Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

D
TENTANG HIPERTENSI PADA NY. F DI DESA DWIWARNA
KECAMATAN BANDA NAIRA KEBUPATEN
MALUKU TENGAH

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK KERJA LAPANGAN

OLEH :

FERDY DANIEL LATUPUTTY


NIM : P. 1810098

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. D


TENTANG HIPERTENSI PADA NY. F DI DESA DWIWARNA
KECAMATAN BANDA NAIRA KEBUPATEN
MALUKU TENGAH

Laporan Individu Praktik kerja lapangan


Telah Memenuhi Persyaratan Dan disetujui
Tanggal April, 2022

Menyetujui dan Mengesahkan

Kordinator PKL PEMBIMBING II

Nastain Abubakar Pattimura, S.Kep., M.Kep SakinaMakatita,S.Kep.,M.Epid

Mengetahui
Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Pasapua Ambon

Harianti Fajar, S.Kep. NS., M.Kes


NIDN : 1225079001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena Berkat dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. D TENTANG HIPERTENSI
DESA DWIWARNA KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU
TENGAH (2018-2022)“. Dalam penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis
alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Olehnya itu,
penulis mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Para
Dosen Pembimbing :
1. Nastain Abubakar Pattimura, S.Kep., M.Kep
2. Sakina Makatita, S.Kep.,M.Epid
3. Harianti Fajar, S.Kep. NS., M.Kes
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang Lebih dari
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan
selanjutnya. Akhir kata semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Banda, Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Hipertensi
2.3 Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi
BAB III STUDI KASUS
3.1 Sifat Keluarga
3.2 Faktor Sosial Budaya Dan Ekonomi
3.3 Faktor Lingkungan
3.4 Riwayat Kesehatan
3.5 Pemeriksaan Fisik
3.6 Pengkajian Psikologis
3.7 Pengetahuan Keluarga Tentang Tumbuh Kembang
3.8 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
3.8 Analisa Data
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis
Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui
pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK,
pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas
meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses
yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan
keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga
pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,
mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara
aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak
menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo,
2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi
atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari
5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013.
Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di

1
2

Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan


penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di
tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada
keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif
dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua
tatanan puskesmas (Koes Irianto, 2014).
Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi
Kesehatan pustu desa wailihang yang pelayanannya mencakup
beberapa RT menunjukkan bahwa hipertensi masuk dalam daftar 10
besar penyakit terbanyak urutan nomor satu tahun 2020. Pada tahun
2020 didapatkan data total penderita hipertensi sejumlah 60 orang
yang semuanya adalah hipertensi dan pada tahun 2021 dari bulan
Januari sampai Juni terdapat 60 kunjungan dengan diagnosa
hipertensi. Untuk itulah perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan
keluarga dengan hipertensi yang salah satunya adalah keluarga Tn .S
Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan
kesehatan dengan asuhan keperawatan pada keluargaTn. D
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada keluargaTn. D Di Desa
Dwiwarna
C. Tujuan studi kasus
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Tn.
D di Desa Dwiwarna
3

2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Ny. F di Desa Dwiwarna
D. Manfaat
Studi kasus ini diharapkan memberi manfaat bagi :
1. Masyarakat
Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan
keluarga.
2. Tenaga Kesehatan
Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tim
program kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Defenisi keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan
tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang
lain (Mubarak, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga
yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat,
hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan
perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan
(darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu
berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a.Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang

4
5

perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi


afektif adalah (Gustiani, Y., Ungsianik T (2016) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,
saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b.Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-
orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat
Membina hubungan.
c.Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
meneruskan keturunan.
d.Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan,
pakaian, dan tempat tinggal.
e.Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
6

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan


masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu
membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan
tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan
menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian
kehamilan, persalinan da menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang
akanmenimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan
keluarga padatahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan
anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung
jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas
perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
7

mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan


aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi
terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak
untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata
kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu
mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan
kematian, serta melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
8

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang


terdapat di lingkungan setempat

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya
gangguan kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung,
infarkmiokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian
Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri
sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya
arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi
tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain
itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama,
dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
9

lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-


faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah
diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung,
ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor
kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko
hipertensi tetapi bukan faktor penyebab
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :.
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan
wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih
rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi
akan mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55
tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada
wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada
wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara
stabil akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan
cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga,
semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah
semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia
muda (Endang Triyanto, 2014).
10

3) Keturunan (genetik)
Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka
sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena
hipertensi (Endang Triyanto, 2014).

