Anda di halaman 1dari 58

1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN HIPERTENSI

OLEH
KELOMPOK 10
KELAS A,Tk.IV

1. Ni Luh Ayu Deviana Sari Budaya (17C10052)


2. Ni Wayan Sariningsih (17C10053)
3. Made Mega Ayunda Sari (17C10054)
4. Kadek Yuni Dwitri Azhari (17C10055)
5. Kadek Sri Handayani (17C10056)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
TAHUN 2020
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian

Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga,

disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah

satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan

meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan

pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga

pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK

dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan

upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis

masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan

siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait penanganan

penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit

hipertensi (Sarkomo, 2018).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan

darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140

mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah

tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.

Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang

berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1

dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang

hipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap

lanjut dengan komplikasi seperti serangan jantung, stroke.

Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi

6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey

tahun 2014 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian

terbesar nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke

dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat

keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian,

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi

keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

bisa efektif dan komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua

tatanan puskesmas (Koes Irianto, 2014).

Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan

dengan asuhan keperawatan keluarga.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah utama hipertensi pada keluarga Ny.G di banjar karangsari Nusa

Penida ?
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

dengan masalah utama hipertensi pada Ny.G di banjar karangsari

nusapenida.

2. Tujuan Khusus

a. Menerapkan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada Ny.G di

banjar karangsari nusa penida.

b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

utama hipertensi pada Ny.G di banjar karangsari nusapenida.


D. Manfaat

Diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien hipertensi pada tatanan keluarga.

2. Tenaga Kesehatan

Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program

kunjungan rumah (home care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat (Perkesmas).
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap

anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,

2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Setiadi, 2019). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit

dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara

anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga

sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah

ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta

saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna

untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh

anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga

dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,

2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,

saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai

dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga

serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif

akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang

baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada

disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan


sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai

dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai

budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang

sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan

tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,

dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan

keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat

melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan

masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan

keluarga dibagi menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina

hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,

membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana

memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan

memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

menjadi orangtua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,

membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post

partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan

kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,


proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran

berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan

keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan

luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan

terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan

perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

dan sumber yang ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih

banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan

waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua,

serta persiapan masa tua.


h. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti

penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,

menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta

melakukan life review masa lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga

yang sakit

d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

di lingkungan setempat

B. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan

tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik

lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung

bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).


Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan

kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat

mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark

miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E-

journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)

2. Jenis Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri

sendiri tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya

arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan

penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan

yaitu (WHO, 2014) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak

diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan

hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)

dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar

menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan

dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan

metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan

resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan

kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah

diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung,

ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan

kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar

adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi

bukan faktor penyebab.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik Diastolik


mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
Sumber : Heniwati, 2008

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.

Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah

dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan

mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun,


sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal

ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah

menopause (Endang Triyanto, 2014).

2) Umur

Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan

berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih

meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia

seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi

seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih

tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).

3) Keturunan (genetik)

Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap

keluarga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini

terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu

sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi

menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan

orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi (Buckman, 2010).

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi

tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan

yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam


menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga

berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty,

Amalia H, Amirudin R., 2007).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

1) Obesitas

Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya

melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi

kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat

badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara,

F.H.D., & N. Prayitno, 2013).

2) Kurang olahraga

Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk

mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan

menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung

untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena

adanya kondisi tertentu.

3) Kebiasaan merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini

dikarenakan di dalam kandungan nikotik yang dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

4) Konsumsi garam berlebihan

WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat

mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang


direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4

gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka,

2014-2015).

5) Minum alkohol

Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan

menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah

karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan

menyebabkan stroke.

6) Minum kopi

Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana

dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-

10 mmHg.

7) Kecemasan

Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan

meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi

vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah.

Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30

mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di

hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini

dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan

mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung

memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.


C. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan

dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota

keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses

keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup

wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan

ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu

sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,

agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan

keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat

menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah,

pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga


4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak

tertua dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai

riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.


c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara

berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing

anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan

norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan

kesehatan.

5) Fungsi keluarga :

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,

bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana

berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan

perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh

mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu

dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.

Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan

kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada

anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang

dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah

sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal,

mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota

keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang

mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada.


6) Stres dan koping keluarga

a) Stressor jaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

kurang dari 5 bulan.

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi

permasalah

e) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa

keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik

tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan

keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan

harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.


2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka

diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :

a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah

kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan

kondisi kesehatan anggota keluarga.

b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan

pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan

hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan

yang diharapkan.

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan

mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan.

d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota

keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif

dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan

kesehatan keluarga dan klien.

e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa

nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau

orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau

mengatasi masalah kesehatan.


f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan

mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada

situasi saat ini atau yang akan datang.

g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat

(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien

untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang

muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga

yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi

pada anggota keluarga

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi

3. Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan

umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan

kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya


merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan

standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan

keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi

pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan

mengerti tentang penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit

hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan

penyakit hipertensi secara lisan.

