Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prevalensi penyakit kanker di Indonesia cenderung meningkat seiring


pertambahan umur, pada bayi (< 1 tahun) prevalensi penyakit kanker berada
di angka cukup tinggi, namun pada umur lebih tinggi antara 1 sampai 14
tahun persentase menurun di angka 0.1 per 1.000 dan kembali meningkat
pada kisaran umur 15 tahun (≥ 15 tahun) pada angka 0.6 per 1.000. Kanker
yang paling sering terjadi pada anak di negara berkembang khususnya
Indonesia adalah Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) dengan kejadian
sebesar 20,8 per satu juta per tahun (Isselbacher et al., 2000). Insiden Acute
Lymphoblastic Leukemia (ALL) adalah 1/60.000 orang pertahun, dengan 75%
pasien berusia kurang 15 tahun, insiden puncaknya berada pada usia 3-5 tahun
(Hoffbrand, 2011). Di Kalimantan Selatan penderita ALL pada usia 4-14
tahun yang dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin dari bulan Januari 2016
sampai oktober 2016 sejumlah 257 pasien (RSUD Ulin, 2016).
Secara umum pengobatan untuk anak dengan Acute Lymphoblastic
Leukemia adalah kemoterapi, meliputi kemoterapi tahap awal yaitu tahap
induksi di rumah sakit selama 4-6 minggu kemudian dilanjutkan dengan tahap
konsilidasi dan tahap pemeliharaan (maintenance), dengan total lama
pengobatan selama 2 sampai 3 tahun (Ward et al., 2014).

Rumah sakit Umum Ulin merupakan rujukan utama untuk pasien


hematologi onkologi anak di provinsi Kalimantan Selatan. Dalam
menjalankan pengobatan kemoterapi, ruangan menggunakan protokol
pengobatan kanker Indonesia 2013 untuk menangani pasien anak dengan
leukemia yang terdiri dari 2 tipe, yaitu protokol kemoterapi resiko standar
dan protokol kemoterapi resiko tinggi. Salah satu gejala yang paling sering
dirasakan anak-anak yang mengalami Acute Lymphoblastic Leukemia setelah
menjalani kemoterapi adalah mual dan muntah. Mual muntah akibat

1
kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara 60% dari anak-anak yang
menjalani pengobatan kemoterapi (Tyc et al., 1997).
Penelitian yang lain juga dilakukan pada 11 anak dengan hasil 100%
melaporkan mual dan 36% melaporkan muntah saat menjalani pengobatan
kemoterapi (Williams, Schmideskamp, Ridder & Williams, 2006). Hasil
observasi di Ruang Onkologi anak RSUD Ulin Banjarmasin, dari 10 orang
anak yang telah dilakukan kemoterapi menggunakan protokol pengobatan
kanker Indonesia 2013 dengan tipe protokol kemoterapi resiko tinggi
didapatkan hasil bahwa hampir semua anak mengalami gejala mual dan
muntah setelah dilakukan prosedur kemoterapi dengan waktu timbulnya
gejala kurang dari 24 jam. Terapi komplementer secara efektif dapat
membantu dalam manajemen mual muntah akibat kemoterapi diantaranya
yaitu relaksasi, guided imagery, distaksi, hipnosis, akupresur dan akupuntur
(Lee et al., 2008).

Hasil wawancara peneliti dengan perawat yang ada diruangan yakni


selama ini tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam mengatasi mual
muntah akibat kemoterapi adalah dengan pemberian obat-obatan antiemetik
saja sesuai dengan instruksi dari dokter. Sedangkan anak dengan ALL
pasti bosan meminum obat - obatan dan efek dari obat-obatan tersebut bisa
memberikan efek pada fungsi ginjal. Belum pernah ada terapi komplementer
yang diterapkan untuk mengurangi timbulnya gejala mual dan muntah ini
khususnya diruangan Onkologi Anak RSUD Ulin Banjarmasin. Dari hasil
studi literatur yang peneliti lakukan, terapi komplementer yang sudah
digunakan untuk mengatasi mual muntah pada anak akibat prosedur
kemoterapi yaitu penerapan terapi komplementer akupresur, tetapi untuk
penerapan terapi hypnosis dalam hal ini salah satunya Hypnoparenting
belum pernah dilakukan. Hypnoparenting merupakan salah satu bentuk
relaksasi yang dapat menjadi alternatif untuk membantu mengubah berbagai
perilaku negatif anak akibat mual muntah yang dialaminya menjadi perilaku
positif. Hypnoparenting merangsang anak secara fisiologis artinya anak
akan menjadi mengantuk dan tubuhnya mulai merasa nyaman dan