4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi
pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya
pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas
kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola
hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2017).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung
kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan kalori
mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi
peningkatan berat badan atau obesitas dan akan
memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno,
2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah
untuk mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang
akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot
jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
11

WHO merekomendasikan konsumsi garam yang


dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium
yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol
(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris
Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong
parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat
dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg,
dimana dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan
tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis
yang akan meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung
dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan
tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan
tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras
cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi
akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan
yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung
semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh
tubuh akan semakin cepat.
12

C. Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien
sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, yaitu sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan
pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga
dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga
adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
13

10. Aktifitas rekreasi keluarga


b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan
anak tertua dari keluarga inti.
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan
mengenairiwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota
keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
14

4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai


dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
dengaan kesehatan.
5. Fungsi keluarga :
a. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana
berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh
mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu
dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga,
yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah
sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal,
mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
15

mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas


pelayanan kesehatan yang ada.
6. Stres dan koping keluarga
a. Stressor jaangka pendek dan panjang
1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 5 bulan.
2. Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/
stressor
c. Strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila
menghadapi permasalahan
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian,
menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka
diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan
masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam
16

kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai


status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan
untuk mempertahankan kesehatan
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi
anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien
secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
meningkatkankesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan,
rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota
keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk
mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak
akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang
kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat
(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan
klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah
keperawatan yang muncul adalah hasil dari pengkajian tentang
tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
yang terjadi pada anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang
tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan hipertensi
17

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau


memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi
penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan
hipertensi
3. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup
tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang
dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat
dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini
adalah sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang
terjadi pada keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat
mengenal dan mengerti tentang penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi
setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang
penyakit hipertensi.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan
pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1. Jelaskan arti penyakit hipertensi
2. Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3. Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensi.
18

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat


mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk
merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat
mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar
bagaimana akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan
yang tepat.
Intervensi :
1. Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi Tanyakan
bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
2. keluarga yang menderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga
kali kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara
pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.
Intervensi :
1. Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit
hipertensi.
19

2. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang


tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
berhubungan.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti
tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali
kunjungan rumah.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang
pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi
Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi.
Intervensi :
1. Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit hipertensimisalnya :a)
a. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan
misalnya benda yang tajam.
b. Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung
tangan
c. Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk
mengurangi terjadinya iritasi.
2. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah
dijelaskan.
BAB III
STUDI KASUS

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur keluarga
Nama kepala keluarga : Tn. D
Umur : 57 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Banda /indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Dwiwarna Kec Banda Naira

Daftar anggota keluarga : Suami istri dan 4 anak

Hub
No Nama L/P umur pend pekerjaan Ket
kel
1 Tn. D Sumai L 57 Thn SMP Petani Sehat
2 Ny. F Istri P 51 Thn SD IRT Hipertensi
4 An.I Anak L 25 Thn SMA Tidak ada Sehat
5 An.S Anak P 22 Thn S1 Tidak ada Sehat

Tipe keluarga : Inti / Tradisional (Terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak-Anak)


Genogram :

Keterangan :