Intervensi :

1) Jelaskan arti penyakit hipertensi

2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi

3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui

akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.


Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat

anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat

mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang

sakit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana

akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.

Intervensi:

1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi

2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota

keluarga yang menderita hipertensi.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan

rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan

dan perawatan penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga

yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.

Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.

2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat

dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

berhubungan.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang

pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan

rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh

lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyakit hipertensi.

Intervensi :

1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan

mengatasi penyakit hipertensimisalnya :

a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan

misalnya benda yang tajam.

b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.


c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk

mengurangi terjadinya iritasi.

2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna

perawatan dan pengobatan hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat

untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus

meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.

Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta

pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN NY.G
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI BANJAR KARANGSARI NUSA PENIDA
TANGGAL 12-18 OKTOBER 2020

1. Pengkajian
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Selasa 13 Oktober 2020 pukul 08.00
WITA. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi.
a. Data umum
1) Kepala Keluarga
a) Nama : Tn.D
b) Umur : 51 tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Pendidikan : SMA
e) Pekerjaan : Wiraswasta
f) Agama : Hindu
g) Suku / Bangsa : Indonesia
h) Alamat : Denpasar
i) Tanggal pengkajian : 13 Oktober 2020

2) Komposisi Keluarga
Tabel I
Komposisi Keluarga Tn. D dengan Hipertensi

Umur Hub. dg Pendi Peker Imuni Kon


No Nama L/P Ket
(th) KK Dikan jaan sasi disi

1 Tn. D L 51 Suami SMA Wiraswasta - Sehat -

2 Ny. G P 45 Istri SMA Wiraswasta - Sakit -

3 An. V P 22 Anak D1 Wiraswasta - Sehat -


4 An. V P 19 Anak D1 Mahasiswa - Sehat -

5 An. O P 15 Anak SMP Pelajar - Sehat -

3) Genogram

Keterangan :
: Laki – laki : Meninggal laki-laki

: Perempuan : Meninggal Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah
Penjelasan :
Tn. D adalah anak satu- satunya dari Orang tuanya menikah dengan Ny. G dan
memiliki 3 orang anak . Tn. D tinggal serumah dengan anak dan istrinya. Orangtua Tn.
D sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
4) Tipe Keluarga
Keluarga Tn.D merupakan tipe keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga
yang hanya terdiri ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi atau keduanya.
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
Latar belakang budaya (etnis) keluarga Tn. D adalah termasuk etnis budaya
Bali yang dimana dalam kesehariannya menggunakan bahasa Bali dan
Indonesia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota keluarga
lainnya maupun masyarakat sekitar..
6) Agama
Keluarga Tn. D menganut agama Hindu, setiap harinya keluarga mengaturkan
canang dan melakukan persembahyangan di tempat suci (pura). Tn. D
mengatakan bahwa ia sangat percaya kepada Tuhan dan sangat berserah diri
tentang apapun di dalam keluarga baik itu mengenai kesehatanStatus Sosial.
7) Ekonomi Keluarga
Tn. D merupakan anggota keluarga yang masih bekerja. Penghasilan Tn. D
cukup untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Mereka sudah memiliki
rumah sendiri, sehingga tidak memerlukan pengeluaran untuk membayar
tambahan seperti kontrakan dan lainnya, sehingga pengeluaran mereka dapat
terkontrol.
Tabel II
Rata-Rata Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga
No. Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Keterangan
1 Tn.D Wiraswasta ± Rp. 2.500.000 ± 1.500.000 Digunakan
untuk
keperluan
rumah.
2 Ny.G Wiraswasta ±1.000.00 ±500.000 digunakan
untuk
keperluan
dapur
3 An.V Wiraswasta ±3.000.000 ±2.000.000 digunakan
untuk
keperluan
sendiri dan
adiknya.
Jumlah Rp. 6.500.000 4.000.000

Penjelasan :
Total pemasukan keluarga Tn.D sebesar Rp 6.500.000 dengan pengeluaran ±
Rp 4.000.000, uang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
sisa uangnya ditabung untuk digunakan jika ada kebutuhan yang mendadak.
8) Aktivitas rekreasi keluarga atau waktu luang
Tn.D mengatakan biasa berkumpul mengobrol, menonton TV bersama istri dan
anaknya.

b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. D saat ini dalam tahap VI, dimana keluarga dengan anak
dewasa muda.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. D mengatakan semua tugas perkembangan pada tahap VI ini
dapat terpenuhi serta dilalui dengan cukup baik walaupun ada sedikit
hambatan.
3) Riwayat keluarga sebelumnya
Dalam keluarga Tn. D mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit
hipertensi kecuali istrinya yaitu Ny. G.

