L dan Ny.W tidak mengatahui secara

rinci dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda

dan gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan sehingga Ny.

W tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu. Ny W hanya tahu

untuk diminta berpantang makanan manis tetapi kadang masih

memakannya. Ny.W mengatakan sering merasa haus, sering kencing,

cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, sering merasa kesemutan.Ny.

4
W mengeluh badannya lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat.Ny.

GDS 250 mg/dl. Tn. L dan Ny. W tidak memiliki sikap negatif atau

kurang percaya terhadap petugas kesehatan.

11. Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. L dan Ny. W mengatakan tidak mengetahui tentang riwayat penyakit

keluarga sebelumnya.

12. Lingkungan Perumahan

Tn. L tinggal di rumah permanen milik sendiri.dengan komposisi 1 ruang

tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang keluarga,1 dapur dan

lantainya semen, penerangan menggunakan lampu listrik, mempunyai

jendela dan ventilasi,kebersihan baik,lantai rumah bersih, memiliki saluran

pembuangan air limbah. Tn. L dan Ny. W mengetahui pentingnya

membersihkan lingkungan rumah.

Denah Rumah Tn. L

E D U

S
A C B

Keterangan: B B

A : Ruang Tamu

B : Ruang Tidur

C :Ruang keluarga

5
D : Dapur

E : Wc / kamar mandi

Jendela:

Pintu :

13. Pengelolaan sampah

Tn. L dan Ny. W mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri,

dibuang di tempat pembuangan sampah yang ada di sekitar lingkungan

rumah.

14. Sumber air

Sumber air yang digunakan adalah sumur gali.Keadaan air jernih, tidak

berbaudan tidak berasa.Sumber air minum dari air sumur yang di masak

kadang air gallon.

15. Jamban Keluarga

Tn. L dan Ny. W memiliki WC sendiri dengan jamban leher angsa.Jarak

septic tank dengan sumber air ± 15 meter.

16. Pembuangan Air Limbah

Tn. L dan Ny. W mempunyai saluran tempat pembuangan air limbah

yang mengalir langsung keselokan dan jaraknya sangat dekat dari

rumah.Kondisi air selokan hitam dan dapat mengalir lancar.

17. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan,

Di daerah tempat tinggal Tn. L dan Ny. W terdapat perkumpulan sosial

seperti kegiatan pengajian dan kegiatan Posyandu.Fasilitas kesehatan

yang terdapat di masyarakat yaitu Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit

dan Puskesmas keliling.Tn. L dan Ny. W jarang memanfaatkan fasilitas

6
kesehatan yang ada dan memeriksakan kesehatan bila sakit saja. Fasilitas

kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh Tn. L dan Ny. W dengan motor,

angkutan umum atau ojek.

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Di lingkungan Kelurahan Benua Nirae penduduknya cukup padat, jarak

antar rumah tetangga agak berjauhan, jarak ke jalan raya cukup jauh, dan

letak rumah berada di depan jalan umum serta bisa dilewati oleh motor

dan kendaraan umum. Kondisi lingkungan bersih dan tidak terdapat

sumber polusi dari pabrik.Fasilitas yang terdapat di komunitas yaitu

fasilitas kesehatan, pasar, mesjid, sekolah dan transportasi.

19. Mobilitas Geografis Keluarga

Tn. L dan Ny. W sudah tinggal di lingkungan ini sejak ± 35 tahun yang

lalu dan tidak pernah pindah.

20. Perkumpulan Keluarga dan Iinteraksi dengan Masyarakat

Ny. W mengikuti kegiatan pengajian setiap malam jumat bersama warga

lainnya.

21. Sistem Pendukung Keluarga

Hubungan Tn. L dan Ny. W dengan tetangga atau lingkungan sekitar

baik, cukup erat, saling membantu dan menghargai.Transportasi mudah

didapatkan seperti angkutan umum, ojek dan lain-lain.Di dalam

masyarakat terdapat struktur organisasi yaitu RW, RT.

22. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga.

