Anda di halaman 1dari 30

A.

Konsep Kebutuhan Nutrisi


1. Defenisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktifitas tubuh (Alimul, 2006).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia, 2008).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Tarwoto & Wartonah 2010).
2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
www.google.com

a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah
terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya
diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang
keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya
kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan
rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter
dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk
chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium,
bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi
feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan
waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral
shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air,
kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat
sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa
gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba di rectum
4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
f. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.
g. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar
(BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
3. Komponen – komponen Nutrisi
Tubuh memerlukan nutrisi untuk kelangsungan fungsi – fungsi tubuh. Zat gizi
berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ untuk pergerakan, serta kerja
fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh
serta berperan sebagai pelindung dan pengatur.
Komponen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan
terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di manfaatkan tubuh dan kehilangan
glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
1) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di golongkan menjadi tiga
jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan poliskarida.
a) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana
dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini karbohidrat
dapat di serap oleh pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah
glukosa, dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan sayur sayuran
frutkosa yang banyak terdapat pada buah – buhan, sayuran dan madu,
serta galaktosa yang merupakan pemecah dari disakarida.
 Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan
maltosa banyak terdapat pada makanan nabati, sedangkan laktosa
merupaka jenis gula dalam air susu baik pada susu ibu maupun susu
hewan.
b) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
2) Fungsi karbohidrat
a) Sumber energi yang murah
b) Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
c) Cadangan untuk tenaga tubuh
d) Pengaturan metabolism lemak
e) Efisiensi penggunaan protein
f) Memberikan rasa kenyang
3) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain
lain. Sedangkan karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen
4) Pencernaan karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dilakukan secara mekanik dan kimia.
Pencernaan secara mekanik melibatkan gerakan otot otot, untuk mengunyah,
merobek, mendorong, dan menelan makanan sehingga menjadi bagian bagian
kecil atau halus. Pencernaan karbohidrat secara mekanik terjadi di mulut,
lambung, dan usus halus. Pencernaan karbohidrat secara kimia melalui
bantuan enzim amilase saliva yang diaktifkan oleh HCL, enzim enterokinase
yang di hasilkan oleh usus dengan mengaktifkan maltose, laktosa, dan sukrosa
untuk mengubah untuk menjadi gula sederhana. Enzim lain yang berperan
dalam pencernaan karbohidrat adalah pankreatik alfa amilase yang di hasilkan
oleh pakreas dan berfungsi mencegah pati menjadi maltose yang selanjutnya
akan di ubah menjadi glukosa.
5) Absorbsi karbohidrat
Karbohidrat belum dapat di absorbsi oleh usus sebelum di pecah
menjadi bagian bagian kecil atau di cerna. Pencernaan karbohidrat
menghasilkan disakarida dan trisakarida dan selanjutnya akan diubah menjadi
glikogen engan pengaruh insulin.
6) Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh.
Hamper 80% energy dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
akan dihasilkan 4 kilokalori (kkal). Glukosa dapat berasal dari zat tepung dan
gula, asam amino, serta gliserol. Di dalam tubuh, glukosa tersimpan dalam
plasma darah dalam bentuk glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan
disimpan di hati dan di otot dalam bentuk glikogen. Setelah kebutuhan energy
terpenuhi, kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam
jaringan adiposa. Glukosa darah dipertahankan secara optimal untuk
kebutuhan energy seperti otak dan fungsi organ yang lain.
Untuk dapat dimanfaatkan oleh sel dan jaringan, karbohidrat harus
diubah terlebih dahulu menjadi glukosa. Proses metabolisme glukosa akan
berlangsung melalui 2 mekanisme utama, yaitu melalui proses aerob dan
anaerob. Proses metabolism aerob berlangsung dengan menggunakan enzim
di dalam mitokondria dan dengan bantuan oksigen, sedangkang metabolism
anaerob berlangsung di dalam sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh
dengan cara difusi yang dibantu oleh hormone insulin. Insulin merupakan
hormone yang berfungsi dalam mempertahankan glukosa darah. Jika insulin
tidak ada atau kadarnya berkurang, maka glukosa darah akan meningkat.
Kelainan yang ekstrem glikosa darah dapat menimbulkan penurunan
kesadaran, koma, dan meninggal.
Metabolisme karbohidrat terjadi melalui empat proses sebagai berikut.

a) Glikogenolisis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen menjadi


glukosa, karbon dioksida, dan air. Ketika glukosa darah turun, maka
glikogen akan dipecah dengan bantuan enzim glikogen fosforilase menjadi
glukosa 1-fosfat, selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat yang kemudian
dengan bantuan oksigen diubah menjadi energy.

b) Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau pembentukan glikogen


dari glukosa. Ketika glukosa masuk dalam sel kemudian di fosforisasi
menjadi glukosa – 6 – fosfat, kemudian di ubah menjadi glukosa – 1 –
fosfat, selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan di ubah
menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen terjadi di hati dan
sel otot skeletal.
c) Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari protein dan
lemak misalnya dari asam amino dan gliserol. Ketika cadangan energy
dan karbohidrat menurun, maka untuk mempertahankan glukosa darah
terjadi pemecahan lemak dan protein.
d) Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi asam piruvat dan
molekut atp. Pada proses glikolisis 1 molekul glukosa yang memiliki 6
atom karbon pada rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi 2 molekul
piruvat yang memiliki 3 atom karbon (C6H3O3). Proses glikolisis terjadi di
sitosol sel yang di percepat oleh enzim spesifik.
b. Protein
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.
1. Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam amino atau
peptida. Pada manusia terkandung 22 jenis asam amino yang berbeda.
Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Berdasarkan
sumbernya, asam amino di kelompokkan menjadi dua macam yaitu asam
amino esensisal dan asam amino non esensial. Asam amino esensial
hanya terdapat di peroleh dari luar tubuh seperti makanan karena tidak
dapat disintesiskan dalam tubuh, misalnya lisin, triptofan, fenilalanin, dan
leusin. Sedangkan asam amino non esersial merupakan asam amino yang
dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya glutamine, alanin,
hidroksisilin dan piruvat.
Tabel jenis asam amino

