Oleh :
KELOMPOK 3
Laporan seminar asuhan keperawatan jiwa sebagai syarat untuk pemenuhan praktek
jiwa Program Studi Ners di RSJ Dr. Radjiman Widyodiningrat Lawang.
Telah dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 26 April 2017
Kepala Ruang
Melati
BAB I
PENDAHULAUAN
Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan Kesehatan sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Definisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang
positif, bukan sekedar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi
dengan efektif dalam kehidupan sehari hari dan puas dengan hubungan interpersonal dan
diri mereka sendiri (Videbeck, 2008).
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang
efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2008). Seseorang
dikatakan sehat jiwa apabila memenuhi kriteria seperti sikap positif terhadap diri sendiri,
integrasi dan ketanggapan emosional, otonomi dan kemantapan diri, persepsi realitas
yang akurat, serta penguasaan lingkungan dan kompentesi sosial (Stuart, 2007).
Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia
akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008). Sedangkan dari kasus
kedaruratan psikiatrik, data yang paling banyak ditemukan adalah bunuh diri dan
perilaku kekerasan. Adapun menurut Yosep (2009), perilaku kekerasan adalah suatu
keaadan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,
baik kepada sendiri maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk
dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang
tidak terkontrol.
WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia
mengalami masalah mental. Sedangkan menurut Azwar, Dirjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat (Binkesmas) Depertemen Kesehatan dan World Health Organization (WHO
2003) memperkirakan tidak kurang dari 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan di
dunia. Bahkan berdasarkan data Studi World Bank di beberapa negara menunjukkan
8,1% dari kesehatan global masyarakat, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang
menunjukkan dampak lebih besar dibandingkan dengan masalah kesehatan yang lainnya
(Keliat, 2009).
Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau
kira-kira 12-16% mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan,
jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006).
B. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan gangguan perilaku kekerasan.
2. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada klien dengan
gangguan perilaku kekerasan.
3. Mampu menyusun intervensi secara menyeluruh pada klien dengan gangguan
perilaku kekerasan.
4. Mampu melakukan implementasi pada klien dengan gangguan perilaku kekerasan.
5. Mampu melakukan evaluasi keaktifan dari asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan perilaku kekerasan.
6. Mampu menganalisis asuhan keperawatan data pada pasien perilaku kekerasan di
ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Widyodiningrat
Lawang.
Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari asuhan keperawatan ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Kemarahan menurut Yosep (2009 : 113) adalah suatu emosi yang terentang
mulai dari iritabilitas sampai agresivitas yang dialami oleh semua orang. Sedangkan
Videbeck (2008: 250), berpendapat bahwa kemarahan emosi yang normal pada
manusia yakni respons emosional yang kuat dan tidak menyenangkan terhadap suatu
provokator baik nyata ataupun yang dipersepsikan individu. Dalami (2009: 89)
menambahkan kemarahan sebagai suatu perasaan emosi yang timbul sebagai reaksi
terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman.
a. Agresif :
b. Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain
dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
c. Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang
lain
2) Kekerasan :
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk
Perilaku kekerasan ditandai daengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai disertai melukai pada
tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai / merusak seacara
serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri
Rentang Respon
Respons Respons
Adaptif Maladaptif
Penyebab
1). Faktor Predisposisi
a) Psikologis
2. Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau saksi
penganiayaan
3. Kegagaln yang dialami dapat
menimbulkan frustrasi yang kemuadian dapat menimbulkan agresif atau
amuk
b) Perilaku
Reinforcement yang diterima mendapatkan dukungan pada saat melakukan
kekerasan
Sering mengobservasi kekerasan dirumah / di luar rumah
c) Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol
sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive)
d) Bioneurologis
Banyak pendapat bahwa kerusakan kerusakan sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan
dalam terjadinya peilaku kekerasan
5 Akibat
Risiko Mencederai diri sendiri
Risiko Mencederai orang lain
Risiko Mencederai lingkungan
3.POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
Akibat -------------------------
I. Perilaku kekerasan
DS :
DO :
- Mengancam
- Memukul
- Marah-marah
- Merusak
DO :
- Menarik diri
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
5. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Umum :
Klien tidak melakukan tindakan kekerasan
Tujuan Khusus.
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
o Beri salam / panggil nama klien
o Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
o Jelaskan maksud dan tujuan intraksi.
o Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
o Beri rasa aman dan sikap empati
o Lakukan kontak singkat tapi sering
Klien dapat mengidentifikasikan penyebab perilaku
kekerasan.
o Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
o Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal.
Klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku
kekerasan.
o Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel /
kesal.
o Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
o Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekeraan yang
biasa dilakukan.
o Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekeraan yang biasa
dilakukan klien.
o Bantu klien untuk bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasaan yang
biasa dilakukan.
o Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien dilakukan
masalahnya selesai.
Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan.
o Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien.
o Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien.
o Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.
Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam
berespon terhadap marah.
o Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.
o Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat.
o Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat :
A. Secara fisik.
Tarik napas dalam, jika sedang kesal / tersinggung / jengkel atau
memukul bantal / kasur, atau olah raga, atau pekerjaan yang memerlukan
tenaga
B. Secara verbal.
Katakan bahwa anda sedang kesal/ tersinggung / jengkel (contoh : Saya
kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak memenuhi
keinginginan saya)
C. Secara sosial.
Lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang seha, latihan asertif,
latihan manajemen perilaku kekerasan
D. Secara spiritual.
Anjurkan klien sembahyang, berdoa, ibadah lain ; meminta pada Tuhan
untuk diberi kesabaran, maengadu pada Tuhan tentang kekerasan /
kejengkelan.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2010
Townsend, M.C. 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan Psikiatri,
edisi 3. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih,
Edisi 6, EGC, Jakarta, 2010
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.H
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Janda
Pekerjaan : IRT
RM No. : 073614
2. ALASAN MASUK
a. Data Primer
Pasien mengatakan bahwa dirinya stres berada di rumah karena di rumah dia selalu
dikurung oleh bapaknya dan tidak diperbolehkan untuk keluat rumah.
b. Data Sekunder
Dari data yang ada di status dan menurut perawat ruangan di jelaskan bahwa alasan
pasien masuk ke RSJ ini karena di rumah pasien kadang-kadang masih marah-
marah, sempat memukul ibunya, tidak mau mandi dan memecahkan kaca rumahnya.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
I. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya
Tidak
Bila ya jelaskan :Pasien mengatakan bahwa pernah keluar masuk rumah sakit jiwa
ini sebanyak 4 kali dengan keluhan merasa stres di rumah serta
sering menyendiri dan menangis sendiri di rumah dan apabila ada
masalah tidak mau bercerita kepada orang lain.
Gejala :-
Keterangan :
: meninggal : pasien
: cerai
Jelaskan: Pasien mengatakan bahwa dia adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Sejak
kecil hingga sekarang dia tinggal bersama ke dua orang tuannya mulai
menikah hingga sekarang sudah bercerai dengan suaminya. Pasien mengatakan
sejak kecil hingga dewasa dia dirawat oleh ke dua orang tuannya dengan cara
mendidiknya menggunakan secara tegas, disiplin, dan sangat keras. Selam ini
pasien jarang sekali berkomunikasi dengan anggota keluargannya karena
pasien sangatlah pendiam dan lebih senang memendam masalahnya sendiri
daripada bercerita dengan keluargannya. Selama inipasien jarang sekali diajak
berdiskusi untuk menentukan suatu kesepakatan dalam keluargannya karena
pasien saat dimintai pendapat lebih sering diam dan tidak memberikan
pendapat apa-apa.
3 Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan bahwa orang yang paling dianggapnya paling dekat adalah kakak
laki-lakinya, karena kalau ada masalah terkadang dia berceritanya kepeda kakaknya
itu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah ikut bereran aktif dalam kegiatan
kelompok ataupun kegiatan masyarakat lainnya, karena pasien menganggap bahwa
masyarakat tidak akan bisa menerianya di lingkungan untuk berperan dalam kegiatan
yang ada di lingkungan masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan bahwa ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain di
lingkungan tempat tinggalnya sebab mereka menganggap bahwa pasien mengalami
gangguan jiwa yang tidak bisa disembuhkan selamannya, selain itu pasien juga
memiliki sifat pendiam sehingga kadang sulit untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain.
4 Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya menganut agama islam dan pasien juga
menganggap bahwa agama itu penting namun dirinya jarang melaksanakan ibadah.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatankan bahwa selama ini di rumah pasien jarang melaksanakan sholat
dan kegiatan agama lainnya dan selam di rumah sakit pasien malah tidak pernah
melakukan ibadah apapun.
