Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN INDIVIDU

KEPERAWATAN KELUARGA
“LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
HIPERTENSI DI DUSUN TEMBENG PUTIK TIMUK 1, DESA TEMBENG
PUTIK”

DISUSUN OLEH :
EKA SUSILAWATI, S.KEP
NIM. 113222012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Porfesi Ners Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn “M”


DENGAN KASUS HIPERTENSI di Dusun Tembeng Putik Timuk 1, Desa
Tembeng Putik Kec. Wanasaba

Telah di sahkan dan disetujui pada

Hari :
Tangga :

Mahasiswa

(Eka Susilawati, S.Kep)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Ahyar Rosyidi,M.Kep) (Ns. Syukrul Hamdi, S.Kep)

iii
iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah


swt. yang telah memberikan kesehatan jasmani ataupun rohani, dan memberikan
nikmat serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga kami sebagai penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dan tak lupa pula kita haturkan sholawat dan serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia dari jalan
yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang seperti yang sedang kita
rasakan sekarang ini.
Akhirnya, penulis bisa menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas
di mata kuliah Stase Keperawatan Keluarga dan pada laporan ini penulis akan
membahas suatu judul mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tn. M DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
HIPERTENSI DI DUSUN TEMBENG PUTIK TIMUK 1, DESA TEMBENG
PUTIK”. Tentunya saya sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada laporan ini. Penulis menginginkan kepada semua pihak yang
membaca makalah ini khususnya Bapak dosen pengampu mata kuliah untuk
memberikan masukan berupa kritik atau saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan isi dari laporan ini.

Lombok Timur, 7 Agustus 2023

Eka Susilawati, S.Kep

ii

iii
iii
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan…………………………………………………………i
Kata pengantar .............................................................................................. ii
Daftar isi ......................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................2
C. Waktu pelaksanaan .....................................................................3
D. Tempat pengkajian ......................................................................3
E. Strategi pelaksanaan ....................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................5
A. Konsep Keluarga ........................................................................5
B. Konsep Hipertensi .....................................................................11
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M ..............17
I. Pengkajian Keperawatan ............................................................17
II. Analisa Data...............................................................................27
III. Skoring Asuhan Keperawatan Keluarga...................................29
1V. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga…………………….32
V. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga..................33
BAB IV : PENUTUP .................................................................................45
A. Kesimpulan .............................................................................45
B. Saran .......................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,
2012).
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana atau penyalur (Baillon Maglaya, 2007).
Dusun tembeng putik timuk 1 adalah salah satu dusun yang ada di
desa Tembeng Putik, dimana sebagian besar penduduknya sekitar (32,2%)
berprofesi sebagai petani, kebanyakan dari warga disana jarang menjaga
pola makan dan jarang olah raga, bahkan tidak ada senam di dusun tembeng
putik timuk 1. Ketika seseorang tidak menjaga pola makan dan tidak
olahraga secara teratur maka akan berpotensi mengalami gangguan
kesehatan, salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan
cenderung meningkat di masa yang akan datang karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa ke cacatan permanen dan kematian
mendadak. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan
masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara
pengendaliannya. (Menurut Dr.Tjandra Yoga 2009, dikutip dari Diknes
Bonebolongo,2009)
Meningkatnya hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat,
antara lain merokok, kurang olahraga, mengkonsumsi makanan yang kurang
bergizi, dan stress (Nisa, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
syahrini dkk (2012) mengalami faktor-faktor risiko yang berhubungan
dengan hipertensi primer yaitu obesitas, makanan berlemak, dan kebiasaan

1
konsumsi garam, sedangkan merokok, konsumsi alkhohol, dan konsumsi
kafein tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.
Penyakit hipertensi akan berdampak terhadap gagal jantung, stroke,
nefrosklerosis dan insufiensi ginjal dan hipertensi juga penyebab utama
morbiditas dan mortalitas. Prevelensi hipertensi di indonesia pada tahun
2013 sebanyak 25,8% Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO
(World Health Organization) tahun 2011, hipertensi dikenal sebagai
penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 30% dari
kematian di seluruh dunia dan prevalensinya sebesar 37,4%. Profil data
kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan
salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah
sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62%
wanita serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar diperoleh hasil yang optimal dalam memperoleh,
menganalisa data/informasi serta menginterprestasikan hasilnya pada
saaat intervensi kepada keluarga dan pemberdayaan potensi-potensi yang
ada di keluarga tersebut.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik kerja lapangan, mahasiswa mampu :
a. Berkomunikasi secara efektif dengan anggota keluarga yang ada.
b. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data kesehatan keluarga,
menyajikan data serta memprioritaskan masalah yang ada dalam
keluarga tersebut.
c. Menumbuhkan motivasi keluarga dalam upaya mengenali dan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
d. Bersama-sama keluarga dalam menyusun intervensi/perencanaan
kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada di
keluarga tersebut.

2
e. Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga
tersebut.
f. Mengenali dan memnfaatkan sumber daya yang ada dalam keluarga
guna mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
g. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada keluarga mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi.
h. Menilai dan mengevaluasi program kesehatan yang ada sebagai bahan
pembelajaran berikutnya.

C. WAKTU PELAKSANAAN
Proses pengkajian keperawatan keluarga ini dilakukan pada hari
Senin tanggal 7-12 Agustus 2023.

D. TEMPAT PENGKAJIAN
Proses pengkajian keperawatan keluarga ini dilakukan di rumah
salah satu warga di wilayah Dusun Tembeng Putik Timuk 1, Desa Tembeng
Putik.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi pelaksanaan dalam proses pengkajian keperawatan
keluarga yang digunakan adalah :
1. Wawancara.
Wawancara adalah proses tanya jawab antara dua pihak yaitu
pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data. Saat proses
pengkajian ini kami melakukan wawancara langsung kepada salah satu
anggota keluarga (baik istri ataupun suami) dengan datang ke rumah dan
meminta izin untuk wawancara sebentar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada anggota keluarga yang ada guna melengkapi data-data
pengkajian keperawatan keluarga.

3
2. Observasi.
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek
secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan informasi
mengenai objek tertentu. Selain melakukan wawancara dengan serentetan
pertanyaan, saya juga melakukan observasi sesuai dengan data-data
pengkajian keperawatan keluarga.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,
2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga
atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun
adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

5
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir
dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 yaitu :
a) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina

6
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
b) Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post
partum 6 minggu.
c) Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d) Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.