7
Tn. L dan Ny. W berkomunikasi dengan baik, saling menghargai bila

ada anggota keluarga sedang berbicara.Bila ada anggota keluarga

yang sedang menghadapi masalah, dibicarakan secara terbuka

sehingga masalah dapat diselesaikan.Keluarga tidak melibatkan emosi

dalam penyampaian pendapat.

b. Struktur kekuatan keluarga

Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. L dan Ny. W

mengatur keuangan Keluarga. Dalam proses pengambilan keputusan

dengan cara dimusyawarahkan dahulu sebelumnya.

c. Struktur peran

Tn. L sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan mencari

nafkah, sedangkan Ny. W sebagai istri yang bertugas mengatur

keuangan.Keluarga Tn. L melaksanakan perannya dengan baik.

d. Nilai dan norma budaya

Nilai dan norma budaya yang dianut oleh Tn. L dan Ny. W adalah

budaya Muna dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta

kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun agama.

23. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tn. L dan Ny. W berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota

keluarga, saling membantu jika ada anggota keluarga yang mengalami

kesulitan, saling menghargai, memperhatikan dan percaya antara satu

dengan yang lainnya.

b. Fungsi sosialisasi

8
Tn. L dan Ny. W dapat berinteraksi dengan baik di dalam

lingkungannya. Tanggung jawab dalam keluarga dijalankan dengan

baik seperti Tn. L bekerja mencari nafkah dan Ny. W mengatur rumah

tangga.

c. Fungsi reproduksi

Tn. L memiliki dua anak. Tn. L dan Ny. W dulu mengikuti program

KB dengan menggunakan jenis KB Pil dan sekarang Ny. W sudah

menapouse.

24. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Stresor jangka pendek yang sedang dialami keluarga adalah Ny. W

mengalami sakit gula. Stresor jangka panjang yang dirasakan oleh

Tn.L adalah Ny. W menderita DM dan sekarang dalam proses

pengobatan dan berhararap setelah sembuh, penyakitnya ini tidak

timbul lagi.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Tn. L dan Ny. W mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan

bersama – samauntuk mencari jalan keluarnya (musyawarah).

c. Strategi koping yang digunakan

Tn. L mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan bersama untuk

mencari jalan keluarnya.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara keluarga

mengatasi masalah secara maladaptif.

9
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Tn. L dan Ny. W sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa

berbicara mengenai kesehatan, memberikan informasi, sehingga

keluarga menjadi tahu mengenai kesehatannya, Tn. L dan Ny. W

berharap penyakitnya bias sembuh

25. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. L

No. Pemeriksaan Tn. L Ny. W


Fisik
1. TTV TD :130 / 70 mmhg TD :130/80 mmhg
N : 72 x/ m N : 76x/m
RR :17 x / m RR :19 x /m
S : 37 ◦C S :36 ◦C

2 Kepala Simetris, bentuk Simetris, bentuk


kepala mesocepal, kepala mesocepal,
rambut beruban rambut cepak dan
hitam
3. Leher Leher tidak ada Leher tidak ada
peningkatan tekanan peningkatan tekanan
vena jugularis dan vena jugularis dan
arteri carotis, tidak arteri carotis, tidak
teraba adanya teraba adanya
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid tiroid
4. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
anemis, tidak ada anemis, tidak ada
katarak, penglihatan katarak, penglihatan
sedikit tidak jelas masih jelas
5. Telinga Simetris, Simetris, masih jelas
Pendengaran kurang dalam indera
jelas, serumen di pendengaran,
dalam telinga dalam serumen di dalam
batas normal telinga dalam batas
normal
6. Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
polip, indera polip, indera
penciuman masih penciuman masih
berfungsi dengan berfungsi dengan
baik, bernafas tidak baik, bernafas tidak
menggunakan cuping menggunakan

10
hidung cuping hidung
7. Dada Paru – paru Paru – paru
Inspeksi : dada kanan Inspeksi : dada kanan
dan kiri simetris saat dan kiri simetris saat
bernafas bernafas
Palpasi : vocal Palpasi : vocal
vermitus bagian vermitus bagian
kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris simetris
Auskultasi : suara Auskultasi : suara
vesikuler tidak ada vesikuler tidak ada
suara tambahan suara tambahan
seperti wheezing dan seperti wheezing dan
ronkhi ronkhi
Jantung Jantung
Inspeksi : tidak Inspeksi : tidak
tampak adanya ictus tampak adanya ictus
cordis cordis
Palpasi : tidak teraba Palpasi : tidak teraba
ictus cordis ictus cordis
Auskultasi : BJ I dan Auskultasi : BJ I dan
BJ II BJ II
8. Abdomen Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
pembesaran perut pembesaran perut
berlebihan, simetris berlebihan, simetris
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
nyeri tekan di bagian nyeri tekan di bagian
abdomen abdomen
Auskultasi : Auskultasi :
peristaltic usus 18 peristaltic usus 16
kali permenit kali permenit
9. Genitalia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
10. Mulut Tidak terdapat Tidak terdapat
stomatitis, mukosa stomatitis, mukosa
lembab, indera lembab, indera
pengecapan masih pengecapan masih
berfungsi dengan berfungsi dengan
baik baik
11. Ekstremitas Tidak ada oedema Tidak ada oedema
atas pada ekstremitas atas pada ekstremitas atas
12. Etremitas Tidak ada oedema Tidak ada oedema
bawah pada ekstremitas pada ekstremitas
bawah bawah, kaki sering
kesemutan