5 PEMERIKSAAAN FISIK
I. Keadaan umum
Secara umum keadaan pasien baik, dimana kondisi tubuh pasien tidak ada yang
mengalami kecacatan secara fisik ataupun cacat bawaan, serta seluruh anggota
tubuhpasien berfungsi secara sempurna untuk beraktifitas dalam kehidupan
N : 84 x/menit
S : 36,2 CO
P : 20 x/menit
IV.Ukur:
BB : 57 Kg
TB : 152 Cm
V. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak mengalami masalah secara fisik seperti
adanya luka, pegal-pegal, pusing, mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan : -
6 STATUS MENTAL
a. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan: tidak rapi
Dalam berbicara pasien cenderung cepat dengan volume suara lantang namun tidak
jelas dengan jumlah kata-kata banyak.
c. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia, hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Peningkatan :
Jelaskan:
Dalam melakukan aktifitas pasien termasuk gaduh gelisah katatonik karena reaksi
gerakan motorik pasien meningkat, tidak memiliki tujuan, tidak dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar dan pasien tampak gelisah, mondar mandir kesana kemaritidak
jelas, dan sambil mengomel sendiriserta pasien selalu melakukan aktifitas secara
berlebihan.
Afek :
Sesuai Tidak sesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Pasien jarang bisa masuk dalam setiap afek emosi sesuai dengan stimulasi yang
diberikan.
Jelaskan:
f. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidak ada
Jelaskan:
g. Proses Pikir
Arus Pikir:
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasi longgar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain
Jelaskan:
Saat menjelaskan sesuatu pasien tidak langsung menuju pada pokok pembicaraan
namun pasien lebih suka berbelit belit dan berputar putar terlebih dahulu untuk
mencapai pokok inti pembicaraan
B Isi Pikir
Obsesif Fobia, sebutkan..
Ekstasi Waham:
Fantasi a. Agama
Alienasi b. Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri c. Kebesaran
Preokupasi d. Kejar / curiga
Pikiran isolasi social e. Nihilistik
Ide yang terkait f. Dosa
Pikiran Rendah diri g. Sisip pikir
Pesimisme h. Siar pikir
Pikiran magis i. Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain :
Jelaskan:
Pasien mengatakan bahwa pikirannya stress dengan masalah masalah yang ada
karena dirinya selalu dikurung di rumah sehingga dirinya ingin selalu sendiri untuk
menenangkan pikirannya, serta pasien berfikir dengan kondisinya seprti ini, maka
dirinya tidak pantas untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain.
C Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Pasien saat ditanya mengenai apakah benar hidup itu membutuhkan makan dan minum
maka pasien menjawab dan menjelaskan bahwa benar sekali apabila orang itu
membutuhkan makan dan minum
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
h. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Pasien saat ditanya mengenai hari dan tanggal dapat menjawab dengan baik,
selain itu pasien juga mengetahui dimana sekarang ini ia berada, dan juga
mengetahui siapa saja orang orang yang ada disekitarnya
a. Meninggi
b. Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Terlihat kesadaran pasien secara umum seperti orang normal pada umumnya tidak
mengalami perubahan dengan GCS 4 5 6
Diagnosa Keperawatan : -
i.Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
Pasien saat ditanya kenapa dibawa kesini dan kenapa pasien dibawa kesini ?
Pasien mengatakan kurang lebih 1 bulan yang lalu dirinya dikurung di rumah dan
tidak boleh keluar lalu dia marah dan memukul ibunya
Pasien saat ditanya kemrin malam makan apa dan siapa nama perawatnya ?
Pasien mengatakan kalau kemarin malam dia makan dengan lauk sayur kacang
dan ayam. Serta pasien juga mampu menyebutkan siapa nama perawat yang jaga
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan : -
Pasien mengatakan bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa akibat stress dan banyak
masalah sehingga oleh pihak keluarga dirinya dikurung dirumah dan kemudian
dibawa ke RSJ untuk berobat
Diagnosa Keperawatan : -
Dalam memenuhi kebutuhan pribadi pasien belum seluruhnya mampu dan masih
memelukan bantuan orang lain seperti pengaturan keuangan dan kebutuhan lainnya
Diagnosa Keperawatan :
2) Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi nasi, sayur dan lauk serta
minum air putih cukup
Bagaimana nafsu makannya
Pasien mengatakan selama di rumah sakit nafsu makannya menurun karena
masakan di rumah sakit tidak seenak masakan dirumah, hal ini dapat dilihat
saat makan porsi yang dihabiskan hanya setengah
Bagaimana berat badannya.
