PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang di gunakan untuk
menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah
lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini
sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah
menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan
ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk
diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru
lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir
tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dengan baik dan
benar
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan asuhan pada
bayi dan mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
3. Agar mahasiswa mengetahui kondisi fisik bayi normal atau tidak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas
melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang, permukaan
gerakan pinafasa.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan
tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara.
Paru-paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk
semula, jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum Lampung
– 100 museum Lampung.
3. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat
tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh
darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke pembuluh darah tersebut
meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke
paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dan menciutnya arteri dan vena
umbilikasis kemudian tali pusat dipotong sehingga aliran darah dari plasenta
melalui vena cava inverior dan foramen oval atrium kiri terhenti sirkulasi
darah bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.
4. Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi
Tanda-tanda bayi baru lahir normal :
a. Berat badan : 2500 – 4000 gr
b. Panjang badan : 48 – 52 cn
c. Lingkar kepala : 33 – 5 cm
d. Lingkar dada : 30 – 38 cm
e. Bunyi jantung : 120 – 160 x/menit
f. Pernafasan dada : 40 – 60x/menit
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.
h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lepas.
j. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika
laki-laki testis telah turun.
k. Refleks hisab dan menelan telah terbentuk dengan baik.
l. Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan
menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir sulit
a. Pernafasan > 60x/menit.
b. Terlalu panas Kehangatan >38oC atau terlalu dingin <36oC)
c. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar
d. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,berdarah.
f. Infeksi suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan nanah,bau busuk,
pernafasan sulit.
g. Tinja /kemih
Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau
darah pada tinja. menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudahh. Aktivitas
tersinggung lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa
tenang, menangis terus menerus.
E. Prosedur Pelaksanaan:
1. Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung,
kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna
kulit. Caranya:
a. Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil
penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan
tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit.
b. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :
· Adaptasi baik : skor 7-10
· Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
· Asfiksia berat : skor 0-3
Tabel Penilaian Apgar Score
TANDA 0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada ≤100 ≥100
Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Ekstermitas
Tonus otot Lumpuh Gerakan Aktif
fleksi sedikit
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Melawan
Seluruh tubuh Tubuh Kemerahan, Seluruh tubuh
Warna Kulit
biru / pucat Ekstermitas Atas Biru kemerahan
2. Pengukuran Antropometri
a. Lakukan Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke
titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas
dan pembungkus bayi. Berat badan normal adalah 2500-3500 gram
apabila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature dan
apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b. Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus
terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang badan normal adalah 45-
50 cm
c. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali
lagi ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.
d. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada
normal adalah 30 -33 cm. Apabila diameter kepala lebih besar 3 cm
dari lingkar dada maka bayi mengalami Hidrocephalus. Dan apabila
diameter kepala lebih kecil 3 cm dari dada maka bayi
mengalami Microcephalus.
e. Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan
keadaan tumbuh kembang bayi.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
· Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis
sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura
yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering
terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar
dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung
dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara
fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
· Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum,
sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
· Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2. Wajah
· Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
· Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin.
· Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
· Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi
terbuka.
· Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak
mata
· Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna
· Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
· Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk
seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
· Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva
atau retina
· Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
· Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down.
4. Hidung
· Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika
melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan
napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
· Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah ,
hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
· Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
5. Mulut
· Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
· Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut
yang kecil menunjukkan mikrognatia.
· Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasar mulut)
· Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan
antara palatum keras dan lunak.
· Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang
biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.
· Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
6. Telinga
· Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
· Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
· Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang
jelas dibagia atas.
· Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu
(Pierre-robin).
· Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
· Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka
pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka
kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
7. Leher
· Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
· Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
· Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
· Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
· Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya
terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau
distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
9. Abdomen
· Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
· Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada
tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan
arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
· Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
· Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya
· Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten.
· Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
· Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus
kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
· Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan
tungkai bayidi lipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di
antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar
2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan oleh
neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis
12. Spinal
· Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
13. Genetalia
· Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
· Periksa adanya hipospadia dan epispadia
· Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada
dua
· Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
· Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
· Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
15. Kulit
· Perhatikan kondisi kulit bayi.
· Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
· Periksa adanya pembekakan
· Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti
lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas
yang akan menutupi bayi cukup bulan).
· Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada
punggung bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan daripada bayi cukup bulan.
16. Refleks-Refleks
Pemeriksaan
Cara Pengukuran Kondisi Normal Kondisi Patologis
Refleks
Berkedip Sorotkan cahaya ke Dijumpai pada tahun Jika tidak di jumpai
mata bayi. pertama menunjukkan
kebutaan.
Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki Bila pengembangan
sepanjang tepi luar, di mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi
ulai dari tumit jari kaki dorsofleksi, setelah umur 2 tahun
di jumpai sampai adanya tanda lesi
umur 2 tahun. ekstrapiramidal.
Moro’s Ubah posisi dengan Lengan Ekstensi, jari- Refleks yang
tiba-tiba atau pukul jari mengembang menetap lebih 4
meja/tempat tidur. kepala terlempar ke bulan adanya
belakang, tungkai kerusakan otak,
sedikit ekstensi, respon tidak simetris
lengan kembali ke adanya hemiparesis,
tengah dengan tangan fraktur klavikula,
menggenggam tulang atau cidera fleksus
belakang dan brachialis. Tidak ada
ekstermitas bawah respons ekstermitas
ekstens. Lebih kuat bawah adanya
selama 2 bulan dislokasi pinggul
menghilang pada atau cidera medulla
umur 3-4 bulan. spinalis.
Mengenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi Fleksi yang tidak
(palmar grap’s) telapak tangan bayi melengkung di sekitar simetris
dari sisi ulnar, jika jari yang di letakkan menunjukkan adanya
refleks lemah atau di telapak tangan bayi paralysis, refleks
tidak ada berikan bayi dari sisi ulnar, refleks menggenggam yang
botol atau dot, karena ini menghilang dari menetap
mengjisap akan umur 3-4 bulan. menunjukkan
mengeluarkan refleks. gangguan serebral
Rooting Gores sudut mulut Bayi memutar kea rah Tidak adanya reflek
bayi garis tengah pipi yang di gores, menunjukkan adanya
bibir. refleks ini menghilang gangguan neurology
pada umur 3-4 bulan. berat
Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya selama
tidur.
Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi Tidak adanya refleks
dengan keras. dan memfleksi lengan menunjkkan adanya
dalam berespon gangguan
terhadap suara yang pendengaran
keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan
menghilang setelah
umur 4 bulan.
Menghisap Berikan bayi botol Bayi menghisap Reflek yang lemah
dan dot. dengan kuat dalam atau tidak ada
berespons terhadap menunjukkan
stimulasi, reflek ini kelambatan
menetap selama masa perkembangan atau
bayi dan mungkin keadaan neurologi
terjadi selama tidur yang abnormal
tanpa stimulasi