Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN MASALAH HIPERTENSI PADA TN. M DI DESA JATISELA KECAMATAN


GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

DISUSUN OLEH :

1. DENISYA SUCIATY
2. PATRIA IZAWATI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Masalah Hipertensi”.
            Makalah ini berisikan tentang informasi dan cara asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah hipertensi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Amin.

2
DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………………… 1

Kata pengantar ………………………………………………………………………… 2

Daftar isi ………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 4

A. Latar belakang ………………………………………………………………... 4


B. Rumusan masalah……………………………………………………………… 6
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………… 6
D. Manfaat………… ……………………………………………………………. 6

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 7

A. Konsep Keluarga…………………..………………………………………… 7
1. Pengertian….…………………………………………………………… 7
2. Tahap-tahap perkembangan keluarga…………………………………….. 9
3. Tugas keluarga………………………………………. …………………… 10
B. Konsep Hipertensi ………………..…………………………………………. 11
4. Pengertian……………………………………………………………….. 11
5. Jenis-jenis hipertensi……………………………………………………….. 11
6. Factor yang mempengaruhi hipertensi……………………………………….. 12
BAB III ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA………………………………….. 14
1. Pengkajian…………………………………………………………………. 14
2. Diagnosa Keperawatan ………….………………………………………... 28
3. Intervensi Keperawatan……………………………………………………. 29
4. Implementasi Keperawatan……………………………………………….. 32
5. Evaluasi Keperawatan……………………………………………………… 33
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….. 34

A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 34

B. Saran………………………………………………………………………… 34

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..… 35

3
DOKUMENTASI……………………………………………………………………… 36

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan

tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada

program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan

jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi

keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses

keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK

dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,mengutamakan upaya promotif-

preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah

dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah

satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90

mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh

(Koes Irianto, 2014).

Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18

tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan

4
penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandan g hipertensi. Oleh karena itu sering

ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan

jantung, stroke.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1

juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa

hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan

prosentase sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada

penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi

pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi

keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan

komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas (Koes

Irianto, 2014).

Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas

Mergangsan Kota Yogyakarta yang pelayanannya mencakup beberapa kelurahan

menunjukkan bahwa hipertensi masuk dalam daftar 10 besar penyakit terbanyak urutan

nomor satu tahun 2017. Pada tahun 2017 didapatkan data total penderita hipertensi

sejumlah 3.453 orang yang semuanya adalah hipertensi dan pada tahun 2018 dari bulan

Januari sampai Juni terdapat 1.775 kunjungan dengan diagnose hipertensi. Untuk itulah

perlu dilakukan upaya perlayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang salah

satunya adalah keluargaTn. A.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan

dengan asuhan keperawatan pada keluargaTn. M

5
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah utama hipertensi pada keluargaTn. M di desa jatisela ?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada Tn. M di Desa Jatisela.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada Tn. M di Desa Jatisela
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Tn. M di Desa Jatisela.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Tn. M di Desa
Jatisela

D. Manfaat Studi Kasus


Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat
Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga.

2. Tenaga Kesehatan
Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program kunjungan rumah (home
care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman

keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya

dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit

layanan perlu di perhitungkan.

2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan

dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi

oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al

2010)

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

7
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan

menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga

dapat membina hubungan sosial pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku

sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya

keluarga

c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk

memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga

adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,

yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang

sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menyelesaikan masalah kesehata sosial pada anak, Membentuk norma-norma

tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai

budaya keluarga.

8
3. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi


menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)


Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan

intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan

dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB,

persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian

kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)


Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu

adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang

memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan

orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak,

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan

pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan

kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)


Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan

keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar

9
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan

terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan

sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan

sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih

banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,

memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia


Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian

tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian

pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan


b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat

10
B. HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90

mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh

(Koes Irianto, 2014).

Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.

Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia,

gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E-

journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)

2. Jenis Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan

yaitu (WHO, 2014) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer


Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar
menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag
meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan
darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor

11
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan
faktor penyebab.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika
berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur
55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini
dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang
Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi
seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetic)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang
telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

1) Obesitas

12
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan
terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi
(Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih
dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris
Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan
darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan
frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan
meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan
darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di
hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan
kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin
cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

13
14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. M DI DESA JATISELA KECAMATAN


GUNUNGSARI KABUPATEN LMBOK BARAT

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn. M Pendidikan : SD
Umur : 55 tahun Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Alamat : Jatisela
Suku : Sasak Nomor Telpon : 081933132935

b. Komposisi Keluarga:
Hub.
No Nama L/P Umur Pekerjaan Pendidikan
Klg

33
Ibu rumah SMP
1. Ny. A P Tahun Istri
tangga
SMP
2. An. A L 15 Anak
Pelajar
Tahun Tidak/Belum
3. An. N L Anak
- sekolah
6 Tahun

c. Genogram:

15
Gambar 1. Genogram Keluarga Tn. M

Ket.: : laki-laki

: perempuan
: tinggal dalam satu rumah

: laki-laki meninggal dunia

: perempuan meninggal dunia

: : yang teridentifikasi/ klien

: garis pernikahan

: garis keturunan

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga :
Tipe keluarga Tn. M adalah Nuclear Family (Keluarga Inti) yang terdiri dari suami,
istri, dan 2 orang anak tanpa orang lain
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut :
Tn. M mengatakan tidak ada masalah dalam keluarganya baik itu cara komunikasi,
ekonomi dan lainnya
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa:
Tn. M berasal dari Suku Sasak, Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa
sasak
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : tidak ada
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Tn. M mengatakan jika ada keluargannya yang sakit dia selalu membawa keluarganya
ke orang pintar untuk meminta air yang sudah di do’akan.

16
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Ny. A mengatakan yang mencari nafkah adalah suaminya
b) Penghasilan :
Tn.M mengatakan bahwa gajinya perbulan yaitu Rp. 3.000.000- Rp. 5.000.000
/bulan
c) Upaya lain:
Tn. M mengatakan bahwa dia dan istrinya memiliki tabungan untuk menjaga jika
suatu saat Pensiun dari pekerjaanya.
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Tn. M mengatakan memiliki 3 Motor, 1 TV, 1 Mesin cuci, 2 lemari, 3 kasur, 1 set
kursi tamu
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
Ny. M mengatakan bahwa pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulan paling
banyak adalah keperluan dapur dan keperluan anak yang total pengeluarannya
dalam sebulan +- Rp.2.500.000
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Rekreasi keluarga untuk mengisi kekosongan waktu dengan menontn TV bersama
dirumah, dan kadang-kadang rekreasi ke pantai.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan keluarga Tn. M merupakan tahap V keluarga Dengan anak
remaja (13-25 thn)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya:
Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi. Tn. M dan Ny.A merupakan
keluarga dengan anak Remaja mengatakan sudah melakukan tugasnya dengan baik
Dengan menanamkan nilai dan norma agama. Tn. M Dan Ny.A juga mengatakan
mereka ingin tau bagaimana cara merawat anak pada tahap remaja.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:

17
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tn. M sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, ia
rutin kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali, tidak mempunyai masalah dengan
istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya tetapi mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 150/80 mmhg S : 36,5 celcius BB : 51,95 Kg

N : 80 x/m R : 18 x/m

b) Riwayat penyakit keturunan:


Tn. M dan Ny. A mengatakan bahwa memiliki penyakit keturunan yaitu penyakit
hipertensi.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Status Imunisasi
Keada
Ca
Umu an BC
No Nama BB DPT Polio mpa Hepatitis Ket.
r Keseh G
k
atan
I II III I II III IV I II III
1. Tn. M 55th 51,95 kg Sakit
2. Ny. A 33th 55,95 kg Sehat
3. An. A 15 th 37,70 kg Sehat            
           
4. An. N 6th 14,85 kg Sehat

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Tn. M mengatakan sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan adalah
puskesamas
e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Tn. M menderita hipertensi dan keluarga Tn. M dari pihak Bapak/Ibu ada yang
menderita hipertensi.