7
g) Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h) Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.
4. Tugas keluarga
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
b) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
c) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit.
d) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan.
e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi
World Health Organization (WHO) dan The International
Society of Hypertension (ISH) menetapkan bahwa hipertensi merupakan
kondisi ketika tekanan darah (TD) sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Nilai ini merupakan
hasil rerata minimal dua kali pengukuran setelah melakukan dua kali atau
lebih kontak dengan petugas (Yasmara, 2016).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari satu periode, hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
kontriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan

8
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut akan menimbulkan
kerusakan janntung dan pembuluh darah (Udjianti, 2013).
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung
atau peningkatan tekanan perifer (Reni, 2010).
Penyebab terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu yang dapat dirubah dan tidak dapat dirubah. Faktor yang tidak
dapat dirubah diantaranya factor usia, jenis kelamin, dan riwayat
penyakit keluarga (Pratiwi, 2013). Dan untuk faktor yang dapat dirubah
yaitu faktor gaya hidup diantaranya kebiasaan merokok, konsumsi garam
berlebih, konsumsi lemak jenuh, dan obesitas, kurang aktivitas fisik
(Kartikasari, 2012).
3. Klasifikasi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh sebab itu,
penelitian dan pengobatan lebih ditujukan bagi penderita hipertensi
primer. Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh factor
berikut ini :
1) Factor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan),
dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

9
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebihan. Stress, merokok, minum alcohol, minum
obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah
satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal,
yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat
bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder antara lain
feokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin dikelenjar
adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung
dan volume sekuncup, dan penyakit cushing yang menyebabkan
peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan
peningkatan CTR karena hipersensivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosterone tanpa diketahui
penyebabnya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi
orang juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2014).
4. Tanda dan Gejala
Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi
tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala.
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa:

10
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
Gejala lain yang yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi, yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Novianti,
2006 dalam Reni, 2010).
5. Pencegahan
Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,
hanya diperlukan disiplin dan kepatuhan dalam menjalani terapi
hipertensi atau pola hidup yang sehat, sabar, dan ikhlas dalam
mengendalikan perasaan dan keinginan atau ambisi. Disamping itu
berusaha untuk memperoleh kemajuan, selalu sadar atau mawas diri
untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan.
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi
agar penyakitnya tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai obat-
obatan yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal
hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High
Blood Presure), antara lain dengan cara sebagai berikut (Gunawan,
2012):
a. Mengurangi Konsumsi Garam
Pembatasan mengkonsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2
gram garam dapur untuk diet setiap hari.

11
b. Menghindari Kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan
normal atau tidak. Batasan kegemukan adalah jika berat badan
lebih dari 10% dari berat badan normal.
c. Membatasi Konsumsi Lemak
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah
tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol hipertensi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan kolesterol
bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu
peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja
jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
Kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200 mg –
250 mg per 100 cc serum darah. Untuk menjaga agar kadar
kolesterol darah tidak bertambah tinggi. Himpunan Ahli Jantung
Amerika AHA menganjurkan agar konsumsi kolesterol dalam
makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.
d. Makan Banyak Buah dan Sayuran Segar
Buah dan sayuran segar megandung banyak vitamin dan mineral.
Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu
menurunkan tekanan darah.
e. Tidak Merokok dan Tidak Minum Alkohol
Nikotin yang ada di dalam rokok dapat mempengaruhi seseorang,
bisa melalui pembentukan plak aterosklerosis, efek langsung
nikotin terhadap pelepasan hormone epinephrine dan
norepinephrine, ataupun melalui efek CO dalam peningkatan sel
darah merah.
f. Latihan Relaksasi atau Meditasi
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi stress atau
ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan
dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang

12
damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan
dengan mendengarkan music, atau bernyanyi.
g. Berusaha dan Membina Hidup yang Positif
Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan,
tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau
beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress
terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan
menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun
timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang
harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk
membina hidup yang positif adalah sebagai berikut :
1) Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu untuk kegiatan
santai sekaligus belajar mengalah, belajar berdamai.
6. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Aspiani, 2014) Pemeriksaan penunjang berikut ini
dapat membantu untuk menegakkan diagnosa hipertensi :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa).
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miokard

13
3) Gangguan konduksi
4) Peninggian konduksi
c. Foto Rontgen
Foto rontgen toraks dapat memperlihatkan kardiomegali. (Aspiani,
2014).
8. Komplikasi
Menurut (Ardiansyah, 2012) tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dan tidak terkontrol dapat mennimbulkankomplikasi padda organ-
organ tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi diotak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang, arteri-arteri otak yang mengalami arteroskleorosis dapat
melemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk trombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yag menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Dengan rusaknya membrane glomelurus protein akan keluar

14
melalui urine sehngga tekanan osmotic keloid plasma berkurang,
hal ini menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik.
d. Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensafalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
akibat kelainan ini menyebabkan penekanan pada kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan
saraf akibat neuron-neuron dosekitarnya menjadi kolaps dan terjadi
koma serta kematian.
9. Penatalaksanaan
Menurut Wahdah, 2011 penatalaksanaan dalam hipertensi dibagi
dalam 2 golongan yaitu :
a. Pengobatan non farmakologis
1) Penurunan berat badan
2) Olahraga
3) Mengurangi asupan garam
4) Tidak merokok
5) Hindari stress
6) Pemberian terapi relaksasi benson (Yanti, 2012)
b. Pengobatan farmakologis
Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya
menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung
atau pembuluh darah atau keduanya. Pengobatan hipertensi
biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat yaitu :
1) Diuretic tablet hydrochlorothiazide (HTC), lasix
(Furosemide). Merupakan golongan obat hipertensi dengan
proses pengeluaran cairan tubuh via urin. Tetapi karena
potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urin, maka
pengontrol konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta – blockers atenolol (tenorim). Capoten (captopril)
merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan

15
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung
ddan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers norvasc (amlopidine)
4) Angiotensinconverting enzyme (ACE) merupakan salah satu
obat yang bisa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M DENGAN SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
TEMBENG PUTIK TIMUK 1, DESA TEMBENG PUTIK

Hari : Senin-Rabu, 7-8 Agustus 2023.


Metode : Wawancara & Observasi
Waktu : 09.00-12.00 WIB
Keterangan : Data ini diperoleh dari Anak Tn. M yaitu Ny. E.

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga.
a) Nama (Kepala Keluarga) KK : Tn. M
b) Jenis kelamin : Laki-laki
c) Umur : 60 tahun
d) Pendidikan : SMA
e) Pekerjaan : Petani
2. Alamat : Dusun Tembeng Putik Timuk 1, Desa Tembeng Putik.
3. Susunan anggota keluarga.

No. Nama Hubungan Sex. Umur Pendidikan Agama Ket.


1 Ny. E Istri P 50 th SD islam
2 An. V Anak L 18 th SMA islam
3 An. D Anak L 13 th SMP islam
4 An. P Anak P 5 th SD islam

17
4. Genogram.

