1. Genetik
Seorang individu yang memiliki anggota keluarga atau dibesarkan
dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan mengalami
kesulitan dalam bersikap optimis dan menghadapi kehilangan.
2. Kesehatan fisik
Individu dengan kesehatan fisik prima dan hidup dengan teratur
mempunyai kemampuan dalam menghadapi stres dengan lebih baik
dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
3. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi terhadap suatu kehilangan dan berisiko untuk
kambuh kembali.
4. Pengalaman kehilangan sebelumnya
Kehilangan dan perpisahan dengan orang berarti di masa kanak-kanak
akan memengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan
di masa dewasa.
b. Kecemasan
Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai berikut.
1. Faktor biologis.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stresor.
2. Faktor psikologis
a. Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara antara dua elemen kepribadian—id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik.
Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap
sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan
dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.
3. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas
dengan depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan
berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
d. Menarik Diri
1. Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon 10
maladaptif. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respons sosial maladaptif. Beberapa orang percaya
bahwa individu yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak
berhasil memisahkan dirinya dari orang tua.
2. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respons sosial maladaptif.
Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun tetap masih diperlukan penelitian
lebih lanjut.
3. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang
lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif,
seperti lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik (Stuart, 2016).
4. Perkembangan Hubungan Sosial
e. Waham
1. Teori Biologis
Teori biologi terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap waham:
a) Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki
anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara
kandung, sanak saudara lain).
b) Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu
kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak.
Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal
di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
c) Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine
neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala
peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-
asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a) Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (1998 : 147)
menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan
menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan
suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu
hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara
orang tua dan anakanak. Anak harus meninggalkan ketergantungan
diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa,
dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas
perkembangan dewasanya.
b) Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami
psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh
akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak
mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
c) Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari
suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu
hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego
menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada
waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan
perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen id
dalam kepribadian.
f. Halusinasi
1. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
yang dapat meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan
gangguan persepsi. Pasien mungkin menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2. Faktor Sosial Budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa
disingkirkan atau kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga
timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.
3. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau
peran yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir
dengan pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
4. Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi
realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal,
Perubahan Besar, Serta Bentuk Sel Kortikal Dan Limbik.
5. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan
pada pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada
keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami skizofrenia,
serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua skizofrenia.
i. Bunuh Diri
Ahmad Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Stuart Gail W, dkk. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Belanda: Elsevier.