c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. D adalah rumah keluarga dengan luas
rumah ± 2 area yang terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1
kamar mandi, 1 pura, dan 1 gudang. Rumah terdiri atas dua lantai, lantai
keramik dalam keadaan bersih. Halaman rumah pasien menggunakan
paping. Penataan peralatan rumah tangga kurang tertata rapi. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik keluarga memiliki kamar mandi sendiri dan
jamban sendiri, keadaan bersih, sumber air dari sumur untuk kebutuhan
sehari-hari. Air tidak berasa, berbau dan dalam keadaan bersih. Cahaya
matahari dapat masuk terutama dari arah timur.
Gambar 2 Denah Rumah Keluarga Tn. D

1 2 3

4 4 4

Keterangan :
10
1: Gudang
2: Sumur
3: Pura
4: Kamar tidur
5: Kamar Mandi
6: Ruang tamu
7: Dapur
8: Bale Banten
9: Halaman
10: Pintu gerbang

2) Karakteristik lingkungan dan komunitas


Keluarga Tn. D berada di lingkungan yang ramai di sekitar rumah Tn.D
terdapat banyak warung penjual makanan. Lingkungan rumah cukup
bersih.
3) Mobilitas geografi keluarga
Sejak Menikah dan mempunyai anak Tn.D tidak pernah berpindah tempat
tinggal.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Keluarga Tn. D masih aktif dalam kegiatan yang dilakukan di wilayahnya
seperti tergabung dalam anggota kelompok di banjar. Hubungan keluarga
dengan tetangga dan masyarakat berlangsung dengan baik.
5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
Saat ini keluarga Tn. D tidak memiliki masalah keluarga, selama ini
keluarga Tn. D meminta bantuan atau saran kepada saudara-saudaranya
untuk menyelesaikan masalah yang ada di keluarga mereka.

