Anda di halaman 1dari 18

PRE PLANNING

LOKAKARYA MINI II (LOKMIN II)


PENGOPTIMALAN PELAKSANAAN MANAJEMEN NYERI
DENGAN TEKNIK NON FARMAKOLOGI DAN PENGOPTIMALAN
PELAKSANAAN MANAJEMEN ANSIETAS DENGAN TEKNIK NON
FARMAKOLOGI DIRUANG RAWAT BOUGENVILLE AMBUN PAGI RSUP
M. DJAMIL PADANG

Disusun Oleh :

Kelompok K’19
Mohd Akbar Riza, S. Kep 1841313025
Zikri Muklis, S.Kep 1841313003
Fanny Novriwinda, S. Kep 1841313027
Dian Novita Putri, S. Kep 1841313023
Fauziah, S. Kep 1841313024
Imalatunil Khaira, S. Kep 1841313013
Rini Safitri, S. Kep 1841313022
Indri Arimurti, S. Kep 1841313019
Lentina Sosomar, S. Kep 1841313004

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
PREPLANNING LOKAKARYA MINI I
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan rawat darurat (Permenkes No. 147 Tahun 2010). Rumah Sakit
sebagai salah satu organisasi pelayanan yang bergerak di bidang kesehatan
memiliki suatu sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter,
perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya yang melayani masyarakat
secara umum. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan terbaik sehingga diperlukan manajemen yang baik dan efektif yang
mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan (Sudarianto,
2008).
Manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, aktif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit adalah
tenaga keperawatan, perawat memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk
mengambil langkah – langkah keperawatan dalam kesembuhan pasien.Adanya
tuntutan terhadap mutu atau kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan
adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya kelola
yang optimal yang mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan
yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan bagi individu,
keluarga dan masyarakat. Dalam keperawatan, manajemen berhubungan
dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan
staff (staffing), pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling).
Seorang perawat manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen ini untuk
memberikan asuhan perawatan kesehatan kepada pasien (Swanburg, 2000).
Selanjutnya dalam pelayanan di rumah sakit, perawat merupakan petugas
kesehatan dengan persentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam
pemberian pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya perawat
beresiko mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja. WHO (2013)
mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7% nya
adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari
tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08 % dan
paling banyak berinteraksi dengan pasien (Depkes RI, 2014).
Pelayanan yang diberikan kepada pasien secara menyeluruh dan holistik
sesuai dengan kebutuhan dan keluhan yang dirasakan pasien salah satunya
nyeri. Setiap orang dapat mengalami nyeri selama kehidupannya. Derajat
nyeri dan respon nyeri berbeda antara satu orang dengan orang lain (Mc Guire,
2006). Nyeri menurut The International Association for the Study of Pain
(IASP) adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berhubungan dengan kerusakan jaringan secara atau
potensial (Price & Wilson, 2006).
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Stimulus
penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut syaraf perifer. Serabut
nyeri memasuki medulla spinalis dengan menjalani salah satu dari beberapa
rute syaraf. Terdapat pesan nyeri berinteraksi dengan sel-sel syaraf inhibitor,
mencegah stimulasi nyeri, sehingga mencapai otak atau di transmisikan tanpa
hambatan ke korteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks
serebral, maka otak akan menginsterpretasikan kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta kebudayaan
dalam mempersepsikan nyeri (Potter & Perry, 2006).
Pengelolaan nyeri yang baik tergantung dari pengkajian nyeri yang akurat.
Menurut Sloman, et al (2007), pengkajian yang akurat pada nyeri adalah hal
yang penting untuk memastikan nyeri dikelola secara efektif. Tanpa
pengkajian adalah hal yang mustahil untuk mengidentifikasi nyeri,
karakteristik nyeri individu atau mengukur keefektifan pengelolan nyeri.
Penatalaksanaan nyeri pada keperawatan pasien baik pasca bedah maupun non
bedah dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan meliputi pengakuan
dan openerimaan nyeri pasien, mengidentifikasi sumber nyeri pasien,
mengkaji interval nyeri secara teratur, melaporkan tingkat nyeri pasien,
mengembangkan rencana keperawatan yang melibatkan antar disiplin untuk
mengelola nyeri, melaksanakan strategi pengelolaan nyeri meliputi antisipasi
efek samping pengobatan, dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarga, melakukan ronde keperawatan, mengevaluasi efektivitas strategi dan
perencanaan, mendokumentasikan respon pasien dan hasil, dan advokasi pada