2
mensugesti anak secara psikologis artinya semua rasa sakit, kekecewaan dan
kemarahan menjadi hilang. Hal ini terjadi karena, saat kondisi anak
terhipnosis simpul- simpul saraf pada anak menstimulus neurotransmitter
yaitu kimiawi otak yang digunakan untuk me-relay, memodulasi dan
menguatkan sinyal antara neuron dan sel lainnya seperti serotonin,
dophamine, norephinephrine dan noradrenaline. Zat-zat kimia otak tersebut
memproduksi hormon-hormon yang kemudian diserap hippocampus dan
didistribusikan ke seluruh sel-sel otak. Hormon-hormon yang diproduksi
antara lain :Endorphin (membuat hati senang bersemangat, ceria dan
memiliki motivasi), Encyphalein (membuat hati senang, santai, relaks,
nyaman dan jauh lebih fokus), Bheta- endorphin (membuat hati tidak mudah
putus asa, cengeng maupun malu dan lebih percaya diri) dan Melatonine
(membuat mata lelah, mengantuk dan nyaman) (Faeni, 2015).Berdasarkan
uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
hypnoparenting terhadap kejadian mual muntah akibat kemoterapi pada anak
dengan Acute Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin, yang
bertujuan untuk melihat keefektifan hypnoparenting dalam mengurangi mual
muntah pada anak yang menjalankan kemoterapi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari telaah jurnal ini adalah bagaimana


pengaruh hypnoparenting terhadap kejadian mual muntah akibat kemoterapi
pada anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin
Banjarmasin, yang bertujuan untuk melihat keefektifan hypnoparenting dalam
mengurangi mual muntah pada anak yang menjalankan kemoterapi.

C. Tujuan Penulisan
3
1. Tujuan Umum
“Memaparkan hasil penelitian mengenai efek terapi hypnoparenting
terhadap mual muntah akibat kemoterapi pada anak dengan Acute
Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin dan mengetahui
perbedaan tingkat mual muntah sebelum dan setelah hypnoparenting”.
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mengetahui tentang terapi Hypnoparenting dengan Acute
Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin.
b. Perawat mengetahui tentang cara efektif menggunakan terapi
hypnoparenting pada anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia
di RSUD Ulin Banjarmasin.
c. Perawat mengetahui efektivitas terapi Hynoparenting pada anak
dengan Acute Lymphoblastic Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin.
d. Perawat mengetahui hasil dari analisa jurnal dan mengetahui
kelebihan dan kelemahan dari jurnal efektivitas terapi
Hypnoparenting pada anak dengan dengan Acute Lymphoblastic
Leukemia di RSUD Ulin Banjarmasin.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian hypnoparenting
Hypnoparenting berasal dari kata hypnosis dan parenting. Kata
hypnosis berarti upaya mengoptimalkan pemberdayaan energi jiwa bawah
sadar (dalam hal ini untuk berkomunikasi) dengan mengistirahatkan energi
jiwa sadar pada anak (komunikasi mental) maupun pada pembinanya,
sedangkan Parenting berarti segala sesuatu yang berurusan dengan tugas–

4
tugas orang tua dalam mendidik, membina, dan membesarkan anak. Jadi
hypnoparenting dapat diartikan sebagai pembinaan anak dengan
memerhatikan pengaruh hypnosis untuk selalu menanamkan rekaman atau
sugesti positif pada jiwa bawah sadar anak (Lucy, 2012).
Pratomo (2011) menyatakan bahwa hypnoparenting merupakan
pengasuhan anak dengan menggunakan metode hipnotis. Hypnoparenting
telah lama dipraktikkan oleh masyarakat pada umumnya, tanpa mereka sadari
dan mengetahui metodenya. Hypnoparenting bertujuan menjinakkan
alligator’s brain pada anak. Alligator’s brain yang terdapat pada anak tersebut
di antaranya membantah, malas, sedih, takut, malu, hipersensitif, berbohong,
jahil, dan hiperaktif.