18
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah : 200 M/ 2 Are
2) Type rumah : Permanen
3) Kepemilikan : Milik sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 6 ruangan
5) Ventilasi/candela : ada jumlah 8 jendela
6) Pemanfaatan ruangan:
pemanfaatan rumah sudah bagus sesuai dengan fungsi masing- masing ruangan
7) Septic tank: ada , letak > 10 m dari sumber air
8) Sumber air minum :
Ny, M mengatakan sumber air minum keluarga adalah galon isi ulang
9) Kamar mandi/WC: ada, Wc jongkok
10) Sampah: Ny. M mengatakan memiliki tempat sampah sementara dan biasanya di
angkut oleh petugas,
limbah RT : Ny. M mengatakan memiliki Penampungan untuk air sisa limbah
rumah tangga
11) Kebersihan lingkungan:
Ny. M mengatakan tetap membersihkan rumah setiap hari. Saat kita melakukan
kunjungan kerumahnya terlihat bersih

12) Denah rumah :

19
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan :
keluarga mengatakan bahwa hubungan mereka dengan tetangga sangat baik,
saling membantu, bahkan Ny.A sering berkumpul bersama tetangganya, selain itu
Ny.A juga sering ngobrol dengan tetangganya sambil menemani An.A bermain.
Dan Tn.M sering membantu tetangganya yang sedang dalam keadaan susah
2) Aturan/kesepakatan : Tidak ada aturan/ kesepekatan
3) Budaya: budaya dalam komunitas RW adalah nyongkolan dan gotong royong
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Tn. M menagatakan Sebagai penduduk desa jatisela, tidak pernah transmigrasi maupun
imigrasi.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Kebiasaan Tn. M dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. M selalu berkumpul dan
berkomunikasi dengan tetangga pada waktu siang hari, kebiasaan lain dari masyarakat
di lingkungan sekitar rumah selalu melaksanakan kerja bakti.
e. System Pendudukung Keluarga :
Tn. M mengatakan sudah memiliki jaminan kesehatan berupa BPJS Tetapi keluarganya
belum semua mempunyai BPJS. Ny.A mengatakan bahwa jika mereka sakit akan
membelikan obat di apotik terdekat.Keluarga Tn.M apabila mereka mempunyai
masalah maka keluarga terdekatlah yang biasa di hubungi dahulu untuk meminta
bantuan.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Anggota keluarga menggunakan Bahasa sasak dalam berkomunikasi sehari-harinya.
Komunikasi berjalan efektif dan terbuka antar anggota keluaraga, Tn. M mengatakan
jika mereka ada masalah dalam keluarga mereka aselalu menyelsaikan secara
musyawarah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Keluarga Tn. M mengatakn bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-

20
sama dengan musyawarah terlebih dahulu. Namun, karena AN. A belum dewasa jadi
keputusan lebih dominan di ambil oleh Tn .M sebagai kepala keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
 Tn. M : bereperan sebagai suami/ kepala keluarga yang mencarai nafkah untuk
istri dan kedua anaknya
 Ny. A : berperan sebagai istri dan ibu
 An.A : berperan sebagai anak pertama
 An. N : berperan sebagai anak kedua
d. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat
dan sakit keluarga juga percaya bahwa Setiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang
sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Tn. M sebagai kepala keluarga sekaligus suami dan seorang ayah, dan Ny. A berperan
sebagai istri sekaligus ibu mereka selalu menyayangi keluarganya dengan memberikan
perhatian lebih kesetiap anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang baik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Keluarga Tn. M berkomunikasi secara baik karena anggota keluarganya selalu
terbuka tidak ada yang di sembunyikan
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Ny. M mengatakan yang mengambil keputusan adalah Kepala keluarga/Suaminya
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
Keluarga mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan saat waktu senggang adalah
rekreasi dan menonton TV bersama.
e) Partisipasi dalam kegiatan social
Tn. M mengatakan jika ada kegiatan gotong royong di masyarakat keluarga mereka