pasien dan keluarga terhadap pengelolaan nyeri ( Board of Nursing, 2007).
Manajemen nyeri ada dua yaitu dengan teknik non farmakologi dan teknik
farmakologi. Pendekatan farmakologi yaitu pemberian farmakologi pada
pasien yang mengalami nyeri hebat dan berjam-jam, biasanya farmakologi
yang diberikan berupa analgesik. Sementara pendekatan non farmakologi atau
intervensi keperawatan mandiri merupakan tindakan yang dilakukan perawat
secara mandiri dalam mengatasi nyeri tanpa adanya bantuan dari tenaga medis
lainnya seperti dokter, dimana dalam pelaksanaannya perawat
mempertimbangkan dan keputusannya sendiri.
Pada kenyataannya banyak orang atau pasien yang memandang obat
adalah salah satu dalam mengatasi nyeri pada pasien, padahal banyak aktivitas
yang dapat dilakukkan seorang perawat dalam dunia non farmakologi untuk
mengurangi nyeri dan memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan
dengan farmakologi, namun tindakan non farmakologi ini bukan merupakan
pengganti dari obat-obatan tetapi terapi yang dapat diberikan disamping obat-
obatan (Smeltzer & Bare, 2010).
Seperti halnya nyeri, setiap manusia cemas juga merupakan hal yang
sering terjadi dalam kehidupan manusia. Cemas juga dapat menjadi beban
berat yang menyebabkan kehidupan individu tersebut selalu dibawah bayang-
bayang kecemasan yang berkepanjangan dan menganggap ras cemas sebagai
ketegangan mental yang disertai dengan gangguan tubuh yang menyebabkan
rasa tidak waspada terhadap ancaman, kecemasan berhubungan dengan stress
fisiologis dan psikologis. Artinya cemas terjadi ketika seseorang terancam
baik secara fisik, maupun psikologis (Asmadi, 2008). Salah satu masalah yang
dialami seseorang ketika sakit adalah kecemasan, apalagi jika seseorang
tersebut harus menjalani tindakan medis baik operasi maupun non bedah yaitu
berpearan sebagai pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang
akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika sering kali pasien dan
keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan
yang mereka alami.
Salah satu masalah yang dialami seseorang ketika sakit adalah kecemasan,
apalagi jika seseorang tersebut harus menjalani tindakan medis baik operasi
maupun non bedah yaitu berpearan sebagai pasien. Berbagai kemungkinan
buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran
jika sering kali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami.
Kecemasan merupakan kondisi emosional yang ditandai dengan
kekhawatiran yang berlebihan terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-
hari. Kecemasan yang dirasakan sulit dikendalikan dan berhubungan dengan
gejala somatic, seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan (Utama, 2013).
Hasil Winshield Survey di ruang rawat inap Bougenvile Paviliun Ambun
Pagi RSUP DR. M. Djamil Padang pada tanggal 07-08 Oktober 2019 terhadap
manajemen asuhan keperawatan didapatkan beberapa masalah yaitu mengenai
peningkatan kualitas manajemen asuhan keperawatan melalui penatalaksanaan
ansietas dengan tehnik non farmakologi, kurang optimalnya penatalaksanaan
manajemen nyeri dengan tehnik non farmakologi.
Hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari terhadap penatalaksaan nyeri
oleh perawat diruangan Bougenville didapatkan bahwa perawat melakukan
edukasi tentang manajemen nyeri sesuai dengan kebutuhan pasien hanya pada
saat masuk ke ruang rawatan. Tanpa menambah edukasi manajemen nyeri
terhadap pasien yang mengeluh nyeri dikemudian hari dengan faktor-faktor
tertentu misalnya post operasi, post kemoterapi, post radioterapi dan tindakan
invasif lainnya yang dapat mencetus nyeri. Selain itu, dalam menangani nyeri
dengan tehnik non farmakologi kepada pasien perawat lebih berfokus pada
hanya dua intervensi yaitu tehnik tarik nafas dalam dan pengaturan posisi
yang nyaman. Padahal, masih terdapat tehnik lainnya seperti, distraksi,
Aromatheraphy, therapy music, reframing, massage, guided imagenery,
biofeedback, relaksasi, Cutaneous Stimulation, hypnosis dan akupunture,
terapi Alquraan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah dari sistem manajemen keperawatan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
di ruang rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang.
2. Tujuan Khusus
Kelompok mahasiswa bersama perawat di ruangan dapat menunjukkan
kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan keperawatan yaitu,
belum optimalnya penatalaksanaan nyeri secara non farmakologis,
belum optimalnya penatalaksanaan kecemasan pada pasien di ruang
rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang.
b. Membuat alternatif penyelesaian masalah manajemen pelayanan
keperawatan belum optimalnya penatalaksanan nyeri secara non
farmakologi, belum optimalnya penatalaksanaan cemas pada pasien di
ruang rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang.