B. Manfaat dan Fungsi hypnoparenting


1. Bagi orang tua
Memiliki anak yang lebih baik dari segi sikap dan perilaku sesuai dengan
harapan orang tua yang ditanamkan dan disugestikan pada anak.
2. Bagi anak
a. Memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan membentuk perilaku
yang lebih tepat sesuai dengan harapan orang tua, sehingga ia mampu
mendapatkan feedback positif yang semakin meningkatkan
kepercayaan diri dan konsep diri yang baik.
b. Hypnoparenting dapat meningkatkan kecerdasan spiritual atau SQ
(spiritual quotient)
c. meningkatkan kualitas komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal sehingga ikatan batin antara anak-orangtua sangat erat.
Adapun fungsi hypnoparenting yaitu sebagai sarana berkomunikasi
yang efektif kepada anak untuk menyelesaikan permasalahan yang sering
dianggap bahaya bagi anak–anak. Weitzenhoffer & Hilgard (1959)
menambahkan bahwa menghipnotis anak-anak ketika masih bayi memiliki
banyak manfaat. Proses yang dinamai hypnoparenting ini, sering kali
dilakukan oleh orang tua meski mereka tidak secara sadar telah
melakukannya.

5
C. Tujuan hypnoparenting
Tujuan dari hypnoparenting adalah untuk memudahkan para orang
tua dalam memberikan pembinaan atau arahan kepada anak–anaknya
tanpa menggunakan paksaan yang akan dilaksanakan oleh anak dengan
kesadaran penuh. Karena dalam kehidupan sehari–hari sering orang tua
yang kerepotan dan dikuras energinya dengan prilaku anak–anak.
Akhirnya orang tua dengan segala wewenangnya, memerintahkan anaknya
dengan berbagai kata ancaman atau dengan umpatan yang akan
menyebabkan rekaman buruk bagi anak. Sebagai orang tua mungkin ada
yang menyerah dengan keadaan anak–anaknya dalam keadaan buruk
(Lucy, 2012).

D. Teknik Komunikasi/Stimulasi Pada Masa Golden Age Period Anak


Menurut Chamidah (2009), pertumbuhan dan perkembangan
mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini yaitu dari 0 sampai 5
tahun. Masa ini sering disebut sebagai fase “golden age” yaitu masa yang
sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat
agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Stimulus
yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak anak.
Stimulus dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia
2 – 3 tahun akan menghasilakn perubahan – perubahan dalam ukuran serta
fungsi kimiawi otak. Berikut beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K),
Msi tentang stimulus dini pada balita :
a) Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi
dengar, lihat, dan tiru/coba
b) Bagian yang distimulasi adalah otak kanan – kiri, sensorik, motorik,
kognitif, komunikasi – bahasa, sosio – emosional, kemandirian, dan
kreativitas
c) Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa
suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca,
mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan
masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll

6
d) Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi
dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain,
menonton tv, dsb)

E. Sikap orang tua dalam mendidik anak dengan hypnoparenting


1. Membuat program pikiran bawah sadar anak yang positif dan konsep
diri.
2. Menciptakan perasaan positif dan pikiran yang positif.
3. Memakai kalimat yang positif dan menghindari kalimat negatif.
4. Menciptakan suasana yang positif.
5. Menyamakan frekuensi dengan anak.

F. Hal penting dalam melakukan hypnoparenting dengan baik


1. Kenali peran sebagai orangtua.
Ada beberapa tipe orangtua :

a. Perfeksionis, yaitu orangtua yang menetapkan standar yang tinggi dan


banyak mengkritik

b. Easy going, yaitu orangtua yang serba boleh dengan anak dan tidak
mau ambil pusing

c. Ambivalent, yaitu tipe orangtua yang tidak konsisten, atau disebut


juga moody

d. Overprotektif, yaitu tipe orangtua yang terlalu cemas, dan sangat


melindungi anak

e. Mature, yaitu tipe orangtua yang stabil, pandai berkomunikasi dengan


anak (komunikatif), dan pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan
lingkungan anak (adaptif).