11
26. Harapan Keluarga

Tn.L dan Ny.W berpendapat bahwa masalah-masalah yang ada harus

segera dapat diatasi. Tn.L berharap masalah-masalah yang ada dapat

diatasi dan akan berjalan dengan lancar, terutama penyakit diabetes

mellitus yang diderita Ny.W dapat di control dengan pola makan dan

olahraga.

B. Analisa Data

Tabel 3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Faktor resiko: Hiperglikemia Risiko ketidakstabilan
1. Ny. W mengatakan kadar glukosa darah
sudah tidak ↓
kontrol gula lagi
Glukogenesis
sejak 6 bulan yang
lalu ↓
2. Ny. W diminta
berpantang Konpensasi Tubuh
makanan manis
tetapi kadang ↓
masih Rasa lapar
memakannya.
3. Ny.W mengatakan ↓
sering merasa
haus,sering Ketidakseimbangan
kencing, cepat kadar glukosa
lapar sehingga darah
pola makan tidak
tentu
4. Ny.W mengatakan
kakinya merasa
sering kesemutan
5. Ny. W mengeluh
badannya lemas
dan kesulitas
untuk beraktivitas
berat.
6. TTV :
TD :130/80 mmhg
N : 76x/m

12
RR :19 x /m
S :36 ◦c
7. GDS : 250 mg / dl
2. Data Subjektif : Hiperglikemia Defisit pengetahuan
1. Tn. L dan Ny. W
tidak mengatahui ↓
secara rinci dan
Neuropati
bertanya tentang
penyakitnya baik ↓
mengenai
pengertian, tanda Penurunan
dan gejala serta sensitivitas perifer
komplikasi jika
penyakitnya jika ↓
dibiarkan Perubahan status
2. Ny. W tidak penah kesehatan
lagi kontrol gula
sejak 6 bulan yang ↓
lalu.
3. Tn. L dan Ny.W Kurang informasi
mengatakan hanya tentang penyakit
ke fasilitas
kesehatan jika
sakit saja
4. Ny. W diminta
berpantang
makanan manis
tetapi kadang
masih
memakannya

Data Objektif :
TTV :
TD :130/80 mmhg
N : 76x/m
RR :19 x /m
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl

C. Diagnosis Keperawatan

Masalah keperawatan yang ditemukan pada keluarga Tn. L ada 2

yaitu:

13
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W

mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta

berpantang makanan manis tetapi kadang masih memakannya, sering

merasa haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu,

kakinya sering kesemutan, badan lemas dan kesulitas untuk beraktivitas

berat, GDS : 250 mg / dl

2. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit berhubungan dengan

kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah

kesehatan ditandai dengan Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui secara

rinci dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian,

tanda dan gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan,

tidak penah lagi kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas

kesehatan jika sakit saja, diminta berpantang makanan manis tetapi

kadang masih memakannya

14
D. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.3 RencanaIntervensi Keperawatan

Diagnosis Luaran Intervensi

Risiko ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen


kadar glukosa darah asuhan keperawatan hiperglikemia
dibuktikan dengan : selama 3 x Kunjungan, 1. Monitor tanda
1. Ny. W mengatakan kestabilan kadar dan gejala
sudah tidak kontrol gula glukosa darah hiperglikemia
lagi sejak 6 bulan yang meningkat dengan 2. Konsultasi
lalu kriteria hasil : medis jika
2. Ny. W diminta • Kadar glukosa tanda dan
berpantang makanan darah membaik gejala
manis tetapi kadang • Keluhan sering hiperglikemia
masih memakannya. haus menurun tetap ada dan
3. Ny.W mengatakan • Keluhan sering memburuk
sering merasa haus, lapar/makan 3. Anjurkan
sering kencing, cepat menurun monitor kadar
lapar sehingga pola • Keluhan BAK glukosa darah
makan tidak tentu membaik 4. Anjurkan
4. Ny.W mengatakan • Status Nutrisi kepatuhan
kakinya merasa sering membaik terhadap diet
kesemutan • Tingkat dan olahraga
5. Ny. W mengeluh Pengetahuan
badannya lemas dan meningkat
kesulitas untuk
beraktivitas berat.
6. TTV :
TD :130/80 mmhg
N : 76x/m
RR :19 x /m
S :36 ◦c
7. GDS : 250 mg / dl

Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan Edukasi Proses


manajemen penyakit tindakan keperawatan Penyakit
berhubungan dengan selama 3 x 8. Identifikasi
kurang terpapar informasi, Kunjungan,tingkat kesiapan dan
keluarga tidak mampu pengetahuan kemampuan
mengenal masalah meningkat, dengan menerima
kesehatan ditandai dengan kriteriahasil: informasi
Data Subjektif : • Perilaku sesuai 9. Sediakan
1. Tn. L dan Ny. W tidak anjuran meningkat materi dan
mengatahui secara rinci • Pertanyaan tentang media
dan bertanya tentang masalah menurun pendidikan
penyakitnya baik • Menjalani kesehatan

15
mengenai pengertian, pemeriksaan yang 10. Jadwalkan
tanda dan gejala serta tidak tepat pendidikan
komplikasi jika menurun kesehatan
penyakitnya jika • Pengetahuan sesuai
dibiarkan tentang penyakit kesepakatan
2. Ny. W tidak penah lagi meningkat 11. Jelaskan
kontrol gula sejak 6 penyebab dan
bulan yang lalu. fakto risiko
3. Tn. L dan Ny.W penyakit
mengatakan hanya ke 12. Jelaskan
fasilitas kesehatan jika tanda dan
sakit saja gejala penyakit
4. Ny. W diminta 13. Jelaskan
berpantang makanan kemungkinan
manis tetapi kadang terjadinya
masih memakannya. komplikasi
14. Anjurkan
Data Objektif : melapor jika
TTV : merasakan
TD :130/80 mmhg tanda dan
N : 76x/m gejala
RR :19 x /m memberat
S :36 ◦C
GDS : 250 mg / dl

16
E. Implementasi

Tabel Implementasi Keperawatan

1. Implementasi Hari I : 17 september 2022

Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan

Risiko 10.00 1. Monitor tanda dan S:


ketidakstabila gejala hiperglikemia
n kadar Hasil : O:
glukosa darah Ny.W mengatakan
1. Kadar glukosa darah
sering merasa haus,
belum membaik
sering kencing, cepat
2. Keluhan sering haus
lapar sehingga pola
belum menurun
makan tidak tentu
3. Keluhan sering
2. Konsultasi medis jika lapar/makan belum
tanda dan gejala menurun
hiperglikemia tetap 4. Keluhan BAK belum
ada dan memburuk membaik
Hasil : A:
Ny. W tidak penah
lagi kontrol gula sejak Masalah belum teratasi
6 bulan yang lalu dan
tidak tahu kapan akan P :
pergi kontrol
Lanjutkan intervensi 1,2,
3. Anjurkan monitor 3, 4
kadar glukosa darah
Hasil :
GDS 6 bulan lalu 250
mg/dlNy. W
mengatakan belum
tahu kapan periksa
lagi

4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W masih kadang
masih makan
makanan manis dan
tidak pernah olahraga

Defisit 10.30 1. Identifikasi kesiapan S:


pengetahuan dan kemampuan
tentang menerima informasi O:
manajemen Hasil : keluarga
1. Perilaku sesuai

17
penyakit bersedia diberi anjuran belum
berhubungan pendidikan kesehatan meningkat
dengan kurang tentang penyakitnya 2. Pertanyaan tentang
terpapar masalah belum
informasi, 2. Jadwalkan pendidikan menurun
keluarga tidak kesehatan sesuai 3. Menjalani
mampu kesepakatan pemeriksaan yang
mengenal Hasil : keluarga tidak tepat belum
masalah setuju penyuluhan menurun
kesehatan dilakukan pada 4. Pengetahuan tentang
sabtu, 17April 2022 penyakit belum
jam 10.30 di meningkat
rumahnya
A:
3. Sediakan materi dan
media pendidikan Masalah belum teratasi
kesehatan P:
Hasil : Menyiapkan
SAP dan leaflet Intervensi dilanjutkan

