Anda di halaman 1dari 6

ANATNASN

KASUSKk

RESUME ALAT-ALAT PERIOPERATIF BEDAH MINOR

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan Perioperatif Bedah Minor

Dosen Pengampu: Ns. Eko Budi, S.Kep

Oleh :

Adina Kurnia Putri


NIM : 1703068

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah
minor. Kegiatannya hanya terbatas pada pembedahan minor saja, alatnya sederhana dan
mudah untuk dimiliki setiap orang. Alat-alat tersebut digabung pada suatu wadah dan disebut
sebagai minor surgery set. Menurut Jain (2013) berdasarkan fungsinya alat-alat bedah
dibedakan menjadi:

1. Delivery set
Delivery set adalah kumpulan alat bedahyang dirancang untuk para ahli bedah agar
lebih higienis dalam melakukan pembedahan.
2. Deletion and Curatage set
Deletion and Curatage set dirancang untuk digunakan pada pembedahan bagian
organ dalam seperti ginjal.
3. Minor Operating Set
Merupakan peralatan standar yang harus dimiliki oleh ahli bedah dengan pembedahan
yang sederhana.
4. Racheostomy
Adapun yang termasuk di dalam kelompok alat bedah minor, antara lain:
A. Instrumen Pemotong
1. Skapel
Skalpel adalah pisau yang tajam yang digunakan untuk operasi dan diseksi
anatomi. Disediakan skalpel yang sekali pakai (disposable) dan yang dipakai
berulang (re-usable).
Terdapat dua cara memegang skalpel :
a. Pegangan telapak tangan atau juga disebut pegangan pisau makan. Skalpel
dipegang dengan jari kedua sampai jari keempat, gagang diletakkan sepanjang
pangkal ibu jari dengan jari telunjuk terletak sepanjang atas belakang dari
pisau dan ibu jari di sepanjang sisi skalpel. Pegangan ini paling baik untuk
permulaan insisi dan potongan yang besar.
b. Pegangan pensil paling baik digunakan untuk memotong dengan teliti dengan
bilah yang lebih kecil. Skalpel dipegang dengan ujung jari pertama dan jari
kedua dan ujung ibu jari. Gagang diletakkan diatas anatomical snuff box pada
pangkal jari telunjuk dan ibu jari yang gemuk. Perhatikan peletakan gagang
tidak boleh terlalu jauh sepanjang jari telunjuk karena akan menyebabkan
pegangan tidak stabil dan jari menjadi kram.
2. Pisau Bedah
Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau
(mess/bistouri/blade). Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau
bagian tubuh manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan
disayat.
3. Gunting
Bentuk dan besarnya gunting bermacam-macam tergantung penggunaannya.
Berdasarkan di atas tadi gunting dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a. Gunting Mayo, adalah gunting yang berukuran besar, biasa digunakan untuk
membelah fascia atau tendon; berdasar bentuknya gunting Mayo dibedakan
menjadi 2, yaitu berbilah lengkung dan berbilah lurus.
b. Gunting Metzenbaum & Macindoes, adalah gunting yang berukuran halus
untuk melakukan diseksi jaringan. Berdasar bilahnya juga dibedakan bilah
lengkung dan bilah lurus. Kedua jenis gunting di atas kedua ujung atau salah
satunya tumpul.
c. Gunting runcing, kedua ujungnya runcing untuk melakukan diseksi secara
cermat dan berdasarkan bilahnya juga dibedakan menjadi bilah lengkung dan
bilah lurus.
d. Gunting balutan & gunting benang, bentuk gunting biasanya khusus, bilahnya
tebal ujungnya tumpul. Gunting jaringan tidak boleh dipakai untuk
menggunting kasa dan benang serta balutan.
Cara memegang gunting :
1. Masukkan ibu jari dan jari manis ke dalam lubang gunting.
2. Apabila dipegang dengan tangan kanan jari-jarinya tidak dimasukkan lebih
jauh dari sendi distal, tetapi jika dipegang dengan tangan kiri maka harus
dirnasukkan lebih jauh dari sendi distal karena gerakan menekan dilakukan
oleh ibu jari.
3. Menggunting paling baik dilakukan dengan bagian ujung gunting, sehingga
tidak akan melukai struktur jaringan di sekitarnya.
B. Instrumen Pemegang
Instrumen ini dibedakan 3 macam, yaitu :
a. Pemegang jarum, alat ini biasanya dilengkapi dengan pengunci di bagian
belakang, ukurannya bermacam-macam, yaitu pendek, sedang dan panjang,
demikian juga ukuran bilahnya. Pemegang jarum harus dipakai sesuai dengan
ukuran jarum yang dipegangnya.
Cara memegang needle holder :
 Masukkan ibu jari dan jari manis ke dalam lubang needle holder.
 Pasang jarum dengan benar (lihat gambar 22).
 Kunci needle holder sampai terdengar bunyi ”klik”, untuk memastikan jarum
telah terjepit dengan aman.
b. Pinset
Pinset, alat ini digunakan untuk memegang dan menahan jaringan pada waktu
diseksi atau menjahit. Pinset ini dibedakan menjadi :
a. Pinset bergigi tajam (sirugis), yang dapat dipakai untuk memegang jaringan
yang hanya memerlukan tekanan minimal misalnya : subkutis, otot, fascia,
tetapi tidak dapat dipakai untuk memang struktur yang dapat berlubang
(peritoneum, pleura).
b. Pinset adson, suatu pinset bergigi halus yang biasa dipakai dalam menjahit
kulit.
c. Pinset tidak bergigi (anatomis), biasanya digunakan untuk memegang kasa
pada waktu
membersihkan luka.
d. Pinset splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah
overlapping)
Cara memegang pinset :
 Pegang pinset seperti memegang pensil.
 Jaringan yang dijepit sebaiknya adalah dermis atau subkutis, bukan kulit
bagian luar.
 Jangan menjepit kulit terlalu keras, karena dapat melukai kulit dan
menyebabkan pembentukan parut.
c. Klem
Klem, sebagai alat untuk penjepit, macamnya diantaranya :
a. Klem arteri, biasa dipakal sebagai penjepit arteri (hemostat), dilengkapi
pengunci dengan bilah bergigi, ada yang lurus dan ada yang lengkung.
b. Klem bergigi halus atau tidak bergigi (klem Allis), untuk memegang kulit,
fascia atau dikenal sebagai klem jaringan.
c. Klem Kocher, klem yang mempunyai bilah yang sangat kuat dipakai untuk
menarik jaringan yang sangat kuat.
d. Cunam, alat penjepit dengan ujung berbentuk cincin biasa dipakai untuk
menjepit kasa pembersih luka.
Cara menggunakan klem:
Tekan alat (klem) pada bagian pangkal (sama halnya memegang gunting) untuk
membuka klem tersebut. Masukkan ujungnya pada objek, kemudian tekan
kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci.
C. Instrumen Penarik
Ada jenis yang harus dipegang dengan tangan, ada yang dibiarkan terpasang tanpa
harus dipegang. Panjang dan lebar bilah serta bentuk gagangnya bervariasi.
Apabila penarik ini mempunyai ujung runcing tidak boleh dipergunakan dekat
pembuluh darah atau organ berongga.
D. Retraktor (Wound Hook)
Retraktor langenbeck, US army double ended retraktor dan retraktor volkman
penggunaannya adalah untuk menguakan luka. Pemakaian retractor disesuaikan
dengan lebar luka. Ada yang mempunyai dua gigi, 3 gigi, dan 4 gigi. 2 gigi untuk
luka kecil, 4 gigi untuk luka besar. Terdapat pula retractor bergigi tumpul.
E. Deschamps Aneurysm Needle
Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.
F. Wound Curet
Penggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.
G. Sonde
Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan
mengetahui kedalam luka.
H. Korentang
Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kassa, jas
operasi, doek,dan laken steril.
I. Benang
Terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
1. Absorbable (dapat diserap oleh jaringan tubuh), contoh : catgut dan vicryl.
Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit jaringan yang letaknya profunda.
2. Non absorbable (tidak dapat diserap jaringan tubuh), contoh : nylon, dacron,
dan teflon. Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit kulit
J. Jarum
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka yang dan menjahit organ yang rusak
lainnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih
mudah mengiris kulit (scharpenald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang
berpenampang bulat (rounde nald).

Anda mungkin juga menyukai