D
TENTANG HIPERTENSI PADA NY. F DI DESA DWIWARNA
KECAMATAN BANDA NAIRA KEBUPATEN
MALUKU TENGAH
OLEH :
Mengetahui
Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Pasapua Ambon
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Hipertensi
2.3 Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi
BAB III STUDI KASUS
3.1 Sifat Keluarga
3.2 Faktor Sosial Budaya Dan Ekonomi
3.3 Faktor Lingkungan
3.4 Riwayat Kesehatan
3.5 Pemeriksaan Fisik
3.6 Pengkajian Psikologis
3.7 Pengetahuan Keluarga Tentang Tumbuh Kembang
3.8 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
3.8 Analisa Data
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis
Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui
pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK,
pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas
meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses
yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan
keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga
pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,
mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara
aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak
menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo,
2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi
atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari
5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013.
Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
D. Manfaat
Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :
1. Masyarakat
Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan
keluarga.
2. Tenaga Kesehatan
Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tim
program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Defenisi keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang
lain (Mubarak, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga
yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat,
hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan
perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan
(darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu
berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a.Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang
4
5
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya
gangguan kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung,
infarkmiokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian
Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri
sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya
arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi
tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain
itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama,
dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
9
3) Keturunan (genetik)
Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka
sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena
hipertensi (Endang Triyanto, 2014).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi
pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya
pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas
kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola
hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2017).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung
kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan kalori
mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi
peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno,
2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah
untuk mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang
akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot
jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
11
Hub
No Nama L/P umur pend pekerjaan Ket
kel
1 Tn. D Sumai L 57 Thn SMP Petani Sehat
2 Ny. F Istri P 51 Thn SD IRT Hipertensi
4 An.I Anak L 25 Thn SMA Tidak ada Sehat
5 An.S Anak P 22 Thn S1 Tidak ada Sehat
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Hubungan Keluarga
: Tinggal Serumah
: Klien
2. Sifat keluarga
a. Pengambilan keputuan
Pengambilan keputusan keluarga biasa dilakukan
secara musyawara anatara anggota keluarga untuk
memutuskan suatu permasalahan dan solusi yang di ambil.
Masing-masing anggota kluarga sadar dengan perannya
masing-masing. Bapak D berperan sebagai kepalah keluarga.
Ny. F sebagai yang ikut serta membantu keluarga memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari dengan cara menjual roti.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
Kebiasaan istirahat/tidur:
kebiasaan tidur Bapak. D dan keluarga biasanya
<jarang tidur siang dan tidur malam sekitar jam 8 malam
atau paling terlambat sampai jam 10 malam dan
biasanya bangun pagi sekitar pukul setengah 5 pagi.
Kebiasaan makan keluarga dan contoh menuh sehari-
hari:
Bapak D mengatakan keluarganya makan 3-4 kali
dalam sehari menu makan yang biasa dimakan yakni;
Nasi,ikan,sayur dan tambahan makanan pokok dari hasil
bertani seperti Singkong, Ubi keladi , pisang dan lain
sebagainnya.
Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga:
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah (Tipe, ukuran, rumah, jumlah ruangan ) :
Rumah semi permanen,ukuran 30 m 2, ruangan 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu 1 ruang makan, dapur dan wc/kamar
mandi serta rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
2. Ventilasi dan penerangan :
Ventilasi memenuhi syarat dan penerangan Lampu listrik
dan pelita (ketika mati lampu)
3. Persediaan air bersih :
biasanya Keluarga Bapak D menggunakan PDAM sebagai
sarana air bersih. Untuk masak mandi dan minum.
4. Pembuangan sampah :
Tempat pembuangan sampah keluarga Bapak D biasanya di
kumpulkan dan di bakar atau dibuang ke pantai , jarak tempat
pembuagan sampah dari jarak rumah sekitar 100 meter.
5. Pembuangan air limbah :
Untuk limbah cuci piring atau limbah cuci pakaian biasanya
langsung di buang ke selokan
6. Jamban/WC (Tipe, jarak dengan sumber air ) :
Wc yang digunakan Bapak D dan keluarga yakni wc milik
Pribadi yang terdiri langsung WC dan kamar mandi digabung
menjadi satu ruangan.
7. Lingkungan rumah :
Lingkungan rumah bersih dan di penuhi oleh tanaman hias
dan tanaman sayuran
8. Bahaya kecelakaan :
Tidak ada bahaya kecelakaan
24
9. Denah rumah
KAMAR D
TIDUR RUANG A
MAKAN P
U KAMAR
R MANDI/WC
KAMAR s
TIDUR
RUANG TAMU
KAMAR
TIDUR
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga Bapak D
sehat :
2. dan Ny. F mengalam hipertensi sedangkan anaknya sehat.
3. Keluarga berencana :
Ny. F mengatakan pernah menggunakan KB suntik dan setelah
itu efek samping dari KB yakni tidak menstruasi
25
E. PEMERIKSAAN FISIK:
F. PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
1. Status emosi :
Emosi Ny. F stabil dalam menjelaskan tiap pertanyaan yang
diajukan namun terkadang sering marah jika ada masalah yang
dihadapi.
2. Konsep diri :
Konsep diri dari masing-masing anggota keluarga Ny. F sangat
baik dari Suami dan anak
3. Pola komunikasi :
Pola komunikasi dalam keluarga terbuka, keputusan selalu
diambil oleh Bapak D akan tetapi mempertimbangkan gagasan
dari hasil musyawarah bersama dengan Ny. F dan anaknya. Anak
diberi kebebasan untuk berbicara dan kebebasan untuk
berinteraksi dengan teman dan masyarakat sekitar. Dalam keluarga
saling menghormati dan mengasihi.
4. Pola interaksi:
Interaksi yang di bangun keluarga Bapak D dengan anggota
keluarganya sangat baik dan juga dengan lingkungan sekitar juga
sangat baik.
5. Pola pertahanan:
Pola pertahanan keluarga Bapak D sangat baik dan hubungan
antar anggota keluarga pun terjalin dengan baik, perilaku keluarga
terhadap lingkungan juga sangat baik sehingga keluarga selalu
aman.
I. ANALISA DATA
DATA ETOLOGI MASALAH
DS: Ketidakmampuan Kurangnya
Ny. F menderita hipertensi keluarga mengenal
pengetahuan
sejak tahun 2019 yang lalu masalah kesehatan
dan sering merasakan pusing pada angggota dan Informasi
dan tegang pada leher keluarga yang sakit
Tentang
Ny. F jarangan memeriksa
tekanan darah Tekanan
TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 C
R : 20 x/m
29
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kasus keluarga Tn. D telah dilakukan asuhan keperawatan
keluarga yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. D dilakukan
bersama-sama keluarga Tn. D melalui proses yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan
tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan.
3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor
penghambat adalah kesibukan keluarga sebagai penjual nasi
sehingga tidak bisa mengontrol aktifitas.
B. Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan
yang telah diberikan antara lain senam hipertensi secara teratur.
2. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan
keperawatan yang diberikan dan diintegrasikan dengan program
kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
35
DAFTAR PUSTAKA