Keterangan :
a) Laki-laki : d) Pasien :

b) Perempuan : e) Garis Keturunan :

c) KK : f) Tinggal serumah :

Ny. E adalah istri dari Tn M, mereka memiliki 3 anak, dan


tinggal bersama dalam satu rumah.
5. Type keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa tipe keluarga mereka adalah keluarga
besar atau dalam bahasa medis disebut dengan extended family
karena Ny. E tinggal bersama suami dan ketiga anaknya.
6. Suku/kebangsaan :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka adalah suku asli
lombok, kebudayaan yang mereka anut tidak bertentangan dengan
masalah kesehatan yang dialami Ny. E, dan bahasa sehari-hari yang
mereka adalah bahasa sasak.
7. Agama :
Ny. E mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga mereka
beragama islam, taat beribadah, dan berdo’a untuk kesembuhan
penyakit istrinya.

18
8. Status sosial ekonomi :
a) Kegiatan organisasi : Ny. E mengatakan bahwa keluarga
mereka tidak mengikuti organisasi apapun.
b) Keadaan ekonomi : Ny. E mengatakan bahwa
 Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari jasa Tn. M
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak Rp.
20.000.000/tahun.
 Pengeluaran per bulan :
- Biaya hidup sehari-hari/konsumsi : Rp.
1.500.000/bulan.
- Listrik : Rp. 400.000/bulan.
 Barang-barang yang dimiliki : televisi, sepeda motor, 3
lemari baju.
9. Aktivitas rekreasi keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka biasanya mengisi
kekosongan waktu dengan menonton televisi bersama keluarga di
rumah dan kadang-kadang mereka juga berkunjung ke pantai atau
ke taman.
10. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
a) Tahap perkembangan keluarga :
- Tahap perkembangan saat ini :
Ny. E mengatakan bahwa tahap perkembangan
keluarga mereka berada pada tahap VIII yaitu keluarga
dengan usia lanjut.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Ny. E mengatakan bahwa tahap perkembangan
keluarga mereka yang belum terpenuhi adalah tahap
perkembangan keluarga ke-VIII yaitu tahap
perkembangan keluarga dengan usia lanjut.
b) Riwayat keluarga inti :
- Ny. E mengatakan bahwa suaminya Tn. M menderita
Magh, jika maghnya kambuh Tn. M hanya minum obat
yang dibeli di warung, tidak mempunyai masalah

19
dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan yang
lainnya.
- Ny. E mengatakan bahwa beliau mempunyai riwayat
hipertensi sejak 8 tahun lalu. Beliau juga mengatakan
bahwa ingin segera sembuh dari penyakitnya, siap
kontrol rutin ke puskesmas terdekat, dan juga siap
mengikuti kegiatan apapun yang dianjurkan oleh
perawat agar tensinya kembali normal. Ny. E juga
mengatakan bahwa beliau takut kalau tensinya semakin
tinggi dan mengakibatkan stroke. Berikut adalah hasil
pemeriksaan tensi yang terakhir kali dilakukan, sekitar
1 minggu yang lalu :
 TD : 180/90 mmHg.
 N : 81 x/menit.
 S : 36,2 celcius.
 R : 20 x/menit.
 BB : 54 kg.
 TB : 158 cm.
- Ny. E mengatakan bahwa anak-anaknya tidak
menderita penyakit apapun, mereka sehat semua, tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun
kebutuhan yang lainnya.
c) Riwayat saat ini :
Ny. E mengeluh nyeri tengkuk dan pusing, kadang merasa
cepat lelah, hilang timbul, Tanda dan gejala.
d) Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny. E mengatakan bahwa beliau menderita hipertensi karena
dari pihak keluarga Ny. E ada yang menderita hipertensi
yaitu Bapaknya Ny. E.

20
B. POLA KESEHATAN KELUARGA
1. Kebersihan diri :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka mandi 2x/hari dengan
menggunakan sabun, gosok gigi 2x/hari dengan menggunakan pasta
gigi, ganti pakaian 2x/hari bila kotor, keramas 1x/minggu
menggunakan shampo, cuci tangan sebelum makan menggunakan
sabun, menggunakan alas kaki bila keluar rumah.
2. Penyakit yang pernah diderita :
a) Riwayat penyakit dahulu : Ny. E mengatakan bahwa tidak
ada riwayat penyakit terdahulu dalam keluarga mereka.
b) Riwayat penyakit keturunan :
Ny. E mengatakan bahwa beliau menderita hipertensi karena
dari pihak keluarga Ny. E ada yang menderita hipertensi
yaitu Bapaknya Ny. E.
c) Riwayat penyakit kronis : Ny. E mengatakan bahwa keluarga
mereka tidak pernah menderita penyakit kronis.
3. Pola nutrisi :
Ny. E mengatakan bahwa dalam pengadaan makanan keluarga
mereka sehari-harinya adalah dengan masak sendiri dengan
komposisi jenis makanan yang bervariasi. Makanan pokok adalah
nasi disertai lauk pauk dan sayur, frekuensi makan mereka 3x/hari.
Makan buah-buahan kalau musim buah saja. Kebiasaan makan
bersama keluarga (pagi, siang dan malam hari).
4. Pola istirahat :
Ny. E mengatakan bahwa pola tidur keluarga mereka adalah untuk
kedua orang tua Ny. E yaitu 2 jam (untuk tidur siang) dan 6 jam
(untuk tidur malam), sedangkan Ny. E dan suaminya (Tn. M) yaitu
1 jam (untuk tidur siang) dan 5 jam (untuk tidur malam), dan untuk
anak-anak Ny. E mempunyai pola tidur yaitu 2½ jam (untuk tidur
siang) dan 8 jam (untuk tidur malam).

21
5. Pola eliminasi :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka memiliki pola eliminasi
yaitu BAB 2x/hari, BAK setiap bangun pagi dan sebelum
melakukan sholat fardhu.
6. Pola aktivitas :
Ny. E mengatakan bahwa suaminya bekerja sebagai petani, Ny. E
bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga), dan anak-anak mereka
menjalankan tugas masing-masing sebagai pelajar di sekolah
masing-masing.
7. Kebersihan reproduksi :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka selalu menjaga
kebersihan orangan reproduksi mereka masing-masing dengan
menerapkan perilaku personal hygiene dengan baik dan benar.
8. Sumber pelayanan kesehatan keluarga yang biasa digunakan
keluarga:
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka biasanya menggunakan
Jamkesmas untuk berobat ke Puskesmas Wanasaba.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah :
Ny. E mengatakan bahwa rumah mereka luasnya kira-kira 4x4 m².
Tipe rumah mereka yaitu permanen dengan dinding rumah dari
tembok, jumlah ruang tidur 3 buah, kamar mandi 1 buah, dapur 1
buah, , ruang tamu 1 buah dan ada 1 teras rumah. Di dalam kamar
tidur dan ruang keluarga mereka pencahayaannya cukup terang,
tiap kamar tidur dilengkapi dengan 1 jendela, dapur dan kamar
mandi nampak rapi, halaman rumah nampak bersih dan jarak mata
air dengan septi tang 20 meter