2. Kenali dan pahami anak


Caranya dengan mengetahui potensi dan kemampuan anak. Ketahui
dan pahami minatnya, kesukaannya, kebiasaannya, harapannya,

7
keinginannya, cita-citanya, dan juga tujuan hidupnya tanpa harus
membedakan dan tanpa member stempel (labeling) pada anak.

3. Jaga keseimbangan pikiran, tubuh, dan jiwa


Caranya, berikan kesempatan pada diri untuk rileks, sehat dan tetap
produktif. Jaga pola hidup dengan cukup aktifitas, cukup istirahat, dan
cukup mempunyai waktu untuk mengembangkan minat pribadi juga
minat social serta cukup memiliki nilai spiritual.

4. Kenali dengan baik tumbuh kembang anak


Kenali tumbuh kembang anak dengan mengenali masa transisi dalam
perkembangannya. Sebagai orangtua juga harus mampu melakukan
deteksi dini melalui berbagai media seperti buku, majalah, tabloid,
internet, media social, seminar, dan lain sebagainya. Karena seperti yang
saya sampaikan diatas tadi bahwa tidak ada sekolah untuk menjadi
orangtua.

5. Melakukan relaksasi
Ada dua macam relaksasi yang bisa dilakukan:

a. Relaksasi alamiah yang biasa dilakukan sehari-hari, seperti : olahraga,


mendengarkan music, menari, shopping, perawatan diri, rekreasi
bersama, dll.

b. Relaksasi yang terprogram, yaitu dengan melakukan relaksasi otot,


nafas, pikiran yang dikemas dalam berbagai program.

6. Program hal positif dalam diri

8
Ada beberapa hal positif yang harus ditanamkan dalam diri agar mampu
menjadi orangtua yang berkualitas, yaitu :

a. Bersikap positif dalam menyikapi masalah

b. Berorientasi pada solusi

c. Mau belajar dari pengalaman

d. Optimistik (percaya diri)

e. Pengertian dan toleran

I. Langkah–langkah hypnopareting
Menurut Gunawan (2010) hypnoparenting dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari tahu permasalahan anak Menggali permasalahan pada anak lewat
perbincangan yang nyaman.
2. Menembus critical factor kondisi menuju alam bawah sadar anak.
3. Memberikan sugesti Orangtua memasukkan sugesti dengan menggunakan
afirmasi positif.
4. Keluar dari kondisi hipnotis Anak dibawa keluar dari kondisi hipnotis
secara perlahan dalam keadaan segar dan rileks.

Aplikasi langkah-langkah dalam hypnoparenting :

1. Orangtua harus dalam keadaan rileks atau tenang

2. Cari saat yang tepat untuk melakukan induksi (proses membawa anak
dalam kondisi hipnosis/rileks) atau afirmasi (memberikan pernyataan-
pernyataan positif yang spesifik yang ditujukan pada anak), yaitu : saat
anak sedang rileks dan terfokus, saat lelah, sakit, saat hujan turun, saat
bercerita, saat anak butuh bergantung, saat tidur yang dalam dan masih
banyak lagi beberapa moment sugestif anak.

3. Gunakan alat bantu untuk melakukan induksi, misalnya dengan suara


detak jam, alunan musik, getaran suara yang hangat dan indah dari
orangtua.
9
4. Lakukan body contact secara ulang dan monoton, seperti mengusap-usap
kepala, dahih, atau punggung.

5. Tanamkan kalimat sugestif – afirmasi positif. Contohnya: “Anak


Ayah/Bunda sayang tidur yang nyenyak ya nak, mimpi indah, dan besok
pagi bangun dalam kondisi segar dan semangat untuk berangkat sekolah ya
nak..”

6. Kembangkan kata-kata dan tindakan yang positif untuk membentuk


jangkar emosi. Contohnya : “Sayang adalah anak Ayah/Bunda yang baik
dan penurut…, rajin belajar ya nak.., makan yang teratur biar sehat…”

7. Lakukan pengulangan langkah-langkah Hypnoparenting diatas secara


konsisten.

