Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

“PRINSIP PERTOLONGAN PADA BENCANA”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

NAMA :

1. SAUM INDAYANA

2. YULIANA DEWI

DOSEN PENGAMPU : ERNI BUSTON, SST, M.Kes

POLITEKNIK KEMENTERIA KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah AWT atas berkah dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Pertolongan pada Bencana”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana
dalam Keperawaan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.

Dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini merupakan berkat dari


Allah SWT dan bimbingan serta saran yang telah diberikan dari berbagai pihak
kepada penulis. Tanpa adanya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak
tersebut tidak mungkin penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Erni Buston, SST, M.Kes sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen
Bencana dalam Keperawaan. Serta kedua orang tua dan orang-orang yang penulis
cintai, yang telah memberikan dorongan dan saran kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan


dan kelemahannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang berkepentingan.

Bengkulu, Februari 2021

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4

A. Latar Belakang................................................................................. 4

B. Tujuan.............................................................................................. 4

C. Manfaat............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................... 6

A. Pengertian........................................................................................ 6

B. Tahap Manajemen Bencana............................................................. 7

C. Prinsip- Prinsip Penanggulangan Bencana...................................... 8

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11

A. Kesimpulan...................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai bencana yang telah terjadi di Indonesia memberikan banyak


pembelajaran bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa banyaknya korban
jiwa dan harta benda dalam musibah tersebut terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan ketidaksiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana. Di
samping itu, kejadian-kejadian bencana tersebut pun semakin menyadarkan
banyak pihak tentang pentingnya perencanaan dan pengaturan dalam
penanggulangan bencana.

Pengalaman terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh dan


Nias (Sumatera Utara) tahun 2004 telah membuka wawasan pengetahuan di
Indonesia dan bahkan di dunia. Kejadian tersebut mengubah paradigma
manajemen penanggulangan bencana dari yang bersifat tanggap darurat
menjadi paradigma pencegahan dan penguranganrisiko bencana (PRB).

Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia dilakukan pada


berbagai tahapan kegiatan, yang berpedoman pada kebijakan pemerintah yaitu
Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan
Peraturan Pemerintah terkait lainnya yang telah memasukkan Pengurangan
Risiko Bencana.

Pentingnya pemahaman mengenai dasar-dasar penanggulangan bencana


akan menjadi landasan atau dasar dalam mengembangkan pengurangan risiko
bencana dalam penanggulangan bencana

B. Tujuan

Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu agar mahasiswa dan


mahasiswa keperawatan serta pembaca lainnya mampu memahami konsep dan
karakteristik bencana dengan benar. Serta mampu menjelaskan prinsip-prinsip
penanggulangan bencana.

4
C. Manfaat

Manfaat penulis menyusun makalah ini agar mahasiswa dan mahasiswi


serta para pembaca mampu menerapkan prinsip-prinsip penanggulangan atau
pertolongan pada bencana .

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau


kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang
dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan setelah bencana.

Penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang dinamis, yang


dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan dalam
penanggulangan bencana. Proses tersebut juga melibatkan berbagai macam
organisasi yang harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan. mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat. dan pemulihan akibat bencana.

MANAJEMEN BENCANA

Manajemen Pemulihan
Manajemen resiko
bencana.

Pasca Bencana

Mitigasi
Manajemen
kedaruratan

Kesiap siagaan
Saat Bencana

Prabencana

6
B. Tahap Manajemen Bencana

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana,


dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:

1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan


terdapat potensi bencana.

2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat


sedang terjadi bencana.

3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana.

Dalam keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3 (tiga)


manajemen yang dipakai yaitu :

1. Manajemen Risiko Bencana

Adalah pengaturan/manejemen bencana dengan penekanan pada


faktor-faktor yang bertujuan mengurangi risiko saat sebelum terjadinya
bencana. Manajemen risiko ini dilakukan dalam bentuk :
a. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana.
b. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
c. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan ini
sebenarnya masuk manajemen darurat, namun letaknya di pra
bencana. Dalam fase ini juga terdapat peringatan dini yaitu
serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

7
2. Manajemen Kedaruratan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban serta
penanganan pengungsi saat terjadinya bencana dengan fase nya yaitu :
a. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana.
3. Manajemen Pemulihan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana
dengan fase-fasenya nya yaitu :
a. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi
atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
b. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pasca bencana.
C. Prinsip- Prinsip Penanggulangan Bencana

Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana Nasional berdasarkan UU No.


24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

8
1. Cepat dan Akurat – Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat”
adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara
cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
1. Prioritas – Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa
apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat
prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.

2. Koordinasi – Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa


penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan
saling mendukung.
3. Keterpaduan – Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara
terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
4. Berdaya Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah
bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak
membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
5. Berhasil Guna – Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya
dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan.
6. Transparansi - Yang dimaksud dengan “prinsip transparansi” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Akuntabilitas – Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah
bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
8. Kemitraan - Cukup jelas.

9. Pemberdayaan – Cukup jelas.

10.Nondiskriminasi – Yang dimaksud dengan “prinsip nondiskriminasi”


adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan

9
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, dan
aliran politik apa pun.
11.Nonproletisi – Yang dimaksud dengan ”nonproletisi” adalah bahwa
dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat
bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat
bencana.

BAB III

10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana dapat
diwujudkan dengan Pendidikan Kebencanaan. Melalui pendidikan
kebencanaan, mayarakat yang tinggal di daerah rawan ancaman bencana
mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesiapsiagaan
bencana dan tanggap darurat bencana (Sunarto et.al., 2010).
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana dapat beradaptasi
melalui pendidikan kebencanaan. Menerapkan pemahaman konsep-konsep
kebencanaan sebagai upaya pengambilan sikap saat, sebelum, dan atau
setelah terjadi bencana.
B. Saran
Untuk masyarakat sekita jangan terlalu berulah dengan lingkungan atau
alam sekitr, mari sama- sama untuk menjaga dan melestarikanya agar tidak
terjadinya bencana alam yang disebabkan oleh kurang sadarnya masyarakat
dalam menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan. Serta
pemerinta membuat organisasi penanggulangan bencana alam.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/b9b42_03._Modul_3_Konsep_dan_Karakteristi
k_Bencana.pdf

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/prinsip-penanggulangan-bencana

http://eprints.uny.ac.id/53257/4/TAS%20BAB%20V%2013405241001.pdf

https://books.google.co.id/books?
id=7i1LDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

12

Anda mungkin juga menyukai