R DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : DIARE
DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT
UPT PUSKESMAS PUTER
Disusun Oleh :
SUSI SEPTIANI
NIM 4003160019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SUSI SEPTIANI
NIM 4003160019
Pembimbing I Pembimbing II
Jahidul Fikri Amrullah, S.Kep., Ners., M.Kep. Oktarian Pratama, S.Kep., Ners., M.KM
NIK432120216028 NIK 432121113098
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
Gawat Darurat UPT Puskesmas Puter“ ini dapat diselesaikan. Karya tulis
ilmiah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
Husada Bandung.
yang telah membimbing penulis dengan sabar, tekun, teliti, bijaksana dan
ini.
ii
5. Kepala Puskesmas Puter yang telah memeberi izin bagi penulis untuk
7. Kedua orangtua saya yang sudah menjadi support system dalam segala hal
terutama yang selalu saya telpon saat akan ujian demi restu dan doa dari
keduanya.
Semoga amal dan budi baik bapak serta ibu mendapat pahala yang
berlimpah dari Alloh SWT. Akhirnya penulis mengharapkan tugas akhir ini
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 6
D. Manfaat penyusunan Tugas Akhir ................................................................. 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
TINJAUAN TEORI ................................................................................................ 8
A. Definisi .............................................................................................................. 8
B. Etiologi .............................................................................................................. 8
C. Manifestasi Klinik .......................................................................................... 11
D. Patofisiologi .................................................................................................... 11
E. Pathway............................................................................................................ 13
F. Gambar Sistem Pencernaan .......................................................................... 14
G. Penatalaksanaan .............................................................................................. 14
H. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang............................................................. 16
I. Asuhan Keperawatan ..................................................................................... 16
a. Pengkajian ..................................................Error! Bookmark not defined.
b. Analisa Data ........................................................................................... 20
c. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 23
d. Perencanaan Keperawatan ...................................................................... 24
iv
e. Implementasi .......................................................................................... 27
f. Evaluasi .................................................................................................. 28
BAB III ................................................................................................................. 29
TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 29
A. PENGKAJIAN PASIEN NON-TRAUMA ................................................ 29
I. Identitas .................................................................................................. 29
II. Pemeriksaan Fisik .............................................................................. 34
III. Anamnesis .......................................................................................... 36
IV. Hasil Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 37
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 41
C. Rencana Tindakan Keperawatan .................................................................. 42
D. Implementasi Keperawatan ........................................................................... 46
E. Catatan Perkembangan .................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (3
kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Menurut WHO (2014)
diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari dan diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis. Diare adalah
3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari) dan
buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan
frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. Diare merupakan
umur baik balita, anak-anak, dan orang dewasa dengan berbagai golongan
kejadian diare dan kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017.
1
Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan
Data WHO (2017) menyatakan hampir 1,7 milyar kasus diare terjadi pada
anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap
tahunnya.
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan
diare tiap tahundari tahun 2013 sampai 2016 dengan disertai peningkatan
CFR (Case Farality Rate). Pada tahun 2013, CFR diare adalah 1,08%
meningkat menjadi 1,14% pada tahun 2014. Peningkatan CFR saat KLB di
Indonesia terus terjadi hingga 2,47% pada tahun 2015 dan 3,04% pada
tahun 2016. Angka CFR ini belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu
6.897.463 orang. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani 4.017.861
orang, sedangkan pada tahung 2014 jumlah penanganan kasus diare oleh
pada tahun 2007 menjadi 113,91% pada tahun 2014, dengan sasaran
penderita diare sebesar 10% dari angka kejadian diare 214 / 1000
2
penduduk, akan tetapi pada tahun 2015 angka kejadian diare berubah
menjadi 270 / 1000 dan tidak ditentukan target sasaran sebesar 10 % tetapi
30-40% selama tiga tahun terakhir tepatnya sejak tahun 2015. Penyakit
diare selalu masuk peringkat tiga besar penyakit yang jumlah penderitanya
dijumpai dalam keadaan gawat darurat pasien di rujuk ke rumah sakit dan
di rawat sekitar 4-5 hari, sampai pasien sudah berhenti BAB dengan
konsistensi cair.
dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada
di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi
sekresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat
3
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi
bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja, peningkatan sekresi
leukosit dalam feses. Gejala klinis yang menyertai yaitu keluhan abdomen
seperti mulas sampai nyeri serta kolik, mual, muntah, demam, tenesmus,
cairan yang ringan hingga sedang, gejala diare yang timbul mulai dari rasa
kering di mulut dan kulit, lemas, pusing, rasa ingin minum terus-menerus.
