A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (Maemunah, 2005)
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui
jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia
Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan,
teratur dan tonus otot baik (Wiknjosastro, 2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42
minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram (Bobak, 2012)
c. Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O dari plasenta, setelah lahir
2
Perubahan
fisiologis
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari
kehidupan intrauterus ke ekstra uterus dengan mengenalkan kepada
anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.
a. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit.
Tekanan darah 60 mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40
mmHg sampai 45 mmHg untuk diatole. Bunyi jantung seperti murmur
biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan. Nadi perifer
mungkin lemah, nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi
daripada nadi femoralis.
b. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup bulan
tanpa ada kelainan dapat segera berkemih secara spontan. Abdomen
lunak tanpa distensi, bising usus akan aktif dalam beberapa jam setelah
kelahiran. Pengeluaran feses mekonium dalam 24 jam sampai 48 jam
setelah kelahiran.
c. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai 4000
gram dengan panjang badan 44cm sampai 55cm.
d. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran. Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada selama 3
sampai 4 hari. Sutura cranial yang bertumpang tindih mungkin terlihat,
sedikit obliterasi fontanel anterior. Mata dan kelopak mata mungkin
udema, hemorargi subkonjungtiva atau hemorargi retina mungkin
terlihat, konjungtivitis selama 1 sampai 2 hari ungkin terjadi setelah
penetesan obat mata oftalmik terapeutik. Adanya reflex moro, plantar,
genggaman palmar, dan babinski’s.
e. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30
samapai 60/menit dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi
nafas bilateral, kadang-kadang krekels. Takipnea mungkin terlihat,
diagfragmaik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dam
abdomen. Pernapasan dangkal dan cuping hidung kadang terlihat.
Krekels pernapasan dapat menetap selama beberapa jam pertama
setelah kelahiran.
f. Keamanan
Suhu terntang dari 36,5⁰C sampai 37,5⁰C. kulit berwarna merah muda
dan ada pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin
ada selama beberapa hari periode transisi. Sefalohematoma dapat
tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2
sampai 3 hari kemudian direabsorpsi perlahan selama 1 sampai 6
bulan.
g. Pemeriksaan Penunjang
1) pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
praasidosis, tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia
bermakna.
2) Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara
43% sampai 61%.
3) Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya
kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang
menunjukkan kondisi hemolitik.
4) Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1 sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
stressor prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
b. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
jumlah lemak subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa
diperbaharui dari lemak cokelat, dan lapisan epidermis yang tipis.
c. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi
perkembangan atau penambahan anggota keluarga baru.
d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan kalori tinggi, simpanan nutrisi
minimal.
e. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan anomaly congenital yang
tidak terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.
3. Rencana Keperawatan/Intervensi
a. Dx. 1 : Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan stressor prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang
berlebihan.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
resiko tinggi terhadap pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil :
1) Mempertahankan jalan nafas yang paten
2) Frekuensi dan pernafasan dalam batas normal
3) Tidak ada sianosis
4) Bebas dari tanda distress pernapasan
Rencana Tindakan
1) Ukur agar skor pada menit pertama dan menit kelima.
2) Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta
dan janin.
3) Tinjau ulang status janin intrapartum, termasuk denyut jantung
janin.
4) Kaji frekuensi dan upaya pernafasan awal.
5) Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan
mendengkur, krekels, dan ronkhi.
6) Tempatkan bayi pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada
sudut 10⁰.
7) Perhatikan nadi apical.
8) Berikan rangsangan taktil dan sensori yang tepat.
9) Observasi adanya sianosis
Rencana Tindakan :
1) Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus.
2) Anjurkan orang tua untuk mengelus atau berbicara kepada bayi.
3) Diskusikan kemampuan bayi untuk berinteraksi.
4) Gunakan system identifikasi yang dapat diterima oleh hukum.
Rencana Tindakan :
1) Tinjau ulang factor ibu yang cenderung membuat bayi terkena
infeksi.
2) Inspeksi kulit terhadap adanya ruam.kaji adanya tanda-tanda
infeksi terutama pada tali pusat.perhatikan adanya letargi.
3) Berikan ASI sedini mungkin.
4) Pantau pemerikaan laboratorium darah.
DAFTAR PUSTAKA