/ : Laki-laki/ Perempuan Meninggal

: Laki-Laki

: Perempuan

: Hubungan Keluarga

: Tinggal Serumah

: Klien
2. Sifat keluarga
a. Pengambilan keputuan
Pengambilan keputusan keluarga biasa dilakukan
secara musyawara anatara anggota keluarga untuk
memutuskan suatu permasalahan dan solusi yang di ambil.
Masing-masing anggota kluarga sadar dengan perannya
masing-masing. Bapak D berperan sebagai kepalah keluarga.
Ny. F sebagai yang ikut serta membantu keluarga memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari dengan cara menjual roti.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
 Kebiasaan istirahat/tidur:
kebiasaan tidur Bapak. D dan keluarga biasanya
<jarang tidur siang dan tidur malam sekitar jam 8 malam
atau paling terlambat sampai jam 10 malam dan
biasanya bangun pagi sekitar pukul setengah 5 pagi.
 Kebiasaan makan keluarga dan contoh menuh sehari-
hari:
Bapak D mengatakan keluarganya makan 3-4 kali
dalam sehari menu makan yang biasa dimakan yakni;
Nasi,ikan,sayur dan tambahan makanan pokok dari hasil
bertani seperti Singkong, Ubi keladi , pisang dan lain
sebagainnya.
 Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga:

Kebiasaan mandi Bapak D dan keluarga 2x sehari


dan kadang disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari,
mandi dengan menggunakan sabun mandi keramas
rambut 2x seminggu dan jarang mengosok gigi setelah
makan atau mau tidur.
 Sarana hiburan keluarga:
Keluarga Ny. F sering berekreasi diluar rumah,
biasanya waktu liburnya dipakai untuk nonton TV atau
pergi ke kebun.
23

B. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI


Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rp. 500.000
Simpanan uang keluarga : Ibu
Penentu keuangan keluarga : suami
Suku dan agama : Banda/ islam
Peranan masing-masing anggota keluarga : Bapak .D sebagai kepala
keluarga, Ny. F sebagai isteri dan anak.

C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah (Tipe, ukuran, rumah, jumlah ruangan ) :
Rumah semi permanen,ukuran 30 m 2, ruangan 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu 1 ruang makan, dapur dan wc/kamar
mandi serta rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
2. Ventilasi dan penerangan :
Ventilasi memenuhi syarat dan penerangan Lampu listrik
dan pelita (ketika mati lampu)
3. Persediaan air bersih :
biasanya Keluarga Bapak D menggunakan PDAM sebagai
sarana air bersih. Untuk masak mandi dan minum.
4. Pembuangan sampah :
Tempat pembuangan sampah keluarga Bapak D biasanya di
kumpulkan dan di bakar atau dibuang ke pantai , jarak tempat
pembuagan sampah dari jarak rumah sekitar 100 meter.
5. Pembuangan air limbah :
Untuk limbah cuci piring atau limbah cuci pakaian biasanya
langsung di buang ke selokan
6. Jamban/WC (Tipe, jarak dengan sumber air ) :
Wc yang digunakan Bapak D dan keluarga yakni wc milik
Pribadi yang terdiri langsung WC dan kamar mandi digabung
menjadi satu ruangan.
7. Lingkungan rumah :
Lingkungan rumah bersih dan di penuhi oleh tanaman hias
dan tanaman sayuran
8. Bahaya kecelakaan :
Tidak ada bahaya kecelakaan
24

9. Denah rumah

KAMAR D
TIDUR RUANG A
MAKAN P
U KAMAR
R MANDI/WC

KAMAR s
TIDUR

RUANG TAMU
KAMAR
TIDUR

10. Sarana komunikasi dan transportasi:


Handphone dan motor yang sering di gunakan keluarga bapak
D jika berpergian

11. Fasilitas pelayanan kesehatan


Biasanya keluarga Bapak D menggunakan jasa pustu atau
puskesmas terdekat untuk pengobatan. Jika penyakit atau sakit
yang diderita sudah sangat parah berarti harus segera ke rumah
sakit di kota.