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Pola komunikasi dalam keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi
terbuka, itu berarti tiap anggota keluarga berhak dan bebas menyampaikan
pendapat. Setiap anggota keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam
kegiatan Tn.D apabila ada masalah didiskusikan dengan kelurga dan
terkadang meminta nasehat dari sanak saudaranya. Dalam keluarga semua
anggota keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi yang mengambil
keputusan adalah Tn. D sebagai kepala keluarga. Pengambilan keputusan
didahului dengan cara berdiskusi.
2) Struktur Kekuasaan
Pengambil keputusan di keluarga adalah Tn. D selaku sebagai ayah/kepala
keluarga tetapi melalui tahap musyawarah/ diskusi. Keluarga Tn. D saling
menghargai satu sama lain, saling membantu serta saling mendukung.
Apabila ada masalah, keluarga akan berdiskusi terlebih dahulu dan secara
bersama-sama mencari jalan keluarnya.
3) Struktur Peran
Tn. D mengatakan dikeluarganya memiliki struktur peran yang baik, yaitu
masing – masing anggota keluarganya memiliki peran masing – masing
dan sudah menjalankannya dengan baik.
4) Nilai dan Norma Keluarga
Tn. D mengatakan nilai dan norma yang dianut sama seperti yang berlaku
di masyarakat. Keluarga Tn. D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
ajaran agama Hindu, memberikan kebebasan pada keluarga tanpa
mengabaikan adat istiadat yang ada serta menghormati orang yang lebih
tua.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Tn. D saling menyayangi satu sama lain,
membina hubungan saling percaya, saling bertukar pikiran dalam
menyelesaikan masalah dan menghormati satu dengan yang lain. Apabila
ada yang menderita sakit mereka saling membantu.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. D mengatakan berhubungan baik dengan orang lain,
tetangga, petugas kesehatan serta dapat melakukan komunikasi dengan
baik sesuai adat yang berlaku di daerah tempat tinggalnya.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan, nilai dan prilaku keluarga
Keluarga Tn. D mengatakan kesehatan adalah hal yang penting
sehingga perlu dijaga dan dipertahankan. Keluarga Tn. D mengatakan
kurang tahu mengapa Ny. G bisa mengidap hipertensi, dan apa yang
akan terjadi bila tidak segera diobati . kurang mematuhi dan
melaksanakan diet yang diajurkan oleh petugas kesehatan. Ny.G
mengatakan belum kontrol ke Puskesmas dari bulan Agustus (2 bulan),
Ny. G mengatakan dirinya merasa sehat saja sehingga tidak kontrol ke
Puskesmas dan Ny. G hanya meminum obat hipertensinya jika
merasakan tanda dan gejala hipertensinya.
b. Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
Ny. G mengatakan sehat merupakan keadaan ketika dirinya tidak
merasakan gejala ketika tekanan darahnya tinggi, serta terbebas dari
stress. Sakit merupakan keadaan ketika tidak mampu melakukan
aktivitas karena tekanan darah yang meningkat.
c. Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga.
Keluarga Tn. D mengatakan status keluarga dalam keadaan sehat
kecuali Ny. G yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi sejak 1
tahun yang lalu.
d. Praktek diet keluarga
Tn. D mengatakan dalam keluarga tidak terdapat pantangan dalam
konsumsi makanan, baik frekuensi dan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Tn. D dan istrinya biasa makan 3x dalam 1 hari. Tn. D
mengatakan keluarga sering mengkonsumsi daging merah dan ikan
laut.
e. Kebiasaan tidur dan istirahat
Keluarga mengatakan tidak mengalami gangguan tidur, biasa tidur
nyenyak dan tidak terbangun pada malam hari. Tn.D mengatakan
keluarganya biasa tidur mulai pukul 22.00 – 05.30 WITA. Serta tidur
siang ± 1 jam/hari. Tn.D terkadang bangun di tengah malam namun
bisa kembali tertidur.
f. Latihan dan rekreasi
Keluarga mengatakan tidak ada kegiatan rutin untuk rekreasi apabila
ada waktu luang. Tn. D mengatakan kadang-kadang keluarganya
berkunjung ke rumah saudaranya. Keluarga juga suka menonton TV
atau mengobrol dengan keluarga dan tetangga serta saudaranya yang
tinggal didekat rumah.
g. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Keluarga Tn. D tidak ada yang mengkonsumsi jamu atau obat-obatan,
hanya saja sesekali meminum vitamin untuk menjaga daya tahan
tubuh, sedangkan Ny. G mengkonsumsi obat untuk tekanan darah
tingginya, namun sudah dua bulan terakhir ini Ny.G tidak
mengkonsumsi obat hipertensinya secara rutin karena ia hanya
meminum obatnya jika merasakan gejala hipertensinya.
h. Perawatan diri
Tn. D mengatakan semua anggota keluarganya mampu merawat diri
masing-masing dengan baik, dengan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
mencuci rambut tiap 2 hari sekali dan mengganti pakaian sehari sekali.
Begitu pula saat makan dan sesudah makan tetap mencuci tangan di air
mengalir dengan sabun.
i. Praktek lingkungan
Tn. D mengatakan di lingkungan rumahnya tidak ada pencemaran
udara, air dan tanah.
j. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Tn. D mengatakan keluarganya tidak mengecek kesehatannya secara
teratur. Namun jika ada anggota keluarganya yang sakit akan
diperiksakan ke Puskesmas yang ada di dekat rumah.
k. Kesehatan gigi
Keluarga mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan pada giginya.
l. Riwayat kesehatan keluarga
Tn. D mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan Ny.G yaitu hipertensi.
m. Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
Tn. D mengatakan pelayanan kesehatan yang diterima adalah
pelayanan kesehatan atau puskesmas maupun dokter. Keluarga
mengatakan cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang di dapatkan
di tempat dia berobat.
n. Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan pelayanan yang diterima saat berkunjung ke
puskesmas sangat memuaskan.
o. Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan
Tn. D mengatakan biaya pengobatannya menggunakan uang pribadi.
p. Logistik untuk mendapatkan perawatan
Ny.G mengatakan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
menggunakan sepeda motor dan diantar oleh suaminya yaitu Tn. D.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Anggota keluarga
Pemeriksaan Tn. D Ny. G An. V An. V An. O
Fisik (KK) (orang tua) (orang tua)
Keadaan Bentuk tubuh tegak, Bentuk tubuh tegak, Bentuk tubuh tegak, Bentuk tubuh tegak, Bentuk tubuh tegak,
Umum bangun tubuh bangun tubuh bangun tubuh bangun tubuh bangun tubuh kurus,
sedang, kesadaran sedang, kesadaran sedang, kesadaran sedang, kesadaran kesadaran Compos
Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Mentis (CM).
(CM). (CM). (CM). (CM).
TTV N= 80 x/mnt N= 88 x/mnt N= 88 x/mnt N= 88 x/mnt N= 88 x/mnt
RR= 20 x/mnt RR= 18 x/mnt RR= 18 x/mnt RR= 18 x/mnt RR= 18 x/mnt
S= 36,20C S= 36,70C S= 36,60C S= 36,60C S= 36,60C
TD= 110/80 mmHg TD= 150/100 mmhg TD= 120/90 mmHg TD= 120/90 mmHg TD= 120/90 mmHg
BB/TB BB= 72 kg BB= 75 kg BB= 70 kg BB = 55 kg BB = 40 kg
TB= 165 cm TB= 170 cm TB= 170 cm TB = 160 cm TB = 150 cm
(Kondisi Normal) (Kondisi Normal) (Kondisi Normal) ( Kondisi Normal ) (Kondisi Normal )
Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
normosephali, normosephali, normosephali, normosephali, normosephali,
rambut hitam, rambut hitam, rambut hitam, rambut hitam, rambut hitam,
bersih, tidak rontok, bersih, tidak rontok, bersih, tidak rontok, bersih, tidak rontok, bersih, tidak rontok,
tidak berketombe, tidak berketombe, tidak berketombe, tidak berketombe, tidak berketombe,
tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan

Mata Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
sklera putih, pupil sklera putih, pupil sklera putih, pupil sklera putih, pupil sklera putih, pupil
isokor, tidak ada isokor, tidak ada isokor, tidak ada isokor, tidak ada isokor, tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
Hidung Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak
ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret,
penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik
Mulut Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
mukosa lembab, gigi mukosa lembab, gigi mukosa lembab, gigi mukosa lembab, gigi mukosa lembab, gigi
lengkap, lidah bersih lengkap, lidah bersih lengkap, lidah bersih lengkap, lidah bersih lengkap, lidah bersih