2. Implementasi : Sabtu, 17 April 2022

Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan

Risiko 10.15 1. Monitor tanda dan S:


ketidakstabila gejala hiperglikemia
n kadar Hasil : O:
glukosa darah Ny.W mengatakan
1. Kadar glukosa darah belum
sering merasa haus,
membaik
sering kencing, cepat
2. Keluhan sering haus belum
lapar sehingga pola
menurun
makan tidak tentu
3. Keluhan sering lapar/makan
2. Konsultasi medis jika belum menurun
tanda dan gejala 4. Keluhan BAK belum
hiperglikemia tetap membaik
ada dan memburuk A:
Hasil :
Ny. W mengatakan Masalah belum teratasi
akan kontrol gula
darah secara teratur P:

3. Anjurkan monitor Lanjutkan intervensi 1,3,4


kadar glukosa darah
Hasil :
GDS 6 bulan lalu 250
mg/dl. Ny. W
mengatakan akan

18
periksa dula ke
Puskesmas supaya
tahu berapa kadar
gula darahnya
sekarang

4. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
akan mengikuti
pantangan tidak
makan makanan yang
manis-manis supaya
gula darahnya tidak
meningkat

Defisit 10.30 1. Jelaskan penyebab S :


pengetahuan dan fakto risiko
tentang penyakit Ny. W mengatakan sudah
manajemen mengetahui tentang penyakit
penyakit 2. Jelaskan tanda dan yang dialami
berhubungan gejala penyakit
O:
dengan kurang
terpapar 3. Jelaskan 1. Perilaku sesuai anjuran
informasi, kemungkinan cukupmeningkat
keluarga tidak terjadinya komplikasi 2. Pertanyaan tentang masalah
mampu menurun
mengenal 4. Anjurkan melapor jika 3. Menjalani pemeriksaan yang
masalah merasakan tanda dan tidak cukupbelum menurun
kesehatan gejala memberat 4. Pengetahuan tentang
penyakit cukupmeningkat

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

3. Implementasi Hari II: Minggu 18 September 2022

Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi SOAP
Keperawatan

Risiko 11 .00 1.Monitor tanda dan S :


ketidakstabila gejala hiperglikemia
n kadar Hasil : O:

19
glukosa darah Ny.W mengatakan 1. Kadar glukosa darah
sering merasa haus, cukupmembaik
sering kencing, tapi 2. Keluhan sering haus belum
sudah mengatur pola Menurun
Makan 3. Keluhan sering lapar/makan
cukupmenurun
2.Anjurkan monitor 4. Keluhan BAK belum membaik
kadar glukosa darah
Hasil : A:
GDS 175 mg/dl. Ny.
W mengatakan akan Masalah sudah teratasi
periksa gula darah di P :
Puskesmas secara
Rutin Intervensi dihentikan
3. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan
Olahraga
Hasil :
Ny. W mengatakan
sudah mengurangi
makanan yang manis

Defisit 12.20 1. Jelaskan penyebab S :


pengetahuan dan fakto risiko
tentang penyakit Ny. W mengatakan sudah
manajemen mengertitentang penyakit yang
penyakit 2. Jelaskan tanda dan dialami dan dapat mnegulangi
berhubungan gejala penyakit informasi yang disampaikan
dengan kurang
3. Jelaskan Ny. W mengatakan akan periksa
terpapar
kemungkinan gula darah di Puskesmas secara
informasi,
keluarga tidak terjadinya komplikasi rutin
mampu O:
mengenal 4. Anjurkan melapor jika
masalah merasakan tanda dan 1. Perilaku sesuai anjuran cukup
kesehatan gejala memberat meningkat
2. Pertanyaan tentang masalah
Menurun
3. Menjalani pemeriksaan yang
tidak cukupmenurun
4. Pengetahuan tentang penyakit
Meningkat