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga Bapak D
sehat :
2. dan Ny. F mengalam hipertensi sedangkan anaknya sehat.
3. Keluarga berencana :
Ny. F mengatakan pernah menggunakan KB suntik dan setelah
itu efek samping dari KB yakni tidak menstruasi
25

E. PEMERIKSAAN FISIK:

Pereriksaan fisik Ny. F


Kesadaran CM/compos mentis
Kebersihan personal Bersih
Postur tubuh simetris, berjalan tanpa
Postur tubuh dan cara berjalan
bantuan
TD : 150/90 mmHg
N : 80 x/mnt
Tanda-tanda vital
S : 36,5 C
R : 20 x/m
Mental dari Klien Baik tetapi
Terkadang Klien Bisa sangat marah
Status mental dan cara berbicara
Ketika banyak Pertanyaan yang
ditanyakan lawan bicaranya
Emosi dari pada klien sendiri krang
Status emosi stabil akibat hipertensi atau darah
tinggi yang di derita oleh klien
Ketika dilakukan pengkajian
observasi terhadap dapat dilihat
Orientasi
Bahwa Klien Dapat mengenali
orang, waktu dan tempat
Klien adalah orang yang Dapat
berfikir dengan Normal, bisa
Proses berfikir merespon pertanyaan dengan cepat,
dan terkadang emosi memuncak
Ketika hipertesinya Kambuh
Ketika melakukan Interaksi saat
bertanya kepada klien dapat
Gaya berbicara disimpukan bahwa Klien dapat
Berbicara dengan gaya bicara yang
santai dan lancar.
Terlihat bersih, lembab, tidak bau,
PEMERIKSAAN KULIT
tidak terdapat lesi.
KUKU Terlihat cukup bersih dan pendek
PEMERIKSAAN KEPALA Rambut Lurus, Panjang dan
berwarna hitam. Kulit kepala bersih,
Simetris, Konjungtingnya agak pucat
Sclera tidak iklerik, Tidak ada nyeri
tekan, Tekanan bola mata tidak
tinggi. Hidung Simetris, tidak ada
secret, tidak ada pembesaran polip,
tidak ada nyeri tekan. Gigi berlubang
terlihat, Bibir simetris, mukosa
26

lembab, lidah simetris, dapat


bergerak kiri kanan tidak pucat, lidah
dapat mrasakan rasa dengan
baik.Telinga simetris, bersih, tidak
ada nyeri tekan.

Simetris, warna sama dg kulit, tidak


ada pembesaran JVP, tiroid. Dpt
Leher
bergerak proporsional ke kiri kanan
atas bawah
Tidak ada tonjolan dan massa,
Dada (pernapasan) intercosta rata, dullnes, BJ1 dan BJ2
Normal, tidak terdapat BJ3 dan 4..
Inspeksi : Perut datar, warna sama
dg kulit skitar, tidak terdapat lesi dan
massa.
Perut Palpasi : lembut, tidak nyeri tekan,
tidak traba massa, hepar tidak traba.
Auskultasi : bising usus 8 x / menit
Perkusi :Suara timpani
GENITALIA DAN ANUS Tidak dikaji
EKSTREMITAS
Bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak ada tonjolan, dpt
EKSTREMITAS atas dan bawah
mengangkat dan menahan beban
dengan cukup baik, reflex baik.
27

F. PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
1. Status emosi :
Emosi Ny. F stabil dalam menjelaskan tiap pertanyaan yang
diajukan namun terkadang sering marah jika ada masalah yang
dihadapi.
2. Konsep diri :
Konsep diri dari masing-masing anggota keluarga Ny. F sangat
baik dari Suami dan anak
3. Pola komunikasi :
Pola komunikasi dalam keluarga terbuka, keputusan selalu
diambil oleh Bapak D akan tetapi mempertimbangkan gagasan
dari hasil musyawarah bersama dengan Ny. F dan anaknya. Anak
diberi kebebasan untuk berbicara dan kebebasan untuk
berinteraksi dengan teman dan masyarakat sekitar. Dalam keluarga
saling menghormati dan mengasihi.
4. Pola interaksi:
Interaksi yang di bangun keluarga Bapak D dengan anggota
keluarganya sangat baik dan juga dengan lingkungan sekitar juga
sangat baik.
5. Pola pertahanan:
Pola pertahanan keluarga Bapak D sangat baik dan hubungan
antar anggota keluarga pun terjalin dengan baik, perilaku keluarga
terhadap lingkungan juga sangat baik sehingga keluarga selalu
aman.

G. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH KEMBANG.


Pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang
Perkembangan individu dan keluarga semuanya cukup baik
entah dari segi fisik maupun nonfisik.perkembangan anak sulung pun
sangat baik, entah di sekolah di rumah dan bermain bersama teman-
teman.

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN


Harapan keluarga Bapak D dan Ny. F juga mengatakan sangat
senang dengan kehadiran perawat dan berharap bisa membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarganya.
28

I. ANALISA DATA
DATA ETOLOGI MASALAH
DS: Ketidakmampuan Kurangnya
Ny. F menderita hipertensi keluarga mengenal
pengetahuan
sejak tahun 2019 yang lalu masalah kesehatan
dan sering merasakan pusing pada angggota dan Informasi
dan tegang pada leher keluarga yang sakit
Tentang
Ny. F jarangan memeriksa
tekanan darah Tekanan

DO: darah tinggi


Pasien masih mlakukan
aktifitas seperti membua roti
dan melakukan aktifitas rumah

TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 C
R : 20 x/m
29

SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN KELUARGA


KRITERIA
SIFAT BERATNY
MASALAH KEMUNGKINAN POTENSIAL BOBOT
MASALAH A
DIUBAH DICEGAH
MASALAH
Hipertensi (Aktual ) (Sebagian) (Tinggi) (Tidak
Ketidak Lamanya Penyakit segerah di
mampuan penyakit ±1 Hipertensi tangani)
keluarga tahun lalu terjadi bisah Bila tidak
untuk di obati dan segerah di
merawat di cegah tangani
4
Ny. F dengan maka
dengan pola makan bisah
pemakai yang sehat terjadi
Hipertensi dan Hiprtensi
merupakan perilaku berlanjut
ancaman hidup
terjadinya bersih dan
penyakit sehat

1/2x1= 1 2/2x1= 2 1/2x1= 1


30

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Evluasi


Rencana tindakan
keperawatan Umum Kusus Kriteria Standar
Kurang Pengetah Setelah Respon verbal: 1.Keluarga mampu menyebutkan a. Kaji tanda –
informasi pada uan dilakukan keluarga dapat penegertian hiportensi adalah tanda vital
Ny. F b/d bertamba pendidikan menyebutkan menurut WHO, batas tekanan darah b. Lakukan
ketidak h setelah kesehatan defenisi dan yang masi di anggap normal adalah pengkajian nyeri
mampuan dilakukan tindakan tanda gejala 140/90 mmHg dan tekanan darah secara berkala
keluarga atau tindakan keperawatan sama atau di atas 160/60 mmHg c. Observasi
individu selama 2 selama 1x30 dinyatakan sebagai hipotensi reaksi non-verbal dan
mengambil hari pada menit keluarga (Soeparman 1999) ....... ketidaknyamanan
keputusan Tn. D diharapkan: menyebutkan 5 dari 8 tanda dan d. Lakukan
untuk 1.mengenal gejala hipertensi dengan baik: kompres hangat dan
mendapatkan masalah kepala pusing, telinga berdengung, pijatan pada daerah
informasi hipertensi gemeter, tremor,mdah marah,mual kaki
tentang 2.keluarga dan muntah e. Anjurkan pasien
hipertensi mampu 2.Menyebutkan 4 dari 7 penyebab istirahat yang cukup.
mengambil hipertensi yang baik: f. Memberikan
keputusan a. Asupan garam yang tinggi penyuluhan pada
tentang b. Stres psikologis keluarga tentang jenis
masalah c. Faktor genetik makanan yang harus
hipertensi d. Kurang olahraga dihindari dan contoh
3.dapat merwat e. Kebiasaan hidup merokok menu diet.
anggota 3.Sebutkan 4 dari 8 penata
keluarga laksanaan hipertensi dengan baik:
31

dengan a. Periksa tenganan darah


hipertensi secara teratur diat garam dan
4. dapat Keluarga dapat lemak
modifikai menyebut b. Diet lemak dan garam
lingkungan penyebab dan c. Menjaga berat badan
5. memanfaatka akibat hipertensi d. Hindari minuman alkohol dan
n fasilitas kurangi merokok
kesehatan e. Istirahat yang cukup
f. Hindari stres
g. Olahraga yang teratur
h. Taati petunjuk pemakaian
dokter
32

