Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN KRITIS

PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR


PASIEN KRITIS DI RUANG ICU

OLEH :

KELOMPOK 8

1. Putu Diah Purnamawati (17C10049)

2. I Nyoman Agus Astrawan (17C10050)

3. Ni Putu Regina Pramestia Putri (17C10051)

4. Ni Luh Ayu Deviana Sari Budaya (17C10052)

5. Ni Wayan Sariningsih (17C10053)

6. Ni Made Mega Ayunda Sari (17C10054)

SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
asuhan keperawatan ini. Dalam makalah yang penulis buat ini, penulis membahas mengenai
“PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR
PASIEN KRITIS DI RUANG ICU”.Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam penulisan makalah ini. Secara khusus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa,S.Kp.,M.Ng.,Ph.D Selaku Rektor ITEKES


BALI.
2. Ibu Ns Ni Made Dewi Wahyunadi, S.Kep., M.Kep. Selaku Dosen Keperawatan
Kritis.
3. Rekan – rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Ada pun materi yang diambil dalam pengerjaan makalah ini dibuat dengan melalui
beberapa metode pengerjaanya itu dengan menggunakan sumber bacaan secara langsung
dalam bentuk buku-buku panduan dan melalui informasi langsung dari internet. Mohon maaf
apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata semoga asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. 

Denpasar, 12 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
1.4 Manfaat...................................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori..................................................................................................................4

A. Definisi Teori Musik................................................................................................4


B. Jenis Terapi Musik..................................................................................................5
C. Manfaat Terapi Musik............................................................................................6

2.2 Hasil Temuan.................................................................................................................10

2.3 Pembahasan Hasil Temuan...........................................................................................12

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasien kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, mengalami
kegagalan multi organ, ketergantungan pada ventilator, dan memerlukan bantuan alat
medis yang memadai (Setianingsih, 2014). Karakteristik pasien yang dirawat di ICU
yaitu pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera
untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis; pasien yang memerlukan
intervensi medis segera oleh tim intensive care; dan pasien yang memerlukan
pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan
sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan terus menerus dan metode terapi
titrasi (Kemenkes RI, 2011).

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk


meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar
dalam kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara, air,
makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur (Potter & Perry, 2006).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam
kebutuhan fisiologis, tidur juga hal yang universal karena semua individu dimanapun
berada membutuhkan tidur (Kozier, 2009).

Sebanyak 50-80% pasien kritis mengalami gangguan tidur (Sabry et all, 2010).
Gangguan tidur yang umum dialami diantaranya Restless Leg Syndrome (RLS), Sleep
Apnea (SA), Excessive Daytime Sleepines (EDS), narkolepsi, tidur berjalan, Periodic
limb movement disorder dan mimpi buruk (Kosmadakis dan Medcalf,
2008).Gangguan tidur pada pasien kritis terjadi dari fase awal pengobatan di sampai
tahap akhir pemulihan setelah ICU yang menjadi masalah serius selama lebih dari dua
dekade. Tidur yang terganggu dapat menghambat pemulihan, gangguan pada sistem
kekebalan tubuh, neurologis, menghambat penyembuhan luka, dan berpengaruh pada
kondisi psikologis. Penelitian yang dilakukan Nhung Kim Duong- Coburn, dkk
menyatakan bahwa tidur memiliki peranan esensial bagi kualitas hidup seseorang.

1
Penyebab gangguan kualitas dan kontinuitas tidur pada pasien kritis adalah
penyakit pasien sendiri, efek dari obat, faktor psikologis, dan lingkungan yaitu
kebisingan, pencahayaan, interaksi pasien dan penyedia pelayanan kesehatan serta
prosedur perawatan. Kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi akan menjadi masalah
pada pasien kritis tidak hanya secara fisiologis, psikososial, tetapi juga secara
psikologi (Kurnia, 2013). Tidur yang terganggu dapat menghambat pemulihan,
gangguan pada sistem kekebalan tubuh, neurologis, menghambat penyembuhan luka,
dan berpengaruh pada kondisi psikologis (Andrew, 2014).

