F
DENGAN TB PARU
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun oleh :
Fanny Fauziah
Gerry Rikza Sofyandi
Novyta Yuningsih
Royani
Vindy M
Di suatu daerah di kecamatan Pacet terdapat satu rumah yang berisikan 4 orang,
dengan Tn.F (47 tahun) sebagai kepala keluarga dimana pendidikan terakhirnya SMA. Ia
memiliki seorang istri yang bernama Ny.I (40 tahun) yang membuka warung kecil-kecilan di
depan rumahnya serta 2 orang anak bernama An.G (15 tahun) dan An.R (5 tahun). Keluarga
Tn.F semuanya beragama Islam. Tn.F bekerja sebagai buruh di pabrik dengan gaji
perbulannya serata UMR di kab.Cianjur. Keluarga Tn.F tinggal di RT 4/5 Desa Cipendawa
Kecamatan Pacet dengan tipe rumah permanen yang luasnya 60 m2 dengan jumlah ruangan
yang terdiri dari 3 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 gudang. Mendapatkan fasilitas air
bersih dari PDAM. Keluarga Tn.F sudah hampir 10 tahun tinggal dirumah yang sekarang ini.
Keluarga Tn.F termasuk ke dalam keluarga yang sejahtera, hidup rukun serta saling
menyayangi, serta hubungan dengan tetangga pun baik, saling tolong menolong. Tn.F dan
istrinya masing-masing menjalani peran formalnya dengan baik. Tn.F dan keluarga setiap
harinya selalu meluangkan waktu untuk berkumpul pada waktu makan malam, karena pada
saat itulah semuanya akan berkumpul ramah sambil berbincang-bincang agar kekeluargaan
tetap baik. Pada saat hari minggu atau hari-hari libur, biasanya Tn.F mengajak istri dan
anaknya untuk berolahraga pagi, dan sesekali pergi rekreasi ke tempat wisata yang diinginkan
oleh anak-anaknya.
Tn.F mempunyai riwayat penyakit TB paru dan masih menjalankan pengobatan tetapi masih
tetap bekerja karena tanggung jawabnya kepada keluarga. Biasanya Tn.F atau pun
keluarganya jika ada yang sakit pasti langsung menuju ke pelayanan kesehatan/klinik yang
tidak jauh dari rumahnya. Saat dikaji Tn.Fadil mengalami batuk-batuk dan napasnya tampak
bermasalah dengan RR 28 x/menit dan data lainnya TD 120/80 mmhg, RR 28 x/menit, HR
80 x/menit, Suhu 37.5 derajat.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga ( KK) : Tn.F
2. Alamat : Simpang, RT 4/5 Desa Cipendawa, Kec. Pacet
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh pabrik
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga dan genogram
No Nama Jenis Hub dg KK Umur Pendidikan
Kelamin
1 Tn. F Laki-laki Suami 47 thn
2 Ny. I Perempuan Istri 40 thn -
3 An. G Perempuan Anak 15 thn SMP
4 An. R Laki-laki Anak 5 thn -
Genogram :
Keterangan
: Klien (Tn.F)
WC
Kamar 3
Tn. F bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik di Cianjur dan Ny. I Ibu
Rumah Tangga yang membuka warung kecil-kecilan dirumah. Penghasilan
kelurga kurang lebih Rp. 2.000.000,- tiap bulannya. Keluarga mengganggap
kebutuhan belum bisa terpenuhi dengan penghasilan tiap bulannya untuk
kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak pertama serta membiayai anak
keduanya .
2 Kepala
- Rambut Bersih Bersih Bersih Bersih
DO
- Tn.F terlihat batuk-
batuk
- TTV
TD : 120/70 mmhg
RR :28 x/menit
HR :80 x/menit
T: 37.5 derajat
DS
- Tn.F belum Ketidakmampuan Defisiensi pengetahuan
mengetahui lebih mengenal masalah keluarga
dalamnya mengenai
penyebab ,tanda dan
gejala dari penyakit
yang dideritanya.
- Tn.F masih bingung
bagimana dengan
penyakitnya
,sedangkan ia masih
bekerja sebagai buruh
pabrik
DO
Keluarga tampak bingung
saat ditanya.
C. Prioritas masalah
4 Menonjolnya Masalah :
2/2 x 1 = 1 1
- Segera ditangani (2)
- Tidak perlu segera di tangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah 13/3
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn.F
2. Defisiensi pengetahuan keluarga
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No Dx.Kep Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan - Latih keluarga cara
1
bersihan jalan dilakukan pertemuan selama memberikan posisi
napas pada Tn.F kunjungan 1x45 menit, ternyaman kepada pasien
rumah selama 3 diharapkan keluarga - Memberikan terapi batuk
- SOP batuk efektif
x 45 menit mampu merawat terlampir efektif
ketidakefektifan Tn.F dengan kriteria - Latih pasien dan keluarga
bersihan jalan hasil: cara meminum obat
napas teratasi. - Disiplin dengan teratur
- Psiko
minum obat - Promkes tentang diit
motor - Terlampir
- Menggunakan makanan
masker - Promkes tentang cara
- Psiko - Cara pencegahan pasien
- Diit makanan pencegahan penularan
dengan tb paru ,salah
motor
satunya yaitu dengan penyakit
menggunakan masker
.karena itu adalalah salah
- Psiko satu upaya agar yang
lain/keluarga tidak
motor
terinfeksi oleh bakteri.
- Penderita TBC harus
makan yang banyak.
Walaupun pada
umumnya penderita TBC
mengalami penurunan
nafsu makan, mual, dan
muntah karena pengaruh
obat-obatan yang
dikonsumsinya, tapi
konsumsi makanan yang
cukup juga menjadi
salah satu syarat
kesembuhan pasien
TBC. Diantarya harus
yang mengandung :
Sumber karbohidrat
(nasi,bubur),sumber
protein hewani
(ayam,daging,telur,susu)
Sumber protein
nabati,sayuran,buahbuah
an.
2 Setelah Setelah dilakukan - Lakukan penkes
Defisiensi dilakukan mengenai penyakit
pertemuan selama
pengetahuan kunjungan - Berikan pujian kepada
pada keluarga rumah selama 3 1x45 menit pasien dan keluarga
Tn.F x 45 menit
,diharapkan
pengetahuan
tentang masalah keluarga mampu
pasien
mengetahui apa itu
meningkat.
TB paru,tanda dan
gejala,penyebab,car
a pencegahan ,
dengan kriteria hasil
:
Verbal Terlampir
- Dapat
menyebutkan
definisi,tanda &
gejala,penyebab
dan cara
pencegahan TB
paru
F. Implementasi dan Evaluasi keperawatan keluarga
No Diagnosa Hari /tanggal Tindakan Evaluasi Paraf
1 Ketidakefektifan Kamis ,17 - Melatih keluarga cara S : keluarga klien mengatakan
januari 2019
bersihan jalan memberikan posisi sudah mengerti apa yang
napas pada Tn.F ternyaman kepada dijelaskan oleh perawat
pasien O : Keluarga klien bisa
- Memberikan Promkes menjelaskan kembali apa yang
tentang diit makanan telah disampaikan dan sudah
- Memberikan Promkes mengerti bagaimana cara
tentang cara pencegahan memberikan posisi aman
penularan penyakit nyaman
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
2 Defisiensi Jumat, 18 - Melakukan penkes S : keluarga klien mengatakan
pengetahuan januari 2019 mengenai penyakit sedikit kurang faham
pada keluarga - Berikan pujian kepada bagaimana cara pencegahan
Tn.F pasien dan keluarga penyakit agar tidak menular
O : Keluarga Klien terlihat
bingung
A : Masalah penkes mengenai
penyakit teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
melakukan penkes mengenai
penyakit.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 40 Menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
1. 5 menit Pembukaan :
2. 25 menit Inti :
- Bertanya - Menjawab
- Menjawab - Bertanya
3. 10 menit Penutup :
- Mengevaluasi - Menjawab
C. METODE PENYULUHAN
Ceramah dan Tanya Jawab
D. MEDIA
1. LCD, Power Point
2. Leaflet
E. MATERI (terlampir)
F. Setting Tempat
AAAAAAAAAA
F AAAAAAAAAA F
Keterangan:
P : Penyuluh
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer
A : Audience
G. EVALUASI LISAN
Struktur:
1 hari sebelum penyuluhan sudah dikonsultasikan kepada dosen penguji dan sudah
dilakukan kontrak dengan mahasiswa yang bersangkut.
Proses:
H. REFERENSI
- Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
- Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6.Jakarta: EGC
- Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes RI : Jakarta.
- Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition.New Jersey: Upper Saddle River
- Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
- Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
- Tambayong, J. 2003. Patofisiologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta.
Lampiran
Penyuluhan TBC
A. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil
tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada
umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti
ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan
keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk
membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.
B. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui
saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru
dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran
darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan
penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti
kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.
C. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan
Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium
tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu
beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat
yang gelap dan lembab
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Darah yang
dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak,
gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena
pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
d. Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
e. Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan –
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
E. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus
minum obat setiap hari.
F. Pencegahan TBC
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari
TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif,
melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka kejadian
tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut
dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang
dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi
produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan
pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode
tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan
gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan
dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan
terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus
baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c. Pencegahan Tersier
1. Tujuan
1) Mencegah resiko tinggi retensi sekresi
2) Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
3) Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
4) Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
2. Referensi
1) Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan
2) Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia
3) Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC.
3. Definisi
Batuk efektif adalah latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi disaluran
pernafasan dengan cara di batukkan
4. Prosedur
1) Indikasi
a) Pasien dengan tirah baring lama
b) Pasien dengan peningkatan produksi sputum
2) Alat
a) Pot sputum diisi air desinfektan
b) Tisu
c) Perlak/handuk kecil
d) Tempat tidur yang memungkinkan untuk posisi semi fowler atau kursi
jika pasien mampu melakukan pernafasan abdomen
e) Bantal penyanggah
f) Air hangat
3) Petunjuk umum
a) Siapkan alat yang diperlukan
b) Baca dan pelajari dengan baik urutan proses
c) Ikutii petunjuk
4) Keselamatan kerja
a) Pusatkan perhatian pada kegiatan
b) Pastikan setiap langkah pelaksanaan
5. Alur Proses
1) Atur posisi pasien semi fowler ditempat tidur atau duduk di kursi
2) Pasang perlak atau handuk kecil didada pasien
3) Berikan pasien minum air hangat
4) Anjurkan pasien bernafas pelan 2-3x melalui hidung dan kemudian
mengeluarkan melalui mulut