Telinga Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak Kondisi bersih, tidak
ada serumen, ada serumen, ada serumen, ada serumen, ada serumen,
pendengaran baik, pendengaran kurang, pendengaran baik, pendengaran baik, pendengaran baik,
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
Leher Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
limfe atau vena limfe atau vena limfe atau vena limfe atau vena limfe atau vena
jugularis jugularis jugularis jugularis jugularis

Thorax Paru : Vesikuler, Paru : Vesikuler, Paru : Vesikuler, Paru : Vesikuler, Paru : Vesikuler,
sonor sonor sonor sonor sonor
Jantung : S1S2 Jantung : S1S2 Jantung : S1S2 Jantung : S1S2 Jantung : S1S2
tunggal reguler, tunggal reguler, tunggal reguler, tunggal reguler, tunggal reguler,
dullness dullness dullness dullness dullness
Abdomen Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada ascites, tidak ada ascites, tidak ada ascites, tidak ada ascites, tidak ada ascites,
bising usus = bising usus = bising usus = bising usus = bising usus =
12x/mnt, tidak ada 10x/mnt, tidak ada 10x/mnt, tidak ada 10x/mnt, tidak ada 10x/mnt, tidak ada
pembesaran hati pembesaran hati pembesaran hati pembesaran hati pembesaran hati
Ekstremitas Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka,
ataupun edema ataupun edema edema pada tangan edema pada tangan edema pada tangan
555 555 555 555 kiri di pergelangan kiri di pergelangan kiri di pergelangan
555 555 555 555 tangan tangan tangan
555 555 555 555 555 555
555 555 555 555 555 555
Genetalia Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
Anus Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan Klien mengatakan
tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah tidak ada masalah
g. Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Ny. G mengatakan kadang-kadang mengeluh kepalanya sakit.
2. Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor
Ny. G mengatakan khawatir tensinya terus bertambah tinggi dan akan
mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Penggunaan strategi koping
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga
sehingga masukan dari keluarga dapat membantu menyelesaikan masalahnya
dan dapat mencari pemecahan masalah yang tepat.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya keluarga mengatasi masalah
dengan cara maladaptif.

h. Data Penunjang
Tidak Terkaji
i. Analisa Data
Tabel III
Analisa Data Asuhan Keperawatan Ny. G
Dengan Hipertensi di Karangsari, Nusa Penida Tanggal 13 Oktober 2020
No Data Diagnose keperawatan
1 DS : Ketidakmampuan koping
- Ny. G mengatakan jarang kontrol ke keluarga
puskesmas karena tidak ada yang
mengantarkan dirinya ke Puskesmas
untuk kontrol
- Ny. G mengatakan dirinya makan -
makanan apapun yang dimasak oleh
keluarganya
DO : -
2 DS : Defisiensi pengetahuan
- Ny. G mengatakan dirinya sering merasa
sakit kepala dan pasien juga mengatakan
akan hilang jika beristirahat yang cukup.
Pasien mengatakan tidak tau apa yang
menyebabkan sering mengalami sakit
kepala.
- Ny. G sendiri mengatakan tidak terlalu
tau dengan penyakit yang di alaminya
dan bagaimana cara menanganinya
DO :
- Keluarga Tn. D menanyakan apa yang
harus dilakukan jika Ny. G mengalami
sakit kepala

i. Skoring
1. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada di masyarakat untuk
mendapatkan informasi mengenai penyakit hipertensi.

No Criteria Nilai Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Ny. G mengatakan tidak ada yang
(aktual) mengantar ke Puskesmas untuk kontrol
2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keluarga sangat antusias saat dilakukan
masalah dapat pemeriksaan tekanan darah pada Ny. G,
diubah : keluarga belum tahu pentingya kontrol
No Criteria Nilai Skor Pembenaran
(Mudah) rutin pada pasien yang menderita penyakit
hipertensi.
2 2
3 Potensial /3 x 1 /3 Masalah masih dapat diatasi agar tidak
masalah untuk berlanjut dan memperparah kondisi Ny. G
dicegah : mengingat hipertensi yang dideritanya.
(Cukup) Pola hidup yang masih dapat memodifikasi
bertujuan untuk mempertahankan
kesetabilan pasien
2
4 Menonjolnya /2 x 1 1 Ny. G mengatakan dirinya makan apapun
masalah ( tidak yang dimasak oleh keluarganya
segera diatasi)
Total Skor 42/3

