Anda di halaman 1dari 8

PRESENTASI JURNAL

STASE KEPERAWATAN JIWA


PRESENTASI JURNAL KEPERAWATAN JIWA DENGAN TEKNIK
RELAKSASI NAPAS DALAM

Disusun Oleh :

Dewi Puspita Sari 213203087

Devi Oktania 213203086

Sri Fatma 213203107

Elfrida Hardian 213203108

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

STASE KEPERAWATAN JIWA


LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN
HALUSINASI 

Telah disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Purnomo, S.Kep, Ns)


A. PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa saat ini masih menjadi salah satu permasalahan di
dunia. Bipolar, skizofrenia dan dimensia merupakan kasus yang sering
muncul pada gangguan jiwa. Masalah gangguan jiwa dapat dipengaruhi
oleh empat faktor. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor biologis,
psikologis, ekonomi dan sosial seseorang (Oktaviana, 2019).
Orang dengan gangguan jiwa akan mengalami perubahan perilaku
yang menghambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia
(Kemenkes RI, 2019). Gangguan jiwa tersebut terdiri dari gangguan
mental depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan psikosis lain, demensia,
serta gangguan perkambangan termasuk autisme (WHO, 2019). Gangguan
jiwa yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah skizofrenia.
Skizofrenia adalah gangguan psikosis, sejenis penyakit mental
yang ditandai dengan distorsi berpikir, emosi, bahasa, perasaan dan
perilaku (WHO, 2019). Orang dengan skizofrenia akan menunjukkan
tanda dan gejala yang berbeda-beda. Tanda dan gejala tersebut seperti
halusinasi mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada, khayalan,
perilaku abnormal, ucapan tidak teratur dan gangguan emosi. Di sisi lain
sikap apatis atau putus hubungan antara emosi yang dirasakan dan apa
yang diamati seperti ekspresi wajah atau tubuh juga beresiko
menyebabkan perilaku kekerasan (WHO, 2019).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang membahayakan. Tindakan tersebut dilakukan
secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Hal
tersebut dilakukan sebagai akibat ekstrim dari rasa marah, ketakutan dan
panik. Selain itu perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang
agresi verbal. Sedangkan perilaku amuk dipandang sebagai akibat dari
emosi, perasaan frustasi, benci atau marah (Suryani & Ariani, 2018).
Perilaku kekerasan biasanya ditandai dengan tanda dan gejala
berupa muka merah, tegang, mata melotot, dan pandangan tajam. Orang
dengan perilaku kekerasan akan tampak mengatupkan rahang dengan kuat,
bicara kasar, suara tinggi, menjerit, dan berteriak. Hal tersebut menjadikan
seseorang kehilangan kontrol diri, berjalan mondar-mandir, mengepalkan
tangan, mengancam, memukul bahkan merusak barang (Amimi, dkk,
2020).
Asuhan keperawatan pada masalah risiko perilaku kekerasan
adalah dengan pemberian SP 1-4. Latihan fisik tersebut terbagi menjadi
dua yaitu latihan fisik I berupa relaksasi nafas dalam dan latihan fisik II
dengan tindakan pukul bantal. Latihan fisik I sendiri adalah bentuk terapi
relaksasi dengan cara melakukan nafas dalam dan lambat untuk
mengendurkan ketegangan jasmaniah yang pada akhirnya mengakibatkan
pengenduran ketegangan jiwa (Oktaviana, 2019).

B. ANALISIS JURNAL
1. Judul jurnal keperawatan jiwa
Jurnal yang ditulis oleh Tazqiyatus Sudia dkk (2021) berjudul
‘Aplikasi Terapi Relaksasi Napas Dalam Terhadap Pengontrolan
Marah Dengan Pasien Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan
Di Wilayah Desa Maleber Kabupaten Cianjur’, sampel yang
diambil satu orang dengan gangguan jiwa resiko perilaku
kekerasan.
2. Tujuan analisis jurnal
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik relaksasi
dapas dalam dapat efektif dalam mengontrol perilaku kekerasan
pada pasien dengan gangguan jiwa.
3. Metode penelitian
Metode yang digunakan oleh Tazqiyatus Sudia dkk (2021) adalah
penelaahan kasus dengan teknik pengambilan sampel total
sampling, yaitu teknik penetuan sampel dimana semua anggota
populasi bisa digunakan sebagai sampel (Nursalam, 2016).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
observasi dengan wawancara kepada klien dan dokumentasi. Lama
kegiatan pada penelitian ini adalah 2 bulan dilakukan sebanyak 3
kali kunjungan, tindakan relaksasi napas dalam dilakukan dengan
waktu 10 menit dengan frekuensi 3 kali.

4. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik
relaksasi napas dalam terhadap pengontrolan marah pada orang
dengann gangguan jiwa dengan resiko perilaku kekerasan yang
dilakukan selama 3 kali kunjungan.

C. PEMBAHASAN
1. Kesahihan metode penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Tazqiyatus Sudia dkk (2021)
menggunakan metode penelaahan kasus dilakukan melalui
observasi, wawancara kepada klien langsung dan dokumentasi.
Metode tersebut bisa digunakan karena dalam mengkaji pasien
dengan gangguan jiwa perlu adanya hubungan saling percaya
antara observer dan klien .
2. Kesahihan hasil penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tazqiyatus Sudia dkk (2021)
sahih, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sujarwo & Livana (2019) berjudul ‘Studi Fenomenologi: Strategi
Pelaksanaan Yang Efektif Untuk Mengontrol Perilaku Kekerasan
Menurut Pasien Di Ruang Rawat Inap Laki-Laki’ dengan sampel
seluruh pasien yang memiliki masalah resiko perilaku kekerasan di
RSJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, yang menunjukkan
hasil bahwa 5 dari 6 orang menyatakan bahwa teknik relaksasi
napas dalam efektif mengontrol perilaku kekerasan.
3. Kesesuaian dengan kondisi klinik
Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu strtaegi
pelaksanaan (SP) yang biasa diberikan pada pasien dengan
perilaku kekerasan, tindakan ini terbukti efektif dan efisien untuk
mengontrol perrilaku kekerasan. Pengajaran SP relaksasi napas
dalam RSJD Dr. RM Soedjarwadi telah banyak dilakukan, banyak
dari pasien RSJD ketika ditanya mengenai teknik ini sudah banyak
yang tau dan bisa melakukan, jadi penelitian yang dilakukan oleh
Tazqiyatus Sudia dkk (2021) sesuai dengan kondisi klinik RSJD
Dr. RM Soedjarwadi.
D. IMPLIKASI KEPERAWATAN
1. Bisakah dijadikan landasan untuk penerapan di klinik
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan dimana perawat mengajarkan kepada pasien
bagaimana cara melakukannya, dimana bertujuan untuk menjaga
keseimbangan emosi dan juga menurunkan ketegangan dan meberi
kenyamanan (Supinganto et al., 2021). Penerapan teknik relaksasi
napas dalam dapat dijadikan landasan untuk penerapan klinik
karena teknik ini teknik yang paling mudah, dapat dilakukan
dimanapun dan kapanpun serta mudah dipahami dan dilakukan
oleh siapapun.
2. Rekomendasi/rencana tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2019). Info DATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.

Nursalam. (2016). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Salemba Medika.

Oktaviana. (2019). Pengaruh latihan fisik I dan II terhadap kemampuan


mengontrol perilaku kekerasan pada pasien perilaku kekerasan di ruang
rawat inap rumah sakit jiwa mutiara sukma. prima : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan. 5(2), (45-51).

Sujarwo, S., & PH, L. (2019). STUDI FENOMENOLOGI : STRATEGI


PELAKSANAAN YANG EFEKTIF UNTUK MENGONTROL
PERILAKU KEKERASAN MENURUT PASIEN DI RUANG RAWAT
INAP LAKI LAKI. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 6(1), 29–35. https://doi.org/10.26714/JKJ.6.1.2018.29-
35

Supinganto, A., Kuswanto, Darmawan, D., & Amalia, R. (2021). Keperawatan


Jiwa Dasar. Yayasan Kita Menulis.

Suryani & Ariani. (2018). Pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan


perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah
klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. 7(1), Hal (67-74).

Amimi, Malfasari, Febtrina, & Maulinda. (2020). Analisa data dan tanda
gejala resiko perilaku kekerasan ada pasien skizofrenia. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa. 3(1). Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa
Tengah.

Tazqiyatus Sudia, B., Abdillah, H., & Hamidah, E. (2021). Aplikasi Terapi
Relaksasi Nafas Dalam terhadap Pengontrolan Marah dengan Pasien
Gangguan Jiwa Resiko Perilaku Kekerasan di Wilayah Desa Maleber
Kabupaten Cianjur. Jurnal Lentera, 4(1), 1–5.
https://doi.org/10.37150/jl.v4i1.1381

WHO. (2019). Mental Disorder. Diakses 12 Desember 2020.

WHO. (2019). Skizofrenia. Diakses 12 Desember 2020.

Zahnia. (2016). Kajian epidemiologis skizofrenia. Jurnal Kedokteran Universitas


Lampung. 5(4), (160-166).

Anda mungkin juga menyukai