PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dokter hewan merupakan profesi di bidang medis yang menangani semua sistem dalam
tubuh hewan. Kemampuan untuk menangani penyakit dengan berbagai teknik harus dikuasai.
Salah satunya yaitu kemampuan untuk melakukan bedah. Seorang dokter hewan harus bisa
melakukan prosedur bedah dengan benar karena banyak kasus yang membutuhkan tindakan
bedah (operasi). Apabila kasus-kasus tersebut tidak ditangani dengan benar, maka dapat
menyebabkan kematian pada hewan.
Dalam pelaksaan prosedur bedah, seorang dokter hewan dituntut untuk mengetahui
pengetahuan dasar dari ilmu bedah. Pengetahuan dasar tersebut berupa alat-alat bedah, bahan
serta teknik disinfeksi dan teknik menjahit jaringan. Namun, sebagai pengenalan awal terhadap
ilmu bedah, kita wajib mengetahui jenis-jenis alat bedah dan kegunaannya.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa tujuan mempelajari alat-alat bedah?
b. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam bedah?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui tujuan mempelajari alat-alat bedah
b. Untuk mengetahui macam-macam alat bedah
1.4. Manfaat
Manfaat dari paper ini adalah diharapkan mahasiswa peserta praktikum Ilmu Bedah
Umum mengetahui tujuan mempelajari alat-alat bedah dan macam-macam alat bedah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan Mempelajari Alat-Alat Bedah
Alat bedah merupakan alat medis yang digunakan dalam proses pembedahan yang biasa
digunakan pada hewan, manusia dan sebagainya untuk proses penyembuhan penyakit dan
pengangkatan benda-benda asing yang merugikan tubuh. Bagi mahasiswa kedokteran,
mempelajari alat-alat bedah merupakan suatu kewajiban karena kegunanannya yang sangat vital
untuk dunia kerja nantinya. Dengan mempelajari macam-macam alat bedah, kita jadi tahu jenisjenis dan fungsi dari masing-masing alat. Sehingga diharapkan nantinya kita sudah tidak asing lagi
dengan macam-macam alat bedah ini saat terjun ke dunia kerja.
2. Macam-Macam Alat Bedah
a. Blade dan Scalpel Handle
Blade merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini
bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga
berguna untuk mengangkat jaringan atau benda asing dari bagian dalam kulit. Setiap blade
memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang
lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya scalpel handle (Bachsinar
1992).
Scalpel handle yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat digunakan
bersama blade dalam ukuran beragam. Sedangkan blade yang sering digunakan adalah yang
berukuran no. 15. Ukuran no. 11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma perianal. Scalpel
handle digunakan seperti pulpen dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan dilakukan.
Dalam praktek keseharian, scalpel handle biasanya diabaikan sehingga hanya memakai blade.
Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan blade masih dalam keadaan steril (paket baru) dan
harus digunakan dengan pengontrolan yang baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan
sewaktu memotong (Bachsinar, 1992).
b. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur.
Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan anak
jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat
tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua
lubang gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu
memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan
jari telunjuk pada lubang gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting
berdasarkan objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban
dan gunting iris (Rendrawan, 2014).
Gunting Jaringan (Bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung tumpul
dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk
bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting
dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan
dengan gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan
cara mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan
dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat menyebabkan kerusakan (Bachsinar,
1992).
e. Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan
pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang
pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang
jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain
melakukan pemotongan, atau menjahit. Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada
ujungnya yang digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan
yang akurat. Sedangkan pada klem tidak bergigi memiliki resiko merusak jaringan jika jepitan
dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam
jaringan (Rendrawan, 2014).
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk
chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif panjang terhadap handle
yang memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa perusakan. Jepitan dengan ujung
bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan
menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam
memegang needle (Bachsinar, 1992).
memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang
tidak perlu dilepas. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada penutupan luka
dan mengikat pembuluh darah (hemostasis) (Bachsinar, 1992).
i. Needle Bedah
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis
atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi
benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan (trauma).
Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan
trauma. Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian
memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian besar
needle berbentuk kurva dengan ukuran , 5/8, dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan
needle memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk
needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah
lingkaran datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya dengan needle holder
(Rendrawan, 2014).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Alat bedah merupakan alat medis yang digunakan dalam proses pembedahan yang biasa
digunakan pada hewan, manusia dan sebagainya untuk proses penyembuhan penyakit dan
pengangkatan benda-benda asing yang merugikan tubuh. Dengan mempelajari macam-macam
alat bedah, kita jadi tahu jenis-jenis dan fungsi dari masing-masing alat.
Alat-alat bedah sendiri memiliki banyak jenis dan fungsi masing-masing. Jenis-jenis alat
bedah meliputi blade, scalpel handle, gunting jaringan (bedah), gunting benang (dressing
scissors), gunting perban, gunting iris, pinset anatomi, pinset chirurgis, klem jaringan, klem
arteri, needle holder, benang bedah, dan needle bedah.
DAFTAR PUSTAKA
Bachsinar, Bob. 1992. Bedah Minor. Jakarta: Hipokrates.
Rendrawan, Dedy. 2014. Penuntun Praktikum Ilmu Bedah Umum Veteriner. Makassar: Program Studi
Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.