2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga membuat


keputusan tindakan yang tepat

No Criteria Nilai Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 2/3 x 1 2
/3 Ny. G mengatakan jika sakit kepala
(aktual) belakang, ia hanya beristirahat yang cukup
dan sakit kepalanya akan hilang
2
2 Kemungkinan /2 x 2 2 Keluarga sangat antusias saat dilakukan
masalah dapat pemeriksaan pada Ny. G, keluarga belum
diubah : tahu bagaimana cara mengatasi jika Ny. G
(Mudah) mengalami sakit kepala belakang pada
pasien yang menderita penyakit hipertensi.
2 2
3 Potensial /3 x 1 /3 Masalah masih dapat diatasi agar tidak
masalah untuk berlanjut dan memperparah kondisi Ny. G
dicegah : mengingat hipertensi yang dideritanya.
(Cukup) Pola hidup yang masih dapat memodifikasi
bertujuan untuk mempertahankan
kesetabilan pasien
1 1
4 Menonjolnya /2 x 1 /2 Ny. G masih dapat melakukan aktivitasnya
masalah ( tidak sehari-hari, klien hanya mengeluh sering
segera diatasi) sakit kepala dan menjalar ke tengkuk.
5
Total Skor 3 /6

1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada di masyarakat untuk mendapatkan
informasi mengenai penyakit hipertensi.
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga membuat keputusan
tindakan yang tepat.

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1) Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas atau sumber daya yang ada di masyarakat untuk mendapatkan
informasi mengenai penyakit hipertensi.
2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga membuat keputusan
tindakan yang tepat.
3. Rencana Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI


TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
1 Ketidakmampuan Setelah diberikan 1. Selam 1x 60 menit Respon verbal. Fasilitas - Diskusikan bersama
koping keluarga askep keluarga kunjungan, keluarga kesehatan keluarga fasilitas
berhubungan dengan selama 4 kali mampu mengenal adalah sebuah kesehatan
ketidakmampuan kunjungan rumah memanfaat fasilitas pelayanan - Tanyakan kembali
keluarga dalam dengan interval atau sumber daya yang dibuat pada keluarga
memanfaatkan waktu 3 minggu yang ada di oleh tentang pengertian
fasilitas atau sumber diharapkan Koping masyarakat pemerintah fasilitas kesehatan
daya yang ada di keluarga efektif Dengan cara: untuk menjaga - Berikan pujian atas
masyarakat untuk - Menyebutkan atau jawaban yang tepat.
mendapatkan pengertian meningkatkan
informasi mengenai fasilitas kesehatan kesehatan
penyakit hipertensi.
2. Selam 1 x 30 menit Respon verbal. Menyebutkan - Jelaskan pada
kunjungan, 1 dari 4 akibat keluarga akibat
keluarga mampu lanjut dari lanjut bila hipertensi
mengambil hipertensi yang tidak diobati.
keputusan untuk ke tidak - Motivasi keluarga
fasilitas kesehatan terkontrol: untuk menyebutkan
dan merawat - Gangguan kembali akibat lanjut
anggota keluarga jantung dari hipertensi yang
yang menderita - Gangguan tidak diobati.
Hipertensi ginjal - Berikan
Dengan cara: - Gangguan reinforcement positif
- menyebutkan pembuluh atas jawaban
akibat lanjut darah keluarga yang tepat.
hipertensi tidak
tidak terkontrol

- Memutuskan untuk Respon verbal. Keluarga - Diskusikan kembali


N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
merawat Ny. K memutuskan dengan keluarga
dengan masalah untuk merawat keinginan untuk
hipertensi. anggota merawat anggota
dengan keluarga dengan
hipertensi. hipertensi.
- Beri reinforcement
positif atas
keputusan keluarga
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi.
3. Setelah 1 x 30 Respon verbal. Menyebutkan - Diskusikan dengan
menit kunjungan cara keluarga tentang cara
keluarga mampu mengendalikan mengendalikan
merawat anggota hipertensi : hipertensi.
keluarga dengan - Diet rendah - Motivasi keluarga
hipertensi dan garam untuk menyebutkan
mebawa ke fasilitas - Olah raga cara mengendalikan
kesehatan terdekat . dan hipertensi.
Dengan cara : aktivitas - Beri reinforcement
- Menyebutkan cara fisik positif atas usaha
perawatan - Obat yang dilakukan
hipertensi dirumah. - Istirahat keluarga.
yang cukup
- Hindari
alcohol dan
rokok
- Membuat obat Psikomotor. Keluarga dapat - Mendemontrasikan
tradisional untuk mendemonstra pada keluarga cara
menurunkan sikan cara membuat obat
hipertensi membuat obat
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
tradisional dari tradisional.
jus timun. - Berikan kesempatan
pada keluarga untuk
mrmbuat obat
tradisional
- Beri reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
- Pastikan keluarga
akan melakukan
tindakan tersebut
secara rutin.