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi rumah sakit
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai
beberapa masalah manajemen pelayanan dan manajemen asuhan ruang
rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang tahun
2019.
2. Bagi perawat
Dapat mengoptimalkan kualitas manajemen pelayanan dan pemberian
asuhan keperawatan dengan melakukan pentalaksanaan nyeri, dan
penatalaksanaan cemas dengan berbagai metode non farmakologi pada
pasien di ruang rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang tahun 2019.
3. Bagi pasien
Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan
meningkatkan kepuasan pelayanan yang telah diberikan perawat di ruang
rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang tahun
2019.
4. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan terkait manajemen layanan di ruang rawat dan
sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan manajemen keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

D. Masalah
1) Manajemen Nyeri Non Farmakologi
a. Sosialisasi
1) Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demostrasi
2) Media dan Alat
 Leptop
 Infocus
3) Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jumaat, 18 Oktober 2019
Waktu : 13.00-14.00 s/d selesai wib
Tempat : Diruangan bougenville
Topik :Pengoptimalan pemberian manajemen nyeri non
farmakologi di Ruang Rawat Inap Bougenville
Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang
Media : Lembar Balik
Sasaran :Semua perawat yang dinas aktif di Ruang Rawat
Inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang
4) Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Mohd Akbar Riza S. Kep
Moderator : Imalatunil Khaira. Kep
Presentator : Fanny Novri Winda. Kep
Observer : Rini Safitri. Kep
Fasilitator : Lentina sosomar.Kep
Zikri Mukhlis. Kep
Indri Arimurti. Kep
Dian Novita Putri. Kep
Fauziah. Kep
5) Sosialisasi
Penanggung
No Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Jawab
1. 15 menit Pembukaan Moderator
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan  Menyepakati
kontrak kontrak
2 20 menit Penjelasan Presentator
 Menyampaikan hasil  Mendengarkan dan
winshield survey memperhatikan
tentang manajemen
nyeri non farmakologi
(therapy music,
massage, guided
imagenery,dan terapy
beson) di ruang rawat
inap Bougenville  Mendengarkan dan
Ambun Pagi RSUP Dr memperhatikan
M. Djamil Padang
 Menyampaikan saran
tentang pelaksanaan
nyeri non farmakologi
diruangan berdasarkan
hasil winshield survey

3 30 menit Tanya Jawab Moderator


 Memberikan  Memberikan
kesempatan kepada tanggapan dan
peserta untuk member bertanya
tangganpan dan
bertanya dan
menanggapi  Mendengarkan dan
 Menjawab pertanyaan memperhatikan
yang diberikan
4 10 menit Penutup Moderator
 Menyampaikan hasil  Bersama-sama
diskusi dan kesimpulan menyimpulkan
kegiatan hasil diskusi
 Menutup dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

b.Role Play
1) Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demostrasi
2) Media dan Alat
 Leptop
 Infocus
3) Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal :Senin, 22 Oktober 2019
Waktu : 13.00-14.00 s/d selesai wib
Tempat : Diruangan bougenville
Topik :Pengoptimalan pemberian manajemen nyeri non
farmakologi di Ruang Rawat Inap Bougenville
Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang
Media : Lembar balik
Sasaran :Semua perawat yang dinas aktif di Ruang Rawat
Inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang
4) Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Mohd Akbar Riza S. Kep
Moderator : Imalatunil Khaira. Kep
Presentator : Fanny Novri Winda. Kep
Observer : Rini Safitri. Kep
Fasilitator : Lentina sosomar.Kep
Zikri Mukhlis. Kep
Indri Arimurti. Kep
Dian Novita Putri. Kep
Fauziah. Kep

6) Kegiatan Role play


Penanggung
No Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Jawab
1. 15 menit Pembukaan Moderator
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan  Menyepakati
kontrak kontrak
2 20 menit Penjelasan Presentator
 Melakukan role play  Mendengarkan dan
manajemen nyeri non memperhatikan
farmakologi (therapy
music, massage, guided
imagenery,dan terapy
beson) di ruang rawat
inap Bougenville
Ambun Pagi RSUP Dr
M. Djamil Padang  Mendengarkan dan
memperhatikan

3 30 menit Tanya Jawab Moderator


 Memberikan  Memberikan
kesempatan kepada tanggapan dan
peserta untuk member bertanya
tangganpan dan
bertanya dan  Mendengarkan dan
menanggapi memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
yang diberikan
4 10 menit Penutup Moderator
 Menyampaikan hasil  Bersama-sama
diskusi dan kesimpulan menyimpulkan
kegiatan hasil diskusi
 Menutup dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

7) Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Jadwal, waktu, dan tempat pelaksanaan sesuai dengan perencanaan.
 Media dan alat tersedia sesuai dengan perancanaan.
 Pengorganisasian sesuai dengan perencanaan
 80% peserta menghadiri acara
2. Evaluasi proses
 Susunan acara sesuai dengan perencanaan
 Selama proses berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
ruangan.
 70% peserta berperan aktif dalam diskusi.
3. Evaluasi hasil
 75% peserta paham dan mengerti tentang pelaksanaan manajemen
nyeri non farmakologi pada pasien yang ada diruangan.
 Adanya kesepakatan tentang inovasi dari masalah ruangan.
 Adanya kesepakatan pelaksanaan inovasi.
B. Penatalaksanaan Ansietas
a. Sosialisasi
1) Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demostrasi
2) Media dan Alat
 Leptop
 Infocus
3) Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jumaat, 18 Oktober 2019
Waktu : 14.00-15.00 s/d selesai wib
Tempat : Diruangan bougenville
Topik :Pengoptimalan pemberian manajemen ansietas non
farmakologi di Ruang Rawat Inap Bougenville
Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang
Media : Lembar Balik
Sasaran :Semua perawat yang dinas aktif di Ruang Rawat
Inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang
4) Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Mohd Akbar Riza S. Kep
Moderator : Imalatunil Khaira. Kep
Presentator : Fanny Novri Winda. Kep
Observer : Rini Safitri. Kep
Fasilitator : Lentina sosomar.Kep
Zikri Mukhlis. Kep
Indri Arimurti. Kep
Dian Novita Putri. Kep
Fauziah. Kep
5) Sosialisasi
No. KegiatanMahasiswa Kegiatan Waktu
1. Pembukaan
- Memberi salam - Menjawabsalam 5 menit
- Menjelaskan tujuan pertemuan - Mendengarkan
dan
- Menetapkan kontrak waktu memperhatikan
2. - Mengemukakan
pendapat 45 menit
Penjelasan
- Menyampaikan hasil whinshield - Mendengarkandan
survey tentang penatalaksanaan memperhatikan
ansietas keperawatan yaitu thought
stoping, progressive musculair - Mendengarkan
3. relaxation, family psikoeducation dan
di ruang rawat inap Bougenville memperhatikan
Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil - Mengajukan
Padang pertanyaan 10 menit
- Menyampaikan rekomendasi dari
hasil whinshield survey di ruangan. - Mendengarkan
- Memberi kesempatan perawat dan
untuk bertanya, memberikan saran memperhatikan
- Menjawab pertanyaan - Menjawab salam