Pasien mengatakan selama dirumah sakit berat badannya menurun, bb
sebelumnya 60kg dan terakhir timbang 57kg
Diagnosa Keperawatan: Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
3) Tidur
Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.00 s/d 15.00 wib
Jelaskan
Pasien mengatakan tidur siang dan tidur malam secara tenang dan nyaman
sehingga pasien merasa nyenyak tidurnya akan tetapi terkadang pasien
merasa tidak nyenyak ketika teman temannya ramai
Gangguan tidur
a. Insomnia
b. Hipersomnia
c. Parasomnia
d. Lain lain
Jelaskan
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan : -
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
Pasien mengatakan bahwa dalam proses pengobatan dan proses penyembuhan
keluarga adalah satu satunya system pendukung yang selalu ada untuknya
Diagnosa Keperawatan: -
8 MEKANISME KOPING
Jelaskan :
Pasien secara adaptif dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan secara maladaptive
pasien menciderai orang lain apabila sedang marah
10 ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/ keluarga saat ini tentang penyakit/ gangguan jiwa,
perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah (presipitasi), obat-
obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang berkaitan
dengan spesifiknya masalah tsb.
11 ASPEK MEDIS
1. Diagnosis Medis :
3. Terapi Medis
Terapi Peroral
Respridon 2mg
THD 2mg
Clozapine 10mg
Framania 200mg
Injeksi
Lodomer 5mg
Diazepam 10mg
____________________
NIM................................
ANALISA DATA
DO :
Tatapan mata tajam
Ekspresi wajah antusias saat cerita
Pasien cemas
Sering kabur dari ruangan
Pasien mondar mandir
2 DS : Respon Pasca Trauma
Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah
mengalami pengalaman masalalu yang
tidak menyenangkan yang sulit untuk
dilupakan
DO :
Tampak ekspresi wajah trauma
Tampak ekspresi wajah sedih
Nada bicara sedih
3 DS : Koping Keluarga Tidak Efektif : Kompromi
Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya
pasien jarang diajak berdiskusi dan
dimintai pendapat saat ingin memutuskan
suatu hal
DO :
-
4 DS : Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan bahwa dirinya stress
karena selama ini dikurung di rumah dan
tidak boleh kemanapun sehingga dirinya
tidak bisa berinteraksi dan berkomunikasi
denga orang lain
DO :
Pasien tampak sendiri
Terlihat mondar mandir
Bicara tidak teratur
5 DS : Gangguan Interkasi Sosial
Pasien mengatakan ada kelambatan
dalam berhubungan dengan orang lain di
lingkungan kerana mereka menganggap
bahwa dirinya meingalamai gangguan
jiwa dan selamanya tidak dapat
disembuhkan
DO :
Tampak bingung saat diajak bicara
Pasien mondar mandir
Jarang berbicara dengan orang lain
Tampak sering sendiri
Jarang kumpul dengan orang lain
6 DS : Sindrome Defisit Perawatan Diri
-
DO :
Penampilan tidak rapi
Rambut kusam tidak disisr
Menggunakan baju sesuai namun
tidak rapi
Kebersihan diri cukup baik
7 DS : Isolasi Sosial
Pasien mengatakan bahwa dirinya lebih
suka menyendiri agar fisiknya tenang
dari pada berkumpul dengan orang lain
saat merasa stress
DO :
Tampak sering menyendiri
Jarang berbicara dengan orang lain
Jarang berkumpul dengan orang lain
7. Isolasi Sosial
POHON MASALAH
Perencanaan
No Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Resiko Perilaku TUM : 1. Setelah 1x pertemuan klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya
2. Anjurkan klien mengungkapkan
Kekerasan Klien dapat mengntrol perilaku menunjukkan tanda tanda
yang dirasakan dan dialmi saat
kekerasan percaya pada perawat ( wajah
marah, bantu klien
cerah, tersenyum, mau berkenalan,
mengungkapkan tanda tanda
TUK : ada kontak mata, bersedia
PK yang dialami, observasi
Tuk 1 : klien dapat membina menceritakan apa yang dirasakan )
2. Setelah 1x pertemuan klien dapat tanda tanda PK yang dialami
hubungan saling percaya
Tuk 2 : klien dapat menceritakan tanda dan gejala PK oleh klien, dan simpulkan
mengidentifikasi tanda dan (tanda fisik, emosiaonal dan sosial) bersama klien tanda tanda PK
3. Setelah 1x pertemuan klien dapat
gejala PK yang dialami
Tuk 3 : klien dapat menceritakan penyebab dan akibat 3. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi penyebab marah. perasaan marahnya (beri
4. Setelah 1x pertemuan klien dapat
dan akibat PK menceritakan PK yang pernah kesempatan klien menveritakan
Tuk 4 : klien dapat
dilakukan penyebab PK dan dengarkan
mengidemtifikasi PK yang 5. Setalh 1x pertemuan klien dapat
tanpa menyela / memberi
pernah dilakukan menjelaskan cara yang sehat untuk
penilaian setiap ungkapan
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan marah dan
perasaan klien)
mengidentifikasi cara mempraktekkan cara marah yang 4. Diskusikan dengan klien PK
konstruktif dalam sehat yang dilakukan selama ini
mengungkapkan PK 6. Setelah 2x pertemuan klien dapat 5. Diskusiakan dengan klien :
Tuk 6 : klien dapat a. Apakah klien mampu dan
memperagakan cara mengontrol
mendemonstrasikan cara mau mempealajari cara baru
PK dengan dara fisik 1 ( nafas
mengontrol PK mengungkapkan PK dengan
dalam ) dan fisik 2 ( pukul bantal /
cara yang sehat
kasur )
b. Jelaskan beberapa pilihan
untuk mengungkapkan
marah selain yang diketahui
klien
c. Jelaskan cara cara sehat
untuk mengontrol PK (cara
fisik, verbal, obat dan
spiritual)
6. Diskusikan cara yang mungkin
dipilih dan anjurkan klien
memilih cara yang mungkin
dilakukan untuk
mengungkapkan PK, latih klien
memperagakan cara yang telah
dipilih, anjurkan menggunakan
cara yang sudah dipilih dan
dilatih untuk mengungkapkan
PK, susun jadwal latihan dan
beri pujian jika klien mampu
melakukan cara marah yang
sehat
A:
K : pasien mengatakan sudah bisa melakukan cara
mengontrol marah dengan latihan fisik 1 dan 2
A : pasien merasa belum senang
P : pasien sudah mau berinteraksi dan
mempraktekkan cara mengontrol marah dengan
latihan fisik 1 dan 2 ( tarik nafas dalam dan
memukul bantal / kasur )
Kesimpulan : pasien mampu mengontrol PK dengan
latihan fisik 1 dan 2 ( tarik nafas dalam dan pukul bantal /
kasur )
P:
Lanjutkan SP 2
2 Data : S:
1. Keluhan pasien Selamat pagi juga mas, iya saya masih ingat dengan
Pasien mengatakan bahwa perasaannya sudah sedikit tenang
nama mas, mas bagus gunawan kan namanya. . oh iyaa
dan pasien sudah bisa mengontrol rasa marahnya dengan
saya masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemrin
latihan fisik 1 dan 2
tentang keuntungan dan kerugian apabila tidak minum
2. Kemampuan pasien
Pasien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah dengan obat. Jadi saya rutin untuk mengkonsumsi obat dan juga
latiham fisik 1 ( tarik nafas dalam ) dan latihan fisik 2 ( pukul kadang saya melakukan latihan fisik untuk mengntrol
bantal / kasur ) marah
3. Diagnose Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
4. Tindakan Keparawatan O:
Menjelaskan dan melatih mengontrol PK dengan minum obat
Pasien masih tampak mondar mandir
teratur dengan prinsip 6 benar, manfaat / keuntungan minum Tatapan mata tajam
obat dan kerugian tidak minum obat Pasien tampak mengomel
A:
K : pasien mengatakan sudah rutin mengkonsumsi
obat untuk mengontrol marah
A : pasien masih merasa stress dan ingin pulang
kerumah
P : pasien sudah mau tersenyum waktu berbicara
dengan orang lain dan pasien sudah mau berjabat
tangan
P:
Lanjutkan SP 3
3 Data : S:
1. Keluhan pasien pasien mengatakan bahwa sudah tidak ada gangguan
Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah bisa mengontrol rasa
dan akan segera pulang di jemput keluarganya
marahnya dengan cara latihan fisik 1 ( tarik nafas dalam )
latihan fisik 2 ( pukul bantal / kasur ) dan minum obat secara
O:
teratur Pasien tampak sehat
2. Kemampuan pasien Pasien mondar mandir
Pasien mampu mempraktekkan cara mengontrol marah dengan Pandangan tajam
latiham fisik 1 ( tarik nafas dalam ) dan latihan fisik 2 ( pukul
bantal / kasur ) serta minum obat secara teratur A:
3. Diagnose Keperawatan
4. Resiko Perilaku Kekerasan K : pasien mengatakan bahwa sekarang ini
5. Tindakan Keparawatan pikirannya sudah tenang dan ingin pulang ke
Menjelaskan dan melatih mengontrol marah dengan cara
rumah
verbal / bicara baik - baik A : pasien merasa dirinya sudah tidak ada masalah
apa pun
P : pasien mau bercanda dengan temannya dan
mau berjabat tangan dengan orang lain
P:
Lanjutkan SP 4
Data : S:
1. Keluhan pasien pasien mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan
Pasien mengatakan bahwa dirinya mampu mengontrol PK latihan mengontrol marah dan dirinya sudah tidak ingin
dengan SP 1, 2 dan 3 serta mampu mempraktekkannya marah lagi karena dirinya sudah bisa mengontrolnya
2. Kemampuan pasien
Pasien mampu mempraktekkan cara mengontrol PK dengan
O:
latiham fisik 1 ( tarik nafas dalam ) dan latihan fisik 2 ( pukul
Pasien tampak tenang
bantal / kasur ) dan rutin minum obat
3. Diagnose Keperawatan Pasien tampak tersenyum
Resiko Perilaku Kekerasan Pasien mau berinteraksi dengan orang lain
4. Tindakan Keparawatan
Menjelaskan dan melatih mengontrol PK dengan cara spiritual
A:
K : pasien mengatakan sudah bisa mengontrol rasa
marahnya dengan cara cara yang sudah di
pelajari
A : pasien merasa bahwa dirinya sudah sehat
P : pasien tersenyum, kontak mata baik saat diajak
berbicara
PEMBAHASAN
I. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan sejak tanggal 17 April25 April 2017
didapatkan data bahwa klien sudah mampu melakukan semua SPTK mulai SP
1-4 secara baik .
II. Saran
1. Untuk mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan tahapan dari ketentuan yang telah dibuat dengan baik dan benar
yang telah diperoleh selama mengikuti proses pendidikan di kampus
maupun di lahan praktek.
2. Untuk keluarga
Agar keluarga lebih mendukung dan memberikan motivasi kepada
pasien, sehingga proses keperawatan yang telah diberikan di rumah sakit
dapat tercapai dengan tujuan yang diharapkan, khususnya pada pasien
dengan kasus harga diri rendah. Dan ketika pasien pulang ke rumah dapat
menjalankan kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan baik.
Pertemuan Ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS : Pasien mengatakan bahwah oleh keluarganya di bawah ke rumah
sakit jiwa ini karena dirinya stress berada diumah karena dia selalu di
kurung di rumah oleh keluarganya dan tidak boleh keluar kemana
mana
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Terminasi
a. Evaluasi respin klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
bagaimana perasaan mbak setelah bercerita kepada saya
mengenai masalah yang mbak hadapi ? apakah mbak merasa
lebih lega ?
Evaluasi objektif
coba apakah mbak masih ingat nama saya ?
apakah mbak bisa menceritakan kembali apa yang menjadi
penyebab mbakmarah, tanda mbak marah dan cara mengontrol
marah itu..?
bagus sekali mbak mampu menyebutkan penyebab, tanda
dan cara untuk mengontrol rasa marah.
Pertemuan Ke-2
A. Proses keperawatan
1. Kondsi pasien
DS : Pasien mengatakan bahwa saat ini fikirannya saat ini sudah sedikit
tenang dan selalu rutin minum obat
DO ;
pasien masih terlihat mondar mandir
Pandangan mata tajam
Masih terlihat sering ngomel sendiri
Sering kabur dari ruangan.
2. Diagnose keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
1. Orientasi
a. Salam teraupetik
selamat pagi mabak, sesuai kesepakatan kita maka kita bertemu lagi
b. Evaluasi validasi
Bagaimana mbak, sudah dilakukan tindakan latihan tarik nafas
dalam dan pukul antal atau kasur ? apakah yang mbak rasakan setelah
melakukan latihan itu secara rutin ?
coba apakah boleh saya lihat jadwal latihan nya ?
ya bagus sekali, nah kalau latihan dilakukan secara mandiri maka di
tulis di jadwal harian M artinya dilskuksn secra mandiri dan jika di
ingatkan oleh saya atau yang lainnya maka di ulis B artinya
dibantuatau di ingat kan, nah kalau tidak di lakukan berarti di tulis T
yang artinya tidak dilakukan sama sekali
c. Kontak.
Topik :bagaimana kalau kita sekarang berbicara tentang manfaat
minum obat dan kerugian tidak minum obat dan melatih
mengontrol marah dengan minum obat secara teratur.
Waktu : berapa lama mbak enaknya berbincang-bincangnya?
Bagaiman kalau kita berbincang-bincangnya selama 15 menit
saja?
Tempat : dimana enaknya kita berbincang-bincangnya? Bagaimana
kalau di taman depan di bawah pohon sambil nyari angin?