4. Setelah 1 x 30 Psikomotor. Keluarga - Gali tingkat


menit kunjungan, mampu pengetahuan
keluarga mampu mendukung keluarga tentang
memodifikasi kesehatan penataan lingkungan
lingkungan yang lingkungan yang sehat.
mendukung terutama bagi - Diskusikan tentang
kesehatan anggota anggota memodifikasi
keluarga yang sakit keluarga yang lingkungan yang
hipertensi. sakit. mendukung
kesehatan anggota
keluarga yang
menderita hipertensi.
- Jelaskan pada
keluarga tentang
pentingnya
lingkungan yang
sehat.
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
- Motivasi keluarga
agar dapat
mempertahankan
lingkungan yang
sehat.
5. Setelah 1 x 60 Respon verbal . Manfaat - Informasikan
menit kunjungan, kunjungan ke mengenai pengobatan
keluarga mampu fasilitas dan pendidikan
memanfaatkan kesehatan : kesehatan yang dapat
fasilitas pelayanan - Mendapatkan diperoleh keluarga di
kesehatan. pelayanan klinik/puskesmas.
Dengan cara : kesehatan - Motivasi keluarga
- Menyebutkan pengobatan untuk menyebutkan
kembali manfaat hipertensi. kembali hasil diskusi.
kunjungan ke - Mendapatkan - Beri reinforcement
fasilitas kesehatan. pendidikan positif atas hasil yang
kesehatan dicapainya.
tentang
hipertensi.
- Memanfaatkan Respon afektif - Keluarga - Memotivasi keluarga
pelayanan kesehatan dan psikomotor. membawa untuk memanfaatkan
dalam merawat anggota fasilitas kesehatan
anggota keluarga keluarga untuk kontrol tekanan
yang menderita yang darah secara rutin.
hipertensi. menderita - Temani keluarga ke
hipertensi ke klinik/puskesmas bila
pelayanan diperlukan.
kesehatan - Berikan pujian atas
secara rutin hasil yang dicapai.
setiap bulan.
- Adanya kartu
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
berobat.
2 Defisit pengetahuan Setelah diberikan 1. Selam 1x 60 menit Respon verbal. Hipertensi - Diskusikan bersama
berhubungan dengan askep keluarga kunjungan, merupakan keluarga pengertian
ketidakmampuan selama 4 kali keluarga mampu suatu penyakit hipertensi.
keluarga membuat kunjungan rumah mengenal masalah yang ditandai - Tanyakan kembali
keputusan dengan dengan interval hiertensi pada dengan pada keluarga
tepat waktu 3 minggu anggota peningkatan tentang pengertian
diharapkan defisit keluarga.dengan tekanan darah hipertensi.
pengetahuan cara: diatas normal - Berikan pujian atas
teratasi . - Menyebutkan yaitu diatas jawaban yang tepat.
pengertian 140/90 mmHg.
hipertensi.
- Menyebutkan Respon verbal. Menyebutkan - Diskusikan dengan
jenis-jenis jenis-jenis keluarga tentang
hipertensi. hipertensi : jenis-jenis hipertensi
- Primer - Motivasi keluarga
- Skunder untuk menyebutkan
kembali jenis-jenis
hipertensi.
- Beri reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
- Menyebutkan tanda Respon verbal. Menyebutkan - Diskusikan dengan
dan gejala 3 dari 5 tanda keluarga tentang
hipertensi. dan gejala tanda dan gejala
hipertensi: hipetensi.
- Nyeri - Motivasi keluarga
kepala saat untuk menyebutkan
terjaga kembali tanda dan
- Penglihatan gejala hipertensi
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
kabur - Beri reinforcement
- Ayunan positif atas uasaha
langkah yang dilakukan
tidak keluarga.
mantap
- Edema atau
pembengka
kan pada
kaki
- Sering
buang air
kencing
berlebihan.

- Menyebutkan cara Respon verbal. Menyebutkan - Dorong keluarga


mengendalikan cara untuk menyebutkan
hipertensi. mengendalikan cara mengendalikan
hipertensi : hipertensi
- Diet rendah - Memberikan
garam reinforcement positif
- Olah raga atas kemampuan
dan keluarga dalam cara
aktivitas mengendalikan
fisik hipertensi
- Hindari
merokok
- Hindari
konsumsi
alcohol
Menyebutkan
cara mencegah
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
penyebaran
2. Selam 1 x 30 Respon verbal. Menyebutkan - Jelaskan pada
menit kunjungan, 1 dari 3 akibat keluarga akibat
keluarga mampu lanjut dari lanjut bila hipertensi
mengambil hipertensi yang tidak diobati.
keputusan untuk tidak - Motivasi keluarga
merawat anggota terkontrol: untuk menyebutkan
keluarga yang - Gangguan kembali akibat lanjut
menderita jantung dari hipertensi yang
hipertensi. - Gangguan tidak diobati.
Dengan cara: ginjal - Berikan
- menyebutkan Gangguan reinforcement positif
akibat lanjut pembuluh atas jawaban
hipertensi tidak darah keluarga yang tepat.
terkontrol
-
Memutuskan untuk Respon verbal. Keluarga - Diskusikan kembali
merawat Ny. R memutuskan dengan keluarga
dengan masalah untuk merawat keinginan untuk
hipertensi. anggota merawat anggota
dengan keluarga dengan
hipertensi. hipertensi.
- Beri reinforcement
positif atas
keputusan keluarga
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi.
3. Setelah 1 x 30 Respon verbal. Menyebutkan - Diskusikan dengan
menit kunjungan cara keluarga tentang cara
keluarga mampu mengendalikan mengendalikan
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
merawat anggota hipertensi : hipertensi.
keluarga dengan - Diet rendah - Motivasi keluarga
Hipertensi. garam untuk menyebutkan
Dengan cara : - Olah raga cara mengendalikan
- Menyebutkan cara dan hipertesi.
perawatan aktivitas - Beri reinforcement
hipertensi dirumah. fisik positif atas usaha
- Obat yang dilakukan
- Hindari keluarga.
alcohol dan -
rokok
- Istirahat yang
cukup
- Membuat obat Psikomotor. Keluarga dapat - Mendemontrasikan
tradisional untuk mendemonstra pada keluarga cara
menurunkan sikan cara membuat obat
hipertensi. membuat obat tradisional.
tradisional dari - Berikan kesempatan
jus timun. pada keluarga untuk
mrmbuat obat
tradisional
- Beri reinforcement
- positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga.
- Pastikan keluarga
akan melakukan
tindakan tersebut
secara rutin.
4. Setelah 1 x 30 Psikomotor. Keluarga - Gali tingkat
menit kunjungan, mampu pengetahuan
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
keluarga mampu mendukung keluarga tentang
memodifikasi kesehatan penataan lingkungan
lingkungan yang lingkungan yang sehat.
mendukung terutama bagi - Diskusikan tentang
kesehatan anggota anggota memodifikasi
keluarga yang sakit keluarga yang lingkungan yang
hipertensi. sakit. mendukung
1. kesehatan anggota
keluarga yang
menderia hipertensi.
- Jelaskan pada
keluarga tentang
pentingnya
lingkungan yang
sehat.
Motivasi keluarga agar
dapat mempertahankan
lingkungan yang sehat.