National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM)


menciptakan terapi non farmakologi yang menggabungkan mind-body therapy
sebagai teknik intervensi yang membentuk proses berpikir sehingga mempengaruhi
keadaan psikologis dan fisik (fungsi tubuh) yaitu imajinasi terpimpin, yoga, berdoa,
pijat, aromaterapi, refleksiologi, hipnosis, humor, tai chi, dan terapi musik. Terapi
relaksasi seperti musik dan suara alam (nature sound). Nature sounds music
merupakan jenis musik temuan baru dengan teknologi modern, bentuk integrative
musik klasik dengan suara- suara alam. Suara alam yang digunakan sebagai terapi
seperti angin, hujan, ombak laut, sungai, binatang, air terjun, suara hutan dan burung.
Suara alam memiliki tempo dan irama yang berbeda, struktur melodi dan ritme yang
lambat sehingga sangat nyaman untuk didengarkan. Manusia memiliki hubungan
yang unik dan istimewa dengan alam sehingga dapat memberikan efek yang positif
terhadap kesehatan manusia itu sendiri dan interaksinya dengan alam memiliki efek
terapeutik dan pemakaian suara alam tersebut di rumah sakit masih jarang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh terapi usic suara alam terhadap kualitas tidur


pasien kritis di ruang ICU?
2. Bagaimanakah penatalaksanaaan terapi usic pada pasien kritis di ruang
ICU?

2
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan laporan ini yakni sebagai
berikut:

a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sekaligus memberikan informasi baik tenaga kesehatan
maupun tenaga kesehatan tentang terapi music suara alam terhadap kualitas
tidur pasien kritis di ruang ICU.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh terapi music suara alam terhadap kualitas tidur
pasien kritis di ruang ICU.

1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, manfaat dari pembuatan laporan ini yakni sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Sebagai mahasiswa kita bisa mempelajari atau memahami bagaimana
pengaruh terapi usic suara alam terhadap kualitas tidur pasien kritis di
ruang ICU.
b. Manfaat Praktis
1. Sebagai tenaga kesehatan atau mahasiswa bisa menerapkan terapi usic
suara alam sebagai penatalaksanaa terhadap kualitas tidur pasien kritis di
ruang ICU.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori


A. Terapi Musik

1.1 Definisi Terapi Musik

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan

gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat

untuk kesehatan fisik dan mental.

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan

kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi,

musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik,

mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki

beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat

rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam

hidup kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi

semuanya berulang dan berirama.

Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang

karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi

alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan

kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses

emosi (sistem limbik).

Pengaruh musik sangat besar bagi pikiran dan tubuh manusia. Contohnya,

ketika seseorang mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), maka

4
seketika orang tersebut bisa merasakan efek dari musik tersebut. Ada musik yang

membuat seseorang gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat,

mengingatkan masa lalu dan lain-lain.

Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-20

adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat tulisan-

tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah melakukan

penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui vibrasi. Demikian pula

dengan Margaret Anderton, seorang guru piano berkebangsaan Inggris, yang

mengemukakan tentang efek alat musik (khusus untuk pasien dengan kendala

psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre (warna suara)

musik dapat menimbulkan efek terapeutik.

1.2 Jenis Terapi Musik

Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi musik.

Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada,

melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh

berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik

disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian

penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme

mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam

konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam

konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan

dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Salah satu gerakan yang popular saat

mendengarkan music rock adalah "head banger", suatu gerakan memutar-mutar

5
kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya

seakan tanpa rasa lelah.

Jika hati seseorang sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah,

yang memiliki irama (ritme) yang teratur, maka perasaan akan lebih terasa enak

dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan

lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti,

bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.

Sedangkan harmoni sangat mempengaruhi roh. Jika menonton film horor,

selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu

kuduk berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony

yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam

meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.

Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat

antara beat, ritme dan harmony yang disesuaikan dengan tujuan dilakukannya

terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan

sembarang musik.

Ada dua macam metode terapi music, yaitu :

a. Terapi Musik Aktif.

Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main

menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu

singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik.

Untuk melakukan Terapi Musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan

seorang pakar terapi musik yang kompeten.

b. Terapi Musik Pasif.

Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal

6
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan

dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan

jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, ada banyak

sekali jenis CD terapi musik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

1.3 Manfaat terapi musik

Ada banyak sekali manfaat terapi musik, menurut para pakar terapi musik

memiliki beberapa manfaat utama, yaitu :

a. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran

Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah

perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik

memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi

yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu,

seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami

berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami

penyegaran.

b. Meningkatkan Kecerdasan

Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang

disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher

et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa

masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk

menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang

dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan

rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering

mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut

mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam

7
kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat

intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan

tanpa diperkenalkan pada musik.

c. Meningkatkan Motivasi

Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan

mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala

kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu,

maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas.

Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan

motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.

d. Pengembangan Diri

Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri

seseorang. Musik yang didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas

pribadi seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang punya

masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai

dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik

atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya

menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan

menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa

hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Seseorang bisa

mempunyai kepribadian yang diinginkan dengan cara mendengarkan jenis

musik yang tepat.

e. Meningkatkan Kemampuan Mengingat

Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal

ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan

8
dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik,

maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi

musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa

untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi,

terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan

kehilangan ingatan.

f. Kesehatan Jiwa

Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya

''Great Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang,

sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,

menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja

berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi.

Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog

maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan,

gangguan mental atau gangguan psikologis.

g. Mengurangi Rasa Sakit

Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang

bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi

otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem

tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita

menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot

tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik

secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga

membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses

persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa

9
sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi

musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.

h. Menyeimbangkan Tubuh

Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu

menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika

organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi

lebih seimbang dan lebih sehat.

i. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai

efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan

bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh

tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis

hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang

sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem

kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.

j. Meningkatkan Olahraga

Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang

lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan,

meningkatkan mood dan mengalihkan seseorang dari setiap pengalaman yang

tidak nyaman selama olahraga.

2.2 Hasil Temuan


A. Jurnal 1 : PENATALAKSANAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PENURUNAN CURAH
JANTUNG PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD DR. SOEDIRAN
MANGUN SUMARSO WONOGIRI

10
Hasil penelitian dilakukan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
pada tanggal 27 Maret-8 April 2017 dengan subjek 5 orang pasien hipertensi di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. berdasarkan data primer karakteristik
subjek penelitian didapatkan bahwa pekerjaan subjek penelitian memiliki proporsi
yang sama antara IRT dan swasta yang masing-masing 2 orang (20%), dilihat dari
umurnya sebagian besar subjek penelitian antara 50-60 tahun dengan proporsi 3
orang (60%), dan dari segi pendidikan subjek peneliti memiliki proporsi yang
sama rata SD dan SMP yaitu sejumlah masing-masing 2 orang (40%). Subjek
penelitian kebanyakan berjenis kelamin perempuan yang sejumlah 3 orang (60%).
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian yang
memiliki hipertensi berusia antara 50-60 tahun. Hal tersebut didukung oleh
Triyanto (2014) yang menyatakan bahwa faktor usia sangat berpengaruh terhadap
hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat
risiko hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek perempuan dengan
hipertensi kebanyakan pada usia di atas 55 tahun, ketika seorang wanita
mengalami menopause. Hal ini didukung oleh Dalimartha & Setiawan (2008)
bahwa peningkatan risiko hipertensi pada perempuan terjadi setelah menopause
(sekitar 45 tahun)

B. Jurnal 2 : PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP


KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS DI RUANG RAWAT INAP RSD GUNUNG
JATI

Penelitian ini telah dilakukan pada 22 Mei sampai dengan 11 Juni 2017
dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Lokasi penelitian dilakukan di
ruang Syarifa Mudaim, Pangeran Soka, HCU dan ICU RSD Gunung Jati Kota
Cirebon. Dengan peningkatan kualitas tidur sebesar 2.466 dengan batas bawah
sebesar 1.950 dan batas atas sebesar 2.983, dengan demikian pemberian terapi
musik suara alam dapat meningkatkan kualitas tidur pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis di ruang rawat inap RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian terapi musik
suara alam terhadap kualitas tidur pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di ruang rawat inap RSD Gunung Jati Kota Cirebon dengan nilai p =
0,000 (p < 0.05).

