Anda di halaman 1dari 14

Clinical Foundation Course LXIII

CHECKLIST
PENGENALAN INSTRUMENT DAN SIMPUL BEDAH

No Keterampilan
A. Persiapan

1 Periksa semua peralatan yang dimiliki


2 Pastikan seluruh peralatan telah dalam keadaan steril dan ditempatkan dalam meja
steril
3 Buka mata pisau steril dan tempatkan dalam daerah steril
4 Cuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik
5 Keringkan tangan dengan menggunakan handuk steril

B. Penanganan alat
6 Kenali nama dari tiap peralatan yang dimiliki dan kegunaannya

1. MENGENAL JARUM
* Ada jarum yang dirancang dipegang dengan tangan tetapi ada pula jarum yang
dirancang dipegang dengan instrumen
* Bahannya terbuat dari baja tahan karat yang ditutup lapisan yang memudahkan jarum
tersebut mudah menembus jaringan
Ada 3 komponen dasar jarum, yaitu : bagian belakang, bagian tengah dan bagian ujung
* Bagian belakang yang berhubungan dengan benang, ada yang tidak berlubang (jenis
atraumatik) dan ada yang berlubang (jenis Mayo, jenis French)
* Tubuh jarum dapat berbentuk lurus atau lengkung dengan berbagai ukuran panjang,
diameter serta bentuk penampang
* Jarum lurus dapat dipakai dalam setiap situasi asal tidak membelok, biasa dipakai
untuk menjahit kulit
* Jarum lengkung dapat digunakan untuk menjahit kulit atau struktur yang lebih dalam.
Kelengkungan jarum bermacam-macam antara lain 1/4, 3/8, 1/2 atau 5/8 lingkaran

Ujung jarum bentuknya bermacam-macam :


* Jarum berujung „taper“ traumanya paling minimal, dapat dipakai untuk menjahit
jaringan lunak (peritoneum)
* Jarum berujung „cutting“ (mempunyai 3 sisi tajam), dapat dipakai untuk menjahit
jaringan yang liat (kulit, tendo)
* Jarum berujung „tapercut“ (tubuh ramping, mempunyai 3 sisi tajam), dipakai pada
jaringan liat dengan luka minimal
* Jarum „taper“ berujung tumpul, dipakai untuk menjahit jaringan yang rapuh (hepar,
ginjal)

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

2. GUNTING
Kenali cara menggunakan, macam dan jenis gunting ;
Memegang gunting :
* Semua gunting dirancang untuk digunakan pada tangan kanan. Bila digunakan dengan
benar ; dengan ibu jari menekan ringan ke arah luar dan jari-jari lain menekan ke
dalam, akan diperoleh hasil potongan yang baik.
* Perhatikan bahwa jika dipegang dengan tangan kanan, jari-jari tidak dimasukkan lebih
jauh dari sendi distal. tetapi jika gunting dipegang dengan tangan kiri, gerakan
menekan ini harus dibalik. Ibu jari membuat gerakan menarik ke dalam, hingga harus
dimasukkan hingga melewati sendi.
* Gunting digunakan dengan menempatkan ibu jari dan jari manis ke dalam lingkar
gunting dengan batas pada phalanges distal. Gunakan jari tangan untuk menstabilkan
dan mengarahkan gunting dengan menempatkan jari tengah pada daerah sambungan
gunting

Gambar : Gunting digunakan di tangan kanan Gambar : Gunting


digunakan di tangan kiri

Macam dan bentuk gunting :


* Bentuk gunting disesuaikan dengan penggunaannya. Salah satunya adalah gunting
yang dipakai untuk memotong jaringan. Bilahnya berbentuk lengkung dengan tepi
tajam dan ujung tumpul. Gunting mayo (gambar gunting Mayo) adalah gunting besar
yang dirancang untuk memotong struktur yang liat, misalnya fasia dan tendo, dan bisa
memiliki bilah lurus atau melengkung. Gunting Mitzenbaum ( gambar gunting
Mitzenbaum) yang berukuran lebih kecil dari gunting Mayo digunakan untuk

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

mendiseksi atau memotong jaringan. Untuk mendiseksi secara cermat digunakan


gunting runcing (gambar gunting runcing).

* Gunting jaringan adalah instrumen yang halus dan hanya boleh dipakai sesuai
kegunaannya. Tidak boleh dipakai untuk memotong benang atau kain pembalut. Untuk
keperluan ini digunakan gunting khusus (gambar gunting balutan)

3. KLEM ARTERI/ Hemostatic artery forceps


Kenali macam dan jenis Klem arteri/ hemostatic artery forceps
Cara memegang Klem :
* Pegang klem dengan cara yang sama seperti memegang gunting
* Tempatkan diatas wadah menggunakan ujungnya (memegang erat kearah sambungan
alat)
* Posisi aman dengan mengunci bagian yang bergigi agar tidak bergerak.

Cara untuk melepaskan klem

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

* Tangan kanan memegang klem seperti biasa dan pelan-pelan tekan pegangan dan
pisahkan klem dengan cara menggerakkan klem ke arah kanan, kontrol klem dalam
manuver ini untuk mencegah pembukaan secara tiba-tiba dari klem. Untuk mengakhiri
tangan kiri pegang klem dengan ibu jari dan jari telunjuk menggenggam lubang distal
Macam-macam klem dan jenisnya
* Klem penggenggam dirancang untuk memegang kulit dengan kuat agar dapat ditarik.
Biasanya ia mempunyai pengunci yang dirancang sedemikian rupa, hingga akan
berfungsi bila mendapat tekanan seperti tekanan yang diberikan pada saat
menggunting. Seperti gunting, pada dasarnya ia adalah instrumen yang dirancang
untuk digunakan dengan tangan kanan
* Klem Allis mempunyai bilah yang lentur dengan gigi halus di ujungnya, sehingga
kekuatan genggamnya terbatas. Dipakai untuk memegang fasia dan jaringan yang akan
dibiopsi
* Klem Kocher sangat kuat dan mempunyai tiga gigi yang saling mengunci, hingga
kekuatan genggamnya besar. Klem kocher digunakan untuk memegang serta menarik
jaringan yang kuat, seperti fasia atau benda asing
* Klem hemostat (sering disebut sebagai ’hemistat’, ’stat’ atau ’snap’) mirip dengan klem
penggenggam, tetapi mempunyai gigi yang lebih halus agar dapat menjepit dengan
cermat
* Klem mosquito merupakan klem hemostat halus berukuran lebih kecil. Digunakan bila
dibutuhkan kecermatan yang lebih tinggi

4. PEMEGANG JARUM (’needle holder’) & PENJEPIT KAIN (’towel clamps’)


* Merupakan modifikasi dari klem penggenggam
* Mempunyai bilah yang kokoh, pendek, dan lebar agar dapat menjepit dengan kuat

Cara memegang :
* Pegang alat ini dengan cara yang sama seperti memegang gunting
* Jarum dijepit pada jarak setengah sampai tiga perempat panjang, dengan ujung
menghadap ke kiri (bila dipegang di tangan kanan) sedemikian rupa sehingga gerakan
pronasi akan mendorong jarum masuk ke jaringan (latihan mengikat dengan pemegang
jarum akan sangat bermanfaat)

Towel clamps dipakai untuk menjepit kain steril sekeliling lapangan operasi

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

5. SKALPEL/ Scalpel.
* Kenali beberapa tipe skalpel sesuai nomor dengan menyesuaikan pada ukuran gagang.
* Umumnya dipakai gagang nomor 3 dengan bilah nomor 10, 11, atau 15.
* Untuk hasil terbaik pegangnya skapel seperti memegang bolpoint, dengan
menempatkan jari kelingking pada fulcrum.