5. Setelah 1 x 60 Respon verbal . Manfaat - Informasikan


menit kunjungan, kunjungan ke mengenai pengobatan
keluarga mampu fasilitas dan pendidikan
memanfaatkan kesehatan : kesehatan yang dapat
fasilitas pelayanan - Mendapatkan diperoleh keluarga di
kesehatan.Dengan pelayanan klinik/puskesmas.
cara : kesehatan - Motivasi keluarga
- Menyebutkan pengobatan untuk menyebutkan
kembali manfaat hipertensi. kembali hasil diskusi.
kunjungan ke - Mendapatkan - Beri reinforcement
fasilitas kesehatan. pendidikan positif atas hasil yang
kesehatan
N DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI
TUPAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN TUPEN KRITERIA STANDAR
tentang dicapainya.
hipertensi.
- Memanfaatkan Respon afektif - Keluarga - Memotivasi keluarga
pelayanan kesehatan dan psikomotor. membawa untuk memanfaatkan
dalam merawat anggota fasilitas kesehatan
anggota keluarga keluarga untuk kontrol tekanan
yang menderita yang darah secara rutin.
hipertensi. menderita - Temani keluarga ke
hipertensi ke klinik/puskesmas bila
pelayanan diperlukan.
kesehatan - Berikan pujian atas
secara rutin hasil yang dicapai.
setiap bulan.
- Adanya kartu
berobat.
4. Implementasi Keperawatan
Perawat mengimplementasikan dari rencana keperawatan yang telah disusun bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal. Implementasi keperawatan terdiri dari
7 proses yaitu:
a. Bekerja sama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan Keperawatan.
b. Kolaborasi profesi kesehatan, meningkatkan status kesehatan.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksanaan, tenaga keperawatan dibawah
tanggung jawabnya.
e. Menjadi coordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien tentang status kesehatan
dan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
f. Memberikan pendidikan kepada klien tentang status keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang
digunakan.
g. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon
klien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keoperawatan dengan cara melakukan
identitas sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tidakan keperawatan dengan criteria hasil. Menurut Nursalam (2008), pada tahapan
evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasiselama proses perawatan berlangsung (evaluasi proses) dan kegiatan
melakukan evalusia dengan targettujuan yang diharapkan (evaluasi hasil).
1. Evaluasi proses (evaluasi formatif)
Fokus padaevaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi ini harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
intervensi tersebut. Metode pengumpulan data evaluasi ini menggunakan analisis rencana
sduhan keperawatan, open chart audit, pertemuaan kelompok, wawancara, observasi, dan
menggunakan form evaluasi. System penulisannya dapat menggunakan system SOAP.
2. Evaluasi hasil (evaluasi sumatif)
Focus pada evaluasi hasil (evaluasi sumatif) adalah pada perubahan perilaku atau status
kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan pada akhirnya
asuhan keperawatan secara paripurna. Evaluasi hasil bersifat objektif, fleksibel, dan
efesien. Metode pelaksanaannya terdiri dari close chart audit, wawancara pada pertemuan
terakhir asuhan, dan pertanyaan kepada klien dan keluarga.
Daftar Pustaka
Anggara, F. H. D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 5(1), 20-25.

Irianto, K. (2014). Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung: Alfabeta.

MANURUNG, L. N. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA Tn. A DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation,
poltekkes kemenkes yogyakarta).

PARWATI, N. N. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA Tn. R DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation).

Setiyaningsih, R. (2019). Pengaruh Motivasi, Dukungan Keluarga Dan Peran


Kader Terhadap Perilaku Pengendalian Hipertensi. IJMS-Indonesian Journal on Medical
Science, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai