Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

“PROSES MANAJEMEN BENCANA


(PRA BENCANA, SAAT BENCANA, DAN PASCA BENCANA)”

Dosen Pengampu : M. Ridha S Damanik, S.Pi.,M.S.c


: M. Farouq Ghazali Matondang, S.Pd., M.Sc

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Pendidikan Geografi

Disusun Oleh Kelompok : 1


1. Sylviana Wulandari Rambe (3202431006)
2. Very Hotman Sijabat (3203131016)
3. Yolanda Panjaitan (3203131007)

TINGKAT / SEMESTER : 5 ( LIMA ) / GANJIL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022

0 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah TuhanYang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses Manajemen
Bencana (Pra Bencana, Saat Bencana, Dan Pasca Bencana)”. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah.

Kami bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Pendidikan
Geografi .Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini terutama kepada bapak dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran Geografi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Medan, 2 September 2022

Kelompok 4

ii

0 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
2.1 Penger 琀椀 an Manajemen Bencana............................................................................................2
2.1 Proses Manajemen Bencana.....................................................................................................3
BAB III PENUTUP......................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................6
3.2 Saran.........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................7

iii

0 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 24 Tahun 2007, Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis,
berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan
dini, penanganan darurat, rehabilitas dan rekonstruksi bencana.

Manajemen bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun
daerah bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal
kepada masyarakat beserta aset-aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari kemungkinan
terjadinya bencana. Potensi penyebab bencana di Indonesia dapat dikelompokkan dalam 3
(tiga) golongan yaitu karena faktor alam, perbuatan manusia, dan sosial. Bencana alam antara
lain berupa gempa bumi, letusan gunung api, angin topan, tanah longsor, kekeringan
kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi wabah, kejadian
luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa. Bencana buatan manusia antara lain
berupa kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakaan transportasi,
dampak industri, pencemaran lingkungan seperti polusi udara, polusi air sungai, dan
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Bencana?


2. Bagaimana proses atau tahapan dalam Manajemen Bencana?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Manajemen Bencana.


2. Dan Untuk mengetahui proses atau tahapan dalam Manajemen Bencana.

0 1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Bencana

Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis
bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. (UU 24/2007).

Manajemen bencana menurut Nurjanah (2012:42) sebagai Proses dinamis tentang


bekerjanya fungsi-fungsi manajemen bencana seperti planning, organizing, 1 Nurjanah,dkk.
2012. Manajemen Bencana. Bandung. ALFABETA. hlm 20-21. 24 actuating, dan controling.
Cara kerjanya meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan tanggap darurat dan
pemulihan. Manajemen bencana menurut (University British Columbia) ialah proses
pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk
mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi
baik bencana potensial maupun akual. Adapun tujuan manajemen bencana secara umum
adalah sebagai berikut:

1) Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan
lingkungan hidup.

2) Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban.

3) Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah asal


bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman.

4) Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air


minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial
daerah yang terkena bencana.

5) Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.

6) Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan


rekonstruksi dalam konteks pembangunan. Secara umum manajemen bencana dapat

0 1
dikelompokkan menjadi 3 tahapan dengan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan mulai
dari pra bencana, pada saat tanggap darurat, dan pasca bencana.

2.1 Proses Manajemen Bencana

Tahapan Manajemen Bencana Manajemen bencana merupakan suatu proses terencana


yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan
sebagai berikut:

1) Pra Bencana

Tahapan pra bencana ini merupakan tahapan manajemen bencana pada kondisi sebelum
kejadian atau pra bencana meliputi kesiagaan, peringatan dini, dan mitigasi.

1. Kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana


melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Membangun kesiagaan adalah unsur penting, namun tidak mudah dilakukan karena
menyangkut sikap mental dan budaya serta disiplin di teman masyarakat. Kesiagaan
adalah tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota
masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu bencana.

2. Peringatan dini, langkah ini diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat
tentang bencana yang akan terjadi sebelum kejadian seperti banjir, gempa bumi, tsunami,
letusan gunung api atau badai terjadi.

3. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Mitigasi bencana adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi
dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana, sehingga jelas bahwa mitigasi bersifat
pencegahan sebelum kejadian.

