Anda di halaman 1dari 21

Instrumen Bedah

Sc Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis Panjang 1
3 Pinset Cirugis Panjang 2
4 Pean Bengkok Kecil 2
5 Gunting Jaringan Panjang 2
6 Klem Bengkok Besar 2
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 O Hak 1
11 Langen Hak 1
12 Klem Ovarium 4
13 Bengkok 1
14 Kom 2
15 Duk Klem 3

Bph Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis Panjang 1
3 Pinset Cirugis Panjang 2
4 Pean Bengkok Sedang Lancip 3
5 Gunting Jaringan Panjang 2
6 Klem Besar 2
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 Langen Hak Besar 1
11 Langen Hak 2
12 Klem Ovarium 2
13 Bengkok 1
14 Kom 2
15 Duk Klem 1

Hernia Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis Panjang 1
3 Pinset Cirugis Panjang 2
4 Pean Bengkok Kecil Lancip 8
5 Gunting Jaringan 1
6 Klem Bengkok Sedang 2
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 LangenBack 2
11 Bengkok 1
12 Kom 2
13 Duk Klem 1

Set Struma
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis 1
3 Pinset Cirugis 2
4 Pean Bengkok Kecil Lancip 6
5 Gunting Jaringan 1
6 Klem Bengkok Sedang 2
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 Langen Hak Kecil 2
11 Bengkok 1
12 Kom 2
13 Duk Klem 1
14 Elis 1

App Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis Panjang 1
3 Pinset Cirugis Panjang 2
4 Pean Bengkok Kecil Lancip 2
5 Gunting Jaringan 2
6 Klem Bengkok Besar 2
7 Koker 4
8 Nelfuder Panjang 2
9 Gunting Benang 1
10 Langen Hak 2
11 Bengkok 1
12 Kom 2
13 Duk Klem 1
14 Babcoch 1
15 Pean Bengkok Sedang 2
16 O Hak 1

Hemoroid Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis 1
3 Pinset Cirugis 2
4 Pean Bengkok Kecil Lancip 2
5 Gunting Jaringan 1
6 Klem Bengkok Sedang 2
7 Klem Bengkok Besar 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 Klem Ovarium 2 2
11 Bengkok 1
12 Kom 2
13 Duk Klem 1
14 Spekulim Rektal 1

Stt, Limpoma, Hidrocal Set


No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis 1
3 Pinset Cirugis 2
4 Pean Bengkok Kecil Lancip 4
5 Gunting Jaringan 1
6 Klem Bengkok Sedang 2
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 Langen Hak Kecil 2
11 Bengkok 1
12 Kom 2
13 Duk Klem 1
14 Elis 1

Debridement Set
No Alat Jumlah
1 Scalpel 1
2 Pinset Anatomis 1
3 Pinset Cirugis 2
4 Pean Bengkok Kecil 1
5 Gunting Jaringan 1
6 Klem Bengkok Sedang 1
7 Koker 2
8 Nelfuder 2
9 Gunting Benang 1
10 Bengkok 2
11 Kom 1
12 Duk Klem 1
TAJAM
Fungsinya adalah untuk memotong / insisi jaringan, diseksi tulang.

Contoh :

1. Bisturi, Bistoury/ Bistouris (english)

Terdapat berbagai nomor dalam setiap pisau / bisturi :

 Untuk no 15 dan dibawahnya : digunakan scapel (pemegang piasu) no 3


 Dan untuk no20 keatas : digunakan scapel (pemegang pisau) no 4

2. Gunting Jaringan , Dissecting scissor (english) Gunting metzenbaum (belanda)


Berfungsi untuk memotong jaringan
3. Gunting Iris, Iris Scissor (english)
Fungsinya : untuk memotong jaringan, gunting nya kecil biasa digunkan pada benda benda
yang kecil

4. Gunting perban , Verbandschaar (belanda), Bandage Scissors (english)


Fungsnya : memotong perban atau plester
5. Gunting epis, Episiotomy scissores (english)
Fungsinya : Digunakan untuk keperluan obstetrik, untuk memotong vulva diwaktu melahirkan bayi,
untuk mencegah robeknya dinding perinium, yaitu bagian anus dan bagian bawah vagina.

6. Gunting benang
Fungsinya : Untuk memotong benang dan kassa pada saat operasi

B. PENJEPIT
Penjepit dapat digunakan sebagai 3 kegunaan yaitu dapat digunakan sebagai penejepit
pembuluh darah, grasper atau pemgang dan juga retraktor / penarik.
contohnya :

1. Hemostat Klem, Arterie klem (belanda), artery forceps (english)


Fugsinya :menjempit pembuluh darah
Ciri - Ciri : bergerigi, paralel dengan arus belahan (atraumatik) klem usus arterii, tegak lurus
bentuknya, ukuran menyesuaikan keperluan saat oeprasi

2. Hemostat pean
Fungsinya : untuk menghentikan perdarahan pembuluh darah kecil dan menggenggam
jaringan lainnyadengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan
Ciri - Ciri :bergerigi bagian dalam, (sama seperti hemostat klem hanya berbeda bentuk
ujungnya bengkok)

3. Kocher klem. kocher forceps (english)


Fungsinya : unutuk menjepit / memegang jaringan keras seperti facia
CIri - ciri : bergerigi bagian dalamnya, di ujung nya terdapat seperti ada giginya
4. Alis klem, alim forceps (english)
Fungsinya : untuk memegang jaringan yang akan dibuang / tumor
Ciri - ciri : Terdapat gerigi – gerigi halus berhadapan pada ujung nya.

