Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

Di susun oleh :

1. Nur Sofi Wahyuni ( 1703047 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah aplikasi pengelolaan
penanggulangan bencana dengan pendekatan komprehensif pada setiap Fase (prevention,
Mitigation, Planning / Response/Recovery) dan Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan juga kami berterima kasih pada Ns. Wilda, M. Kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Bencana di STIKES Karya Husada Semarang yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana
dengan pendekatan komprehensif pada setiap Fase (prevention, Mitigation, Planning /
Response/Recovery) dan Perawatan psikososial dan spiritual pada korban bencana ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, Maret 2020

Tim Penyusun

BAB I
2
3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak geografis Indonesia di daerah Khatulistiwa dengan morfologi yang
beragam dari dataran sampai pegunungan tinggi menyebabkan Indonesia
termasuk negara yang paling rawan terhadap bencana.
Berdasarkan data Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi
Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), Indonesia menduduki
peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan letusan
gunung berapi.
Bencana dan risikonya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dengan melihat data kejadian banjir di Desa Kemiri,
diperlukan upaya manajemen risiko bencana. Manajemen risiko bencana adalah
upaya sistematis dan komprehensif untuk menanggulangi semua kejadian
bencana secara cepat, tepat, dan akurat untuk menekan korban dan kerugian
yang ditimmbulkannya (Ramli, 2011).
Dalam upaya penanganan risiko bencana harus disesuaikan dengan
kondisi desa setempat. Terdapat unsur-unsur penting dan pertimbangan-
pertimbangan dasar yang harus diperhatikan. Unsur-unsur tersebut manajemen
risiko yang terdiri dariproses identifikasi, pengukuran risiko, analisa hasil
pengukuran, mitigasi dan pengendalian risiko, monitoring dan reporting risiko.
Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan
kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery
daripada kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan
disaster preparedness. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap
kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/
kerugian (damages) yang mungkin timbul ketika bencana.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa
pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan
penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana
(disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan
perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management
policies).
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam
tiga kegiatan utama, yaitu:
A. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, serta peringatan dini;

3
4

B. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap


darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan
search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;
C. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan,
padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena
apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam
menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama
masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam menghadapi bencana atau
bagaimana memperkecil dampak bencana.
Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan
mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun
masyarakatnya. Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak
yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga,
moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya
merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap
bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi
efisiensi.
Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi
masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana
dan sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah
bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilaksanakan harus memenuhi
kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja,
tetapi juga perlu diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti
ketakutan, trauma atau depresi.

4
5

Dari uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam Siklus Manajemen
Bencana adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah yang
perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau meminimalisasi
dampak bencana yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan pendekatan komprehensif


pada setiap Fase (prevention, Mitigation, Planning / Response/Recovery)

5
6

B. Perawatan psikososial dan spiritual pada korban bencana

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

6
7

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana

Anda mungkin juga menyukai