N Tanggal Diagnosa Implemntasi Evaluasi


o dan keperawatan
waktu
1 16 Maret Nyeri akut pada  Gali S: keluarga
2022 keluarga pengetahuan mengatakan
9:00 Wit Ny. F dan mengerti tentang
kepercayaan metode mengatasi
pasien nyeri
mengenai
nyeri. O: kelurga terlihat
 Gali bersama kooperatif dalam
pasien faktor pemberian materi
yang dapat
menurunkan A: tindakan
atau keperawatan
mempererat keluarga tercapai
nyeri sebagian
 Ajarkan
P: lanjutkan
metode non
intervensi
farmakologi
untuk
menurunkan
nyeri
 Gunakan
metode
penilaian
yang sesuai
dengan
tahapan
perkembanga
n untuk
memonitor
perubahan
nyeri
33

2 17 Maret Kurang Mengucapkan TN. D mengatakan


2022. informasi pada selamat sore belum begitu
9:00 Wit Tn. D b/d Menanyakan mengerti tentang
ketidak kesehatan hippertensi, dan
mampuan keluarga tanda-tandanya,
keluarga atau Kontrak dan penyebab, akibat
individu tujuan dan
mengambil pertemuan penatalaksanaan.
keputusan untuk Mengkaji
mendapatkan pengetahuan S: Keluarga
informasi keluarga mengatakan
tentang tentang defenisi paham dengan
hipertensi dan tanda apa yang perawat
gejala jelaskan.
hipertensi,
memberi O: keluarga
reinforcemen mendengarn dan
positif jawaban memperhatikan
yang di berikan
A: tujuan tercapai
menjelaskan
Sebagian
dan
menanyakan
P: motivasi
kembali
keluarga untuk
mematuhi
penatalaksanaan
hipertensi
34

3. 18 Maret Defisiensi Mengkaji ulang


2022 pengetahuan pengetahuan S: keluarga
9:00 Wit pada keluarga keluarga mengatakan akan
Tn. D tentang mencobanya
penyebab dan
akibat A: keluarga
hipertensi, kooperatif
memberi
reinforcement O: tujuan tercapai
positif jawaban
yang di berikan P: Memberikan
menjelaskan Pemahaman
dan Kembali Kembali
menanyakan keluarga agar
kembali dapat mematuhi
penatalaksanaan
Memberi
hipertensi
penjelasan
tentang enata
laksanaan
hipertensi
motifasi
keluarga untuk
mematuhi
penata
laksanaan
menanyakan
kembali penata
laksanaan
hipertesnsi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kasus keluarga Tn. D telah dilakukan asuhan keperawatan
keluarga yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. D dilakukan
bersama-sama keluarga Tn. D melalui proses yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan
tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan.
3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor
penghambat adalah kesibukan keluarga sebagai penjual nasi
sehingga tidak bisa mengontrol aktifitas.
B. Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan
yang telah diberikan antara lain senam hipertensi secara teratur.
2. Puskesmas
Diharapkan pihak puskesmas dapat menindaklanjuti asuhan
keperawatan yang diberikan dan diintegrasikan dengan program
kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).

35
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016).


Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia
di Puskesmas Ranomut Kota Manado
Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat
Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH.
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.
Friedman, M.M et al. (2018). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,
Teori, dan Praktik. Ed 10. Jakarta: EGC.
Gustiani, Yesi, & Ungsianik, Titin. (2016). Gambaran Fungsi Afektif
Keluarga. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 19.
H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta:
FKUI.
Raihan, Lailatun, dkk. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Primer Pada
Masyarakat Diwilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. JOM
PSIK VOL.1 NO.2
Setiadi. (2016). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Sarkomo. (2016). Mencegah Stroke Berulang. Diakses dari


http://www.scribd.com/doc/1444261/ gambaran tingkat kecemasan
keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang mawar, tanggal 06-09-
2016 Jam 09.00 WIB.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence
of reise blood pressure or contain the according to national
circumstances
DOKUMENTASI PENGKAJIAN

Anda mungkin juga menyukai