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

20
PEMBAHASAN

Proses keperawatan pada keluarga dilaksanakan selama 2 hari mulai


tanggal 17 – 18 september 2022 pada keluarga Tn. L dengan salah satu anggota
keluarga yang mengalami gangguan system endokrin : diabetes melitus di
Keluarahan Benua Nirae Kecamatan Abeli, dengan pembahasan sebagai berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 september 20202 Hampir seluruh
keterangan atau data berasal dari Tn. L dan Ny. W. Dalam memberikan
data kesehatan, Tn. L dan Ny. Wdapat berkomunikasi secara baik dengan
petugas serta mau terbuka dalam menyampaikan informasi atau masalah yang
sedang dihadapi sehingga sangat membantu dalam proses pengkajian. Hasil
pengkajian dari Tn. L dan Ny. Wdi Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Abeli
didapatkan: Ny.W jenis kelamin perempuan, umur 55 tahun, pasien menganut
agama islam, asal Benua Nirae, bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Dari pengkajian yang telah dilakukan didapat bahwa masalah kesehatan
pada keluarga Tn. L adalah Ny. W yang menderita diabetes melitus. Pada
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu didapat hasil GDS Ny. Wadalah 250
mg/dL, TD :130/80 mmHg, N : 76x/m, RR :19 x /m, S :36 ◦C. Ny. W mengatakan
sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta berpantang makanan
manis tetapi kadang masih memakannya, sering merasa haus, sering kencing,
cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, kakinya sering kesemutan, badan
lemas dan kesulitan untuk beraktivitas berat, GDS : 250 mg / dl.
Pengkajian fungsi keluarga diperoleh data bahwa keluarga tidak mampu
mengenal masalah kesehatan oleh karena Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui
secara rinci dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda
dan gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan, tidak pernah lagi
kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas kesehatan jika sakit saja,
diminta berpantang makanan manis tetapi kadang masih memakannya.

B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dirumuskan pada kelurga Tn. L dengan salah
satu anggota keluarga yang mengalami gangguan system endokrin :diabetes
melitus , adalah :
1. Risiko ketidakstabilan kadarglukosa darah dibuktikan dengan Ny. W
mengatakan sudah tidak kontrol gula lagi sejak 6 bulan yang lalu, diminta
berpantang makanan manis tetapi kadang masih memakannya, sering merasa
haus, sering kencing, cepat lapar sehingga pola makan tidak tentu, kakinya
sering kesemutan, badan lemas dan kesulitas untuk beraktivitas berat, GDS :
250 mg / dl
2. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit berhubungan dengan
kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan ditandai dengan Tn. L dan Ny. W tidak mengatahui secara
rinci dan bertanya tentang penyakitnya baik mengenai pengertian,
tanda dan

21
gejala serta komplikasi jika penyakitnya jika dibiarkan, tidak penah lagi
kontrol gula sejak 6 bulan yang lalu, hanya ke fasilitas kesehatan jika
sakit saja, diminta berpantang makanan manis tetapi kadang masih
memakannya
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita diabetes mellitus
menurut (SDKI, Edisi 1. 2018) sesuai dengan prioritas masalah antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
3. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Terdapat kesenjangan antara diagnosis yang dirumuskan pada kasus dan
diagnosis secara teori.Kesenjangan antara teori dan studi kasus dapat terjadi, hal
ini sangat tergantung pada perkembangan penyakit serta respon individu terhadap
penyakit yang dialaminya.

C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun perencanaan tindakan keperawatan ini penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunannya telah merujuk kepada teori sesuai
rujukanSDKI, SLKI, SIKI (PPNI 2018). Penyusunan intervensi sangat
dipengaruhi oleh kondisi keluarga, ketersediaan sumber daya pada keluarga serta
mempertimbangan waktu implementasi yang cukup singkat.
Diagnosis 1.Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah. Tujuan/luaran
yang ingin dicapai adalah setelah asuhan keperawatan dilakukan selama 3 x
kunjungan, kestabilan kadar glukosa darah pada Ny. W dapat meningkat dengan
kriteria hasil yaitu kadar glukosa darah membaik, keluhan sering haus menurun,
keluhan sering lapar/makan menurun, keluhan BAK membaik, status nutrisi
membaik, tingkat pengetahuan meningkat kestabilan kadar gula darah klien dapat
meningkat. Intervensi yang direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dan mengatasi masalah adalah manajemen hiperglikemia dengan tindakan
berupa :
1. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
2. Konsultasi medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada dan memburuk
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Diagnosis 2.Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit
berhubungan dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal
masalah kesehatan.Tujuan/luaran yang ingin dicapai adalah setelah asuhan
keperawatan dilakukan selama 3 x kunjungan, tingkat pengetahuan pada keluarga
Tn. L dapat meningkat dengan kriteria hasil yaitu perilaku sesuai anjuran
meningkat , pertanyaan tentang masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat menurun, pengetahuan tentang penyakit meningkat. Intervensi yang
direncanakan akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan mengatasi masalah
adalah edukasi proses penyakit dengan tindakan berupa :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Jelaskan penyebab dan fakto risiko penyakit
5. Jelaskan tanda dan gejala penyakit
6. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi

22
7. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat

D. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan pada keluarga Tn. L berlangsung di
rumahklien.Selama pelaksanaan implementasi, penulis tidak menemui kendala
yang berarti.Implementasi dilaksanakan mengikuti rencana intervensi yang telah
disusun dengan terlebih dahulu meminta persetujuan keluarga klien. Keluarga
klien dalam hal ini Tn. L dan Ny. W sangat kooperatif, terbuka dalam
menyampaikan informasi atau masalah yang sedang dihadapi sehingga proses
implementasi dapat terlaksana dengan baik meskipun dengan waktu yang cukup
terbatas.
penulis melakukan implementasi diagnosis 1 yaitu manajemen
hiperglikemia.Manajemen hiperglikemia bertujuan untuk menjaga gula darah
tetap stabil.Hal ini dapat terlaksana dengan baik jika klien dan kelurga patuh
terhadap anjuran diet.Menjalankan perilaku kepatuhan terhadap diet
adalah membiasakan diri untuk makan tepat waktu agar tidak terjadi
perubahan pada kadar glukosa darah. Dukungan dari anggota keluarga
merupakan faktor penting dalam menjalankan pogram kepatuhan diet diabetes.
Keluarga berperan mengurangi ketidakpedulian pasien dalam menghadapi
penyakit dan ketidaktaatan diet yang disebabkan oleh godaan dari luar (Pratiwi &
Endang, 2013).
Penderita Diabetes Melitus biasanya cenderung memiliki kadar gula
darah yang tidak terkontrol (Susanto, 2013). Kadar gula darah akan
meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat dan/atau gula (Nurrahmani, 2012). Oleh karena itu, penderita
diabetes melitus perlu menjaga pengaturan diet dalam rangka pengendalian
kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan pada diagnosis 1.
Tanggal 17 september 2022 penulis melakukan implementasi diagnosis 2
yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, kelurga
tidak mampu mengenal masalah kesehatan dengan intervensi yaitu edukasi proses
penyakit. Tindakan yang dilakukan adalah memberikan edukasi proses penyakit
berupa pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn. L mengenai penyakit yang
dialami oleh anggota keluarganya yaitu Ny. W. Pendidikan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga. Pengetahuan klien dan keluarga
tentang diabetesmelitus yang dideritanya akan menjadi sarana dan solusi
bagiklien dan keluarganya dalam menangani penyakitnya. Semakin baik tingkat
pengetahuanklien dan keluarga tentang penyakitnya, makasemakin paham
mengapa dan bagaimana harus mengubah perilaku hidup menjadi lebih sehat
(Efendy, dkk 2009).

E. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi pada diagnosis 1 yaitu risiko ketidakstabilan kadar glukosa
darah dapat teratasi pada implementasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
kestabilan kadar glukosa darah Ny. W mengalami peningkatan meskipun belum
mencapai batas normal (140 mg/dl). Tercapainya tujuan/luaran sesuai dengan
ketercapaiandari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana intervensi

23
yaitu adalah kadar glukosa darah cukup membaik, keluhan sering haus belum
menurun keluhan sering lapar/makan cukup menurun, keluhan BAK belum
membaik.
Hasil evaluasi pada diagnosis 2 yaitu defisit pengetuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi, keluarga tidak mampu mengenal masalah
kesehatan dapat teratasi pada impelemtenasi hari ke 3 oleh karena tujuan/luaran
tingkat pengetahuan keluarga Tn.L mengalami. Tercapainya tujuan/luaran sesuai
dengan ketercapaian dari beberapa indikator yang telah ditetapkan pada rencana
intervensi yaitu perilaku sesuai anjuran cukup meningkat, pertanyaan tentang
masalah menurun, menjalani pemeriksaan yang tidak cukup menurun,
pengetahuan tentang penyakit meningkat. Peningkatan pengetahuan pada keluarga
Tn. L dievaluasi melalui perubahan perubahan dari yang sebelumnya klien dan
keluarga hanya tahu diabete melitus adalah kecing maniskarena pengaruh makan
dan minum yang manis, kini klien dan keluarga tahu pengertian, penyebab tanda
dan gejala, serta komplikasi dari penyakit dari penyakitnya, serta klien dan suami
juga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungannya
dibuktikan dengan klien akan melakukan kontrol kadar gula darahsecara rutin di
fasilitas kesehatan.
Evaluasi berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya
keluarga dan serta bagaimana respon klien dan keluarga terhadap intervensi yang
diimplementasikan. Implementasi yang dilakukan menunjukan ketercapaian yang
baik jika masalah pada klien dan keluarga dapat teratasi.Keberhasilan ini
didukung oleh petugas dalam mengimplementasikan semua rencana keperawatan,
serta terbangunnya komunikasi yang baik antara petugas dengan klien dan
keluarganya.

24
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab 30 Menit
2. Menyimpulkan 2. Aktif bersama
hasil menyimpulkan
penyuluhan 3. Membalas salam
3. Memberi salam penutup

a. Evaluasi
1.Evaluasi Persiapan
a.Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b.Mediasudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
c.Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
d.SAP sudah siap 1 hari sebelumpenyuluhan.
2.Evaluasi Proses
a.Tn. L dan Ny. W memperhatikan penjelasan penyaji.
b.Tn. L dan Ny. Waktif bertanya.
c.Media dapat digunakan secara efektif.
3.Evaluasi Hasil
a.Menyebutkan kembali pengertian Diabetes melitus.
b.Menyebutkan kembali penyebab Diabetes melitus.
c.Menyebutkan kembali tanda dan gejala Diabetes melitus.
d.Menyebutkan kembali upaya pencegahan Diabetes
melitus. e.Menyebutkan kembali penatalaksanaan Diabetes
melitus.
f. Menyebutkan kembali komplikasi Diabetes melitus.

70
MateriPenyuluhan
Diabetes Melitus(DM)

1. Definisi

Diabetesmelitusadalahgangguanmetabolikyang ditandai oleh


hiperglikemia(kenaikankadarglukosa) akibatkurangnya hormon
insulin, menurunnyaefek insulin atau keduanya. (kowalak,dkk.
2016). Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang
merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat
kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif.(Kemenkes,
2013).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang ditandai
dengan hiiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau aktivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, dan neuropati.
2. Penyebab
1) Diabetes Melitus tipe I (IDDM/ Insulin Dependent Diabetes
Mellitus)
a. Faktor genetik/ herediter
b. Faktor infeksi
c. Faktor imunologi
2) Diabetes Melitus tipe II (NIDDM/ Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus)
a. Obesitas.
e. Usia : cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
f. Riwayat keluarga
g. Kelompok etnik
3. Gejala Diabetes Melitus
Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi
metabolik defisiensi insulin :

71
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikemia berat berakibat glukosaria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsia)
3) Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata gatal, mata
kabur, impotensi, peruritas vulva
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien dengan diabetes melitus terdiri dari :
1) Penatalaksanaan Medis
Ada lima komponen dalam penatalaksaan diabetes melitus yaitu :
a. Diet
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e) Menarik dan mudah diberikan
f) Prinsip diet diabetes mellitus yaitu : jumlah sesuai kebutuhan, jadwal
diit ketat, jenis : boleh dimakan atau tidak
b.Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita diabetes
melitus, adalah :
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin
dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya
2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan

72
d. Obat
1. Obat OAD (Oral Anti Diabetes)/ obat hipoglikemik oral (OHO)
2. Insulin
3. Cangkok pancreas
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien diabetes melitus adalah:
1) Komplikasi akut beupa hipoglikemia, sindrom hiperglikemia Hiperosmolar
non ketotik, ketoasidosis diabetic
2) Komplikasi kronik (umumnya terjadi 10 – 15 tahun setelah awitan) :
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati)
dan ginjal (nefropati). Control kadar glukosa darah untuk memperlambat
atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun
makrovaskular
b. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vascular perifer, dan vascular serebral
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangrene/kakidiabe

73
DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN

Gambar 1 Tindakan pengkajian Kepada pasien

Gambar 2

75
Tindakan implementasi Kepada pasien

76
Gambar 3 Mengukur GDS Pasien

Gambar 4 Penyuluhan Mengenai Dm

77

Anda mungkin juga menyukai