21
selalu membantu.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya :
Keluarga kurang mengetahui mengenai masalah kesehatan seperti tanda dan gejala
penyakit, hal ini tampak terhadap Ny. A ya yang mengatakan tidak mengetahui
komplikasi dalam hipertensi, Mengatakan tidak mengetahui penyebab masalah yang
di alami tidak mampu mengidentifikasi Tn. M yang sedang sakit dengan mencari
informasi terkait penyebab dan factor penyakit yang di alami oleh Tn.M diinernet.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Tn. M mengatakan bahwa apa bila keluarganya sudah tidak bisa di sembuhkan di
rumah dalam kurun 3 hari maka Ny, A dan Tn.M akan membawa keluarganya ke
puskesmas untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Ny. A mengatakan tidak mengetahui cara mengatasi nyeri yang di alami Tn. M. dan
belum mampu melakukan perawatan di rumah ketika keluarganya sedang sakit.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny. A mengatakan bahwa dia selalu mebersihkan halamn rumahnya, dan ventilasi
rumahnya selalu di buka di pagi hari.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Tn. M mengatakan jika keluarganya sakit pelayanan kesehatan yang digunakan
adalah puskesmas untuk berobat
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : Ny. A mengatakan bahwa 2 anak sudah cukup.
b) Akseptor: Ya yang digunakan : KB suntik lamanya Akseptor : 6 tahun
c) Keterangan lain: -
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: Tn.M selalu bekerja keras dalam memenuhi
sandang pangan
Pemanfaatan sumber di msyarakat: -

22
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek:
Tn. M mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi sehingga Tn. M merasa
sedikit stres
b. Stressor jangka panjang:
Tn. M Mengidap hipertensi semenjak tahun 2010 dan ia ingin penyakitnya ini sembuh
total
c. Respon keluarga terhada stressor :
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dan petugas
kesehatan.
d. Strategi koping :
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
e. Strategi adaptasi disfungsional :
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn.M menyampaikan atau
membicarakan dengan anggota keluarganya.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi :

Keluarga Tn. M mengatakan makan 3x sehari dengan lauk pauk seperti Ikan, ayam, daging,
telur, tempe, tahu dan sayuran bening. Dan Ny. A mengatakan tidak membatasi/
mengurangi Tn. M mengkonsumsi makanan asin dan makanan daging

Upaya lain: Ny. A mengatakan selalu membeli vitamin untuk An. N agar An.N tetap sehat.

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Tn . M berharap agar keluarganya tetap dalam keadaan sehat terutama istrinya agar
selalu untuk menjaga anaknya.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Ny. M berharap pelayanan petugas kesehatan yang ada di puskesmas semakin bagus
demi kenyamanan keluarga yang berobat.

23
IX. PEMERIKSAAN FISIK

No Variabel Nama anggota keluarga


TN. M NY. A An. A An. N
1. Riwayat penyakit saat Hipertensi Tidak sedang Tidak sedang Tidak sedang
ini sakit sakit sakit

2. Keluhan yang Tn.M Tidak Tidak Tidak


dirasakan mengatakan memiliki memiliki memiliki
terkadang nyeri keluhan keluhan keluhan
di bagian
tengkuk leher,
dan merasa
sakit kepala.
3. Tanda & gejala - Sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tengkuk tanda dan tanda dan tanda dan
- Sakit kepala gejala gejala gejala
- Keringat gangguan gangguan gangguan
dingin kesehatan kesehatan kesehatan
- Lemas
- Cepat marah

4. Riwayat penyakit - Hipertensi Tidak Tidak Riwayat


sebelumnya - Jantung memiliki memiliki kejang demam
lemah riwayat riwayat
penyakit penyakit
5. Tanda-tanda vital  TD : 150/80  TD : 110/80  TD : 100/70  N : 95x/mnt
mmHg mmHg mmHg  S : 37oC
 N : 85x/mnt  N : 80x/mnt  N : 90x/mnt  RR: 24x/mnt
 S : 36,5oC  S : 36oC  S : 36,5oC
 RR : 18x/mnt  RR:  RR:
20x/mnt 21x/mnt

24
6. Sistem cardiovaskuler  NORMAL,  NORMAL,  NORMAL,  NORMAL,
Adanya Tidak ada Tidak ada Tidak ada
riwayat kelainan kelainan kelainan
jantung lemah pada pada pada jantung
 P : Adanya jantung jantung  P : Adanya
getaran Thrill  P : Adanya  P : Adanya getaran
yang terasa getaran getaran Thrill yang
pada telapak Thrill yang Thrill yang terasa pada
tangan dengan terasa pada terasa pada telapak
cara telapak telapak tangan
menyebut tangan tangan dengan cara
tujuh puluh dengan cara dengan cara menyebut
tujuh menyebut menyebut tujuh puluh
 A : Bunyi tujuh puluh tujuh puluh tujuh
jantung lup tujuh tujuh  A : Bunyi
dup terdengar  A : Bunyi  A : Bunyi jantung lup
lemah jantung lup jantung lup
dup dup
7. Sistem respirasi  I : normal,  I : normal,  I : normal,  I : normal,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan
pada paru pada paru pada paru pada paru
 Palpasi :  Palpasi :  Palpasi :  Palpasi :
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
pada lapang pada pada pada lapang
paru lapang lapang paru
 Perkusi : di paru paru  Perkusi : di
lapang paru  Perkusi :  Perkusi : lapang paru
terdapat di lapang di lapang terdapat
bunyi sonor paru paru bunyi sonor
 Auskultasi : terdapat terdapat  Auskultasi :
bunyi nafas bunyi bunyi bunyi nafas
veskuler sonor sonor veskuler
 Auskultasi  Auskultasi
: bunyi : bunyi
nafas nafas
veskuler veskuler
8. Sistem GI. Trac  I : tidak  I : tidak  I : tidak  I : tidak
terlihat ada terlihat ada terlihat ada terlihat ada
ketegangan keteganga keteganga ketegangan

25
pada bagian n pada n pada pada bagian
abdomen, bagian bagian abdomen,
warna kulit abdomen, abdomen, warna kulit
rata. Dan warna warna rata. Dan
tidak ada kulit rata. kulit rata. tidak ada
lesi, tidak Dan tidak Dan tidak lesi, tidak
ada bekas ada lesi, ada lesi, ada bekas
jahitan tidak ada tidak ada jahitan
 P : ada nyeri bekas bekas  P : tidak
tekan jahitan jahitan Terkaji
 A : bising  P : tidak  P : tidak  A : bising
usus ( 16 X/ ada nyeri ada nyeri usus ( 17
Menit ) tekan tekan X/ Menit )
 A : bising  A : bising
usus ( 16 usus ( 16
X/ Menit ) X/ Menit )
9. Sistem persyarafan  I : kaku  I : kaku  I : kaku  I : kaku
kuduk (+) kuduk (+) kuduk (+) kuduk (+)
 Reflek patela  Reflek  Refleks  Refleks
respon patela babainski babainski
positif respon respon respon
 Refleks positif normal normal
babainski  Refleks
respon babainski
lambat respon
normal
10 Sistem  Inspeksi :  Inspeksi :  Inspeksi :  Inspeksi :
muskuloskeletal Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
kelainan kelainan kelainan
kelainan pada
pada pada pada
ekstermitas
ekstermitas ekstermitas ekstermitas
atas dan
atas dan atas dan atas dan
bawah, , tidak
bawah, bawah, bawah,
ada
tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakan
kelainan kelainan kelainan
di ekstermitas
berjalan , berjalan , berjalan ,
atas dan bawah
ada tidak ada tidak ada
pembengka pembengka pembengka
kan di kan di kan di
ekstermitas ekstermitas ekstermitas
bawah atas dan atas dan

26
 Palpasi : bawah bawah
ada nyeri  Palpasi :  Palpasi :
tekan di tidak ada tidak ada
bagian nyeri tekan nyeri tekan
ektermitas di bagian di bagian
bawah ektermitas ektermitas
 CRT >2 atas dan atas dan
detik bawah bawah

11 Sistem genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Daftar Masalah Kesehatan
1 Ancaman Resiko terjadi masalah kesehatan pada keluarga
karena Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan.

2 Kurang/ Tidak sehat Saat pengkajian Tn. M dalam kondisi tidak sehat
karena sedang merasa sakit kepala dan pemeriksaan
Tekanan Darahnya yaitu 150/80 mmHg.

3 Defisit Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan.

ANALISA DATA :
No Data Problem Etiologi
1. DS :  Ketidak mampuan Gangguan rasa
keluarga mengenal nyaman
 Tn. M mengatakan terkadang
masalah kesehatan
nyeri di bagian tengkuk leher,dan  Gejala penyakit
merasa sakit kepala
 Ny. A mengatakan tidak
mengetahui cara mengatasi nyeri
yang di alami Tn. M dan belum
mampu melakukan perawatan di

27
rumah ketika keluarganya sedang
sakit.

DO :
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran composmentis
 GCS : 15
TTV :
 TD : 150/80 mmHg
 N : 85x/mnt
 S : 36,5oC
 RR : 18x/mnt

2. DS :  Ketidakmampuan Defisit pengetahuan


 Ny.A mengatakan tidak keluarga
mengenal
mengetahui komplikasi dalam masalah
hipertensi kesehatan
 Kurang terpapar
 Ny.A Mengatakan tidak
informasi
mengetahui penyebab masalah
yang di alami dan tidak mampu
mengidentifikasi Tn. M yang
sedang sakit dengan mencari
informasi terkait penyebab dan
factor penyakit yang di alami
oleh Tn.M diinernet.
 Ny. A mengatakan tidak
membatasi/ mengurangi Tn. M
mengkonsumsi makanan asin dan
makanan daging
DO :
 keluarga Tn. M tampak bingung

28
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran composmentis
 GCS : 15
TTV :
 TD : 150/80 mmHg
 N : 85x/mnt
 S : 36,5oC
 RR : 18x/mnt

RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
2. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN


Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 3 2
Skala : Tidak/kurangsehat 2
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 1
Skala: mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 2
Sebagian 2

29
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA


No Kriteria skor pembenaran
1 Sifat masalah Tn. M mengatakan dirinya biasa
merasakan nyeri dibagian
Skala : Ancaman kesehatan 2 x1=2
tengkuk dan merasa sakit kepala
3 3
2 Kemungkinan masalah dapat Kemungkinan masalah nyeri
diubah dapat mudah diubah
1x2=1
Skala: cukup
2
3 Potensial masalah untuk dicegah Potensial masalah Tn. M
terhadap nyeri tinggi untuk
Skala : Cukup 2x1=2
dicegah
3 3
4 Menonjolnya masalah Masalah nyeri ini harus segera
ditangai
Skala : Masalah tidak dirasakan 2x1= 2
2
Total skor 31
3

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

30
No. Hari/ Tujuan Kriteria Standar Inervensi
Dx Tgl
1. Kamis,  Umum : Respon  Klien mampu Edukasi Manajemen Nyeri
26 mei Setelah verbal mengidentifikasi (I.1239)
2022 dilakukan nyeri
tindakan  Keluarga Observasi
keperawatan mampu
diharapakan menyebutkan  Identfikasi kesiapan
tingkat tindakan
nyeri dan kemampuan
nonfarmakologis
menurun yang dianjurkan menerima informasi
(L.08066) mahasiswa
 Keluarga Teraupetik
 Khusus : mampu memilih
Setelah tindakan yang  Sediakan materi dan
dilakukan dilakukan untuk media pendidikan
tindakan anggota
keperawatan kesehatan
keluarga yang
keeluarga mengalami nyeri  Jadwalkan pendidikan
mampu  Keluarga kesehatan sesuai
mengenal mampu merawat
masalah keluarga yang kesepakatan
sakit  Berikan kesempatan
 Klien mampu
bertanya
memperaktikan
tekhnik relaksasi
Edukasi
nafas dalam
 Jelaskan penyebab,
periode, dan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat.
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk

31
mengurangi rasa nyeri

2. Kamis,  Umum : Respon  Klien dan Proses Penyakit (I.12444)


26 mei Setelah verbal keluarga siap
2022 dilakukan dan mampu
Observasi
tindakan menerima
keperawatan informasi.
 Identifikai kesiapan
diharapkan  Klien dan
tingkat keluarga dan kemampuan
pengetahuan mampu menerima informasi
keluarga menyebutkan
meningkat tentang Terapeutik
(L.12111). penyakit
hipertensi  Sediakan materi dan
 Khusus :
media pendidikan
Setelah
dilakukan kesehatan
tindakan  Berikan kesempatan
keperawatan
keluarga bertanya
mampu
mengenal Edukasi
masalah.
 Jelaskan penyebab dan
factor resiko penyakit
 Jelaskan proses
patofisologi timbulnya
penyakit
 Jelaskan tanda dan
gejala yang
ditimbulkan penyakit
 Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
 Informasikan kondisi
klien saat ini.

32
33
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
NO HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX

34
EVALUASI

35
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran

36
DAFTAR PUSTAKA

37
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi pengkajian

38
39

Anda mungkin juga menyukai