22
a) Denah rumah :

4 1 2 Ket. :
1. Kamar tidur : 1,
2, 3
5
3 2. Kamar mandi : 4
3. Dapur : 5
4. Ruang tamu : 6
6 5. Teras : 7

b) Pembuangan air kotor :


Ny. E mengatakan bahwa untuk pembuangan air comberan
keluarga mereka yaitu dalam keadaan tertup.
c) Pembuangan sampah:
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka membuang
sampah dengan cara dibakar atau di buang di sungai.
d) Jamban keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka memiliki dan
memakai jamban/wc leher angsa dengan keadaan yang bersih
karna selalu dibersihkan setiap selesai dipakai untuk BAK
dan BAB.
e) Sumber air minum :
Ny. E mengatakan bahwa untuk sumber air minum keluarga
mereka yaitu dari sumur gali yang digunakan untuk mandi.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka tinggal di lingkungan
yang padat penghuni. Keluarga Ny. E tinggal tepat di pinggir jalan
gang yang dapat dilewati oleh sepeda motor, di samping kiri dan
kanan rumah adalah masih rumah keluarga/family atau kerabatnya

23
Ny. E. Interaksi antar warga lebih banyak dilakukan pada sore dan
malam hari.
3. Mobilitas geografi keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka sudah menempati
rumah tersebut sejak mereka berumah tangga sampai sekarang ± 28
tahun, berdasarkan keterangan Ny. E bahwa dulu daerah sekitar
lingkungan tempat tinggalnya sekarang masih jarang ditempati
penduduk.
4. Sistem pendukung keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka tinggal bersama kedua
orangtuanya, suami dan ketiga anaknya, karenanya ketika Ny. E
dalam keadaan sakit dan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya
sebagai IRT & istri, maka Tn. M dan ketiga anaknya saling bahu-
membahu menyelesaikan pekerjaan Ny. E untuk memenuhi
kebutuhan keluarga mereka.
a) Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat :
- Ny. E mengatakan bahwa jarak puskesmas dengan rumah
mereka adalah 2 km.
- Ny. E mengatakan bahwa puskesmas yang biasa
membantu atau dikunjungi yaitu puskesmas wanasaba.
- Ny. E mengatakan bahwa Rumah Sakit yang biasa
dikunjungi yaitu RS Selong
- Ny. E mengatakan jarang mengikuti posbindu.
b) Fasilitas sosial :
- Ny. E mengatakan bahwa jarak masjid/mushola dengan
rumah mereka adalah 200 m.
- Ny. E mengatakan bahwa jarak pasar dengan rumah
mereka adalah 3 km.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Cara komunikasi anggota keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa beliau saat ini tinggal bersama suami dan
ketiga anaknya, karenanya ketika Ny. E dalam keadaan sakit dan

24
tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya secara penuh sebagai IRT
& istri, maka Tn. M dan ketiga anaknya biasa memberikan
alternatif pemikiran bagaimana untuk memutuskan masalah, tapi
biasanya yang paling sering mengambil keputusan adalah suaminya
yaitu Tn. M.
2. Struktur kekuatan keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa dalam aktifitas sehari-hari keluarga
mereka saling memberi perhatian dan merasakan bahwa mengatasi
masalah kesehatan menjadi tanggung jawab bersama dalam
keluarga.
3. Struktur peran :
Ny. E mengatakan bahwa struktur peran dalam keluarga mereka
yaitu Tn. M sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi
nafkah untuk keluarga, Ny. E sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi segala keperluan suami dan ketiga anaknya sementara
An. V sebagai kakak tertua membantu Ny. E dirumah dan An. D
tugasnya belajar dan begitu juga An. P tugasnya belajar.
4. Nilai dan norma keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka menganut nilai dan
norma agama islam dan budaya lombok. Keluarga mereka
mempercayakan perawatan kesehatannya kepada tenaga kesehatan.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga tidak memahami keadaan
penyakit yang diderita Ny. E.
2. Fungsi perawatan keluarga :
- Kemampuan keluarga mengenal masalah :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya tidak mampu
mengenal masalah kesehatan Ny. E.
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya cukup baik dalam
mengambil keputusan.

25
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga kurang mampu merawat anggota keluarga yang
sakit, keluarga biasanya menyuruh Ny “E” istirahat jika
kumat pusingnya, keluarga kurang tahu tentang diet yang
harus dijalani Ny “E”suka makanan asin dan bersantan. Ny
”E” tidak mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur
dikarenakan merasa sudah sembuh dan enakan. Tidak
dirasakan pusing yang hebat seperti kejadian beberapa bulan
yang lalu
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah :
Ny. E mengatakan bahwa kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah sangat baik.
- Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan :
Ny. E mengatakan keluarga termasuk tidak mau dalam
menggunakan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas terdekat,
terbukti saat ada anggota yang sakit beberapa bulan yang lalu
di bawa ke rumah praktek perawat untuk berobat.
3. Fungsi reproduksi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka memiliki anak 2 orang laki-laki
dan 1 anak perempuan, Ny. E saat ini tidak menjadi akseptor KB
karena sudah menopose sejak 5 bulan yang lalu. Akan tetapi, tidak
mengganggu hubungan seksualnya dengan sang suami.
4. Fungsi sosialisasi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka terutama sang suami (Tn. M)
mengajarkan kepada seluruh anggota keluarganya untuk hidup
mandiri dan hidup terima’ apa adanya, dan dapat hidup yang sabar.
5. Fungsi ekonomi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka menggunakan penghasilannya
terutama penghasilan suaminya (Tn. M) untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap hari dan biaya anak
sekolah. Jika ada sisa keuangan, maka disisihkan untuk biaya
berobat Ny. E.

26
6. Strategi koping :
Ny. E mengatakan bahwa dalam menghadapi suatu permasalahan,
biasanya keluarga mereka mendiskusikannnya terlebih dahulu
sebelum mengambil suatu keputusan. Dimana Tn. M memberikan
pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang
sedang dihadapi.
7. Status emosi :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya sudah mampu beradaptasi
dengan penyakit yang diderita oleh Ny. E karena sakit yang
diderita sudah lama dan keluarga selalu berdoa agar penyakit yang
diderita Ny. E dapat segera sembuh.
F. PERSEPSI KELUARGA TERHADAP MASALAH :
Ny. E mengatakan bahwa dalam menghadapi suatu
permasalahan, biasanya keluarganya mendiskusikan terlebih dahulu
sebelum mengambil suatu keputusan. Dimana Tn. M memberikan
pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang sedang
dihadapi.

II. ANALISA DATA.


No. Data Fokus Penyebab Masalah
1 DS: Ketidak mampuan Manejemen
1. Keluarga mengatakan tidak keluarga dalam kesehatan
mau ke puskesmas apabila merawat anggota keluarga tidak
sedang sakit keluarga yang sakit efektif (D.0115)
2. Keluarga mengatakan ketika
sakit hanya membeli obat di
warung terdekat
3. keluarga mengatakan kurang
tahu tentang penyebab Ny
“E” kadang sering merasa
pusing dan sakit tengkuk
4. Ny “E” mengatakan merasa
pusing dan nyeri tengkuk

27
P= nyeri
Q=Seperti dipukul,berat
R=Ditenguk dan kepala
S=5 sedang (0-10)
T=Hilang timbul
5. Keluarga mengatakan
khawatir dengan keadaan
Ny“E” akhir-akhir ini sering
merasakan pusing.

DO:
1) TD : 180/90 MmHg
2) N : 81x/mnt
3) Skala nyeri : 5
4) Karakteristik nyeri : seperti
tertimpa beban
5) Durasi : 10 menit
6) Keadaan umum baik
7) S : 36,2 celcius.
8) R : 20 x/menit.
9) BB : 54 kg.
TB : 158 cm.
2 DS: Ketidak mampuan Defisit
1) Ny. E mengatakan : keluarga dalam Pengetahuan
- Ingin segera sembuh mengenal masalah (D.0111)
dari penyakitnya.
kesehatan
- Siap mengikuti segala
kegiatan yang dianjurkan
oleh perawat agar
tensinya kembali normal.
- Siap kontrol teratur ke
puskesmas terdekat.
- Khawatir tensinya
semakin
tinggi dan

28
mengakibatkan stroke.
- Keluarganya tidak
mampu mengenal
masalah kesehatan yang
dialami Ny.E.
DO :
10) TD : 180/90 MmHg
11) N : 81x/mnt
12) Skala nyeri : 5
13) Karakteristik nyeri : seperti
tertimpa beban
14) Durasi : 10 menit
15) Keadaan umum baik
16) S : 36,2 celcius.
17) R : 20 x/menit.
18) BB : 54 kg.
TB : 158 cm.

III. SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Manejemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Ny
“E” b/d Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat Masalah : Skala : 1 Keluhan dan sakit
– Tidak/kurang sehat yang dirasakan jika
– Ancaman Kesehatan 3 tidak diobati dan
– Krisis 2 diperiksa oleh
1 petugas kesehatan
menyebabkan
masalah semakin
parah. Selain itu juga
keluarga tdak berani
periksa ke
puskesmas
2. Kemungkinan masalah 2 Nyeri dapat teratasi
dapat diubah : dengan teknik non
Skala : farmakologis dan
– Dengan mudah 2 mengkonsumsi obat-
– Hanya sebagian 1 obat teratut dengan

29
– Tidak dapat 0 pergi ke Puskesmas
3. Potensi masalah untuk 1 Dengan perawatan
dicegah : yang benar nyeri dan
Skala : dapat dicegah
– Tinggi 3
– Cukup 2
– Rendah 1
4. Menonjolnya masalah : 1 Keluarga menganggap
Skala : nyeri yang dialami
– Masalah berat, harus 2 segera diobati
ditangani 1 dengan pergi rumah
– Masalah tidak perlu 0 praktek perawat yag
segera ditangani dialami sembuh
– Masalah tidak sendiri
dirasakan
Total skor 4½

2. Defisit pengetahuan b/d Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah


kesehatan

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat Masalah : 1 2 Jika tidak ada
Skala : 3 x 1 = 2/3 pendidikan
– Tidak/kurang sehat 3 kesehatan tentang
– Ancaman Kesehatan 2 hal ini maka
– Krisis 1 resiko komplikasi
besar.
2. Kemungkinan masalah 2 Pendidikan
dapat diubah : kesehtan tentang
Skala : hipertensi bisa
– Dengan mudah 2 dilakukan dengan
– Hanya sebagian 1 ceramah
– Tidak dapat 0 sederhana,
3. Potensi masalah untuk 1 Keluarga sulit
dicegah : untuk
Skala : memanfaatkan
– Tinggi 3 puskesmas untuk
– Cukup 2 konsultasi
– Rendah 1 masalah
kesehatan.
4. Menonjolnya 1 Keluarga tidak
masalah : berusaha untuk
Skala : 2 mencari tahu
– Masalah berat, harus 1 tentang penyakit
ditangani 0 Ny ”E” karena
– Masalah tidak perlu mengangga bisa
segera ditangani diobati dengan
– Masalah tidak minum obat dan
dirasakan begitu sembuh
stop

30
Total skor
4

DIAGNOSA PRIORITAS :
1. Manejemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Ny “E” b/d

Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

ditandai dengan klien apabila sakit tidak mau ke puskesmas. Ny “E”

mengatakan merasa pusing dan nyeri tengkuk P= nyeri Q=berputar-putar,

R=Ditenguk dan kepala S= 5 sedang (0-10) T=Hilang timbul, Ny”M”

tampak meringis TD : 180/90 mmHg, N:81x/mnt, RR : 20 x/menit, S: 36,2


0
C Klien tidak minum obat hiperrtensi secara teratur dan tidak minum

kembali dikarenakan sudah enakan.

2. Defisit pengetahuan b/d Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan ditandai Ny “E” mengatakan kurang tahu tentang

penyebab tensinya bisa naik lagi dan pusing, sakit kepala, Keluarga

menganggap hal tersebut adalah hal biasa yang terjadi pada usia lanjut,

Ny“E” sering mengkonsumsi garam, keluarga kurang tau tentang diet yang

harus dijalani Ny”E”.

