Anda di halaman 1dari 15

ASKEP KELUARGA DENGAN PASIEN TB PARU

DISUSUN OLEH :
ROSLINCE UMBU PATI
2017610084
6/C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn.S
2. Umur : 60 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sekolah Dasar
6. Pekerjaan : Pengangguran
7. Alamat : RT 01, RW 05, dusun ngablak Candirejo
9. Komposisi Keluarga:
Nama Jenis kelaminUmur Hub. Pendidikan Pekerjaan
Keluraga
Tn. S Laki-Laki 58 tahun Suami SD -
Ny. R Perempuan 51 tahun Istri SD IRT
Tn.T Laki-Laki 31 tahun Anak 1 SMA Buruh
Ny. A Perempuan 20 tahun Anak 3 SMA Buruh

10. Genogram

Keterangan
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: laki-laki hidup
: perempuan hidup
: klien
: tinggal serumah

1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini adalah nuclear family. Keluarga besar yang
terdiri dari suami, istri, anak 1, dan anak 3. Tn. S sebagai kepala
keluarga sedangkan Ny. R sebagai istri dengan anak-anaknya.
Sedangkan anak 2 sudah berkeluarga dan sudah mempunyai 2
anak.
2. Suku Bangsa
Suku bangsa keluarga adalah Jawa. Pada keyakinan suku bangsa
keluarga Tn. S tidak ada nilai terkait yang bertentangan dengan
kesehatan.
3. Agama
Agama yang dianut dalam keluarga adalah agama islam dan tidak
ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
4. Status Sosial Ekonomi
Tn. S tidak berkerja, kehidupan Tn. S dan istri di biayai oleh
anaknya ± Rp. 500.000,- per bulan.
5. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. S jarang melakukan rekreasi, hanya menonton TV
dengan istri dan anak.

B. Riwayat Dan Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangangan keluarga saat ini
Adalah keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga usia
lanjut yakni anak Dewasa dan telah menikah. Tn.S mempunyai 3 orang
anak.
2.Tahap Perkembangan Keluarga Yang belum Terpenuhi
Keluarga Tn.S mengatakan tugas perkembangan yang belum
terpenuhi karena, beliau sedang sakit dan sudah bedrest jadi tidak bisa
mengikuti perkembangan anaknya yang masih remaja.
3.Riwayat Keluarga Inti
a.Tn.S
Saat dilakukan pengkajian Tn.S hanya tertidur ditempat tidur.
b.Ny.R
Saat dilakukan pengkajian Tn.S mempunyai riwayat keturunan
penyakit DM, dan sekarang Tn.S memiliki keluhan penyakit TB
Paru sekunder (batuk lama tidak sembuh-sembuh yang produktif,
keringat malam, tubuh menjadi kurus sampai kaki dibuat berjala
tidak bisa).
4.Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga memiliki riwayat penyakit DM dari orang tua Tn.S, namun
telah meninggal.

C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Tipe rumah permanen, status milik sendiri lantai dari semen/plester,
dinding plester atap genting, jumlah kamar 2 buah dengan ukuran 3 x 4
m, ruang tamu, ruang keluarga dan Dapur

Denah Rumah

6
2 2

5
3 4

Ket :
1 : Teras 4. Ruang Keluarga
2 : Kamar tidur 5. Dapur
3 : Ruang Tamu 6. Kamar Mandi

2. Ventilasi rumah berupa lubang angin yang ada di setiap pintu dan
jendela jumlah pintu 4 buah dan jendela 6 buah rumah pagi dan sore
kurang diterangi cahaya matahari dan malam hari, hanya di terangi
cahaya lampu listirk .
3. Persediaan air bersih
Sumber persediaan air bersih yang digunakan keluarga adalah PDAM
untuk mencuci, mandi dan digunakan untuk minum dan memasak.
4. Pembuangan sampah
Sampah di buang ke satu tempat dan dibakar apabila sudah kering
dikumpulkan.
5. Karakteristik tetangga atau komunitas
Hubungan keluarga dengan tetangga cukup baik
6. Mobilitas geografi keluaraga
Sejak Tn.S dan Ny.R menikah tinggal di rumah yang di tempati
sekarang, Tn.S merencanakan tidak akan pindah, karena Tn.S sudah
merasa nyaman tinggal di rumah tersebut.
7. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Keluarga sering berkumpul setiap harinya setelah magrib, komunikasi
antar keluarga baik dan juga dengan masyarakat sekitar
8. Sistem Pendukung Keluarga
Sistem pendukung dalam keluaraga adalah Tn.S dan Ny.R itu sendiri.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga cukup baik antara Tn.S, Ny.R dan anak-
anaknya dalam keluarga bersifat terbuka.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Anggota keluarga yang sangat berpengaruh adalah keputusan Tn.S
dan Ny.R
3. Struktur Peran
a. Tn.S
Berperan sebagai kepala keluarga bertanggung jawab terhadap
keluaraga sebagai suami, ayah, dan kakek.
b. Ny.R
Berperan sebagai istri, ibu rumah tangga dan nenek.
4. Nilai atau Norma Keluarga
Tidak ada nilai atau norma kelurga yang berpengaruh terhadap
kesehatan

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Pada keluarga Tn.S terdapat perasaan saling menghargai dan saling
memiliki dan menghormati antar sesama anggota keluaraga, apabila
ada anggota keluarga yang melakukan kesalahan akan langsung ditegur
atau di ingatkan.
2. Fungsi Sosial
Interaksi dalam Keluraga berjalan baik, hubungan antara keluarga
cukup harmonis. Keluaga Tn.S memenuhi norma-norma Prilaku baik
dalam keluarga dan masyarakat.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah
Tn.S belum mampu sepenuhnya mengenal masalah kesehatan
yang dalami keluarga.
b. Kemampuan keluarga mengambil Keputusan
Keluaraga Sensitif terhadap Masalah yang dialami anggota
keluarga, terlihat dari Tn. S yang terlihat semakin parah dan hanya
tiduran dikasur.
c. Kemampuan anggota keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
Keluarga Ny. R dan anak sudah mampu merawat Tn. S yang
sedang sakit. Jika Tn.S sudah waktunya control selalu diantar oleh
anaknya dan ditemani oleh istri.
d. Kemampuan Keluarga memelihara lingkungan yang Sehat
Keluarga sudah mengetahui manfaat dari pemeliharaan kesehatan
lingkungan dan keluarga sudah mengetahui Hygine Sanitasi
Namun keluarga belum mampu memelihara kesehatan lingkungan
tempat tinggalnya.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat
Keluarga mengetahui fasilitas kesehatan di daerah tempat
tinggalnya.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan untuk
anggota keluarganya.
5. Fungsi Reproduksi
Saat sekarang keluarga Tn.S dan Ny.R sudah memiliki 3 orang anak
namun 2 belum menikah.
F. Fungsi Stress Dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
a. Stressor Jangka Pendek
Saat ini keluarga Tn. S memiliki perasaan cemas terhadap
kesehatan istrinya yang di rawat di RS. Ungaran ±1 tahun yang
lalu. Dan Tn. S dirawat selama 1 minggu.
b. Stress Jangka Panjang
Keluarga mengatakan pasrah dengan keadaannya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Keluarga Tn.S tidak cepat tanggap dalam suatu permasalahan
kesehatan dalam keluarga, dibuktikan Tn.S tidak melanjutkan
pengobatan terhadap penyakitnya kurang lebih 1 tahun yang lalu
karena masalah biaya. Namun setelah mempunyai kartu JKN Tn. S
berobat rutin di Rumah Sakit.
3. Strategi koping yang digunakan
Biasanya bila ada masalah dalam kelurga, maka koping yang
digunakan kelurga mencari jalan keluar dari masalah dengan
musyawarah.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi masalah terkadang kelurga hanya membiarkan
saja namun dalam menghadapi suatu masalah tidak terdapat
penyimpangan dalam mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

G. Harapan Keluarga
Kelurga berharap agar taraf kesehatan dan pengetahuan tentang kesehatan
kian bertambah sehinggga dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera.

H. Riwayat Kesehatan Dan Pemeriksaan Fisik


Riwayat Kesehatan
1. Tn.S
Saat dilakukan pengkajian Tn.S mempunyai riwayat keturunan
penyakit DM, dan sekarang Tn.S memiliki keluhan penyakit TB Paru
sekunder (batuk lama tidak sembuh-sembuh yang produktif, keringat
malam, tubuh menjadi kurus sampai kaki dibuat berjalan tidak bisa).
2. Ny.R
Saat dilakukan pengkajian Ny. R Tidak Merasakan gangguan
kesehatan atau keluhan sakit.
I. Pengetahuan keluarga tentang kesehatan
Keluarga kurang mengetahui tentang keadaan sehat dan sakit dari segi
kesehatan yang sebenarnya, serta belum mampu mengetahui faktor
pendukung tumbuh menjadi sakit.
II. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Ketidakmampuan Resiko tinggi infeksi
- Tn.S mengatakan kepalanya keluarga dalam
sering pusing jika batuk mengenal penyakit
- Tn.S mengatakan sering TB
berkeringat dingin.
- Tn.S mengatakan tidak bisa
beraktifitas badannya terasa
letih, lemah dan lesu.
- Tn.S mengatakan batuk yang
ia rasakan sudah lama sejak
ia masuk rumah sakit ±2
tahun yang lalu.

DO :
- Tn.S tampak sering batuk
dan produktif.
- Tn.S terlihat lemas, terlihat
hanya tidur dan
pandangannya kosong.
Penyakitnya di buktikan
dengan lingkungan rumah
yang kurang bersih dan obat
yang dikonsumsi.
- PHBS keluarga tampak
kurang

2 DS : Ketidakmampuan Nutrisi kurang dari


- Tn.S mengatakan tidak nafsu keluarga merawat kebutuhan
makan, hanya menghabiskan Tn.S dengan TB
setengah dari porsinya. Sekunder
- Tn.S mengatakan saat sedang
makan sering batuk dan
membuat Tn.S tidak selera
makan.

DO :
- Pada saat pengkajian Tn.S
tampak tidak menghabiskan
porsinya.
- Tn.S tampak tidak nafsu
makan
- Tn.S tampak kurus dengan
BB: 46 kg
- Tn.S tampak lemas dan lesu
- Klien tampak batuk-batuk
dan produktif.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi infeksi pada keluarga khususnya berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah penyakit (suspect TB)
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dengan masalah TB sekunder

IV. INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa Tujuan dan kriteria
No Intervensi
Keperawatan hasil
1 Resiko tinggi Tujuan 1. Membersihkan
infeksi pada - Imune status lingkungan rumah
keluarga - Risk kontrol 2. Ajarkan mencuci
khususnya Kriteria hasil tangan 6 langkah dan
berhubungan - Klien bebas dari tanda mencuci tangan
dengan dan gejala infeksi dengan sabun
ketidakmampuan - Mendiskripsikan 3. Anjurkan mengganti
mengenal masalah proses penularan pakaian sesudah
penyakit (suspect penyakit, faktor yang mandi
TB) mempengaruhi 4. Anjurkan untuk
penularan serta menerapkan PHBS
penatalaksanaan 5. Anjurkan untuk
- Menunjukkan perilaku membuka jendela
hidup sehat dan membiarkan
Standar cahaya matahari
- Keluarga dapat masuk kedalam
menyebutkan ruumah
pengertian TBC dan 6. Anjurkan nutrisi
pencegahan denga yang adekuat
bahasanya sendiri 7. Berikan penkes
tentang penyebaran
tbc dan pencegahan
dan mengevaluasinya
2 berhubungan Setelah dilakukan 1. Menganjurkan klien
dengan intervensi diharapkan makan makanan
ketidakmampuan keluarga mampu : dalam keadaan
keluarga merawat - Mengenal masalah hangat, tidak
dengan masalah nutrisi berlemak dan dalam
TB Sekunder - Mampu merawat Tn.S frekuensi sering tapi
dengan masalah sedikit
nutrisi 2. Anjurkan untuk
Kriteria hasil : mengkonsumsi
- Berat badan klien naik makan makanan
- Nafsu makan kembali yang bergizi
- Menunjukkan 3. Anjurkan istirahat
perubahan dalam yang cukup
PHBS dan pola makan 4. Anjurkan keluarga
untuk memberikan
dukungan dan
motivasi serta
evaluasi

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi


1 Resiko tinggi 20-05-2018 - Menjelaskan S : keluarga Tn.S
infeksi pada 08.00 WIB kepada keluarga mengatakan
keluarga Tn.S Dirumah agar membuka mengerti dengan
khususnya Tn.S Tn.S jendela dan pembahasan (penkes
sendiri membiarkan tentang penyebaran
berhubungan cahaya matahari tbc dan pencegahan
dengan masuk kedalam dan
ketidakmampuan rumah, mengevaluasinya)
mengenal khusunya O:
masalah ruangan Tn.S keluarga tampak
penyakit berpartisipasi,
(suspect TB) kooperatif dan
mendengarkan saat
kegiatan
berlangsung
A: masalah
pengetahuan (penkes
tentang penyebaran
tbc dan pencegahan
dan
mengevaluasinya)
belum teratasi
P:
intervensi
dilanjutkan dengan
penkes pentingnya
nutrisi bagi proses
penyembuhan
2 Nutrisi kurang 14-12-2014 - Menjelaskan S:
dari kebutuhan 15.00 WIB dan keluarga Tn.S
berhubungan Dirumah menganjurkan mengatakan paham
dengan Tn.S kepada keluarga dan mengerti tentang
ketidakmampuan untuk pembahaan yang
keluarga memberikan diberikan
merawat Tn.S makannan yang O:
dengan masalah bergizi dan keluarga Tn.S
TB sekunder menyajikan kooperati terbukti
makan dalam dengan mengajukan
keadaan hangat beberapa pertanyaan
- Anjurkan Tn.S saat kegiatan
untuk makan berlangsung
sedikit tapi A:
sering masalah
pengetahuan tentang
pentingnya nutrisi
teratasi
P:
intervensi
dilanjutkan dengan
diskusi pentingnya
penyakit Tn.S untuk
segera ditangani dan
resiko jika tidak
segera ditangani

Anda mungkin juga menyukai