2. Kerja
sekarang kita akan sedikit berbincang-bincang tentang cara mengontrol
marah dengan cara teratur minum obat,apa manfaat minum obat dan
kerugian tidak minum obat.
baiklah mbak...apakah mbak masih merasa ada rasa marah dan jengkel
hari ini? Kira-kira kenapa mbak merasa jengkel dan marah ?apakah mbak
sudah melakukan cara-cara yang sudah kita pelajari sebelumnya untuk
mengontrol marahnya? Ya...bagus sekali kalau mbak sudah
melakukannya.
Begni mbak selain cara yang sebelumnya saya ajarkan ada cara lain yang
bisa mbak lakukan untuk mengntrol rasa marah salah satunya yaitu
dengan minum obat . apakah mbak sebelumnya selalu rutin minum
obat? Nah lalu apakah mbak tau apakah kegunaan obat itu jika
dikonsumsi secara teratur? Ya benar sekali kalau mbak teratur minum
obat mbak akan segera sembuh dan mbak bisa segera pulang ke rumah .
lalu apakah mbak sudah rutin dalam minum obat yang diberikan?
Biasanya kapan mbak diberi obatnya? Baik sekali, mbak tau gak apa
kerugiannya jka tidak minum obat?jadi begini ya, kalau mbak tidak mau
rutin minum obat maka mbak tidak akan segera sembuh dan akibat
lainnya yaitu marah mbak tidak akan terkontrol. Jadi sekarang mbak
sudah taukan keuntungan dan kerugiannya tidak rutin minum obat?
Karena mbak sudah tau sebaiknya mbak mengonto marah pada diri mbak
dengan cara fisik 1 dan2 dn dengan cara minum obat secara teratur .
mbak bisa lakukan hal itu secara rutin sehingga mbak waktu ingin marah
dapat mengontrolnya dan juga melampiaskannya dengan cara yang
positif.
3 Terminasi
A. Evaluasi respin klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
bagaimana perassaan mbak setelah selesai bercakap-cakap tentang
cara mengontrol perasaan marah bersama saya ? apa mbak merasa
lebih baik dan dapat pengetahuan baru?
Evaluasi objektif
Coba sekali lagi saya tanya apa mbak masih ingat dengn nama
lengka saya?
apakah mbak bisa menceritakan kembali apa keuntungan dan
kerugiannya kalau minum obat secara teratur?
ya baik sekali mbak masih mengingatnya semua.
Pertemuan Ke-3
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS:
pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak merasa ada gunanya
apapun dan akan segera plang dijemput oleh keluarganya
DO:
pasien terlihat ngomel sendirian
Masih terlihat ngomel sendiri
Pandangan mata masih tidak tajam
Apabila tersinggung berusaha memukul
2. Diagnosa keperawatan
a. Evalusasi jadwal harian untuk 2 cara melatih fisik oleh dan rutin
meminum obat
b. Latian menggukapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan
baik, meminta dengan baik, dan menggungkapkan perasaannya
dengan cara yang baik
c. Susunan jadwal latihan menggungkapkan marah secara verbal
Sp3 pasien : latihan mengontrol perilaku kekrasan secara verbal atau dengan
cara berbicara baik-baik
1. Orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi mbak sesuai dengan janji saya kemarin maka kali
ini kita bertemu lagi.
b. evaluasi
bagaimana apakah sudah dilakukan apa yang kita bicarakan
kemarin? Apa yang mbak rasakan setelah melakukan itu secara
rutin? apakah boleh saya lihat jadwal kegiatan harianya? Bagus
sekali sesuai kesepakatan kita kemarin kalu mnbak
melakukannya secara mandiri melakukannya, kalau masih
diingatkan ditulis B yang artinya dibantu atau diingatkan, lalu
kalau tidak dilakukan berti ditulis T tidak dilakukan atau
dikerjakan.
c. kontrak
topik: oh iya mbak bagaimana kalau kita mengontrol marah-
marah mbak dengan cara berbioncang-bincang
tempat: enaknya dimana kita berbincang-bincang?
Bagaimna kalu diruang tamu?
Mbak mau berbicara berapa lama ? bagaimana kalu 10
menit kita berbincang-bincang setelah itu mbak boleh
beristirahat.
2. Kerja
sekarang kita akan berlatih untuk mengontrol marah-marah dengan cara
meminum obat secara rutin, Tarik nafas panjang dan latihan memukul
bantal atau kasur dan sesudah itu berbincang dengan orang lain. Disi ada 3
cara untuk mengontrol:
Meminta dengan baik untuk berbicara dengan nada bicara pelan ,
kemaren mbak maranya dilarang keluar oleh orang tua untuk tidak
boleh keluar dari rumah, natik mbak berbicara baik- baik tidak
usah teriak-teriak misalnya begini pak saya mau keluar sebentar
untuk mencari udarah segar dan saya berjanji untuk masuk kembali
natik dan mbak juga bias berbica baik-baik .