31
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa kep Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SDKI)
1. Manejemen Setelah kunjungan rumah 3x diharapakan keluarga 1. Ukur TTV
kesehatan keluarga mampu memberikan perawatan pada Ny ”E” dengan 2. Kaji penglaman nyeri (PQRST)
tidak efektif b/d kriteria : 3. Anjurkan kepada klien melaporkan nyeri dengan segera
Ketidakmampuan 1. Ungkapan Ny E nyeri klien berkurang/hilang 4. Anjurkan kepada keluarga untuk pergi berobat ke
keluarga dalam dengan TD membaik puskesmas tanpa ada rasa takut dan berobat secara teratur
merawat anggota 2. Keluarga tidak menganggap sepele tentang nyeri
5. Berikan penjelasan pada keluarga tentang diet yang sesuai
keluarga yang sakit dan pusing yang dirasakan Tn ’M”
untuk penderita hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah
3. Keluarga memanfaatkan puskesmas untuk kkntrol
(D.0115) lemak dan kolesterol
kesehatan
4. Aktivasi keluarga mengatasi masalah kesehatan
6. Anjurkan pada keluarga untuk mengkonsumsi
tepat meningkat yaitu Keluarga membawa tidak 7. makanan sesuai dengan diet hipertensi
takut membawa Ny E ke Puskesmas 8. Melatih dan mengajarkan terapi untuk mengontrol tekanan
5. Gejala penyakit anggota keluarga menurun darah yaitu teknik relaksasi otot progresif
6. Kesehatan fisik anggota keluarga meningkat
7. Kemampuan peningkatan kesehatan meningkat
8. Keluarga dapat mendemostrasikan latihan otot
progresif secara mandiri

2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan kunjugan rumah 3 x diharapkan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian hiperteni,
tentang hipertensi pengetauan keluarga meningkat dengan kriteria hasil : tanda dan gejala, komplikasi, perawatan dibantu dengan
b/d Ketida keluarga Ny E leaflet juga
mampuan keluarga 1. paham tentang penyakitnya. 2. Diskusikan mengenai manfaat makanan rendah gara dan
mengenal masalah 2. paham tentang gejala dan gekala lemak kafein
Kesehatan 3. penyebab penyakit hipertensi dan komplikasinya 3. Diskusikan tentang faktor yang meningkatkan risiko
4. perawatan yang benar kekambuhan mislanya stress
(D.0111)
5. keluarga merespon jika ada gejala dan tanda 4. Jelaskan bila BB meningkat, edema ekstermitas, agar

32
hipertensi Ny E segera memeriksakan diri
6. keluarga memberi dukungn pada klien tentang 5. Anjurkan klein untuk menghindari penggunaan obat
program pemeliharaan tekanan darah bebas
7. Keluarga dapat mendemostrasikan latihan otot
progresif secara mandiri

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf


keluarga waktu
1. Manejemen kesehatan Senin, 7 1. Mengukur TTV Subjektif :
=> TD: 180/90 mmHg - P= Nyeri
keluarga tidak efektif b/d Agustus 2023 N: 81 x/mnt Q= Seperti dipukul,berat
Ketidak mampuan RR: 20 x/mnt R= Ditenguk dan kepala
S: 36.2 0C S= 4 sedang (0-10)
keluarga dalam merawat 2. Mengkaji penglaman nyeri
T= Hilang timbul
(PQRST)
anggota keluarga yang => Klien mengatakan - Ny “E” mengatakan akan segera
nyerinya hilang timbul memberitahukan anaknya jika nyeri yang
sakit
3. Menganjurkan kepada klien dirasakan semakin terasa
melaporkan nyeri dengan - Keluarga mengatakan sudah memahami
segera tentang cara merawat keluarga dengan
=> Klien mengerti dan hipertensi dengan memperhatikan diet, kontrol
melaporkan nyerinya dan minum obat teratur
kepada petugas - Keluarga mengatakan akan menemani Ny“E”
4. Menganjurkan kepada memeriksakan diri ke pkm jika kondisinya
tidak semakin membaik

33
keluarga untuk pergi berobat Objektif :
ke puskesmas tanpa ada rasa - TD : 180/90 mmHg
takut dan berobat secara N : 81 x/mnt
teratur RR : 20 x/menit
=> Klien mengerti dan S : 36,2 0C.
mendenarkan instruksi dari - Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
petugas merawat keluarga hipertensi dengan Diet
5. Memberikan penjelasan pada
- Keluarga khususnya Ny “E” tampak asyik
keluarga tentang diet yang
sesuai untuk penderita mengikuti latihan relaksasi otot progresif
hipertensi yaitu diet rendah untuk mengontrol tekanan darah
garam, rendah lemak dan
Analisis : Tujuan tercapai sebagian
kolesterol
=> mengerti tentang faktor Planning : Lanjutkan Intervensi dan evaluasi
pencetus terjadinya kembali TD dan nyeri klien
kekambuhan yaitu pasien
tidak boleh stres dan
makan makanan yang
mengadung rendah
garam garam dan lemak
6. Menganjurkan pada keluarga
untuk mengkonsumsimakanan
sesuai dengan diet hipertensi
=> klien mengerti dan
menghindari makanan yang
dapat menyebabkan

34
kekambuhan
7. Melatih dan mengajarkan
terapi untuk mengurangi rasa
nyeri, mengontrol tekanan
darah yaitu teknik relaksasi
otot progresif dan nafas dalam
=> klien mngerti dan
melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyerinya
Senin, 7 1. Mengukur TTV dan nyeri Subjektif :
klien - P= Nyeri
2. Defisit pengetahuan Agustus 2023 => TD: 180/90 mmHg Q= Seperti dipukul, berat
tentang hipertensi b/d N: 81 x/mnt R= Ditengkuk dan kepala
RR: 20 x/mnt
S= 4 sedang (0-10)
Ketidak mampuan S: 36.2 0C
2. Mendiskusikan dengan T= kadang-kadang
keluarga dalam keluarga tentang pengertian - Keluarga mengatakan mengerti tentang
mengenal masalah hipertensi dibantu dengan hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi
leaflet juga
kesehatan => Klien mengerti hipertensi
pengertian hipertensi dan - Klien mengatakan sudah dapat mempraktekan
penyebab yang
menimbulkan hipertensi latihan relaksasi otot progresif
3. Mendiskusikan tentang - Keluarga mengatakan tidak akan
faktor yang meningkatkan

35
risiko kekambuhan mislanya menggunakan obat yang dibeli bebas untuk
stress
mengobati sakit kepala dan pusingnya.
=> Klien mengerti penyebab
kambuhnya hipertensi Objektif :
4. Menjelaskkan bila BB
- Klien nampak sedikit mengeluh sakit kepala
meningkat, edema
ekstermitas, agar segera - TD : 180/90 mmHg
memeriksakan diri N : 80 x/mnt
=> Klien mengerti dan RR : 20 x/menit
mendenarkan instruksi S : 36,20C
dari petugas
5. Menganjurkan klien untuk - Klien dapat menjelaskan tentang tanda dan
menghindari penggunaan gejala, bahaya, dan komplikasi hipertensi

obat bebas - Klien nampak dapat melakukan dan

=> Klien mngerti dan tidak memperagakan latihan otot relaksasi progresif
berani mengkonsusmi secara mandiri
obat yang diperjual
belikan seperti dikios- Analisis : Tujuan tercapai
kios setempat Planning : Lanjut ke intervensi ke-3, evaluasi
6. Menganjurkan klien untuk
kembali kemampuan melakukan latihan
mendemostrasikan latihan
relaksasi otot progresif intervensi
otot prograsi yang telah
diajarkan
=> klien mengerti dan
memperaktikkan teknik