nampak cekung pada anak, serta kulit tak lekas kembali bila dicubit, atau
tidak kencing > 6 jam pada dewasa dan > 3 jam pada anak) pasien harus
yaitu dengan pemberian rehidrasi oral dengan oralit dan parenteral dengan
cairan infuse Kaen 3b, pemberian probioti, tablet zink dan antibiotic pada
4
diare yang memanjang (lebih dari 5 hari) dan panas, serta terapi medis lain
pasien terdapat gejala muntah. Dari tatalaksana diare cair akut rumah sakit
5
Untuk mengurangi angka kejadian tersebut, maka diperlukan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
b. Dapat merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada
dengan Diare.
dengan Diare.
a. Penulis
b. Profesi Keperawatan
c. Masyarakat
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya
(tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare adalah
buang air besar pada balita lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu (Juffrie dan Soenarto, 2012). Diare
ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air
B. Etiologi
dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat
8
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non
infeksi
infeksi.
dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada
di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi
sekresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat
9
Komplikasi paling penting wlaupun jarang diantaranya yaitu:
a. Faktor Infeksi
a) Infeksi Enteral
anak, meliputi :
escherichia coli
minirotavirus
b) Infeksi Parenteral
beracun
10
e) Faktor psikologis seperti rasa takut dan cemas
C. Manifestasi Klinik
1. Gejala Umum
2. Gejala Spesifik
D. Patofisiologi
motilitas. Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap
absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat
11
terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau
pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksatif non
kerusakan mukosa usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi
dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten
waktu tansit usus menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada keadaan
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi
bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja, peningkatan sekresi
patogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa
(Juffrie, 2011)
12
E. Pathway
Faktor makanan : Faktor malabsorbsi: Faktor psikologis : Faktor infeksi : bakteri,
makanan basi, karbohidrat, protein, cemas, takut virus, parasit
beracun, alergi lemak
terhadap makanan,
makanan pedas, dan rangsangan di masuk kedalam tubuh
asam makanan tidak terserap hipotalamus bersama makanan dan
oleh villi usus minuman yang tercemar
Hiperperistaltik
Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus
Diare
13
F. Gambar Sistem Pencernaan
G. Penatalaksanaan
oralit dan parenteral dengan cairan infuse Kaen 3b, pemberian probioti,
tablet zink dan antibiotic pada diare yang memanjang (lebih dari 5 hari)
dan panas, serta terapi medis lain sesuai dengan gejala penyerta,
memberikan penanganan diare sesuai dengan SPM yang ada. Selain itu
14
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, empat hal penting
7,5% 50 ml.
penunjang terarah.
Metoklopramid, Domperidon.
15
H. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan tinja.
fungsi ginjal.
mukosa kolon
5. Darah lengkap
6. Elektrolit
7. Urine
8. Kultur urine
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
16
1. Biodata klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
sering.
PQRST:
17
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang
b. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
defekasi.
4) Makanan/cairan
5) Nyeri/Kenyamanan
bersifat kolik.
18
6) Pernapasan
didapatkan:
kembung.
adanya dilatasi gas berlebihan dari usus kecil dan usus besar
(Mutaqqin, 2011).
19
b. Analisa Data
dirumah ↓
- BB menurun meningkat
sering berkemih ↓
nyeri dibagian ↓
DO: ↓
20
mengeringai prostaglandin dan bradikinin
- BAB cair ↓
ditempat tidur ↓
- N: 85x/menit ↓
- S: 37.0˚C
3 DS : Diare Ketidakseimbangan
nafsu makan ↓
DO : ↓
meningkat 14x/menit
- Pasien mengatakan ↓
DO: ↓
21
- Klien tampak lemah Terjadi proses inflamasi
menggigil ↓
Hipertermi
kali/hari ↓
setelah BAB ↓
22
c. Diagnosa Keperawatan
yang berat
bakteri
23
d. Perencanaan Keperawatan
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Dorong pasien untuk 1. Mentoleransi nyeri dari
berhubungan asuhan keperawatan selama melaporkan nyeri pada meminta analgesik
dengan inflamasi 3x24 jam diharapakan nyeri 2. Kaji laporan kram abdomen 2. Nyeri kulit hilang timbul
dan spasme otot Klien berkurang atau terkontrol atau nyeri, catat lokasi dan pada penyakit
24
usus halus akibat dengan Kriteria Hasil: lamanya 3. Bahasa tubuh / petunjuk
infeksi - Klien mengatakan nyeri 3. Catat petunjuk non verbal non verbal dapat secara
gastrointestinal hilang / terkontrol misalnya gelisah menolak psikologis dan fisiologis
- Klien tampak tenang untuk bergerak dan dapat digunakan pada
- Klien tidak gelisah petunjuk
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi klien dan 1. Mengidentifikasi definisi
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan selama perubahan yang terjadi mundur kemungkinan
kebutuhan tubuh 3x24 jam diharapkan 2. Timbang berat badan klien penurunan nutrisi
berhubungan ketidakseimbangan nutrisi 3. Kaji factor penyebab gangguan 2. Mengetahui kenaikan atau
dengan anoreksia teratasi dengan Kriteria Hasil: pemenuhan nutrisi penurunan pada BB klien
dan diare - Intake nutrisi klien 4. Berikan diet dalam kondisi 3. Meminimalkan anoreksia
meningkat hangat dan porsi kecil tapi dan mual
- Tidak ada mual muntah sering 4. Makanan sedikit dapat
5. Kolaborasi dengan tim gizi menurunkan kelemahan
dalam penentuan diet klien dan meningkatkan
pemasukan
5. Memenuhi kebutuhan
nutrisi klien
4. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi suhu tubuh 1. Mengetahui peningkatan
25
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 2. Berikan kompres hangat dan penurunan suhu tubuh
dengan insufiensi diharapkan suhu tubuh kembali 3. Anjurkan untuk banyak minum 2. Membantu meminimalkan
hidrasi untuk normal dengan Kriteria Hasil: 4. Kolaborasi pemberian anti peningkatan suhu tubuh
aktivitas yang berat - Suhu tubuh normal piretik 3. Meminimalisir terjadinya
- TTV normal dehidrasi
4. Membantu proses
penyembuhan
26
5. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Ganti pakaian dalam yang 1. Menjaga agar kulit tetap
integritas kulit asuhan keperawatan selama lembab bersih dan lembab
berhubungan 3x24 jam diharapkan tidak 2. Bersihkan bagian bokong 2. Karena feses pasien diare
dengan inflamasi terjadi kerusakan integritas secara hati-hati dengan sabun bersifat sangat iritasi pada
tuat dermal- jaringan kulit dengan kriteria lunak non alkalis dan air kulit
epidermal, hasil: 3. Oleskan salep seperti zink 3. Melindungi kulit terhadap
sekunder akibat : - Suhu kulit normal oksida iritasi
bakteri - Hidrasi sekitar luka normal 4. Bila mungkin biarkan kulit 4. Mempercepat
terkena udara penyembuhan
5. Hindari pemakaian tisu 5. Karena penggunaan tisu
pembersih komersial yang ini akan menimbulkan rasa
mengandung alkohol perih
27
e. Implementasi Keperawatan
f. Evaluasi keperawatan
28
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas
a. Identitas Pasien
2) No RM : 000230131
3) Usia : 35 tahun
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : S1
8) Suku : Sunda
b. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Ny. I
2) Umur : 30 tahun
29
PRIMARY SURVEY
Respon:
Alert DIAGNOSIS
TINDAKAN
Verbal KEPERAWATAN
Pain
Unresponse
30
Tidak ada Perfusi
jaringan tidak
Nadi : 88 x/menit :-
Kesadaran : Kateter
Composmetis urin/dieresis : -
Evaluasi:
Respirasi : 24 x/menit
Tabel 3. 1 Pengkajian
31
SECONDARY SURVEY :
1. Tanda Vital :
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 37.8oC
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
feses cair, dan disertai mual muntah serta nyeri pada perut,
setelah itu dirasakan perut nyeri seperti melilit, dan keinginan BAB
puskesmas puter.
32
Pasien mengatakan tidak penyakit keturunan dari keluarga, dan
waktu
Islam
f. Lingkungan
1) Rumah
bersih
2) Pekerjaan
33
a) Kebersihan : Pasien mengatakan tempat kerjanya bersih
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak terdapat lesi, tidak ada kotoran, kulit
b. Rambut
Warna rambut hitam, rambut bersih tidak ada rontok, dan tidak
ada ketombe
c. Mata
mata normal, alis simetris kiri dan kanan dan terdapat bulu alis,
penglihatan.
d. Telinga
34
Telinga kanan dan kiri simetris, telinga sedikit kotor pada
e. Hidung
f. Mulut
g. Leher
saat menelan
h. Dada
i. Abdomen
35
Bentuk abdomen normal, warna abdomen sawo matang,
atau lambung.
j. Genitalia
k. Ekstremitas
normal.