Menolak dengan baik, natik jika disuruh memintak bantuan mbak
bias memintak baik-baik untuk menolok contonya seprti ini: maaf
saya tidak bias melakuknya coba memintak bantuan orang lain,
cobak mbak cobak untuk mempraktekkan
Menggungkapkan perasaan kesal dengan seseorang jika da
perlakuan orang lain yangb membuat mbak kesal mbak bias
mengatakan begini: saya tidak suka dengan perkataan atau apa
yang kamu atakan kalau seperti itu saya bias marah, cobak mbak
praktekkan
3. Terminasi
Evaluasi subyektif
bagaimana perassaan mbak setelah selesai bercakap-cakap tentang
cara mengontrol perasaan marah dan perilaku kekerasan dengan cara
verbal dan bicara baik-baik?
Evaluasi obyektif
sekarang mbak bias praktekkan kembali cara berbicara baik-baik dan
cara mengontrol maranya sesuai yang kita pelajari barusan.
b. rencana tindakan selanjutnya
bagus mbak sekarang kita masukkan dalam jadwal harian , mbak mau
berapa kali perteamuan untuk kita belajar mngontrol marah-marah mbak ?
bisahkah kita membuat jadwla harian untuk latihan? Coba mbak masukkan
dalam jadwal kegiatan seghari-hati, baik seakale natik kita coba lagi ya
mbak.
baiklah kalau begitu mbak natik kita akan bertemu lagi untuk
mengatasi cata mengontrol marah-marah mbak yaitu dengan cara ibadah
atau spiritual apakah mbak setuju? Mau dimana kita natik berbicang-
bincangnya ? bagaimana kalau di tempat ini lagi? Baiklah kalau begitu kita
natik berjumpa lagi terimakasih.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pertemuan Ke-4
A. proses keperawatan
1. kondisi klien
Do:
1. salam terapeutik
Selamat pagi mbak bagaimana keadaan ibu sekarang ini ? sesuai dengan
kesepakatan ibu kemarin kita bertemu untuk berbincang-bincang
Bagaimana mbak apakah sudah dilakukan yang kita ajari kemarin? Apakah
yang mbak rasakan setelah melakukan latihan secara rutin? Sekarang coba
saya lihat jadwal harian mba?
C.kontrak
2. Tahap kerja
begini mbak selain cara yang sudah saya ajarkan kemarin ada cara lain
yang bias dilakukan untuk mengontrol ras marah yaitu dengan beribdah
atau kegiatan spiritual?
Sebelumya kalau boleh kalau mbak agamnya apa? Berate mbak pastinya
bias kan bezikir dan berdoa dan melakukan shlat kalau mbak bias
menggungkapkan dengan baik?
Jadi seperti ini mbak mksudnya cara mengontrol rasa marah dengan
kegiatan spiritual atau beribadah adalah apabila rasa marah itu tiba-tiba
muncul maka mbak bias mencegah dengan berzikir dan apa bila mbak
bias mengotrol marah dengan cara spiritual? Kalu mbak sudah tau coba
mbak, mbak praktekkan kembali bagaimana caranya mengontrol marah
dengan beribadah ya bagus sekali.
Jadi karena mbak sudah bisa dan sudah belajar cara mengontrol rasa
marah dengan berbagai macam cara maka mbak bias lakukan hal itu
secara rutin sehingga waktu perasaan marah itu muncul mbak sudah
terbiasa dan dapat mengendalikan rasa marah itu dengan cara yang baik.
3. Terminasi
a. Evaluasi respin klien
terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
bagaimana perassaan mbak setelah selesai bercakap-cakap
tentang cara mengontrol perasaan marah bersama saya ? apa
mbak merasa lebih baik dan dapat pengetahuan baru?
Evaluasi objektif
coba sekarang apa mbak masih ingat barusan kitabicara tentang
apa?
apakah mbak masih bisa menceritakan kembali bagaimana cara
mengontrol rasa marah dengan kegiatan ibadah atau sepiritual?
Baik sekali, mbak masih mengiat semuanya
b. Rencana tindak lanjut
baiklah dari hasil bincang-bincang kita barusan mbak sudah
faham cara mengontrol marah dengan kegiatan spiritual. Sesuai
dengan kesepakatan kita di awal bincang-bincangnya kita akhiri
sampai di sini dulu. Saya berharap nantinya mbak dapat
mengontrol rasa marahnya dengan cara yang lebih baik dan
dengan kegiatan yang lebih positif.