6. MENGENAL PINSET
* Pinset digunakan untuk memegang dan menahan jaringan pada saat diseksi.
* Pinset bergerigi memegang jaringan dengan baik dan hanya memerlukan tekanan
minimal untuk mencegah agar jaringan tidak lepas tergelincir, tetapi tidak boleh
dipakai untuk memegang struktur yang bisa berlubang. Banyak dipakai untuk
memegang jaringan subkutis, otot serta fasia pada saat mendiseksi dan menjahit
* Pinset tak bergigi digunakan untuk memegang jaringan yang mudah mengalami
perforasi, memegang spon pembersih luka, dan karena dibutuhkan tekanan yang kuat
untuk menahan agar jaringan tidak lepas, pinset tak bergigi tidak dipakai untuk
memegang kulit

7. MENGENAL BENANG

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

* Yang perlu diperhatikan untuk memilih benang adalah karakteristik bahan, daya tahan
dan reaksi jaringan terhadap bahan tersebut serta ukuran benang.
* Karakteristik bahan benang ditentukan oleh : kekuatan, daya regang dan elastisitas,
kehalusan permukaan, kapilaritas serta reaksi jaringan terhadap benang tersebut.
* Bahan plastik seperti polipropilen tidak cocok digunakan di daerah-daerah yang
mendapat stres berulang kali, tetapi lebih cocok untuk menjahit kulit karena tidak
meninggalkan parut bekas benang tersebut
* Bahan jenis elastis (poliester, sutera) dapat menahan tarikan yang berulang-ulang,
biasa dipakai untuk me-ligasi
* Jika benang permukaan kasarnya tidak dapat digunakan pada jaringan yang peka
terhadap iritasi (mata, mukosa usus) tetapi tidak memerlukan simpul yang terlalu
banyak sehingga cocok untuk jahitan jelujur. Bahan sintetis tidak menimbulkan reaksi
jaringan yang hebat, sedangkan bahan organis dapat menimbulkan reaksi jaringan
yang hebat.
* Bahan benang : dibedakan ada yang dapat diserap oleh jaringan sehingga tidak perlu
dilepas, sedangkan bahan yang tidak diserap jaringan harus diambil (lihat gambar)
* Ukuran benang :ukuran baku yang ditetapkan oleh USP & BP (United State
Pharmacopeia & British Pharmacopeia) dari nomor kecil 11/0 (benang mikro) sampai
yang terbesar nomor 6 atau ukuran metrik yang terbagi dalam sepersepuluh milimeter
dari 0,1 sampai 8

SIMPUL BEDAH

No Keterampilan
A. Persiapan
MEMBUAT SIMPUL
Dalam membuat simpul, yang perlu diketahui adalah :
1) Jenis simpul
2) Membuat simpul dengan satu tangan
3) Membuat simpul dengan dua tangan
4) Membuat simpul dengan instrumen
5) Memotong benang

Perhatikan :
§ Jika simpul terlalu ketat, luka akan terasa nyeri dan jahitan
dapat meninggalkan bekas
§ Simpul harus diletakkan di tepi luka, di sisi yang mempunyai
vascularisasi lebih baik

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

Gambar Jenis Simpul : A : Square knot, B : Surgeon’s knot, C : Granny knot

Gambar : Membuat simpul dengan satu tangan

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

Gambar A s/d M: Membuat simpul dengan dua tangan

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

Gambar : Membuat Simpul dengan Instrumen

MATERI PENATALAKSANAAN LUKA


No Keterampilan
1 Informed Consent (Memperkenalkan diri dan cross check pasien serta meminta persetujuan
pasien untuk melakukan tindakan medis )
2 Menilai Status Generalis Pasien
- Keadaan Umum (Compos Mentis, ada Penurunan Kesadaran)
- Tanda Vital (Tekanan Darah, Nadi, Suhu, Respirasi)
3 Persiapan
1. Persiapan diri
Mencuci tangan dengan 7 langkah, dan memakai handscoon sterill dengan metode
skin to skin and glove to gloves
2. Persiapan alat
Pastikan peralatan lengkap dan dalam keadaan steril, yang harus disiapkan antara
lain :
Persiapan Alat dan Obat, Minor Set lengkap steril, Duk 1 buah, Sarung tangan
(handscoen)