11
C. Jurnal 3 : PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP

KUALITAS TIDUR PASIEN KRITIS DI RUANG ICU RSU ROYAL

PRIMA MEDAN TAHUN 2019

Hasil survei awal yang di lakukan peneliti pada 9 april 2019 di ruangan ICU
rumah sakit Royal Prima Medan ditemukan bahwa pasien kritis yang di rawat di
ruang ICU 30 orang dan di temukan kritis. Dari 20 pasien kritis tersebut 8 orang
kritis berat, 8 orang kritis ringan dan 4 orang koma atau tidak sadarkan diri.pasien
kritis diruangan ICU mengalami gangguan fisik dan psikis dalam menghadapi
penyakit yang sedang dia alami. Pasien kritis di ICU cenderung dengan ketakutan
dan merasakan sakit serta gangguan tidur dan sangat membutuhkan terapi untuk
membuat relaksasi.

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden sebelum diberikan


pengaruh terapi musik suara alam terhadap kualitas tidur pasien mayoritas pasien
mengalami kualitas tidur buruk sedangkan responden sesudah diberikan pengaruh
terapi musik suara alam terhadap kualitas tidur pasien mayoritas pasien
mengalami kualitas baik. Maka dari hasil tersebut bahwa pemberian terapi non
farmakologi terapi musik suara alam mampu meningkatkan kualitas tidur pasien
kritis di ruang ICU.

2.3 Pembahasan Hasil Temuan


A. Jurnal 1 : PENATALAKSANAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PENURUNAN CURAH
JANTUNG PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD DR. SOEDIRAN
MANGUN SUMARSO WONOGIRI

Hasil penelitian dengan 5 subjek, peneliti menemukan saat dilakukan terapi


musik subjek penelitian merasakan rileks dan tampak nyaman. Hasil penelitian
menemukan tindakan keperawatan dilakukan dengan durasi lebih dari 30 menit
dan subjek penelitian mengikuti alunan musik. Hasil penelitian menujukkan
bahwa didapatkan tekanan darah subjek penelitian diastoliknya tetap namun
sistoliknya menurun, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa frekuensi nadi menurun. Hal ini didukung oleh hasil
penelitian Sarayar et al (2013), yang membuktikan bahwa intervensi dengan

12
mendengarkan musik klasik dapat mengubah secara efektif ambang otak yang
dalam keadaan stress menjadi lebih rileks yang mengakibatkan penurunan tekanan
darah dan denyut nadi. Terapi musik bersifat nonverbal, dimana dengan bantuan
musik, pikiran klien dibiarkan mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang
bahagia, membayangkan ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal yang
dicitacitakan dan sesuatu yang diimpikan (Djohan, 2006).

Hasil implementasi yang dilakukan terhadap subjek penelitian selama 3 hari,


subjek penelitian rata-rata merasakan lebih rileks dan tenang, serta didukung
dengan hasil pemeriksaan fisik dan pengkajian kembali terhadap subjek penelitian
yang sudah diberi terapi musik, didapatkan hasil tekanan darah subjek penelitian
dapat menurun setelah dilakukan terapi musik klasik. Terapi musik klasik yang
dilakukan memiliki pengaruh yang baik dan efisien untuk menurunkan tekanan
darah atau menstabilkan tekanan darah dalam rentang angka normal.

B. Jurnal 2 : PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP


KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS DI RUANG RAWAT INAP RSD GUNUNG
JATI

Musik memiliki efek membantu untuk menenangkan otak dan mengatur


sirkulasi darah. Musik dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik serta
kecemasan, denyut jantung, laju pernafasan, dan tekanan darah yang berkontribusi
pada perbaikan kualitas tidur (Djohan, 2006). Musik suara alam merupakan
bentuk integratif musik klasik dengan suara-suara alam, memiliki tempo yang
mirip, pitch, dan irama yang umumnya lambat atau nada yang tidak tinggi tanpa
adanya lirik. Hal ini sesuai dengan musik instrumenal yang hanya berupa lantunan
alat musik yang diatur sedemikian rupa sehingga terbentuklah suara yang indah
tanpa adanya lirik, sehingga antara musik suara alam dan instrumental terdapat
sebuah kesamaan (Chiang, 2012).