36
yang telah diajarkan

Diagnosa keperawatan Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf


keluarga waktu
1. Manejemen kesehatan Selasa, 8 1. Mengukur TTV Subjektif :
=> TD: 150/90 mmHg - P= tidak terlalu nyeri seperti kemarin
keluarga tidak efektif b/d Agustus 2023 N: 87 x/mnt Q= nyut-nyut
Ketidak mampuan RR: 21 x/mnt R= kepala
S: 36.5 0C S= 3 (0-10)
keluarga dalam merawat 2. Mengkaji penglaman nyeri
T= kadang-kadang
(PQRST)
anggota keluarga yang => Klien mengatakan - Ny “E” mengatakan akan segera
nyerinya hilang timbul memberitahukan anaknya jika nyeri yang
sakit
3. Menganjurkan kepada klien dirasakan semakin terasa
melaporkan nyeri dengan - Keluarga mengatakan sudah memahami
segera tentang cara merawat keluarga dengan
=> Klien mengerti dan hipertensi dengan memperhatikan diet, kontrol
melaporkan nyerinya dan minum obat teratur
kepada petugas - Keluarga mengatakan akan menemani Ny“E”
4. Menganjurkan kepada memeriksakan diri ke pkm jika kondisinya
keluarga untuk pergi berobat tidak semakin membaik
Objektif :
ke puskesmas tanpa ada rasa
- TD : 150/90 mmHg
takut dan berobat secara
N : 87 x/mnt
teratur
RR : 21 x/menit
=> Klien mengerti dan

37
mendenarkan instruksi dari S : 36,5 0C.
petugas - Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
5. Memberikan penjelasan pada merawat keluarga hipertensi dengan Diet
keluarga tentang diet yang
- Keluarga khususnya Ny “E” tampak asyik
sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah mengikuti latihan relaksasi otot progresif
garam, rendah lemak dan untuk mengontrol tekanan darah
kolesterol
Analisis : Tujuan tercapai sebagian
=> mengerti tentang faktor
pencetus terjadinya Planning : Lanjutkan Intervensi dan evaluasi
kekambuhan yaitu pasien kembali TD dan nyeri klien
tidak boleh stres dan
makan makanan yang
mengadung rendah
garam garam dan lemak
6. Menganjurkan pada keluarga
untuk mengkonsumsimakanan
sesuai dengan diet hipertensi
=> klien mengerti dan
menghindari makanan yang
dapat menyebabkan
kekambuhan
7. Melatih dan mengajarkan
terapi untuk mengurangi rasa
nyeri, mengontrol tekanan

38
darah yaitu teknik relaksasi
otot progresif dan nafas dalam
=> klien mngerti dan
melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyerinya
Selasa, 8 1. Mengukur TTV dan nyeri Subjektif :
2. Defisit pengetahuan klien - P= tidak terlalu nyeri seperti kemarin
Agustus 2023 => TD: 150/90 mmHg Q= nyut-nyut
tentang hipertensi b/d
N: 87 x/mnt R= kepala
Ketidak mampuan RR: 21 x/mnt
S= 3 (0-10)
S: 36.5 0C
keluarga dalam 2. Mendiskusikan dengan T= kadang-kadang
keluarga tentang pengertian - Keluarga mengatakan mengerti tentang
mengenal masalah
hipertensi dibantu dengan hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi
kesehatan leaflet juga
=> Klien mengerti hipertensi
pengertian hipertensi dan - Klien mengatakan sudah dapat mempraktekan
penyebab yang
menimbulkan hipertensi latihan relaksasi otot progresif
3. Mendiskusikan tentang faktor - Keluarga mengatakan tidak akan
yang meningkatkan risiko
kekambuhan mislanya stress menggunakan obat yang dibeli bebas untuk
=> Klien mengerti penyebab mengobati sakit kepala dan pusingnya.
kambuhnya hipertensi
4. Menjelaskkan bila BB Objektif :
meningkat, edema - Klien nampak sedikit mengeluh sakit kepala
ekstermitas, agar segera

39
memeriksakan diri - TD : 150/90 mmHg
=> Klien mengerti dan N : 87 x/mnt
mendenarkan instruksi RR : 21 x/menit
dari petugas
S : 36,5 0C
5. Menganjurkan klien untuk
- Klien dapat menjelaskan tentang tanda dan
menghindari penggunaan
gejala, bahaya, dan komplikasi hipertensi
obat bebas
- Klien nampak dapat melakukan dan
=> Klien mngerti dan tidak
berani mengkonsusmi memperagakan latihan otot relaksasi progresif
obat yang diperjual secara mandiri
belikan seperti dikios-
kios setempat Analisis : Tujuan tercapai
6. Menganjurkan klien untuk Planning : Lanjut ke intervensi ke-3, evaluasi
mendemostrasikan latihan kembali kemampuan melakukan latihan
otot prograsi yang telah relaksasi otot progresif intervensi
diajarkan
=> klien mengerti dan
memperaktikkan teknik
yang telah diajarkan
petugas

40
Diagnosa keperawatan Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf
keluarga waktu
1. Manejemen kesehatan Rabu, 9 1. Mengukur TTV Subjektif :
=> TD: 140/90 mmHg Ny “E” mengatakan sudah tidak merasakan
keluarga tidak efektif b/d Agustus 2023 N: 80 x/mnt nyeri lagi
Ketidak mampuan RR: 20 x/mnt - Ny “E” mengatakan akan segera
S: 36.5 0C
memberitahukan anaknya jika nyeri yang
keluarga dalam merawat 2. Mengkaji penglaman nyeri
(PQRST) dirasakan timbul kembali
anggota keluarga yang => Klien mengatakan - Keluarga mengatakan sudah memahami
sakit sudah tidak merasakan tentang cara merawat keluarga dengan
nyeri lagi hipertensi dengan memperhatikan diet, kontrol
3. Menganjurkan kepada klien dan minum obat teratur
melaporkan nyeri dengan Objektif :
segera - TD : 140/90 mmHg
=> Klien mengerti dan N : 80 x/mnt
melaporkan nyerinya RR : 20 x/menit
kepada petugas S : 36,5 0C.
4. Menganjurkan kepada - Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
keluarga untuk pergi berobat merawat keluarga hipertensi dengan Diet
ke puskesmas tanpa ada rasa
takut dan berobat secara - Keluarga khususnya Ny “E” tampak asyik
teratur mengikuti latihan relaksasi otot progresif
=> Klien mengerti dan untuk mengontrol tekanan darah
mendenarkan instruksi dari
Analisis : Tujuan tercapai
petugas

