Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

T DENGAN GASTRITIS DI
LEMBUR SITU RT 02/RW05 KELURAHAN LEMBUR SITU KOTA SUKABUMI

Disusun oleh :
Febrina Nur Azizah
1941111042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA
DIKELURAHAN LEMBUR SITU KOTA SUKABUMI

Tanggal 27 Desember 2021 - 08 Desember 2021

Diterima dan disetujui sebagai hasil dari Praktik Keperawatan Keluarga

Sukabumi 08 Desember 2021

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lurah

Hendri Hardiyanto M.kep


Yunan Ananda S.IP
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rah
mat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas “Asuhan Keperawatan Keluarga Di Kelurahan
Lembursitu” yang disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga.
Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah
direncanakan. Penyusun pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Erna Safariyah, M.Kep selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan
2. Bapak Hendri Hadiyanto, S,Kep., Ners., M,Kep., Selaku Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
3. Teristimewa kepada Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik
secara moral maupun materi serta do’a dan kasih sayangnya.
4. Rekan-rekan kelompok yang memberikan saran yang bermanfaat dan membangun.
5. Untuk diri saya sendiri yang bisa bertahan sampai saat ini, terimakasih.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai
wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Sukabumi,

Febrina Nur Azizah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….
LATAR BELAKANG…………………………………………………
TUJUAN PENULISAN……………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP KELUARGA……………………………………………….
KONSEP PENYAKIT…………………………………………………
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN………………………………………………………..
DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………...
INTERVENSI KEPERAWATAN……………………………………
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI………………………………..
BAB IV PENUTUP………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
LAMPIRAN LAMPIRAN…………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi berupa
karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi penting lainnya. Asupan makanan ini
harus didukung dengan pola makan yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi
kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan
di sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada
berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan sering
dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit Gastritis atau biasa kita sebut
penyakit maag. (Sulastri, 2012)
Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat
kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena sering
kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag
adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak
berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan makan teratur. (Wijoyo, 2009).
Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan pada
kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi
perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga.
Fungsi perawatan keluarga itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil
keputusan dalam keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi
akibat Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi lingkungan yang
ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (Wijoyo. 2010). Di Indonesia angka
kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia angka kejadian Gastritis di beberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya
seperti Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3
%, Aceh 31,7 % dan Pontianak 31,2 %. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang
kurang sehat (Gustin, 2011). Di Kabupaten Kolaka penyakit Gastritis menempati urutan ke 2
dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas Kesehatan Kolaka
2016) dan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Wundulako didapatkan kasus
penyakit Gastritis sebanyak 1061 orang tahun 2016 dan meningkat tahun 2017 sebanyak
1382 orang dan menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dan di Kelurahan Ngapa
penyakit Gastritis sebanyak 173 orang pada tahun 2017. (Puskesmas Wundulako, 2017).
Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul: “Asuhan Keperawatan
keluarga Pada Dengan Gastritis di Kelurahan”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga pada Ny. T dengan Gastritis di Kelurahan lembur situ kota sukabumi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:
a. Melakukan pengkajian pada Ny.T yang menderita Gastritis.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul
c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan
pada Ny.T yang menderita Gastritis.
d. Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan pada Ny.T yang menderita Gastritis
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi
tentang asuhan keperawatan pada Ny.T yang menderita Gastritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar
mengajar tentang asuhan keperawatan pada Ny.T H yang menderita Gastritis.
b. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman
khususnya dalam perawatan keluar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah kumpulan anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut
Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
2. Tujuan Pembentukan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan
individu
b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga dengan
kebutuhan dan
tuntutan masyarakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan
menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas seseorang
individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo, 2012)
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko tinggi yang
rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak lanjut.
a. Keluarga sehat Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga
yang memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan
anggota keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut Keluarga yang anggota keluarganya
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan/kesehatan misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit
degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin,2012 )
4. Struktur keluarga
Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur keluarga yang ada di
Indonesia yang terdiri dari bermacam - macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
5. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini
sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah,
maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga
dibawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk
mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.
6. Tugas keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing–
masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson, 2010).
7. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga adalah:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan
garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
f. Ikatan keluarga sangat erat
g. Mempunyai semangat gotong-royong
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier keduanya.
3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
4) Bujangan dewasa sendiri
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya sudah
terpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum tertentu
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
9. Tahap perkembangan keluarga
Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap- tahap perkembangan keluarga
yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masingmasing
individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing- masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan seksual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak
pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di
dalam maupun diluar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
(tahap yang paling repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir

pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota


keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
1. Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga
e. Keluaraga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai

6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk


mempersiapkan

diri menjadi lebih dewasa:


1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya dan anak-anak
3. Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal:
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,
teman, kekuatan fisik dan pendapatan
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5. Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
B. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
akut, dengan kerusakan Erosive karena permukaan hanya pada mukosa. Gastritis
adalah peradangan pada lapisan lambung. Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Mendefinisikan Gastritis sebagai inflamasi
mukosa Gaster akut atau kronik. Gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar pada
mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain. Jadi Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal. Sebagian besar Gastritis disebabkan
oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu beberapa bahan yang
sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung lambung
(Andra dan Yessie, 2013, p. 127).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, diffus, atau lokal. Dua jenis Gastritis yang sering terjadi
adalah Gastritis superficial akut dan Gastritis atrofik kronis (Amin dan Hardhi, 2013,
p. 177).
2. Etiologi
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat.
Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa
penyebab:
a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter Pylori
(bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada
bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tubuh di dalam lambung yang bersifat
asam, tetapi jika lambung tidak mengasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di
lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan Gastritis menetap atau Gastritis sementara.
b. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba – tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti yang terjadi pada luka
bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
c. Gastritis erosif kronik bisa merupakan akibat dari : bahan – bahan seperti obat –
obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya, penyakit kronik,
infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang – orang yang
sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka),
paling sering terjadi pada alkoholik.
d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau
penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
e. Gastritis Eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
f. Gastritis arofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut Gastritis
ini juga cenderung terjadi pada orang – orang yang sebagian lambungnya telah
diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa
menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari
makanan.
g. Penyakit Meniere merupakan jenis Gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatanya menebal, kelenjarnya membesar dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker
lambung.
h. Gastritis sel plasma merupakan Gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel
plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan
organ lainnya. Gastritis bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau
menerima terapi penyinaran dengan dosis yang berlebihan.
3. Manifestasi klinis
Manifistasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul
perdarahan saluran cerna bagian atas dan bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi Gastritis akut dan kronik hampir sama,
seperti dibawah ini :
a) Anoreksia
b) Rasa penuh
c) Nyeri pada epigastrium
d) Mual dan muntah
e) Sendawa
f) Hematemesis
Pola gejala yang khas hanya terlihat pada sekitar 50% pasien. Gejala – gejala
Gastritis umumnya tergantung pada lokasi tukak dan usia pasien. Banyak penderita
(terutama lansia) tidak mengalami gejala (atau hanya sedikit gejala). Nyeri adalah
gejala yang paling lazim dan biasanya terlokalisir pada Epigastrium atau Gastrium
tengah. Nyeri ini digambarkan sebagai rasa panas yang menggangu dan konstan, dan
kadang-kadang disertai rasa lapar. Sifatnya cenderung kronik dan berulang. Nyeri
yang timbul dapat dikurangi dengan makan atau antasida. Meskipun kadang tidak
terlihat, Gastritis kemungkinan ditandai oleh regurgitasi asam atau muntah. Meskipun
jarang terjadi, muntah darah dapat terjadi dan dikenal sebagai Gastritis hemoragik
(Syamsudin, 2016, p. 36).
4. Patofisiologi
Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam
lambung menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung
kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion
hidrogen. Gangguan difusi pada mukosa dan peningkatan sekresi asam lambung yang
meningkat. Asam lambung dan enzim-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi
mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan. Demikian juga terjadi peradangan
dilambung karena bakteri HP (Helicobacteri Pylori) langsung melekat pada sel-sel
dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Dan kemudian menghancurkan lapisan
mukosa lambung. Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di epigastrium,
rasa panas atau terbakar dan nyeri tekan. Spasme lambung juga mengalami
peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga terjadi mual-mual
sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa
lambung sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga
kontinuitasnya terputus dapat menimbulkan hematemesis maupun melena (Amin dan
Hardhi, 2013, p. 179).
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisis gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung. Achlordidria
menunjukkan adanya Gastritis atropi.
e. Test Antibody serum. Bertujuan untuk megetahui adanya anti body sel parietal dan
faktor intrinsik lambung terhadap Helicobakter Pylori.
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
berkembangnya ulkus peptikum
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
7. Penatalaksanaan
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan tranfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan dilakukan
lavage (bilas) lambung. Pembedahan yang dapat dilakukan pada klien dengan Gastritis
adalah Gastrektomi Parsial, Vagotomi Pyloraplasti. Injeksi Intravena Cobalamin
dilakukan bila terdapat Anemia Pernisiosa. Fokus intervensi keperawatan adalah
bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi faktor penyebab gastritis antara lain
anjurkan klien untuk tidak menkonsumsi alkohol, kafein, teh panas, atau zat iritan bagi
lambung serta merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi
stress.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Ny. T
b. Alamat : Lembursitu RT02/RW05 Desa Lembursitu
c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Pendidikan kepala Keluarga : Sekolah Dasar
e. Komposisi anggota keluarga :
No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Status Ket
Kelamin dgn KK imunisasi
1 Titi P istri 76 SD -
tahun
2 Dede L Anak 35 SLTA Lengkap
Pahrudin tahun

f. Genogram

Ket :
Laki-Laki

Klien

Laki-laki (Anak)

g. Tipe keluarga

- Inti (Nuclear) √
- Beesar (Extended)

- Campuran (Blended)

- Ayah/Ibu + anak (single parent)


- Dewasa sendiri (single adult)
- Lansia

- Lain-lain, Sebutkan..........
Tipe keluarga Ny.T adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak
h. Suku bangsa

- Sunda √
- Jawa

- Lain-lain, Sebutkan..........

Keluarga Ny.T berasal dari suku Sunda. Dalam kehidupan sehari- hari keluarga

lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Sunda, adat kebiasaan yang


merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa Sunda
i. Agama

- Islam √
- Protestan

- Khatolik

- Hindu

- Budha

Seluruh anggota Keluarga Ny.T menganut agama Islam dan taat


menjalankan sholat lima waktu. Dan Ny.T sering mengikuti pengajian
yang ada di lingkungannya.
j. Status sosial ekonomi keluarga

- Praa Keluarga Sejahtera (Pra KS I)


- KS I

- KS II √
- KS III

- KS III Plus

Keluarga Ny.T termasuk ke dalam keluarga sejahtera II


k. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny.T mengatakan sehari-hari hanya berdiam dirumah
1. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini


Pada saat ini keluarga Ny.T sedang berada pada tahap usia lanjut
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c. Riwayat Keluarga Inti

- Keluarga pemula

- Keluarga mengasuh anak

- Keluarga dengan anak usia pra sekolah


- Keluarga dengan anak usia sekolah

- Keluarga dengan anak remaja


- Keluarga dengan anak dewasa √
- Keluarga usia pertengahan
- Keluarga usia lanjut

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Hubungan antar keluarga Ny.T terjalin dengan baik
2. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Ny.T adalah rumah milik sendiri dengan
luas kurang lebih 7 m x 8 m, lantai keramik dan keadaan rumah tampak
rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah cukup
baik, jendela tidak berdebu. Terdapat kamar mandi dan jamban pribadi.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah
penduduknya cukup padat. Umumnya tetangga adalah suku Sunda, tidak
ada kesulitan dalam berinteraksi sehari-hari. Hubungan dengan tetangga
baik, keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan
lingkungan. Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara
dengan Ny.T.

c. Mobilitas geografis keluarga

Ny.T mengatakan belum pernah pindah rumah dari tempat yang sekarang
ditempati
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.T mengatakan jarang berkumpul dengan anaknya karena anaknya
bekerja, Ny.T berinteraksi dengan masyarakat dengan baik

3. Struktur Keluarga
a. Sistem pendukung keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga,

dukungan dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber


keuangan.

b. Pola komunikasi keluarga


Keluarga menggunakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi. Ny.T
berbicara lembut dengan anaknya
c. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Ny.T yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap
keputusan yang diambil oleh Ny.T sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarakan dengan Tn.D .
d. Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing

Tn.D sebagai anak yang mencari nafkah.

e. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus


melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota
keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas terdekat

4. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan
anak lebih diutamakan.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak nya.
c. Fungsi perawataan kesehatan
Tn.d selalu membantu dan mencari pengobatan untuk Ny.T ketika maag
nya kambuh dengan menggunakan obat-obatan tradisonal yang bisa
diperoleh di sekitar rumah.
d. Fungsi Reproduksi
Ny.T mengatakan sudah menovous
e. Fungsi Ekonomi
Ny.T tidak bekerja, yang mencari dan menafkahi Ny.T adalah Tn.D,
Ny.T mengatakan kondisi ekonominya terpenuhi
5. Stressor dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek
Ny.T mengatakan apabila terjadi masalah yang berat, keluarga selalu
membicarakan bersama dan mencari solusinya
b. Stresor jangka panjang
Ny.T merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut dirawat di
rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap sterssor
Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan dan beikhtiar bila ada anggota
keluarga yang sakit.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah. Setiap ada
masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
6. Pemeriksaan Fisik
Aspek yang dikaji Ny.T Tn.D
Keadaan Umum Kesadaran : composmentis Kesadaran : Composmentis
TD : 140/80 mmHg TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit N : 87x/menit
RR : 22x/menit RR : 20x/menit
Suhu : 36,2 c Suhu : 35,9 c
Kepala Kulit Kepala tidak ada lesi Kulit kepala tidak ada lesi
dan tidak ada benjolan dan tidak ada benjolan
Mata Konjungtiva Anemis Konjungtiva Anemis
Telinga Fungsi pendengaran kurang Fungsi pendengaran baik
baik
Hidung Hidung tidak ada secret, Hidung tidak ada secret,
fungsi penciuman baik Fungsi penciuman baik
Mulut Gigi bersih, mukosa bibir Gigi bersih, mukosa bibir
lembab lembab
Dada Frekuensi dada simetris, Frekuensi dada simetris,
RR 22x/meni, suara napas RR 20x/meni, suara napas
vesikuler, tidak ada nyeri vesikuler, tidak ada nyeri
tekan tekan

Abdomen Nyeri tekan didaerah Tidak ada pembengkakan,


epigastrium, skala nyeri hepar, ginjal tidak teraba,
bising usus (+)
6 Tidak ada
pembengkakan, hepar,
ginjal tidak teraba,
bising usus (+)

Ekstremitas Atas Bentuk simetris, Kuku Bentuk simetris, Kuku


bersih dan pendek bersih dan pendek

Ekstremitas Bawah Bentuk simetris, kuku Bentuk simetris, Kuku


bersih dan pendek bersih dan pendek

Genetalia

Lain-lain yang
berhubungan dengan
masalah

a. Harapan keluarga
Harapan keluarga kiranya Ny.T cepat sembuh, dan bila berobat di puskesmas
selalu dilayani dengan baik

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif ketidakmampuan Nyeri akut


Ny.T mengatakan nyeri ulu keluarga dalam
hati bila terlambat makan, mengenal
pusing dan mual. masalah

Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6

2 Data subjektif ketidaktahuan Defisit pengetahuan


Ny.T mengatakan jarang keluarga merawat
sarapan pagi, karena tidak anggota keluarga
biasa sarapan, karena sering yang sakit serta
mual dan muntah. Ny.T proses penyaakit
mengatakan tidak tahu
bagaimana mengatasinya
Data objektif : tampak
Lemah

C. PENAPISAN MASALAH
a. Nyeri akut pada Ny.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah

Tabel Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah: Ny.T sakit maag dan


3
a. Aktual (tidak/kurang sehat) memerlukan tindakan segera
2
b. Ancaman kesehatan untuk mencegah komplikasi.
c. Keadaaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah diubah: Fasilitas kesehatan


2
a. Mudah (puskesmas) dapat dijangkau
1
b. Sebagian dengan mudah sehingga
0
c. Tidak dapat keluarga dapat memanfaatkan
3 Potensi masalah: Gastritis atau maag dapat
3
a. Tinggi diobati dan dicegah bila
2
b. Cukup keluarga mengetahui.
1
c. Rendah
4 Menonjolnya masalah: Ada masalah, namun keluarga
2
a. Maslahnya berat dan harus menganggap tidak perlu
segera ditangani segera ditangani
1
b. Ada masalah, tidak perlu
segera ditangani
0
c. Masalah tidak dirasakan
Total 18

b. Defisit pengetahuan pada keluarga Ny.T berhubungan dengan


ketidaktahuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit serta proses
penyakit
Tabel Skoring prioritas diagnosa 2

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah: Masalah bersifat aktual


3
d. Aktual (tidak/kurang sehat) karena keluarga belum tau
2
e. Ancaman kesehatan proses terjadinya penyakit
1
f. Keadaaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah diubah: Masalah dapat diubah
2
d. Mudah dengan mudah dengan cara
1
e. Sebagian memberikan penyuluhan
f. Tidak dapat 0 tentang penyakit yang
dialami Tn. N

3 Potensi masalah: Masalah belum berat tetapi


3
d. Tinggi bila dibiarkan dapat menjadi
2
e. Cukup aktual.
1
f. Rendah
4 Menonjolnya masalah: Ada masalah namun
2
c. Maslahnya berat dan harus keluarga menganggap tidak
segera ditangani perlu segera ditangani
1
d. Ada masalah, tidak perlu
segera ditangani
0
e. Masalah tidak dirasakan
Total 18

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut pada Ny.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah
2. Defisit pengetahuan keluarga Ny.T berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga merawat anggota serta proses penyakit
D. Intervensi Keperawatan

Tabel Intervensi keperawatan Ny.T


N Tujuan Evaluasi
O Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
1 1. Nyeri Setelah 1. Setelah a. Keluarga a. Gastritis 1. Kaji pengetahuan 1. Mengetahui
akut dilakukan dilakukan Mampu adalah proses tentang Gastritis mekanisme
pada kunjungan kunjungan 1x4 menyebut inflamasi pada 2. Diskusikan koping penyakit
Ny.T sebanyak menit keluarga kan lapisan dengan keluarga yang dialami
berhu 3x45 menit mampu defenisi mukosa dan tentang 2. Mengeksplor
bunga keluarga mengenal Gastritis submukosa pengertian, penegetahuan
n mampu masalah atau maag lambung. penyebab klien tentang
denga mengenal Gastritis b. Keluarga b. Penyebab nya Gastritis dengan proses penyakit
n masalah 2. Setelah mampu adalah obat menggunakan yang dialami
ketida kesehatan dilakukan menyebut analgetik anti leafleat/lembar 3. Memastikan
kmam tentang kunjungan 1x 4 kan inflamasi, balik apakah informasi
puan Gastritis menit keluarga penyebab merokok, 3. Evaluasi telah
keluar mampu Alkohol, Stres kembali
ga
dalam
menge
nal
masal
ah
mengambil dari fisik, luka pengertian tersampaikan
keputusan untuk gastritis bakar, sepsis Gastritis pada dengan baik
merawat klien c. Keluarga c. Keluarga keluarga 4. Agar pasien lebih
3. Setelah mampu memberi 4. Berikan pujian merasa senang
dilakukan memutusk keputusan pada keluarga dan stressor
kunjungan 1x an untuk atas jawaban berkurang
45 menit merawat merawat yang benar 5. Terapi
keluarga keluarg keluarga yang 5. Jelaskan pada komplementer
mampu yang sakit sakit yaitu keluarga cara sangat penting
merawat d. Keluarga dengan tehnik membuat ramuan untuk pengobatan
anggota mampu distraksi dan obat untuk alternatif gastritis
keluarga yang memberik relaksasi, anggota keluarga karena lebih
sakit dengan an ramuan mengompre yang sakit praktis mudah
mendemonstrasi obat dengan air didapat dan tidak
kan cara tradisional hangat yang memakan banyak
membuat untuk diisi di botol biaya
ramuan obat anggota d. Keluarga
tradisional keluarga dapat
dengan kunyit yang sakit menjelaskan
tentang cara
membuat ramuan
obat dengan
kunyit
2. Defisit Setelah 1. Setelah a. Keluarga a. Makan secara 1. Gali pengetahuan 1. Untuk
dilakukan dilakukan mampu teratur, keluarga tentang mengidentifikasi
pengetahu
Kunjungan kunjungan 1x Menjelask Makanan diet makanan langkah
an
sebanyak 3 45 menit an tentang cukup gastritits pengobatan yang
keluarga x45 menit keluarga penting - mengandun 2. Diskusikan tepat yang bellum
keluarga mampu nya diet TKTP, bersama keluarga diketahui kllien
Ny.T
mampu mengenal makanan Makanan tidak tentang 2. Memberikan
berhubung
mengenal, memutuskan Gastritis boleh pengertian diet pemahaman
an dengan memutuska dan merawat b. Keluarga mengandung 3. Jelaskan kepada tentang gastitis
n, dan anggota mamp gas, asam atau keluarga 3. Dengan
ketidaktah
merawat keluarga dengan Memutusk pedes, Porsi penyebab kurang mengatasi
uan
anggota defisit an makan sedikit nafsu makan masalaah
keluarga keluarga pengetahuan masalah demi sedikit 4. Jelaskan dampak gangguan nafsu
dengan 2. Setelah kurang b. Keluarga yang ditimbulkan makan maka
merawat
defisit dilakukan nafsu menyat akan akibat salah diet klien akan
anggota
pengetahua kunjungan 1x makan keputusan terhindar dari
serta n 45 menit dalam resiko

proses

penyakit
keluarga c. Keluarga mengatasi 5. Beri kesempatan kekurangan
mampu mampu kurang nafsu pada keluarga nutrisi
mengambil memberik makan untuk bertanya 4. Untuk
keputusan untuk an diet c. Keluarga 6. Bantu keluarga memberikan
mengatasi sesuai dapat untuk mengulangi informasi akibat
defisit anjuran menjelaskan apa yang telah dari kesalahan
pengetahuan tentang cara dijelaskan diet
3. Setelah pemberian diit 7. Jelaskan pada 5. Untuk
dilakukan d. tinggi energi keluarga mengeksplor
kunjungan 1x tinggi p rotein. mengenai pengetahuan
45 menit (TKTP) tindakan yang klien tentang
keluarga harus dilakukan gasttritis
mampu saat kurang nya 6. Memastikan apakah
merawat nafsu makan informasi telah
anggota tersampaikan
keluarga yang dengan baik
sakit dengan 7. Agar nafsu
mendemontrasi makan dapat
kan cara diatasi
pengobatan
dengan kunyit
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Tabel Implementasi dan Evaluasi pada keluarga Ny.T

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Tttd

1. Nyeri akut pada 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis S: Ny.T dan Tn.D mampu menjelaskan
Ny.T berhubungan atau maag kembali tentang pengertian, penyebab,
dengan 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu tanda dan gejala Gastritits.
ketidakmampuan gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny. Tmengatakan dapat membuat
keluarga dalam gejalanya pengobatan
mengenal masalah 3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tradisional
menanyakan kembali hal-hal yang belum O: Ny.T menjelaskan bahwa gastritis
dimengerti adalah infeksi pada lambung dan
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang penyebabnya adalah bakteri dan
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
gejalanya. gejalanya biasanya nyeri ulu hati,
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga mual, muntah dan kurang nafsu makan
menyebutkan kembali tentang pengertian, dan dapat mendemonstrasikan
penyebab, tanda dan gejala gastritis pembuatan obat tradisional kunyit.
6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi A : Masalah
dengan cara menarik napas dalam dan Teratasi
membuang udara melalui mulut secara pelan- P : Intervensi
pelan. Dihentikan
7. Menganjurkan Tn. N untuk santai dan tidak
stresMenjelaskan tentang pembuatan obat
tradisonal kunyit dengan cara 2 batang kunyit
kemudian diparut campurkan air secukupnya
kemudian disaring. Minum 2 kali sehari.
8. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah
9. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit
10. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga
mengenai pelayanan puskesmas
2. Defisit 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Ny.T dan Tn.D mampu menjelaskan
pengetahuan penyakit maag kembali tentang diet untuk penyakit
keluarga Ny.T 2. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk maag.
O: Ny.T dan Tn.D menjelaskan bahwa diet
berhubungan menanyakan kembali hal-hal yang belum
untuk makanan yang di konsumsi
dengan dimengerti.
yaitu TKTP, menghindari yang asam,
ketidaktahuan 3. Menanyakan kembali pada keluarga tentang
keluarga pengertian diet dan makanan apa saja yang pedas dan rokok
merawat boleh diberikan pada penyakit maag dan A: Masalah Teratasi
P: Intervensi Dihentikan
anggota serta makanan apa yang harus dihindari.
proses penyakit 4. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh
dimakan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada keluargaNy.T di Lembursitu
RT02/RW05 Desa Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi
secara langsung dan komprehensif meliputi aspek, bio, psiko, social, spiritual
dengan pendekatan proses keperawatan kepada keluarga. Hal ini memberikan
pengalaman nyata bagi penulis dalam menerapkan konsep teoritis dalam
asuhan keperawatan keluarga pada aplikasi dilapangan sehingga penulis
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menganalisa kesenjangan
tersebut. Pada bab ini penulis menyimpulkan proses asuhan keperawatan
keluarga dengan proses keperawatan.
1. Pengkajian
Setelah penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny.T dapat
disimpulkan pada diagnosa gangguan rasa nyaman nyeri, di dapatkan data
subjektif klien mengatakan lebih mengerti cara merawat klien dengan
gastritis. Dan data objektif keluarga klien mampu melakukan apa yang
dianjurkan. Pada diagnosa kedua yaitu defisit pengetahuan, didapatkan
data subjektif keluarga mengatakan mengenal masalah lebih jauh tentang
penyakit gastritis. Data objektifnya keluarga mampu menjelaskan tentang
penyakit gastritis dan apa saja asupan nutrisi yang baik bagi penderita
dengan gastritis.
2. Diagnosa keperawatan
Bedasarkan hasil pengkajian pada masalah-masalah dan analisa
yang didapat maka penulis menetapkan dignosa keperawatan yang
pertama yaitu gangguan rasa nyaman nyeri dan yang kedua defisit
pengetahuan. Kedua masalah keperawatan tersebut disebabkan oleh
ketidakmampuan keluarga merawat penyakit gastritis, dan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit gastritis.
3. Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan keluarga yang dibuat bersama
keluarga mempunyai tujuan agar keluarga dapat merawat anggota keluarga
yang sakit dan mengenal masalah anggota keluarga yang sakit dengan
gastritis. Perencaan ini difokuskan pada aspek kognitif, afektif, psikomotor
dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan diskusi tentang
masalah kesehatan yang dialami Ny.T dan mempraktekan langsung
tindakan keperawatan pada Ny.T yang telah ditentukan dan dirumuskan
dengan keluarga walaupun keluarga tidak hadir semua tetapi penulis
melibatkan saudara dan tetangganya yang ikut berpartisipasi dalam
perencanaan yang akan dilakukan.
4. Implementasi
Penulis memberikan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga Ny.T pada diagnosa
pertama menjelaskan mengenai tentang cara perawatan penyakit gastritis,
dan pada diagnosa kedua penulis memberikan penyuluhan mengenai
penyakit gastritis. Metode yang digunakan pada saat penyuluhan adalah
metode penyuluhan, Tanya jawab, media yang digunakan yaitu dengan
lembar balik dan leaflet. Tujuan dilaksanakannya pendidikan kesehatan
tersebut yaitu untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
kemandirian keluarga dalam mengenal merawat anggota keluarga yang
sakit dengan gastritis, dan mengenal penyakit gastritis.
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi yang di gunakan adalah evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan setiap selesai dilakukan
tindakan keperawatan atau kunjungan, dan hasil evaluasinya dapat
langsung diketahui, sedangkan evaluasi sumatif untuk menentukan
keberhasilan dari dilaksanakannya semua tindakan untuk kedua diagnose
secara keselutuhan, maka dari evaluasi tersebut hasilnya yaitu masalah
sebagian besar telah selesai.
B. Saran
1. Aspek Praktis
Penulis berharap pada keluarga Ny.T untuk dapat menerepkan
semua pengetahuan yang sudah diberikan dan keluarga juga dapat
mempertahankan dan meningkatkan usaha yang dapat mendukung
kesehatan seperti rutin memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan
kesehatan sehingga mampu menerapkan perawatan dirumah dengan
pengetahuan dan penjelasan yang telah diberikan.
2. Aspek Teoritis
Penulis berharap agar institusi untuk lebih bisa mengasah
kemampuan mahasiswa dengan diadakannya pelatihan-pelatihan serta
seminar-seminar yang dapat menambah wawasan serta pengalaman
mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan atau skill yang dimiliki saat
melakukan praktik kerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2018). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu
Hermawan, D & Tutik Rahayuningsih. (2017). Keperawatan Medikal bedah Sistem
pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Inayah, Iin. (2014) Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta : Salemba Medika
Maulidiyah. (2018). Hubungan antara stress dan kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di balai pengobatan
dan rumah bersalin Mawaddah kecamatan Ngoro kabupaten
Purwokerto.http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/29/gdlhub-gdl-s1-2006-
maulidiyah-1422-fkm11_0-t.pdf. Diakses 21 November 2011.
Misnadiarly (2015). Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia atau
Maag). Jakarta : Pustaka Populer OBDA.
Muttaqin, A.& Kumala S. (2011). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Mediakl Bedah. Jakarta : Salemba Medika
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Leaflet Gastritis

Anda mungkin juga menyukai