Hal tersebut dikarenakan musik yang didengar melalui telinga akan


distimulasi ke otak, kemudian musik tersebut akan diterjemahkan menurut jenis
musik dan target yang akan distimulasi. Gelombang suara musik yang dihantarkan
ke otak berupa energi listrik melalui jaringan syaraf akan membangkitkan
gelombang otak yang dibedakan atas frekuensi alfa, beta, theta dan delta.
Gelombang alfa akan membangkitkan relaksasi, gelombang beta terkait dengan
13
aktifitas mental, gelombang tetha dikaitkan dengan situasi stres dan upaya
kreatifitas, sedangkan gelombang delta dihubungkan dengan situasi mengantuk.
Musik sebagai stimulus memasuki sistem limbik yang mengatur emosi. Dari
bagian tersebut, otak memerintahkan tubuh untuk merespon musik sebagai
tafsirannya.

Musik memiliki efek membantu untuk menenangkan otak dan mengatur


sirkulasi darah. Musik bisa meredakan rasa sakit, mengurangi stres, menurunkan
tekanan darah, memperbaiki mood, serta menyembuhkan insomnia. Musik juga
dapat mengaktifkan syaraf menjadi lebih rileks (Tarigan, 2010). Terapi musik
akan memberikan efek relaksasi sehingga akan mengurangi kecemasan dan
tingkat depresi, sehingga bisa digunakan untuk menangani gangguan tidur.

C. Jurnal 3 : PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP

KUALITAS TIDUR PASIEN KRITIS DI RUANG ICU RSU ROYAL

PRIMA MEDAN TAHUN 2019

Hubungan musik dengan fungsi otak manusia yang dapat dapat


mempengaruhi kualitas tidur yaitu jarak retikuler-talamus musik akan diterima
langsung oleh thalamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi,
dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir
mengenai baik buruk maupun intelegensia, melalui hipotalamus mempengaruhi
struktur basal “Forebrain” termasuk sistem limbic, hipotalamus merupakan pusat
saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah,
pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dll.
Melalui axon neuron secara difus mempersarafin neokorteks, dimana suatu
rangsangan mencapai thalamus, maka secara otomatis pusat otak telah
diinfasi.mengurangi aktivitas sistem syaraf simpatik, mengurangi kecemasan,
jantung dan laju pernapasan serta memiliki efek positif pada tidur melelui
relaksasi otak gangguan dari pikiran. Oleh karena itu musik alam dapat
bermanfaat bagi pasien dengan gangguan tidur.Musik dipilih sebagai alternative
karena musik dapat mebuat tubuh menghasil hormon beta-endorfin. Pada saat
mendengar suara musik yang indah, hormon kebahagian (betaeendorfin) akan
berprokduksi. Musik yang digunakan adalah musik suara alam yang sudah
ditentukan selama 30 menit dipagi hari dan 30 menit dimalam hari selama enam

14
hari dengan menggunakan pengeras suara.

BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental.

Beberapa hasil penelitian terapi music yaitu hasil jurnal 1 bahwa masalah
penurunan curah jantung teratasi pada 1 subjek yang sesuai dengan kriteria hasil dan
teratasi sebagian pada 4 subjek karena tekanan darah subjek penelitian menurun tetapi
tidak dalam rentang normal. Hasil jurnal 2 penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh pemberian terapi musik suara alam terhadap kualitas tidur pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Hasil jurnal 3 menunjukan Terapi musik
suara alam mampu meningkatkan kualitas tidur pasien kritis di ruang ICU.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang manfaat dan kegunaan dari terapi musik, karena terapi
musik sangat bermanfaat bagi kesehatab, Kami selaku penulis sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi. Terima Kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sari, E. E. P., & Mulia, N. I. A. P. B. (2017). Penatalaksanaan Terapi Musik Klasik dengan
Masalah Keperawatan Gangguan Penurunan Curah Jantung pada Pasien Hipertensi di
RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. IJMS-Indonesian Journal on Medical
Science, 5(1).

Ubaidillah, A., & Nuriya, V. N. (2017). PENGARUH TERAPI MUSIK SUARA ALAM
TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISIS DI RUANG RAWAT INAP RSD GUNUNG JATI. JURNAL KESEHATAN
MAHARDIKA, 4(1).

Waruwu, N. I., Ginting, C. N., Telaumbanua, D., Amazihono, D., & Laia, G. P. A. (2019).
Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Terhadap Kualitas Tidur Pasien Kritis Di Ruang Icu
RSU Royal Prima Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda, 5(2), 674-679.

16

Anda mungkin juga menyukai