III. Anamnesis :
36
Kejadian : Frekuensi BAB berlebih disertai mual
Program Terapi :
37
Analisa Data
TTV:
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit Kekurangan volume cairan
RR : 24x/menit
S : 37.8 ° C
38
2 DS: Diare Nyeri akut
Klien mengatakan perutnya
nyeri dan mulas saat akan Terjadi proses inflamasi
BAB
DO:
Klien tampak lemah Melepaskan mediator kimiawi
Skala nyeri 5 (0-10)
TTV: Spasme otot polos usus
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit Kram perut
RR : 24x/menit
S : 37.8°C
Nyeri Akut
39
3. DS : Klien mengatakan mulas, BAB Diare Ketidakseimbangan nutrisi
cair, nafsu makan menurun, setiap kurang dari kebutuhan tubuh
makan terasa mulas dan langsung BAB Bising usus meningkat
DO :
Tampak bising usus meningkat Anoreksi, mual, muntah
14x/menit
Tampak BAB cair Malabsorbsi pencernaan
Porsi makan tampak habis 5
sendok Ketidakseimbangan nutrisi
40
B. Diagnosa Keperawatan
41
C. Rencana Tindakan Keperawatan
No Perencanaan
. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Pemantauan tanda vital. 1. Mengumpulkan dan
cairan berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam 2. Pemantauan intake output. menganalisis data hasil
dengan kehilangan kekurangan volume cairan dapat 3. Monitor berat badan pengukuran fungsi vital
cairan sekunder teratasi dengan kriteria hasil : harian. kardiovaskuler,
akibat : diare. 1. Tanda – tanda vital dalam 4. Berikan cairan untuk pernafasan dan suhu
batas normal rehidrasi baik oral maupun tubuh.
2. Tidak terdapat tanda – parenteral. 2. Mengumpulkan dan
tanda dehidrasi 5. Motivasi klien untuk menganalisis data terkait
3. Frekuensi BAB 1x/hari banyak minum. pengaturan.
dengan konsistensi lembek keseimbangan cairan.
3. Mengidentifikasi dan
mengelola.
42
keseimbangan cairan
dan mencegah
komplikasi akibat
ketidakseimbangan
cairan.
4. Mengatasi dehidrasi.
5. Membantu proses
rehidrasi.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Pemantauan nyeri 1. Mengumpulkan dan
bergubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam 2. Pemantauan tanda vital. menganalisis data nyeri.
inflamasi dan nyeri akut dapat teratasi dengan 3. Kaji penyebab timbul 2. Mengumpulkan dan
spasme otot usus kriteria hasil : nyeri. menganalisis data hasil
halus akibat infeksi 1. Skala nyeri 0 (0-10) 4. Berikan posisi nyaman pengukuran fungsi vital.
gastrointestinal. 2. Ekspresi wajah tenang pada klien. 3. Mengurangi resiko nyeri
5. Berikan kompres hangat 4. Rasa nyaman akan
pada daerah abdomen. mempercepat proses
penyembuhan.
5. Meningkatkan rasa
nyaman.
43
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi klien 1. Mengumpulkan dan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 1 x 24 jam 2. Timbang berat badan menganalisis data yang
kebutuhan tubuh ketidakseimbangan nutrisi dapat klien berkaitan dengan asupan
berhubungan dengan teratasi dengan kriteria hasil : 3. Kaji faktor penyebab dan status gizi.
anoreksia dan diare. 1. BB normal dan stabil gangguan pemenuhan 2. Menentukan intervensi
2. Porsi makan habis nutrisi selanjtunya
3. Intake utrisi klien 4. Lakukan pemeriksaan 3. Pencegahan terjadinya
meningkat fisik abdomen gangguan nutrisi
4. Mual muntah tidak ada 5. Anjurkan pemberian 4. Menentukan adakah
makan selagi hangat kelainan pada abdomen
6. Kolaborasi untuk 5. Meningkatkan nafsu
pemberian terapi anti makan mengurangi mual
mual 6. Mengurangi rasa mual
4. Resiko kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Mengidentifikasi dan
integritas kulit keperawatan selama 1 x 24 jam infeksi lokal dan sistemik menurunkan risiko
berhubungan dengan resiko kerusakan integritas kulit 2. Diskusikan dan jelaskan terserang organism
inflamasi akibat: tidak terjadi dengan kriteria hasil: pentingnya menjaga patogenik.
diare. 1. Tidak terjadi iritasi kebersihan
2. Tidak ada eritema
44
3. Kebersihan terjaga 3. Ajarkan cara mencuci 2. Mencegah terjadinya
4. Keluarga mampu tangan dengan benar. gangguan integritas
mendemontrasikan kulit.
perawatan perianal dengan 3. Mencegah terjadinya
baik dan benar infeksi.