Penutup
- Menyampaikan kesimpulan dari
kegiatan implementasi hasil
lokakarya mini II
- Menutup dengan salam
Penanggung
No Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Jawab
1. 15 menit Pembukaan Moderator
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan  Menyepakati
kontrak kontrak
2 20 menit Penjelasan Presentator
 Melakukan role play  Mendengarkan dan
manajemen ansietas memperhatikan
dengan teknik non
farmakologi thought
stoping, progressive
musculair relaxation,
family psikoeducation
di ruang rawat inap
Bougenville Ambun  Mendengarkan dan
Pagi RSUP Dr M. memperhatikan
Djamil Padang

3 30 menit Tanya Jawab Moderator


 Memberikan  Memberikan
kesempatan kepada tanggapan dan
peserta untuk member bertanya
tangganpan dan
bertanya dan  Mendengarkan dan
menanggapi memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
yang diberikan
4 10 menit Penutup Moderator
 Menyampaikan hasil  Bersama-sama
diskusi dan kesimpulan menyimpulkan
kegiatan hasil diskusi
 Menutup dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

b.Role Play
1) Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demostrasi
2) Media dan Alat
 Leptop
 Infocus
3) Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal :Senin, 22 Oktober 2019
Waktu : 14.00-15.00 s/d selesai wib
Tempat : Diruangan bougenville
Topik :Pengoptimalan pemberian manajemen ansietas non
farmakologi di Ruang Rawat Inap Bougenville
Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil Padang
Media : Lembar balik
Sasaran :Semua perawat yang dinas aktif di Ruang Rawat
Inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M. Djamil
Padang
a. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Mohd Akbar Riza S. Kep
Moderator : Imalatunil Khaira. Kep
Presentator : Fanny Novri Winda. Kep
Observer : Rini Safitri. Kep
Fasilitator : Lentina sosomar.Kep
Zikri Mukhlis. Kep
Indri Arimurti. Kep
Dian Novita Putri. Kep
Fauziah. Kep

4) Kegiatan Role play


Penanggung
No Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Jawab
1. 15 menit Pembukaan Moderator
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan  Menyepakati
kontrak kontrak
2 20 menit Penjelasan Presentator
 Melakukan role play  Mendengarkan dan
manajemen ansietas memperhatikan
dengan teknik non
farmakologi thought
stoping, progressive
musculair relaxation,
family psikoeducation
di ruang rawat inap
Bougenville Ambun  Mendengarkan dan
Pagi RSUP Dr M. memperhatikan
Djamil Padang

3 30 menit Tanya Jawab Moderator


 Memberikan  Memberikan
kesempatan kepada tanggapan dan
peserta untuk member bertanya
tangganpan dan
bertanya dan  Mendengarkan dan
menanggapi memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
yang diberikan
4 10 menit Penutup Moderator
 Menyampaikan hasil  Bersama-sama
diskusi dan kesimpulan menyimpulkan
kegiatan hasil diskusi
 Menutup dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

5) Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Laporan telah dikoordinasikan sesuai perencanaan.
 75% Peserta menghadiri implementasi hasil lokakarya mini II.
 Tempat dan media serta alat implementasi hasil lokakarya mini II
sesuai rencana.
 Laporan telah dikoordinasikan sesuai perencanaan.

2. Evaluasi Proses
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
 Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
 75% peserta aktif dalam kegiatan implementasi hasil lokakarya
mini II
 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama implementasi
hasil lokakarya mini II

3. Evaluasi Hasil
Setelah implementasi hasil local karya mini II, diharapkan peserta
mampu:
 Menerapkan penatalaksanaan ansietas serta mendokumentasikan
di ruang rawat inap Bougenville Ambun Pagi RSUP Dr M.
Djamil Padang
 Adanya kesepakatan tentang inovasi dari masalah ruangan.
 Adanya kesepakatan pelaksanaan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai