Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ...........
DESA WERDI, KEC. WONOKERTO , KAB. PEKALONGAN

Di Susun Oleh :

BUDI SANTOSO
NIM : 1416000381

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2017
FORMAT PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

A.PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. D
2. Usia Kepala Keluarga : 60 tahun
3. Alamat & Telepon : Desa Werdi RT 3 , 4, RW II, Kec. Wonokerto
4. Pekerjaan : Buruh tani.
5. Pendidikan : SD
6. Komposisi Anggota Keluarga:
No Nama TTL/Umur L/P Agama Hub Pend Pekerjaan
dg KK
1. Tn.D 60 th L Islam Suami SD Buruh
2. Ny.M 50 th P Islam Istri SD IRT
3. An.A 15 th L Islam Anak SD -
kandu
ng

Genogram :

Keterangan
perempuan
laki-laki
tinggal dalam satu rumah
7. Tipe / Bentuk Keluarga : Keluarga besar(extended Famili)
8. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Tn. D mengatakan kebutuhan sehari hari seperti kebutuhan untuk belanja, makan,
dll terpenuhi.Penghasilan perbulan kira-kira Rp.1.000. 000 pengeluaran tiap hari ± 15
ribu sampai 20 ribu. Pendapatan didapat dari pekerjaan buruh dan dibantu oleh
menantunya. Kelurga Tn. D termasuk keluarga pas-pasan.
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga :
Tn. D mengatakan rekreasi keluarga dilakukan dengan menonton TV bersama di rumah
dan an.A sering keluar jalan- jalan sebagaimana layaknya anak remaja.
II .RIWAYAT TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : keluarga dengan anak remaja

14. Tahap Perkembangan Kelurga yang Belum Terpenuhi


Masih terdapat 2 kepala keluarga dalam 1 rumah, kebutuhan privasi masing-masing anggota
keluarga belum terpenuhi.

15. Riwayat Keluarga extended family


Tn. D adalah penduduk desa Werdi asli dengan beristrikan Ny.M.mereka telah
mempunyai 3 orang anak yaitu Ny.W,Ny.E DAN.An A.tp Ny.W dan E sudah
berkeluarga sendiri dan punya anak namun mereka masih hidup dalam satu atap
rumah.dan an.A yang umurnya 15 th masih remaja yang masih perlu pantauan keluarga.
16. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Hubungan antara kelurga Tn. D dan Ny. M saat ini baik.Istri Tn. D bekerja
sebagai buruh batik. Saat ini Tn.D hidup bersama anak-anaknya,menantu dan cucu.
III. LINGKUNGAN
17. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. D terbuat dari tembok, dengan tinggi ± 2 M dengan lantai terbuat dari
keramik. Atap rumah menggunakan genteng, dan langit-langit rumah sudah terpasang
plavon. Terdapat 5 kamar tidur, 1 ruang makan ples dapur dan 1 ruang tamu. Terdapat 1
jendela pada ruang tamu, akan tetapi jarang dibuka, pada masing-masing kamar terdapat
jendela sering dibuka. Rumah Tn. D memiliki pintu depan, dan pintu samping dan 1
pintu belakang. Terdapat kamar mandi dan WC yang terpisah, dan ruang keluarga untuk
berkumpul dan menonton TV.
Jarak sumber air bersih dan sungai ± 15 Meter

Denah Rumah

Ket:
A: Kamar Tidur
Ruang Tamu Teras A
B: Ruang tamu
C: Ruang
keluarga
D : Ruang makan
A
dan Dapur
E : Kamar mandi
Mushola
F : WC
A

A Ruang Makan

Tempat cuci E F Dapur

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Lingkungan tetangga klien dikenal cukup ramah, kebanyakan tetangga merupakan
penduduk asli desa Werdi, dan ada beberapa tetangga Tn. D juga masih ada hubungan
kekerabatan. Tidak terdapat saluran air pembuangan limbah rumah tangga di sekitar
rumah langsung ke sungai.
19. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. D penduduk asli dan tidak pernah berpindah – pindah tempat
tinggal.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Seluruh angota keluarga dapat berkumpul di sore hingga malam hari setelah
masing-masing anggota keluarga selesai beraktivitas keluarga biasanya berkumpul untuk
menonton Televisi diruang keluarga. Di masyarakat Tn. D tidak aktif bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar dan tidak ikut dalam organisasi masyarakat karena menderita
stroke.
21. Sistem Pendukung Keluarga
Yang berperan sebagai system pendukung keluarga Ny.M.
IV. STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah, mereka selalu
mengomunikasikan bersama. Menurut Tn. D, tidak ada hal yang ditutupi didalam
keluarga. Anggota keluarga bertemu setiap hari sehingga dapat berkomunikasi setiap
hari. Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam berkomunikasi adalah bahasa jawa.
23. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga yang berperan sebagai pengambil keputusan adalah kepala
keluarga yaitu Ny.M, kemudian sebagai pengatur keuangan adalah Tn.F sebagai
menantu. Anggota keluarga yang bertugas mencari nafkah adalah Tn. M.

24. Struktur Peran


Peran formal kepala keluarga adalah sebagai pencari nafkah.Tetapi karena
penyakkitnya maka Ibu perperan sebagai pencari nafkah. Anak pertama dan anak kedua
bekerja sebagai karyawan pada pabrik Dupantek. Begitu pula dengan menantu Tn. D
bekerja sebagai konveksi. Anak bungsu Tn. D tidak sekolah. Jika ada anggota keluarga
yang sakit dirawat bersama-sama anak pertama dan kedua.
25. Nilai dan Norma Keluarga
Anggota keluarga Tn. R menjunjung nilai-nilai keagamaan dan norma yang
berlaku. Anggota menjalankan ibadah sholat lima waktu tetapi tidak rutin.
V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afektif
Keluarga berperan dalam pembentukan sikap masing-masing anggota keluarga.
Dalam hal ini, menantu keluarga bertugas membimbing dan memberikan contoh sikap
yang terpuji bagi anggota keluarganya. Anggota keluarga dituntut menjunjung sopan-
santun dalam bersikap, bertutur kata. Yang muda menghormati yang lebih tua dan yang
tua menghargai dan menyayangi yang muda.
26. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
27. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga. Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas.
28. Fungsi Sosialisasi
Pada keluarga Tn. D anak tidak dibiarkan begitu saja dalam bertindak. Orang tua
tetap memerhatikan sikapnya. Jika anak sudah mampu melakukan sendiri, orang tua
hanya mengingatkan saja. Setiap anggota keluarga bebas memberikan perhatian dan
kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain. Karena ayah yaitu (Tn.D) menderita
stroke dan ibu yaitu Ny.M sebagai buruh batik sehingga tidak sepenuhnya an.A dalam
perhatiannya, An.A bebas bergaul dengan siapapun. Namun soal merokok memang
sudah berkali-kali diingatkan oleh bapak dan kakak-kakaknya,tetapi An.A tetap
membandel merokok dikarenakan masyarakat sekitar menganggap merokok merupakan
kebiasaan umum dan biasa dilakukan.
29. Fungsi Perawatan Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di
bidang kesehatan yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang

seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidak sanggupan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda

dan gejala, akibat atau bahaya merokok pada an.A dan kurangnya pengetahuan

tenteng cara parawatan anggota keluarga yang sakit khususnya pada Tn.D yang

mengalami stroke. Keluarga mengetahui masalah yang dihadapinya.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangkan siapa diantara

keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Ketidak sanggupan keluarga mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak

memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan

menonjolnya masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.


Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluargamemilikiketerbatasan

d.Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan

membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi

lingkungan bisa disebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya

keuangan, kondisi fisik rumah Insya Allah sudah memenuhi syarat.

e.Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan

membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat

perawatan segera agar masalah teratasi.Keluarga sudah memenfaatkan sarana

kesehatan yang terdekat (misalnya keluarga sudah memeriksakan Tn.D ke

Puskesmas Wonokerto II)

VI. STREES DAN KOPING KELUARGA


31. Stresor jangka panjang dan pendek
Stresor jangka pendek : Pada keluarga Tn.D yang merupakan stressor jangka
pendek adalah kebiasaan an.A yang mulai merokok.
Stresor jangka panjang : Menurut keluarga stresor jangka panjang ada, karena
keluarga takut bila kebiasaan an.A menjadi perokok berat dan bapak an.A yaitu Tn.D
yang menderita stroke sehingga dikhawatirkan penyakit Tn.D menjadi semakin berat.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Jika ada masalah, keluarga menghadapinya dengan tenang, mencari alternatif
penyelesaiannya, dan meyakini setiap masalah ada jalan keluarnya.
33. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah secara bersama –
sama. Apabila tidak menemukan pemecahnnya atau mengalami kebuntuan, keluarga akan
minta pendapat Tn.F ( menantu) karena Tn.D menderita stroke dan Ny.M sebagai buruh
batik .

34. Strategi adaptasi disfungsional


Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.

V. PEMERIKSAAN FISIK
N Nama Vital sign Kepala Dada Abdomen Ekstremita
o s
1. Bp. D a. TD: 190/100 Rambut bersih, tidak a. Inspeksi Tidak Kuku
mmHg rontok, telinga bersih, Bentuk dada normal asites, pendek,
b. N: 96x/mnt bentuk simetris, kedua dan simetris, tulang turgor kulit sawo
c. S: 36,5oC mata simetris, sklera kosta kelihatan jelas kurang dari matang,
d. Rr: 22x/mnt putih, reflek pupil b. Palpasi 1 detik. edema
e. TB: 165 cm terhadap cahaya Vocal fremitus normal kaki kanan
f. BB: 55 Kg mengecil, kelopak c. Perkusi kiri
mata tampak lingkar Sonor
gelap, hidung bersih, d. Auskultasi
bentuk kedua lubang Bunyi paru vaskuler
hidung simetris.
2. An.A a. TD: 100/70 Rambut bersih, tidak a. Inspeksi Tidak Kuku
mmHg rontok, telinga bersih, Bentuk dada normal asites, pendekdan
b. N: 26x/mnt bentuk simetris, kedua dan simetris, tulang turgor bersih,
c. S: 37oC mata simetris, sklera kosta kelihatan jelas kurang dari kulit
d. TB: 151 cm putih, reflek pupil b. Palpasi 1 detik. kehitaman,
e. BB: 50 Kg terhadap cahaya Vocal fremitus normal tidak
f. RR.24x/ mengecil, kelopak c. Perkusi terdapat
menit mata tampak lingkar Sonor oedema
gelap, hidung bersih, d. Auskultasi
bentuk kedua lubang Bunyi paru ada
hidung simetris. wheshing sedikit pada
paru kanan.

VII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap An.A mau berhenti merokok dan tenaga kesehatan dapat memberikan
informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
VIII. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM
1 Subyektif : Menurut keterangan Resiko tinggi terjadinya penyakit
keluarga An.A sudah merokok 4 paru khususnya pada An.A
bulan,sering batuk-batuk dada kadang berhubungan dengan ketidak tahuan
terasa sakit. keluarga mengetahui bahaya dan
Obyektif : tampak batuk,batuk sudah 3 resiko rokok
minggu, tidak tampak sesak napas RR.
24 x/menit,suara wheshing sedikit di
paru kanan.

2. Subyektif : Tn.D mengatakan sudah 2 Resiko tinggi terjadinya injuri


tahun menderita stroke,tapi tidak khususnya pada Tn. R berhubungan
merasakan keluhan apa-apa dengan ketidakmampuan keluarga
seperti( pusing), tidak ada. untuk merawat anggota keluarga
Obyektif : tampak bicara pelo,jalan yang sakit.
kaki susah agak disereT,Tensi 190/100
mmhg

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi terjadinya penyakit paru khususnya pada An.A berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengetahui bahaya dan resiko rokok.
2. Resiko tinggi terjadinya injury khususnya pada Tn. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit.
SKORING
Dx : Resiko tinggi terjadinya penyakit paru pada An.A berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga mengetahui bahaya dan resiko rokok.
No Kriteria Bobot/skor Total skor Pembenaran
1 Sifat Masalah : (1) 2/3 X 1 = 2/3 Resiko tinggi
Actual 3 terjadinya
Resiko 2 penyakit paru
Potensial 1 pada
An.A,ditandai
dengan :
Subyektif :
menurut
keterangan
keluarga An.A
merokok
bulan,sering
batuk,kadang
dada sakit tapi
tidak
sesaknapas.

Obyektif :
tampak
batuk,batuk
sudah
minggu,RR
normal
24x/menit,suara
wheshing
sedikit di paru
kanan.

2 Kemungkinan masalah (2) 2/2 X 2 = 1 Bahwa An.A


untuk diubah :
ada keinginan
Mudah 2
Sebagian 1 untuk merubah
Tidak dapat 0
kebiasaan
merokoknya.
3 Potensial masalah untuk (1) 3/3 X 1 = 1 Masalah mudah
dicegah : ditangani
Tinggi 3 dengan cara
Sedang 2 membatasi
Rendah 1 uang saku
An.A,sehingga
tidak ada
kesempatan
untuk beli
rokok,karena
ekonomi
keluarga pas-
pasan.
4 Menonjolnya masalah : (1) 2/2 X 1 = 1 Masalah sangat
Masalah berat harus segera berat dan harus
ditangani 2 segera
Ada masalah tetapi tidak ditangani
harus ditangani 1 karena kalau
Masalah tidak dirasakan berkelanjutan
bisa
0 mengakibatkan
masalah
kesehatan yang
serius.
Total Skoring 3 2/3

Dx : Resiko tinggi terjadinya injury khususnya pada Tn.R berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Bobot/skor Total skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : (1) 2/3 X 1 = 2/3 Resiko tinggi
Actual 3 terjadinya
Resiko 2 injury pada
Potensial 1 Tn.R,ditandai
dengan:
Obyektif: Tensi
190/100 mmhg,
bicara pelo,
jalan kaki
diseret.

2 Kemungkinan masalah (2) 1/2 X 2 = 1 Bahwa ada


untuk diubah :
keinginan
Mudah 2
Sebagian 1 keluarga untuk
Tidak dapat 0
melakukan
perawatan akan
tetapi
keterbatasan
biaya karena
harus control ke
dokter saraf
3 Potensial masalah untuk (1) 1/3 X 1 = 1/3 Bahwa Tn. R
dicegah :
sudah
Tinggi 3
Sedang 2 menderita
Rendah 1
stroke 2 tahun
dan tidak ada
keluhan pusing
dsb jadi untuk
kemungkinan
sembuh total
tidak bisa
apalagi
ditambah
ekonomi yang
pas-pasan untuk
control ke
dr.saraf tidak
bisa hanya saja
klien bisa cek
rutin ke
puskesmas
terdekat dan
perawatan
dirumah.
4 Menonjolnya masalah : (1) 2/2 X 1 = 1 Bahwa masalah
Masalah berat harus segera
ini harus segera
ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak ditangani
harus ditangani 1
karena kalau
Masalah tidak dirasakan
0 tidak ditangani
bisa berakibat
ke masalah
yang serius
yaitu
menimbulkan
bahayakematian
karena jatuh.
Total Skoring 3

X. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN sesuai skoring


1.Resiko tinggi terjadinya penyakit paru khususnya pada An.A berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga mengetahui bahaya dan resiko rokok.

2.Resiko tinggi terjadi injury khususnya pada Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga untuk merawat keluarga yang sakit

XI. PERENCANAAN
Terlampir

XII. PELAKSANAAN
Hari/tgl Jam No Dx Implementasi Respon Paraf
Rabu / 27 15.00 1 Melakukan S: Menurut
Juli 2011 WIB pengkajian keterangan
keluarga Tn.R pada keluarga An.A
An.A sudah 4 bulan
merokok,sering
batuk

O: Klien tampak
batuk,batuk
sudah 3
minggu ,badan
kurus,RR
24x/menit,ada
suara wheshing
sedikit pada paru
kanan.
Rabu / 27 16.00 1 Melakukan S:Klien
Juli 2011 WIB pemeriksaan fisik mengeluh sering
pada Klien An.A batuk, dada
kadang terasa
sakit

O: Auscultasi
terdengar
wheshing pada
paru kanan,RR
masih normal
24x/menit

XIII. EVALUASI ( Masih kosong karena belum dilakukan tindakan keperawatan )


Hari/tgl Jam No Dx Evaluasi Paraf

Anda mungkin juga menyukai