Mekanisme dasar pijat bayi


Satu hal yang sangat menarik pada penelitian pijat bayi adalah
mekanika dasar pemijatan. Mekanisme dasar pijat bayi memang belum
banyak diketahui, namun kini para pakar sudah mempunyai beberapa teori
serta mulai menemukan jawabannya. Ada beberapa mekanisme yang dapat
menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta
endorphin, aktivitas nervus vagus, dan produksi serotonin.

A. TELAAH JURNAL
1. Deskripsi Umum
a. Judul : Dampak dari pijat dengan minyak kelapa dan minyak bunga
matahari terhadap Saturasi Oksigen pada Bayi premature dengan RDS
yang menggunakan NCPAP (Nasal Continuous Positive Airway Pressure)
b. Penulis : Sousan Valizadeh, et al

10
c. Publikasi : Dipublikasikan oleh Jurnal of Caring Sciences (2012)
d. Penelaah : Andri Jaya, S.Kep, Anita Destri Suryani, S.Kep, Asneli, S.Kep,
Devizar Putri, S.Kep, Mimit Sasmita, S.Kep, Ratna Wilis, S.Kep, Sri
Idawaty, S.Kep, Vanessia Uryani, S.Kep, Yuheldi Cendra, S.Kep, Rahmi
Annisa, S.Kep
e. Tanggal Telaah : 18 November 2016
2. Telaah Penulisan
a. Fokus Penelitian
“ terapi pijat merupakan salah salah satu metode terbaik dalam
perawatan. kebijakan pada NICU minimal sentuhan pada bayi premature
tidak biasa dilakukan terapi pijat. Tetapi belum ada bukti yang cukup
untuk mendukung klaim bahwa pada bayi baru lahir dengan kondisi
medis yang kompleks seperti bayi premature dengan sindrom gangguan
pernapasan (RDS) yang terpasang NCPAP (nasal Continuous Positive
Airway Pressure) tidak boleh dipijat. Adapun media untuk pijat salah
satunya adalah minyak kelapa dan minyak bunga matahari.Berdasarkan
penelitian didapatkan bahwa terapi pijat dapat memberikan
perkembangan perawatan bayi yang terpasang NCPAP.“
Berdasarkan kutipan dari latar belakang penelitian diatas diketahui
bahwa pijat terapi dengan menggunakan minyak kelapa dan minyak
bunga matahari dapat memberikan perkembangan perawatan bayi yang
terpasang NCPAP terutama dapat meningkatkan saturasi oksigen.

b. Gaya dan Sistematika Penulisan.


Sistematika penulisan disusun dengan rapi. Bahasa menggunakan bahasa
Inggris, tata bahasa dalam penelitian ini mudah dipahami dan penulisan
sudah sesuai dengan kaidah penulisan.

c. Penulis
Penulis dalam penelitian ini berasal dari departemen Keperawatan Anak,
fakultas keperawatan universitas ilmu kedokteran Tabriz Iran dan

11
Departemen Kedokteran fakultas kedokteran, universitas ilmu
kedokteran. Tabriz, Iran.

e. Judul penelitian
“The Effects of Massage with Coconut and Sunflower Oils on Oxygen
Saturation of Premature Infants with Respiratory Distress Syndrome
Treated With Nasal Continuous Positive Airway Pressure”.

f. Abstrak
Objective : Untuk mengetahui efek pijat dengan minyak kelapa dan
minyak bunga matahari terhadap saturasi Oksigen pada bayi premature
dengan RDS yang terpasang NCPAP.
Methods : Uji Terkontrol secara acak dan banyaknya sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 90 bayi baru lahir yang dirawat di
Rumah Sakit Alzahra (Tabriz, Iran).
Results : Perbandingan dari minyak kelapa dan kelompok kontrol,
didapatkan saturasi oksigen dengan menggunakan minyak bunga
matahari meninhkat dibandingkan dengan group kelompok dengan
menggunakan minyak kelapa meskipun saturasi oksigen dalam keadaan
rentang normal.
Conclusion : Bahwa ada efek terapi pijat dengan minyak kelapa dan
minyak bunga matahari terhadap perkembangan perawatan bayi
premature dengan RDS yang menggunakan NCPAP.
Abstrak dalam penelitian ini sudah sesuai dengan format penulisan
abstrak yaitu terdiri dari minimal 250 kata, abstrak dari penelitian ini
hanya terdiri dari 250 kata. Abstrak ini mencakup tujuan dari penelitian,
metode yang digunakan, hasil penelitian, kesimpulan, dan kata kunci.

g. Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah dalam penelitian ini belum nampak, yang mana
rumusan masalah berfungsi untuk memberikan arah pada penelitian.