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

Kasa steril, Bisturi + tangkai / skapel, Bethadin / Poviden Iodine, Larutan H2O2, Larutan
NaCl / fisiologis, Spuit injeksi, Lidocain / Aquabides, Jarum Kulit dan otot berbagai
ukuran
Benang side + catgut berbagai ukuran, Plester + gunting verban, Verban gulung, Sabun
(Mematahkan leher ampul lidocain 2% dengan menggunakan bantuan kassa, kemudian
masukan isinya kedalam spuit 3 cc, kemudian simpan di bak instrumen
4 Mencuci dan membersihkan luka dengan larutan normal saline (NaCl), beri bethadin diatas luka
bila luka lecet
5 Melakukan tindakan anestesi
Memasukkan jarum pada sudut 15 – 20º dari permukaan kulit dengan lubang jarum menghadap
keatas, dengan mengaspirasi terlebih dahulu masukan obat anestesi secara perlahan dengan pola
mengelilingi luka.
6 Apabila luka dalam / besar, bisa dilakukan pencucian luka dengan larutan NaCl selang seling
dengan H2O2 sampai luka bersih
7 Jika luka gigitan, cuci bersih dulu dengan sabun dan air mengalir, selang-seling dengan H2O2
8 Jika luka tusuk lakukan cross incise
9 Pasang duk steril di atas luka
Cek
10dan nilai efek anestesi dengan menggunakan pinset
10 Lakukan tindakan debridement pada luka yang bertujuan untuk membuang jaringan nekrotik dan
korpus alienum pada luka
11 Penjahitan dilakukan primer, jika luka bersih dan penjahitan dilakukan sekunder bila luka
terkontaminasi dan luka gigitan yang luas
12 Luka yang dalam / berongga sebaiknya pasang drain
13 Jika luka telah selesai dijahit, bersihkan permukaan kulit dan sekitarnya dengan larutan NaCl dan
keringkan
14 Tutup luka dengan kasa steril dan beri bethadin kemudian di plester
15 Bereskan alat simpan pada larutan klorin, cuci dan sterilkan kembali
16 Mencatat semua hasil tindakan dalam rekam medis
17 Melakukan inform consent kepada pasien dalam merawat lukanya misalnya tidak boleh terkena
air dahulu dan meminum obat secara rutin, serta kontrol apabila ada keluhan lain atau setelah
obat habis dan ucapkan terimakasih

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

LOKAL ANESTESI DAN PROSEDUR MENJAHIT KULIT

No Keterampilan
I. PEMBUKA

1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan


2 Memeriksa status pasien/ medical record : Identifikasi pasien dan indikasi
3 Menilai keadaan lesi/ daerah yang akan diberikan anestesi
4 Menjelaskan prosedur pelaksanaan dengan hati-hati dan memberiksan jawaban secara
mendetail saat pasien meminta penjelasan dengan bahasa yang dapat dimengerti pasien
dengan mudah
II. PERSIAPAN
5 Cek seluruh peralatan yang akan digunakan

III. PEMBERIAN ANESTESI LOKAL


A. Perencanaan anestesi
1 Nilai lesi/area yang akan diberi anestesi lokal
2 Cek anestesi lokal yang akan digunakan: apakah telah sesuai dengan anestesi yang akan
diberikan dan cek tanggal kadaluarsanya
3 Pastikan cairan yang akan di suntikkan telah sesuai dengan suhu tubuh atau suhu kamar
(suntikan larutan dingin yang berasal dari refrigerator dapat menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pasien)
4 Jangan membuka peralatan steril sampai saat yang tepat untuk digunakan
5 Hati-hati penggunaan anestesi lokal dengan penambahan adrenalin (vasokonstriktor)
jangan pernah digunakan untuk daerah-daerah ujung, seperti ujung jari, ujung kaki, ujung
hidung, telinga atau penis karena dapat menyebabkan vasokonstriksi, iskemia dan gangren
Jika menggunakan campuran vasokonstriktor, hemostasis harus dikerjakan dengan baik,
sebab perdarahan dapat terjadi setelah masa kerja vasokonstriktor berakhir
6 Ingat bahwa adrenalin dapat berinteraksi dengan beberapa obat seperti antidepresan,
sehingga selalu jangan lupa tanyakan pasien apakah sedang mengkonsumsi obat-obatan
saat ini
7 Pemberian cairan anestesi lokal yang diencerkan (0,5% atau 1%) dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman
8 Jangan memberikan anestesi lokal diluar dosis yang direkomendasikan
Tanda-tanda awal dosis yang berlebih : denyut nadi tidak teratur, frekuensi nadi meningkat,
hipotensi, respirasi cepat dan dangkal
Gejala-gejala awal dosis berlebih : eksitasi dan gelisah (mungkin hanya sesaat),
Gejala lain : nyeri kepala, mual dan muntah, kontraksi otot-otot
9 Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptik dan keringkan dengan handuk steril

B. Teknik pelaksanaan anestesi lokal :


10 Bersihkan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan povidone iodine, alkohol atau
antiseptik sejenis sebelum mulai melakukan penyuntikan
11 Jangan menyentuh jarum seluruhnya atau sebagian dengan jari

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

12 Pastikan lagi penyuntikan untuk anestesi, meskipun akan menimbulkan rasa nyeri, yang
ditandai dengan gambaran peau d’orange pada kulit
13 Suntikkan secara perlahan dan lakukan aspirasi berulang (penyuntikan dalam volume besar
dan tiba-tiba dapat menimbulkan rasa nyeri)
14 Pada daerah yang terdapat pembuluh darah (area vaskuler) lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak mengenai vena. Kadang-kadang dapat timbul beberapa reaksi yang
tidak diinginkan dan timbul respons alergi terhadap pemberian anestesi lokal (kemerahan
pada permukaan kulit disertai rasa gatal, wheezing, hipotensi, edema angioneurotik) → bila
ada kelainan hentikan pemberian obat anestesi lokal
15 Tunggu beberapa saat agar anestesi bekerja

Gambar : Melakukan penyuntikan anestesi


II. MENJAHIT LUKA
Penilaian pasien

1 Sapa pasien dan perkenalkan diri anda


2 Cek status pasien : identifikasi status dan indikasi penjahitan bagi pasien
3 Nilai lesi/area yang akan dilakukan penjahitan
4 Jelaskan dengan jelas prosedur yang akan dilakukan dan jawab pertanyaan yang diajukan
dengan kalimat yang mudah dimengerti oleh pasien
5 Minta pasien untuk mengganti pakaiannya agar lapangan penjahitan dapat lebih bebas atau
minta pasien untuk mengganti dengan pakaian yang sudah disediakan di rumah sakit

6 Minta pasien untuk membersihkan daerah yang akan dilakukan penjahitan dengan air dan
sabun antiseptik
7 Minta pasien untuk berbaring pada meja periksa, pastikan pasien berada pada posisi yang
nyaman
Persiapan
8 Cek seluruh peralatan yang dibutuhkan
9 Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptik dan keringkan dengan handuk steril
10 Pilih jenis dan ukuran jarum serta benang yang akan digunakan
11 Pasang handschoen steril

Pelaksanaan
12 Bersihkan area yang akan dilakukan penjahitan dengan antiseptik

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

13 Tutup area penjahitan dengan doek steril


14 Beri anestesi lokal dan tunggu beberapa menit agar anestesi bekerja
15 Pasang benang pada lubang jarum, potong benang secukupnya

LAKUKAN JAHITAN TERPUTUS (INTERRUPTED SUTURES)


Digunakan untuk menjahit luka di kulit, karena apabila ada pus (cairan) dapat dilepas satu atau
dua jahitan dan membiarkan yang lain
16 Gunakan pinset diseksi bergerigi halus, untuk sedikit mengangkat tepi luka
17 Jarum lengkung jenis tapercut dengan benang nilon monofilamen nomor 3/0 dipasang pada
klem pemegang jarum
18 Pemasangan diletakkan antara 2/3 depan dan 1/3 belakang, lalu gagang klem dikunci

Gambar : Cara menjepit jarum dengan klem

19 Dengan pergelangan tangan pronasi penuh, siku membentuk sudut 90 0 dan bahu abduksi,
jarum ditusukkan di kulit secara tegak lurus
20 Penusukan dilakukan 1 cm dari tepi luka, di dekat tempat yang dijepit pinset
21 Kulit ditegakkan, dan dengan gerakan supinasi pergelangan serta adduksi bahu yang
serentak. Jarum didorong maju dalam arah melengkung sesuai dengan kelengkungan jarum,
tetapi jangan terlalu dangkal
22 Setelah jarum muncul kembali di balik kulit, jarum dijepit dengan klem pemegang jarum
dan ditarik keluar (penjepitan ini tidak boleh pada ujungnya, karena dapat patah atau
bengkok)
23 Benang ditarik terus sampai ujungnya tersisa 3-4 cm dari kulit
24 Tusukkan lagi tepi luka yang lain dari dalam dengan kedalaman yang sama, dan cara yang
sama, setelah jarum muncul di kulit, ditarik lalu dibuat simpul ikatan
25 2 x 1 x 2 (Surgeon’s knot)
26 Luka dibersihkan dan dinilai ketatnya ikatan
27 Simpul ditarik ke tepi ke arah pada ujung benang yang lebih pendek

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta
Clinical Foundation Course LXIII

Gambar : Menjahit kulit


LAKUKAN JAHITAN SUBCUTIS (SUBCUTICULAR SUTURES)
28 Pada jahitan ini lintasan jarum dimulai dan diakhiri di dalam luka
29 Mengangkat tepi luka dengan pinset bergigi sehingga pertemuan antara lemak dan dermis
jelas
30 Jarum lengkung berujung taper dengan benang dapat diserap ditusukkan jauh ke jaringan
lemak sampai keluar dekat permukaan
31 Posisi tangan pemegang jarum pronasi maksimal lalu jarum ditembuskan dengan gerak
supinasi
32 Setelah nomor 29, klem pemegang jarum dipindah untuk menjepit kembali dan dengan
gerakan pronasi serta supinasi jarum ditusukkan dari arah permukaan ke lapisan dalam sisi
yang lain
33 Kemudian dibuat simpul dan benang dipotong

Gambar : Menjahit Subcutan


DOKUMENTASI MELIPUTI :
34 Mencatat dalam buku catatan/ lembaran lembar Medical record
Tanggal dan waktu tindakan
Nama pemeriksa
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN :
35 Kembalikan peralatan ke dalam tempat penyimpanan, buang barang habis pakai ke
tempat sampah
36 Lepaskan dan buang sarung tangan ditempat yang telah disediakan
37 Cuci tangan menggunakan sabun antiseptik
Memberikan keterangan pada pasien tentang cara perawatan luka, dan mengatur jadwal
38 pertemuan selanjutnya untuk evaluasi jahitan.

Program Studi Profesi Dokter


FK UPN “Veteran” Jakarta

Anda mungkin juga menyukai