Asam amino esensial Asam amino non esensial

Histidin Alanin

Isoleusin Arginin

Leusin Asam aspartat

Lisin Sitrulin

Metionin Sistein

Fenilalanin Sistine

Treonin Asam glumamat

Triptofan Glisin

Valin Hidroksilisin

Hidroksiprolin

Serin dan tiroksin

Berdasarkan susunan kimianya protein di golongkan menjadi tiga


golongan yaitu :
a. Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak berkaitan dengan
senyawa lain seperti albumin dan globulin.
b. Protein bersenyawa protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain
seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemobglobin
membentuk kromoprotein.
c. Turunan atau derivate dari protein, termasuk dalam turunan protein
misalnya albuminosa, pepton dan gelatin.
2. Fungsi protein
a. Daam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu
dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan
asam dan basa.
b. Perubahan dan pemelihraan jaringan tubuh.
c. Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone.
d. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak ( lipid ).
e. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat sifat keturunan.
3. Sumber protein
a. Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, kerang, ayam dan sebagainya.
b. Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, tepung terigu, dan sebagainya.
4. Pencernaan protein
Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke lambung,
maka akan menstimulasi produksi peptinogen oleh sel utama (chief cell )
lambung. Pepsinogen dengan bantuan HCl diaktifkan dengan cepat
menjadi pepsin pada pH di bawah 5,0 dan akan efektif pada pH 2,0.
Produksi pepsinogen di pengaruhi oleh adanya hormon asetilkolin,
gastrin, dan sekretin selama ada makanan dan kerjanya di hambat oleh
keadaaan alkali seperti pada keadaan keasman di usus. Pepsin mengubah
protein menjadi polipeptida, yaitu albuminosa dan pepton. Di susus,
albuminosa dan pepton akan di ubah menjadi asam amino dengan bantuan
enzin tripsin dan pancreas.
5. Absorbsi protein
Setiap hari sekitar 200 gr asam amino di absorbsi melalui ileum dan
masuk ke kapiler kalpiler darah vilis melalui proses difusi, selanjtnya di
bawa ke vena portahekatika. Karena protein dapat larut dalam air
sehingga umumnya penyerapan dapat terjadi secara sempurna, maka
hamper tidak tersisa protein makanan dalam fases.
6. Metabolisme protein
Protein merupakan sumber energy selain karbohidrat dan lemak.
Setiap 1 gr protein akan menghasilkan 4 kkal. Setelah asam amino diserap
di usus dan masuk ke aliran darah menuju ke hati, selajutnya akan di
seber keseluruh jaringan tubuh dan di manfaatkan untuk mengganti sel sel
yang rusak, pembentukan protein plasma darah, serta pembentukan enzim
dan hormon.
Asam amino yang tidak dapat dipergunakan akan di transportasikan
kembali ke hati untuk kemudian di lakukan katabolisme dengan
dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi senyawa asam
organik dan amoniak (NH3). Asam organic seperti asam keton akan di
manfaatkan kembali untuk pembentukan asam amino lainnya, sedangkan
amoniak akan di ubah menjadi urea dan di buang melalui ginjal.
Apabila asam amino dari makanan berlebihan atau melebihi
kebutuhan tubuh, maka kelebihan atau sisanya tidak dapat di timbun,
tetapi akan di ubah menjadi lemak sebagai cadangan kalori tubuh.
7. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein adalah berikut ini.
a. Berat badan seseorang. Semakin besar berat badanya kebutuhan akan
protein juga lebih bersar, hal ini sangat terkait dengan semakin
banyaknya jumlah sel dan jaringan yang harus di pertahankan dan
memperbaiki jaringan yang rusak.
b. Aktivitas. Aktivitas membutuhkan tambahan energi yang di antaranya
berasal dari protein.
c. Keadaan pertumbuhan. Bayi : 3 gr/kg BB, anak anak : 1,75 – 2,5
gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan usia lanjut kebutuhan
protein 1,25 – 1,75 gr/kg BB.
d. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/ hari
e. Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari
f. Keadaan atau kondisi kesehatan, misalnya sakit atau terjadi infeksi.
8. Lemak ( Lipid )
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan
jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein.
a. Jenis lemak
Berdasarkan ikatan kimianya lemak di bedakan menjadi :
1) Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan
gliserol. Asam lemak bebas dapat dengan mudah menembus
membrane sel melalui proses difusi.
2) Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti fosfolipid
merupakan senyawa ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid
(senyawa ikatan lemak dengan glikogen ), serta lipoprotein
( senyawa antara lipid dan protein ).
b. Fungsi lemak
1) Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana dalam 1 gr
lemak pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan kalori sebanyak
9 kkal.
2) Melarut vitamin sehingga dapat di serap oleh usus.
3) Untuk aktivitas enzim seperti enzim fosfolipid
4) Penyusun hormon seperti biosintesis hormon teroid.
c. Sumber lemak
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti pada kacang
kacanagan, kelapa, dan lain lain. Sedangkan lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing, dan lain lain
d. Pencernaan lemak
Pencernaan lemak di mulai di mulut dengan bantuuan enzim
lipase saliva yang di hasilkan di sublingual, kemudian di lambung dan
duodenum dengan bantuan enzim lipase yang di hasilkan oleh
pancreas. Enzim lipase di aktivkan oleh adanya garam empedu yang
masuk ke duo denum. Lemak di cerna menjadi asam lemak,
monogsiklerida, dan kolesterol dengan bantuan garam garam empedu
dan lipase lalu di serap ke darah menuju hati.
e. Bsorbsi lemak
Sekitar 80 gr/ hari lemak diabsorbsi dalam usus khususnya di
duodenum melalui mekanisme difusi pasif. Asam lemak dengan rantai
pendek ( terdiri atas 10 – 12 atom karbon ) masuk ke jaringan kapiler
dan selanjutnya di bawa ke vena porta hepatika sebagai asam lemak
bebas. Sedangkan asam lemak dengan rantai panjang ( Lebih dari 12
atom karbon) di sintesis kembali menjadi tridliserida, kemudian
bergabung bersama liprotein, kolerol, dan fosfolipid membentuk
silomikron selanjutnya akan di absorbsi oleh lakteal dari villi. Dari
lakteal kemudian masuk ke sirkulasi limfatik dan selanjutnya masuk
ke sirkulasi darah
f. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak terjadi di hati, ketika lemak di absorbsi di
usus halus atau di lepaskan dari jaringan adiposa, gliserol, yang
merupakan bagian dari lemakndi pecah menjadi piruvat, asam lemak,
dan komponen lemak lainnya.
Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan
karbohidrat dan protein menurun, maka lemak di ubah menjadi
glukosa. Pada kondisi tertentu oksidasi lemak menjadi tidak sempurna
dan menghasilkan keton dalam darah lebih cepat dari yang diutuhkan
sel untuk sumber energi maka terjadi ketosis. Karena keton berupa
asam maka dapat mengakibatkan asidosis metabolik dimana pH darah
menjadi turun. Pada kondisi ini pernafasan pasien menjadi cepat untuk
membuang lebih banyak ion hydrogen. Kondisi ketosis merupakan
keadaan kegawatan dimana orang yang mengalami keracunan dan
menurunnya kesadaran sehingga dapat mengalami kematian.
Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak dalam tubuh akan
disimpan dan akan di pergunakan sebagai:
1) Cadangan energi atau tenaga
2) Bantalan alat alat tubuh seperti ginjal dan bola mata
3) Mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai penghambat
panas ( konduktor yang buruk )
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia yang berbahaya
5) Pembentuk postur tubuh seperti orang yang terlihat gemuk atau
kurus karena adanya lemak.
9. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai
katalisator.
a. Jenis vitamin
Vitamin dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1) Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompleks, B1
(Tiamin), B2 ( Riboflavin), B3 (niasin), B5 (Asam pontotenat), B6
(Piridoksin), B12 (kobalamin), Asam fosfat, dan vitamin C. Jenis
vitamin ini dapat larut dalam air sehingga kelebihannya akan
dibuang melalui urine.
2) Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti
vitamin A,D,E,dan K
b. Sumber dan fungsi vitamin
1) Vitamin B1, banyak terdapat pada biji bijian tumbuhan seperti padi,
kacang tanah, kacang hijau, gandum , roti , sereal, jaringan tubuh
hewan, ginjal hati, dan ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya
penyakit beri beri, neuropati perifer, gangguan konduksi sitem
syaraf, dan ensefalopati wernicke.
2) Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hari, ginjal, susu, keju,
kacang almond, dan yoghurt. Fungsinya adalah memperbaiki kulit,
mata serta mencegah terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru
lahir yang mendapatkan fototerapi
3) Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis makanan dari
hewani dan nabati seperti sereal, beras, kacang – kacangan. Fungsi
vitamin ini adalah menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis
lemak, memperbaiki kulit dan syaraf, serta sebagai koenzim pada
banyak enzim dehidroginase yang terdapat dalam sitosol dan
mitokondria.
4) Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai jenis
makanan, baik di tumbuhan maupun di hewani, sehingga jarang
terjadi kekurangan vitamin B5, fungsinya sebagai katalisator reaksi
kimia dalam pembentukan koenzim A yang berperan dalam
pembentukan energi (ATP).
5) Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan, daging,
telur, pisang, dan sayuran. Fungsinya berperan dalam proses
metabolisme asam amino, proses glikogenolisis pembentukan
antibodi, serta regenerasi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini
dapat mengakibatkan dermatitis, bibir pecah pecah, sariawan,
anemia, dan kejang.
6) Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging, ikan,
kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya membantu
pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan sel darah
merah, mencegah kerusakan sel syaraf, dan membantu metabolisme
protein.
7) Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah seperti jeruk,
mangga, tomat, stoberi, asparagus, kol, susu, mentega, ikan dan
hati. Fungsinya membantu pembentukan tulang, otot,dan kulit,
membantu penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari radikal
bebas.
8) Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging, sayuran hijau,
kacang kacangan. Fungsinya dalam membantu metabolisme,
khususnya asam amino, pematangan sel darah merah, serta
mencegah terjadinya penyakit jantung bawaan. Kekurangan dapat
mengakibatkan anemia megaloblastik.
9) Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur susu, keju, tahu,
tempe. Fungsinya adalah meningatkan penyerapan kalsium, fosfor
untuk kekuatan tulang dan gigi, pengaturan produk hormon, serta
pengaturan kadar kalsium darah.
10) Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati, susu,
wortel, labu, dan bayam. Fungsinya membangun sel sel kulit,
melndungi sel retina dari kerusakan. Kekurangan vitamin ini
dapat mengakibatkan gangguan penglihatan pada senja hari
( Rabun senja )
11) Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak sayur,
alpukat, kacang kacangan, sayuran, daging, telur, susu, ikan.
Manfaat vitamin ini adalah sebagai anti oksidan dengan cara
memutuskan berbagai rantai radikal bebas
12) Vitamin K, vitamin ini banyak tedapat pada jaringan tanaman,
sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan, produksi oleh
bakteri usus. Fungsinya adalah membantu dalam proses
pembekuan darah dan jika terjadi kekuranagan dapat
mengakibatkan penyakit perdarahan.
c. Absorbsi Vitamin
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin
C, mudah di absorbsi dalam epithelium mukosa usus melalui proses
difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya dapat di absorbsi dengan
bantuan intrinsic faktor yang dihasilkan oleh sel pariental lambung.
Vitamin B12, diabsorbsi pada ileum terminal. Sedangkan vitamin
yang larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E,dan K akan diabsorbsi
dalam lemak seperti vitamin A,D,E,K dan B12 yang di absorbsi dari
darah di simpan dalam hati dan kemudian dipergunakan kembali jika
di perlukan oleh tubuh.
10. Mineral
Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan
vitamin tidak menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen kimia
yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
a. Jenis mineral
Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di
kelompokan menjadi dua yaitu :
1) Makromineral yaitu jumlah kebutuhan mineral tubuh terdiri dari
100mg/hari seperti natrium (Na), kalsium (Ca), fosfor (P),
kalium (K), klorida (Cr), dan magnesium (Mg)
2) Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan mineral kurang dari
100mg/hari, seperti zat besi(Fe), seng (Zn), kronmium ( Cr),
mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor ( F), dan Yodium ( I ).
b. Fungsi mineral
Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.
1) Pertukaran konsentrasi osmotic cairan tubuh, misalnya natrium
dan klorida yang berperan dalam mempertahankan cairan
ekstrsel. Kalium sangat penting dalam mempertahankan
konsentrasi osmotic intrasel.
2) Proses fisiologis, variasi dari ion ion berperan dalam berbagai
proses fisiologis seperti mempertahankan transmembran
potensial, pembentukan dan mempertahankan tulang, kontraksi
otot, pembentukan neurotransmitter, pembentukan hormon,
pembekuan darah,transport gas, dan sistem penyangga ( Buffer).
3) Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik, seperti
pada calcium – dependent ATPase pada tulang yang
membutuhkan ion magnesium. ATPase untuk mengubah
glukosa menjadi asam piruvat membutuhkan ion kalium dan
magnesium.
c. Absorbsi mineral
Terjadi melalui proses difusi dan transport aktif.
Meningkatkan absorbsi sodium di pengaruhi oleh intake makanan
yang tinggi natrium dan pengaruh hormon aldosteron. Peningkatan
absorbsi di pengaruhi oleh hormone paratiroid. Ion klorida,
yodium, bikarbonat, dan nitrat diabsorbsi melalui proses difusi,
sedangkan sulfat dan fosfat masuk ke epitel usus hanya dengan
transport aktif .
11. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel sel tubuh. Setiap hari sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita
melalui minum, sedangkan cairan digestif yang di produksi oleh berbagai
saluran organ pencernaan sekitar 8 – 9 liter, sehingga sekitar 10 – 11 liter
cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian dari 10 – 11 liter cairan yang
masuk hanya 50 – 200 ml yang dii keluarkan melalui fases selebihnya
direabsobsi
Absobsi air terjadi pada usus halus dan usus besar dan terjadi pada
saat proses difusi
a. Jejunum : 5 – 6 liter/hari
b. Ileum : 2 liter/hari
c. Kolon : 1,5 liter/hari
4. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