5. Babcock klem, babcock forceps (english)


Fungsinya : Memegang atau menjepit jaringan lembut, contohnya ureter.
Ciri - ciri : - Setiap belah berhadapan tumpul, tidak merusak
6. Lung clamp / hemoroid clamp
Fugsinya : Memegang peredaran darah vena hemoroid jaringan Paru – paru SH dieksisi
Ciri - ciri : Bentuk segitiga : permukan segaris

7. Duk klem, towel clamp


Fungsinya : untuk menjepit kain, terutama kain oprasi atau fiksasi kanul suction
ciri - ciri : sisi ujungnya terdapat benjolan kecil atau ada juga yang tajam.
C. PEMEGANG (HOLDING, GRASPING)
pemegang adalah memegang jaringan sementara, retraksi atau membuah dan memegang saat
menjahit

contohnya :
1. Pinset anatomis, Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (english), Anatomische pinset
(belanda)
Fungsinya : memgang jaringan halus seperti usus, peritonium
Ciri - ciri : tanpa gerigi pada ujungnya, ujungnya menyatu
2. Pinset sirugis, Surgical Forceps atau Tissue Forceps (english), Chirrurgical pinset
(Belanda)
Fungsinya : memegang jaringan yang kasar seperti kulit, tulang, memerlukan tekanan sedikit untuk
memegang jaringan.
ciri - ciri : terdapat gigi di ujungnya

3. Pinset serpihan / Splinter Forceps (english)


Fungsinya : Untuk mengangkat benda asing / serpihan dalam jaringan tubuh, seperti duri, jarum,
serpisahan besi
ciri - ciri :ujungnya rucing dan datar

4. Pinset agrave, Suture Clip Applying Forceps (english)


Fungsinya : Pinset ini digunakan untuk menjepit elip pada luka-luka sehingga tidak terbuka.
Ciri - ciri : kedua ujung bergerigi dan di bawah kedua gigi terdapat lekukan yang berfungsi untuk
tempat ujung elip supaya dapat ditekan.
5. Needle Holders (english) Naald Voerder (Belanda)
Fungsinya : untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka, untuk memasang
bisturi ke scapel atau gagang bisturi
Ciri - ciri : Permukaan rahang bergerigi & berbentuk diamond, bentuk & ukuran bergerigi
(tergantung daerah yang dijahit & besarnya jarum )

6. Sponge holding forceps (english)


Fungsi : Memegang kassa pada tindakan, Antiseptik area operasi, Menyerap air di rongga
tubuh, Sebagai retraktor jaringan lunak sisa sisa plasenta, Mengambil batu yang dalam dan
besar (batu empedu)
Ciri - ciri : Terdapat lubang besar, permukaan bergerigi yang behadapan
D. PENARIK
Secara umum kegunaannya sama untuk menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi
lebih luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan minimal sangat minim, ukurann dapat
bervariasi, teradapat dua penarik automatis dan manual

contohnya :
1. Retraktor
Fugsinya : menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai tetapi
kerusakan jaringan minimal sangat minim
Ciri - ciri : Ukuran bervariasi, macam – macam manual ditarik tangan, Pengait tajam : Gerigi
1,2,3,dll

2. Langen Back
3. Midledorft

4. Deaver

5. Doyen
6. Richardson

Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen
dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen
dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen
dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta
instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).
Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor
Kesemua intrumen tersebut akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini
bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini
juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. Setiap pisau
scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong
dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya pegangan scalpel.
Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan needle-holder dan hubungkan lubang
pada area tersebut pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan:
pegang ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian buang
di tempat sampah. Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang
dapat digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran beragam. Sedangkan pisau scalpel yang
sering digunakan adalah yang berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses
dan hematoma perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol maksimal
pada waktu pemotongan dilakukan. Dalam praktek keseharian, pegangan scalpel biasanya
diabaikan sehingga hanya memakai pisau scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan
pisaunya masih dalam keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan
yang baik agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.

2. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur.
Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan anak
jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat
tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua
lubang gunting. Hal ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu
memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan
jari telunjuk pada lubang gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting
berdasarkan objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban
dan gunting iris.
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung tumpul dan
berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk
bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting
dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan dengan
gunting ini dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara
mengusuri garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan dilakukan
jangan melewati batas lesi karena dapat menyebabkan kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus dan
berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan. Gunting ini
juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering dengan tehnik selipan
dan sebaiknya pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam
pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong
struktur lainnya.
c. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul. Gunting
ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam
memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini
lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya
didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk
dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk
memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas luka. (wikipedia)
d. Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil sekitar 3-4
inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah
minor, gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena ujungnya yang cukup
kecil untuk menyelip saat remove benang dilakukan. (dictionary online)

B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam


3. Pinset Anatomi
Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan oleh ibu
jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari
tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan
menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan
mudah, serta memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset
Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan
membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari. (wikipedia)

4. Pinset Chirurgis
Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset
bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat
merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan
genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk
membentuk pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)

5. Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan
pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula
yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang
jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain
melakukan pemotongan, atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan
relaks seperti memegang pulpen dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang
memegang klem ini dengan salah, yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan
menyebabkan tangan menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan.
Pegang klem selembut mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya.
Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk memegang
jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat
menggunakan alat ini dapat merusak jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki
resiko merusak jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki tekanan
yang kuat dalam menggenggam jaringan.

C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan


6. Klem Arteri
Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh
darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan
yang tidak dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-holder memiliki bentuk yang
sama. Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya
berupa galur paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai handle
agak lebih panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni
bentuk lurus dan bengkok (mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok
digunakan pada bedah minor.
Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah yang
menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet umumnya
memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung menggunakan derajat
akhir karena akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem
dilakukan dengan cara pertama harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan
handlenya sambil membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis karena hal
ini akan menyebabkan jari telunjuk mendukung instrumen bekerja sehingga dapat
memposisikan jepitan dengan tepat.
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk chanel
lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif panjang terhadap handled yang
memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung
bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan
menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung
dalam memegang needle.

D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit


7. Needle Holder
Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Secara
keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama. Handled dan ujung
jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang paling penting adalah
perbedaan pada struktur jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk
criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari
jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan
menggenggam jaringan dengan needle holder karena akan menyebabkan kerusakan jaringan
secara serius.
Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah
dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung
berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan
tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat
dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan
needle sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah
alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam
membelokkan needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.
Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat menjahit
dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle holder dengan
telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara konstan, jangan
mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan
pergunakan ibu jari pada lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya
dengan jari manis dan kelingking.

Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle Holder

8. Benang Bedah
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable
biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang
digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan
tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan
sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black
silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan benang non-
absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus menggunakan jenis benang yang absorbable.
Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak digunakan.
Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan, dan menghasilkan luka
yang agak besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis
alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas
merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih memuaskan.
Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang). Benang
ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis benang ini cukup halus
dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit
diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan
dengan menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan dilakukan atau
mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene (monofilamen polypropylene) dapat
meningkatkan keamanan jahitan dan lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon
(monofilamen polyamide).
Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami. Jenis
benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan sapi. Terdapat
dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut memiliki kekuatan selama 7-
10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan selama 28 hari. Namun, kedua jenis
benang ini dapat menghasilkan reaksi jaringan.
Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon (polyclycalic acid)
yang merupakan benang multifilamen. Benang ini berukuran lebih panjang dari catgut dan
memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler
yang tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada
penutupan luka dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).
Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem metrik dan
sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter benang dalam per-
sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki diameter 0.2 mm.
Sistem tradisional kurang rasional namun banyak yang menggunakannya. Ketebalan benang
disebutkan menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar
nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan diameter paling halus
yang tebalnya seperti rambut, digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang
paling tebal yang biasa digunakan pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit
yang keras (kulit bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.
Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan needlenya
secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua bagian luar, pertama
yang terbuat dari kertas kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin
dalam keadaan steril sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan
ke dalam wadah steril. Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang
dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas
tersebut. Kemudian dengan menggunakan needle-holder, angkat needle tersebut dari
lilitannya dan luruskan secara hati-hati. Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.
Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah monofilamen prolene atau
Ethilon 1,5 metrik (4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian. Monofilamen prolene
atau ethilon 2 metrik (3/0) untuk jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga dapat digunakan
untuk jahitan interuptus pada kulit yang keras misalnya pada bahu. Vicryl 2 metrik
(3/0) digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan jahitan dalam
hemostasis. Vicryl 1,5 metrik (4/0) digunakan untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau
jahitan dalam. Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0) untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-
anak.
9. Needle bedah
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis
atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi
benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan
(trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat
menimbulkan trauma. Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya
beragam. Setiap bagian memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi
benang. Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8 lingkaran.
Hal ini menyebabkan needle memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang
dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor.
Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk memudahkan
penggunaannya dengan needle holder

Anda mungkin juga menyukai