41
5. Memberikan penjelasan pada Planning : Intervensi dihentikan
keluarga tentang diet yang
sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah
garam, rendah lemak dan
kolesterol
=> mengerti tentang faktor
pencetus terjadinya
kekambuhan yaitu pasien
tidak boleh stres dan
makan makanan yang
mengadung rendah
garam garam dan lemak
6. Menganjurkan pada keluarga
untuk mengkonsumsimakanan
sesuai dengan diet hipertensi
=> klien mengerti dan
menghindari makanan yang
dapat menyebabkan
kekambuhan
7. Melatih dan mengajarkan
terapi untuk mengurangi rasa
nyeri, mengontrol tekanan
darah yaitu teknik relaksasi
otot progresif dan nafas dalam

42
=> klien mngerti dan
melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyerinya
Rabu, 9 1. Mengukur TTV dan nyeri Subjektif :
klien - Klien mengatakan sudah tidak merasakan
Agustus 2023 => TD: 140/90 mmHg nyeri lagi
2. Defisit pengetahuan
N: 80 x/mnt - Keluarga mengatakan mengerti tentang
tentang hipertensi b/d RR: 20 x/mnt
S: 36,5 0C hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi
Ketidak mampuan
2. Mendiskusikan dengan hipertensi
keluarga dalam keluarga tentang pengertian
hipertensi dibantu dengan - Klien mengatakan sudah dapat mempraktekan
mengenal masalah leaflet juga latihan relaksasi otot progresif
kesehatan => Klien mengerti
pengertian hipertensi dan - Keluarga mengatakan tidak akan
penyebab yang menggunakan obat yang dibeli bebas untuk
menimbulkan hipertensi
3. Mendiskusikan tentang faktor mengobati sakit kepala dan pusingnya.
yang meningkatkan risiko Objektif :
kekambuhan mislanya stress
=> Klien mengerti penyebab - Klien tampak tenang
kambuhnya hipertensi - TD : 140/90 mmHg
4. Menjelaskkan bila BB N : 80 x/mnt
meningkat, edema
RR : 20 x/menit
ekstermitas, agar segera
memeriksakan diri S : 36,5 0C
=> Klien mengerti dan - Klien dapat menjelaskan tentang tanda dan
mendenarkan instruksi

43
dari petugas gejala, bahaya, dan komplikasi hipertensi
5. Menganjurkan klien untuk
- Klien nampak dapat melakukan dan
menghindari penggunaan
memperagakan latihan otot relaksasi progresif
obat bebas
secara mandiri
=> Klien mngerti dan tidak
Analisis : Tujuan tercapai
berani mengkonsusmi
obat yang diperjual Planning : Intervensi dihentikan
belikan seperti dikios-
kios setempat
6. Menganjurkan klien untuk
mendemostrasikan latihan
otot prograsi yang telah
diajarkan
=> klien mengerti dan
memperaktikkan teknik
yang telah diajarkan
petugas

44
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari proses asuhan keperawatan keluarga Tn. M
khususnya pada Ny. E dengan hipertensi di Dusun Tembeng Putik Timuk 1,
Desa Temebng Putik, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari keluarga Tn. M khususnya pada
Ny. E mengalami riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, jarang ke
Puskesmas terdekat untuk kontrol dan ketika dirasa nyeri di tengkuk atau
kepala pusing Ny E hanya membeli obat diwarung terdekat serta tidak
pernah ikut senam hipertensi atau olahraga.
2. Setelah dirumuskan masalah maka didapatkan 2 diagnosa yaitu
Manejemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Ny “E” b/d
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan klien apabila sakit tidak mau ke puskesmas. Ny “E”
mengatakan merasa pusing dan nyeri tengkuk P= nyeri Q=berputar-putar,
R=Ditenguk dan kepala S= 5 sedang (0-10) T=Hilang timbul, Ny”M”
tampak meringis TD : 180/90 mmHg, N:81x/mnt, RR : 20 x/menit, S:
36,2 0C Klien tidak minum obat hiperrtensi secara teratur dan tidak
minum kembali dikarenakan sudah enakan dan Defisit pengetahuan b/d
Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ditandai
Ny “E” mengatakan kurang tahu tentang penyebab tensinya bisa naik
lagi dan pusing,sakit kepala, Keluarga menganggap hal tersebut adalah
hal biasa yang terjadi pada usia lanjut, Ny“E” sering mengkonsumsi
garam, keluarga kurang tau tentang diet yang harus dijalani Ny”E”.
3. Implementasi yang dilakukan pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny.
E mengalami riwayat hipertensi mulai pada tanggal 7-9 Agustus 2023
sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi
dilakukan dengan metode tanya jawab, berdiskusi, melatih relaksasi otot,
dan penyuluhan. Pada tahap akhir peneliti melakukan evaluasi pada
Keluarga Tn. M dengan masalah utama adanya riwayat hipertensi pada

45
tanggal 7-9 Agustus 2023, mengenai tindakan keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP.
B. SARAN
1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada pasien
riwayat hipertensi, serta sebagai perbandingan dalam mengembangkan
kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama riwayat
hipertensi.
2. Bagi keluarga Tn. M
Keluarga Tn. M khususnya Ny. E harus melakukan pemeriksaan rutin ke
puskesmas terdekat untuk kontrol tekanan darah, dan harus mengingatka
dan memantau Ny. E agar melakukan relaksasi otot secara rutin tiap hari.

46
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press


Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Fatah, Ari. 2014. Diakses dari
https://id.scribd.com/document/341059539/NASKAH-PUBLIKASI-2-pdf.
Naskah Publikasi : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.K Khususnya pada
Ny.P dengan Hipertensi di Desa Pedusan Pucangan Kartosuro RT. 03/
RW. 03 Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kartasura Sukoharjo. Tanggal 10
November 2020. Jam 12.00 WIB
Gunawan, Lany. 2012. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Kartikasari, AN. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa
Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Jurnal Semarang FK-Undip
Manurung, Lisma Nurlina. 2018. Diakses dari
http://id.scribd.com/document/454517627/KTI-IBU-LISMA-pdf. Karya
Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Utama
Hipertensi pada Tn. A di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota
Yogyakarta. Tanggal 10 November 2020. Jam 12.00 WIB.
Mubarak, 2011 Mubarak, W. 2011. Promosi Kesehatan Masyarakat untuk
Kebidanan. Jakarta.Salemba Medika.
Parwati, Ni Nyoman. 2018. Diakses dari
http://id.scribd.com/document/446485623/KTI-NI-NYOMAN
PARWATI-pdf . Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Masalah Utama Hipertensi pada Tn. R Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Tanggal 10 November 2020.
Jam 12.00 WIB.
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Proses Keperawatan Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti. (2013). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

47
Wahdah. (2011). Menaklukan Hipertensi Dan Diabetes. CV. Multi Solusindo.
ISBN,7-100
Yasmara Deni, dkk (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah.
Jakarta.EGC

48
Lampiran

49

Anda mungkin juga menyukai