12
h. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian tercantum “The present study thus aimed to determine
the effects of massage with coconut and sunflower oils on oxygen
saturation in premature infants with RDS under treatment by NCPAP. If
the benefits and safety of massage are proved, this group of patients can
enjoy the advantages of receiving massage therapy”. Tujuan penelitian
adalah untuk menggambarkan efek dari terapi pijat dengan minyak
kelapa dan minyak bunga matahari terhadap saturasi oksigen pada bayi
premature dengan RDS yang menggunakan NCPAP.

i. Tinjauan Pustaka
Penulisan juurnal menggunakan analisi kritis berdasarkan literatur yang
ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya
dengan hasil yang didapatkan oleh penulis. Beberapa jurnal dan
penelitian ilmiah digunakan sebagai referensi dan juga arikel-artikel dari
ilmiah. Literatur yang digunakan merupakan jurnal-jurnal yang telah
dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir.

j. Kerangka konsep dan Hipotesis


Kerangka konsep dan hipotesis dari penelitian tidak dijelaskan
dalam jurnal penelitian ini.

k. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode desain Oneway anova yaitu
penelitian yang memberikan kesimpulan tentang ada tidaknya perbedaan
antara tiga atau lebih kelompok data.

l. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan dari subjek yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang di rawat di
ruangNICU . Tetapi peneliti tidak menyebutkan secara jelas jumlah
populasi dalam penelitian ini.

13
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
dalam penelitian ini adalah bayi premature dengan berat badan 1000-
2000 gram, dengan RDS yang menggunakan NCPAP, minimal
saturasi oksigen 92%, tidak ada kontraindikasi untuk dipegang, dan
tidak ada kelainan bawaan, neurologi, dan penyakit jantung.

m. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Cara penulisan dan isi pembahasan secara garis besar sudah cukup
baik dan sudah dijelaskan secara rinci tentang hasil yang diperoleh
selama penelitian disertai dengan tabel, dan statistik. Pembaca pun dapat
mengetahui semua hasil dan kesimpulan penelitian secara jelas.

n. Kesimpulan dan Saran


Dalam penelitian ini kesimpulan dan saran sudah cukup baik yaitu
sudah dikelompokkan dalam satu jabaran.

o. Implikasi Kegunaan Hasil Penelitian


Berdasarkan telaah jurnal “efek terapi pijat menggunakan minyak
kelapa dan minyak bunga matahari pada saturasi oksigen bayi premature
dengan RDS yang menggunakan NCPAP”, dapat disimpulkan bahwa
modifikasi terapi pijat pada bayi baru lahir yang menggunakan NCPAP
penting untuk perkembangan bayi. Penggunaan minyak bunga matahari
lebih baik dibandingkan minyak kelapa.
p. Referensi
Literatur yang digunakan merupakan jurnal-jurnal penelitian yang
telah dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir. Referensi terbaru yaitu
pada tahun 2011 dan referensi yang terlama yaitu pada tahun 2000.

14
3. Telaah Konten
a. Hasil penelitian

Dari penelitian yang dilakukan Valizadeh et al (2012)didapat


kan hasil sebanyak 90 bayi prematur, 53 laki. Tidak ada satu pun dari
peserta menunjukkan tanda-tanda gangguan fisiologis selama
penelitian. Kebanyakan bayi yang NPO 92,2% dan tidak terkena
fototerapi 68,9%. Mayoritas dari mereka dipulangkan tanpa komplikasi
NCPAP. Para ibu memiliki usia rata-rata 27,9 tahun. Sementara 73,3%
dari ibu menjalani operasi caesar, penyebab paling umum karena
ketuban pecah dini , preeklamsia, perdarahan, dan kehamilan kembar.
Setelah dilakukan uji dengan menggunakan uji one way Anova
untuk mengetahui efek terapi pijat pada bayi premature dengan RDS
yang menggunakan NCPAP didapatkan hasil P Value kurang dari 0,05.
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Dalam jurnal ini peneliti menjelaskan
lama penelitian yaitu mulai dari Januari 2010 sampai Juni 2011.
Perlakuan kepada sample juga dijelaskan yaitu dilakukan selama 3 hari.
Setiap hari dilakukan pijat selama 15 menit. Selama terapi pijat
dilakukan pengukuran pada RR, FiO2 dan saturasi oksigen pada menit
ke 5 sebelum pemijatan, 3 kali selama pijat dan 5 menit setelah pijat.
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah 90 responden dengan 3 kelompok,
yang pertama kelompok dengan menggunakan minyak kelapa, kedua
kelompok dengan minyak bunga matahari, dan ketiga kelompok
kontrol selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara saturasi oksigen pada hari pertama dan kedua. Namun
perbedaan itu tidak lagi signifikan pada hari ketiga. Pengukuran
saturasi oksigen sangat signifikan pada kelompok minyak bunga
matahari dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,03) dan juga
lebih tinggi daripada kelompom minyak kelapa (p =0,02).

15
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Moghadam (2015) tentang efek terapi pijat pada bayi dengan
hiperbilirubin, diaman didapatkan hasil p value < 0,001 yang artinya
ada pengaruh terapi pijat pada bayi dengan hipirbilirubin. Berdasarkan
analisa peneliti yang diperkuat oleh penelitian terkait dapat disimpulkan
bahwa terapi pijat dapat mempengaruhi perkembangan bayi baik bayi
dengan hiperbilirubin, maupun bayi premature dengan RDS.
Hasil penelitian yang dilakukan Field dan Schanberg
(1986)menurut Leonard (2008) menunjukkan bahwa pada bayi yang
dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10)
yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin
dan insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih
baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat
lebih banyak daripada yang tidak dipijat. Menurut Leonard (2008) efek
positif dari terapi pijat termasuk meningkatkan berat badan,
meningkatkan pola tidur/bangun, meningkatkan pengembangan sistem
saraf simpatik, dan mengurangi stres, mengurangi infeksirumah sakit.
Perawatan pada neonatal penting untuk fokus pada perbaikan
dalam kesehatan bayi prematur dan untuk menjaga kehidupan bayi
(Leonard, 2008). Menyentuh adalah salah satu prinsip utama dari
perawatan perkembangan. Pijat merupakan intervensi yang mungkin
berguna pada bayi prematur dan bayi baru lahir dengan berat badan
lahir rendah.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : pada kelompok bayi premature dengan RDS yang
menggunakan NCPAP yang mendapatkan terapi pijat minyak bunga
matahari di RS Alzahra Hospital Tabriz, Iran saturasi oksigen terjadi
peningkatan daripada kelompok minyak kelapa dan kelompok kontrol.

b. Kelebihan dan kelemahan terapi pijat pada bayi premature dengan


RDS yang menggunakan NCPAP.

16
Menurut analisa penulis salah satu kelebihan dari terapi pijat pada
bayi premature dengan RDS yang menggunakan NCPAP adalah dapat
meningkatkan saturasi oksigen pada bayi. Hal ini dapat disebabkan
dengan memijat bayi akan menyebabkan terangsangnya epinefrin yang
merupakan katekolamin yang dihasilkan pada medulaadrenal. Epinefrin
dan norepinefrin menimbulkan efek di banyak jaringan, epinefrin
biasanya memperkuat aktivitas simpatis. Karena efeknya yang luas,
epinefrin juga meningkatkan laju metabolisme keseluruhan. Di bawah
pengaruh epenefrin banyak jaringan melakukan metabolisme dengan
tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, kerja jantung dan otot
pernafasan meningkat, dan kecepatan metabolisme hati juga meningkat.
epinefrin mempengaruhi reseptor beta-adrenergik pernafasan dan
meningkatkan diameter mereka dengan tidak merubah signifikan di RR
yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar.
Akibatnya, lebih banyak oksigen memasuki paru-paru dan transportasi
oksigen meningkat. Proses ini akhirnya akan meningkatkan saturasi
oksigen secara berarti. (Verklan, 2010).
Kelemahannya pada teknik terapi pijat bayi premature dengan RDS
yang menggunakan NCPAP kondisi bayi yang sangat lemah sangat
rentan untuk terjadinya stres pada bayi apabila tidak dilakukan dengan
benar terapi pijat tersebut, terapi pijat pada bayi khusus harus dilakukan
oleh tenaga yag profesional dan terlatih. Tetapi menurut penulis hal ini
dapat diatasi dengan diadakannya pelatihan yang terintegrasi dalam
agenda peningkatan mutu pelayanan.
c. Implikasi dalam Keperawatan
Dari kelebihan dan kekurangan terapi pijat bayi premature dengan
RDS yang menggunakan NCPAP, penulis menyimpulkan bahwa teknik
pijat bayi dapat diterapkan di RS terutama ruang NICU, karena
berdasarkan pertimbangan kelebihan dan kelemahan lebih banyak
kelebihannya. Dengan diterapkannya pijat bayi pada bayi premature
dengan RDS yang menggunakan NCPAP dapat meningkatkan saturasi

17
O2 dan tidak memerlukan biaya yang besar, tetapi harus tetap
memperhatikan kriteria inklusi dari penelitian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat
dijadikan sebagai kebijaksanaan memberikan perawatan dalam melakukan
tindakan. Tindakan terapi pijat pada bayi premature dengan RDS
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah 90 responden dengan 3 kelompok, yang pertama kelompok
dengan menggunakan minyak kelapa, kedua kelompok dengan minyak bunga
matahari, dan ketiga kelompok kontrol selama 3 hari. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara saturasi oksigen pada hari
pertama dan kedua. Namun perbedaan itu tidak lagi signifikan pada hari ketiga.
Pengukuran saturasi oksigen sangat signifikan pada kelompok minyak bunga
matahari dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,03) dan juga lebih tingg
daripada kelompok minyak kelapa (p =0,02).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moghadam (2015)
tentang efek terapi pijat pada bayi dengan hiperbilirubin, diaman didapatkan
hasil p value < 0,001 yang artinya ada pengaruh terapi pijat pada bayi dengan
hipirbilirubin. Berdasarkan analisa peneliti yang diperkuat oleh penelitian
terkait dapat disimpulkan bahwa terapi pijat dapat mempengaruhi

18
perkembangan bayi baik bayi dengan hiperbilirubin, maupun bayi premature
dengan RDS.

B. Saran
Dari hasil telaah jurnal dampak dari pijat dengan minyak kelapa dan
minyak bunga matahari terhadap Saturasi Oksigen pada Bayi premature
dengan RDS yang menggunakan NCPAP (Nasal Continuous Positive Airway
Pressure) dapat digunakan sebagai penatalaksanaan keperawatan efek positif
dari terapi pijat termasuk meningkatkan berat badan, meningkatkan pola tidur /
bangun, meningkatkan pengembangan sistem saraf simpatik, dan mengurangi
stres, dan infeksi rumah sakit tetapi tetap dengan memperhatikan kriteria
inklusi pada bayi.

TELAAH JURNAL
KEPERAWATAN ANAK

19
“Efek dari terapi pijat dengan minyak kelapa dan minyak bunga matahari
terhadapSaturasi Oksigen pada Bayi prematur dengan RDS yang
menggunakan Nasal Continuous Positive Airway Pressure(NCPAP)”

OLEH:

KELOMPOK B

Andri Jaya, S.Kep Ratna Wilis, S.Kep


Anita Destri Suryani, S.Kep Sri Idawaty, S.Kep
Asneli, S.Kep Vanessia Uryani, S.Kep
Devizar Putri, S.Kep Yuheldi Cendra, S.Kep
Mimit Sasmita, S.Kep Rahmi Annisa, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
20

Anda mungkin juga menyukai