Tabel 3. 3 Rencana Tindakan Keperawatan
45
D. Implementasi Keperawatan
Inisial Klien/Ruang : Tn. R/ UGD Nama Mahasiswa : Susi Septiani
46
gastrointestinal. 4. Memberikan posisi nyaman N : 76x/menit
pada klien RR : 21x/menit
5. Memberikan kompres hangat S : 37.5oC
pada daerah abdomen 3. Klien mengatakan nyeri
timbul saat ingin BAB.
4. Klien tampak tenang.
5. Klien mengatakan nyeri
berkurang saat diberi
kompres hangat.
Ketidakseimbangan nutrisi 1. Mengkaji pola nutrisi klien 1. Klien mengatakan nafsu
21 Maret 2019
kurang dari kebutuhan tubuh 2. Menimbang berat badan klien makannya hilang.
18.15 WIB
berhubungan dengan anoreksia 3. Mengkaji faktor penyebab 2. Berat badan klien yaitu 68
dan diare. gangguan pemenuhan nutrisi kg.
4. Melakukan pemeriksaan fisik 3. Klien tampak mual muntah
abdomen dan lemas.
5. Menganjurkan pemberian makan 4. Bising usus 12x/menit.
selagi hangat 5. Klien tampak makan 5
6. Berkolaborasi untuk pemberian sendok makan.
47
terapi anti mual 6. Mual tampak berkurang.
Resiko kerusakan integritas 21 Maret 2019 1. Memonitor tanda dan gejala 1. Klien mengatakan daerah
kulit b.d inflamasi akibat: diare pukul 18.15 infeksi lokal dan sistemik. anus terasa perih dan panas.
WIB 2. Mendiskusikan dan jelaskan 2. Keluarga klien tampak
pentingnya menjaga kebersihan kooperatif.
3. Mengajarkan cara mencuci 3. Keluarga dan klien tampak
tangan yang benar paham dengan penjelasan
perawat.
48
E. Catatan Perkembangan
49
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. 21 19.40 WIB
Maret
S : Istri klien mengatakan bahwa klien mau
2019
makan ½ porsi
O:
- BB 68 kg
- Klien tampak lemah
- makan klien ½ porsi habis
- Mukosa bibir kering
- TTV :
RR = 20x/menit
S = 37o C
N = 78x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.
- Berikan makan sedikit tapi sering
- Sajikan makan selagi hangat
- Edukasi cara mencuci tangan
dengan benar.
4. 21 19.50 WIB
Maret S : klien mengatakan perih didaerah anus
2019 saat setelah BAB berkurang
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak bolak balik ke kamar mandi
- TTV :
RR = 20x/menit
S = 37o C
N = 78x/ menit
50
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Edukasi pencegahan infeksi
DAFTAR PUSTAKA
51
BAB IV
PEMBAHASAN
proses keperawatan yang dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan teori yang
praktek, yaitu :
A. Pengkajian
tentang klien baik dari klien, keluarga maupun catatan keperawatan berupa
data objektif dan data subjektif untuk menentukan prioritas masalah dalam
asuhan keperawatan.
52
B. Diagnosa Keperawatan
berat.
bakteri.
53
d) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi
akibat : bakteri.
keperawatan yang tidak muncul pada kasus walaupun pada teori ada,
berat.
54
Berdasarkan data yang ditemukan hasil pengkajian pada kasus ini,
keperawatan.
g. Intervensi
akibat : bakteri.
h. Implementasi
i. Evaluasi
55
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
akibat : bakteri.
banyak makan dengan porsi sedikit tapi sering yang disajikan dalam
keadaan hangat.
56
BAB V
A. Simpulan
berikut :
puskesmas.
telah disusun dan sesuai dengan intervensi yang ada pada konsep teorinya.
disusun
5. Pada evaluasi diagnosa yang muncul hanya satu diagnosa yang teratasi
57
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
serta dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman dan lebih
Bagi UPT Puskesmas Puter diharapkan karya tulis ini dapat dijadikan
4. Bagi Institusi
Bagi intitusi diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai
58
59
60
61