BB (kg) BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m) TB × TB (m)
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

K
ur Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
us
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
N
or
18,5 ─ 25,0
m
al
G
e
m Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
u
k
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat
badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah
tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
5. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Manusia
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat
hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).
6. Macam – macam Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan
dankelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,
JantungKoroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standard
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a) PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b) PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
c. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2) Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak
tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan.
7. Penatalaksanaan
a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
b. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
c. Pemberian asupan nutrisi : Oral
d. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
Pengkajian Fokus :
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan darah 
rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
b) BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)
c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5 ─
1,0 mg/100 ml) (Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare Gangguan sensasi rasa
5) Kehilangan rambut berlebihanKelemahan otot pengunyah
6) Kelemahan otot untuk menelan
7) Kerapuhan kapiler
8) Kesalahan informasi
9) Kesalahan persepsi
10) Ketidakmampuan memakan makanan
11) Kram abdomen
12) Kurang informasi
13) Kurang minat pada makanan
14) Membran mukosa pucat Nyeri abdomen
15) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
16) Sariawan rongga mulut
17) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)

b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misalnya:
memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)

3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:

1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu


2) Peningkatan status nutrisi
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui: meningkatkan nafsu
a. Mengurangi gangguan makan
dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan ruangan
(barang-barang seperti
sputum pot, urinal tidak
berada dekat dengan
tempat tidur)
d. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien 2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu
makan
3. Bantu pasien makan jika tidak 3. Membantu pasien makan
mampu
4. Sajikan makanan yang mudah 4. Meningkatkan selera
dicerna, dalam keadaan makan dan intake makan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makan dengan minum 5. Memudahkan makanan
masuk
6. Hindari makanan yang 6. Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan 7. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif dan 8. Menambah nafsu makan
aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, 9. Membantu mengkaji
bising usus keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti 10. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi
dengan dokter

b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:

1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol


2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan dating
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan
pasien validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli 4. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan 5. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan 6. Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energy
7. Hindari makanan yang 7. Makanan berlemak banyak
banyak mengandung menghasilkan energi
lemak
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada
tahap pencanaan.
5. Evaluasi Keperwatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan,
patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang.

Anda mungkin juga menyukai