0 1
2) Saat Kejadian Bencana

Saat peringatan dini ataupun tanpa peringatan sekalipun namun bencana tetap terjadi
maka di situlah diperlukan langkah-langkah seperti tanggap darurat untuk dapat mengatasi
dampak bencana dengan cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian dapat
diminimalkan.

1. Tanggap Darurat

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana.
Tanggap darurat adalah tindakan segera yang dilakukan untuk mengatasi kejadian bencana.
Tindakan ini dilakukan oleh tim penanggulangan yang dibentuk di masing-masing daerah
atau organisasi.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kondisi tanggap darurat antara lain:

a) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya, sehingga
dapat diketahui dan diperkirakan magnitude bencana, luas area yang terkena dan
diperkirakan tingkat kerusakannya

b) Penentuan status keadaan darurat bencana

c) Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana sehingga dapat pula
ditentukan status keadaan darurat. Jika tingkat bencana sangat besar dan berdampak luas,
mungkin bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana nasional

d) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyelamatan dan evakuasi korban bencana yaitu:

1) Pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan papan

2) Perlindungan terhadap kelompok rentan, yaitu anak-anak, orang tua, wanita, pasien
rumah sakit, dan warga yang dianggap lemah lainnya

0 1
3) Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana vital seperti saluran telepon, jaringan
listrik, air minum, akses jalan.

2. Penanggulangan Bencana

Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah menanggulangi bencana yang
terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya. Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan
pendekatan khusus menurut kognisi dan skala kejadian. Tim tanggap darurat diharapkan
mampu menangani segala bentuk bencana. Oleh karena itu tim tanggap darurat harus
diorganisir dan dirancang untuk dapat menangani berbagai jenis bencana.

3). Pasca Bencana

Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, maka langkah berikutnya
adalah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.

1. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana. Di tingkat industri atau perusahaan, fase rehabilitasi
dilakukan untuk mengembalikan jalannya operasi perusahaan seperti sebelum terjadi bencana
terjadi. Upaya rehabilitasi misalnya memperbaiki peralatan yang rusak dan memulihkan
jalannya perusahaan seperti semula.

2. Rekonstruksi

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua sarana dan prasarana,


kelembagaan pada wilayah pasca-bencana baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial
dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala kegiatan aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca-bencana. Proses

0 1
rekonstruksi tidak mudah dan memerlukan upaya keras dan terencana dan peran serta semua
anggota masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menejemen bencana atau seringkali disebut juga sebagai penanggulangan bencana


merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan yang
dilaksanakan semenjak sebelum kejadian bencana, pada saat atau sesaat setelah kejadian
bencana, hingga pasca kejadian bencana.

Secara lebih rinci, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka managemen bencana
meliputi :

•Sebelum kejadian bencana.


•Pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana.
•Pasca kejadian bencana.

3.2 Saran

Keikutsertaan masyarakat di dalam manajemen bencana perlu terus dijaga dan terus
dikembangkan. Pengembangan keikutsertaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan melalui
pemberdayaan masyarakat yang bermuara pada sistem manajemen bencana yang berbasis
kepada kemampuan masyarakat itu sendiri dan bertumpu kepada kemampuan sumberdaya
setempat (community based disaster management). Tentunya akan lebih baik dan bijaksana
apabila para pengambil keputusan baik di pemerintahan pusat maupun daerah, para pakar
bencana alam, dan masyarakat semakin meningkatkan komunikasi di antara mereka, agar

0 1
mekanisme transformasi manajemen bencana ke dalam pelaksanaan pembangunan maupun
kehidupan sehari-hari dapat berlangsung dengan lebih baik dan lebih populer.

DAFTAR PUSTAKA

Sadisun, I. A. (2004). Manajemen bencana: Strategi hidup di wilayah berpotensi


bencana. Keynote Speaker, 1-3.

Mahardika, D., & Setianingsih, E. L. (2018). Manajemen Bencana oleh Badan


Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Menanggulangi Banjir di Kota
Semarang. Journal of Public Policy and Management Review, 7(2), 502-518.

0 1

Anda mungkin juga menyukai