Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PROFESI JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


NY. A DENGAN KASUS ANSIETAS
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS

DI KELURAHAN TUWELEY TOLITOLI

DISUSUN OLEH:
NUR IKA
NIM. 2212B1036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS INSTITUT


ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA TAHUN
AJARAN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keperawatan kesehatan jiwa (mental health nursing) adalah bentuk


pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan
diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Mata kuliah keperawatan
kesehatan jiwa ini mempelajari tentang konsep dan prinsip-prinsip serta trend
dan isu kesehatan dan keperawatan jiwa. Dalam mata kuliah ini dibahas
tentangklien sebagai sistem yang adaptif dalam tentang respons sehat jiwa
sampai gangguan jiwa, psikodinamika, terjadinya masalah
kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan
dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien dengan
masalah psikososial dan spiritual serta gangguan kesehatan jiwa pada semua
tingkat perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, termasuk hubungan terapeutik secara individu dan dalam
koteks keluarga. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada
area keperawatan lainnya.
Praktik klinik keperawatan jiwa merupakan kegiatan belajar studi kasus
yang akan memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
melaksanakan praktik pada situasi sebenarny. Peserta didik diberi kesempatan
mengaplikasikan mata ajar keperawatan jiwa yang diperoleh selama
mengikuti pendidikan perkuliahan, serta menerapkan ketrampilan
berkomunikasi dan terapi modalitas keperawatan jiwa yang telah disimulasikan di
laboratorium kelas.

Diabetes Melitus merupakan ganguan kesehatan dan kumpulan gejala


yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan ataupun
resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik
(Bustan,
2007 dalam Mustaqim, 2016). Perlu disadari bahwa hidup dengan DM dapat
memberikan beban psikososial bagi penderita maupun anggota keluarganya
maka dari itu diperlukan dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga
dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika di perlukan (Friedman, 2010 dalam Sri
Redjeki, G., & Tambunan, 2019).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan
lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi) menderita
kecemasan. Sebagai negara berkembang di Indonesia berdasarkan Riskesdas
(2018) mendata masalah gangguan kesehatan mental emosional (depresi
dan kecemasan) sebanyak 9,8%. Tingginya peningkatan masalah kesehatan
mental emosional berdasarkan kelompok umur, persentase tertinggi pada usia
65-75 tahun keatas sebanyak 28,6%, disusul kelompok umur 55-64 tahun
sebanyak 11%, kemudian kelompok umur 45-54 tahun dan 15-24 tahun
memiliki persentase yang sama yakni sebanyak 10%. Prevelensi depresi pada
penduduk umur ≥15 tahun menurut kab/kota, provinsi Jawa Timur 2018 adalah
4,53% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Respon psikologis yang negatif terhadap diagnosis bahwa seseorang
mengidap penyakit DM dapat berupa penolakan atau tidak mau mengakui
kenyataan, marah, merasa berdosa, cemas dan depresi (Novitasari, 2012).
Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan respon fisiologis yaitu sistem
kardiovaskuler, pernapasan, neuromuskuler, gastrointestinal, saluran
perkemihan, integument (kulit), respon pada sistem perilaku, sistem kognitif dan
sistem afektif (Stuart, G. W & Sunden, 1998 dalam Arifiati & Wahyuni, 2019).
Kecemasan kronik dapat mempersulit dan mengganggu aktivitas kehidupan
sehari-hari lansia (Stanley&Patricia, 2007 dalam Arifiati & Wahyuni, 2019).
Kecemasan pada lansia dapat menurunkan atau menyebabkan kerusakan
kognitif, serta dapat terganggunya emosi dan peran sosial. Kecemasan yang
tidak sejalan dengan kehidupan, berlangsung lama dan terus menerus, dapat
menimbulkan kelelahan bahkan kematian (Stuart, G. W & Sunden, 1998 dalam
Arifiati & Wahyuni,2019). Upaya untuk mendorong lansia hidup bahagia, sehat
dan sejahtera salah satunya dengan memberikan pencegahan dan merawat dari
masalah kesehatan terhadap perasaan kecemasannya. Upaya pencegahan
tersebut bisa dilakukan dengan pemberian obat (farmakologi) atau tanpa obat
(non farmakologi). Penatalaksanaan dan terapi lansia dengan DM adalah : 1)
Penyuluhan (edukasi DM) dengan menerapkan prinsip : berikan dukungan
dan nasehat yang positif dan hindari terjadinya kecemasan, sampaikan
informasi secara bertahap jangan berikan beberapa hal sekaligus, mulailah
dengan hal yang sederhana baru kemudian
dengan hal yang lebih komplek, gunakan alat bantu dengan dengar- pandang
(Audio-visual AID), utamakanlah pendekatan dengan mengatasi masalah
dan lakukan simulasi, berikan pengobatan yang sederhana agar kepatuhan
mudah dicapai, usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan paksakan tujuan
dan berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikanlah hasil laboratorium.
2) Perencanaan makan. 3) Status gizi. 3) Latihan jasmani. 4) Jenis olahraga. 5)
Obat Hippoglikemik Oral (OHO).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan jiwa psikososial dengan


masalah utama ansietas melalui pendekatan proses keperawatan klien dan
keluarga.

2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan jiwa psikososial dengan
masalah utamaansietas melalui pendekatan proses keperawatan klien dan
keluarga.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan jiwa psikososial dengan
masalah utamaansietas melalui pendekatan proses keperawatan klien dan
keluarga.
c. Merencanakan tindakan keperawatan jiwa psikososial dengan
masalah utama ansietas melalui pendekatan proses keperawatan klien dan
keluarga.
d. Melaksanakan evaluasi keperawatan jiwa psikososial dengan
masalah utamaansietas melalui pendekatan proses keperawatan klien dan
keluarga
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

A. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


Comunity Mental Health Nursing (CMHN) merupakan upaya untuk

mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani

di masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Pelayanan kesehatan

jiwa tersebut berupa pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan

paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres dan

dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan jiwa maka perawat

CMHN perlu dibekali pengetahuan dan kemampuan untuk menstimulasi

perkembangan individu di masyarakat maupun mengantisipasi dan mengatasi

penyimpangan yang menyertai perkembangan psikososial individu di masyarakat.

Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan yang bekerja dimasyarakat dan bersama

masyarakat harus mempunyaikemampuan melibatkan peran serta masyarakat

terutama tokoh masyarakat dengan cara melatih para tokoh masyarakat untuk menjadi

kader kesehatan jiwa (Depkes,

2006).

1. Konsep Community Mental Health Nursing (CMHN)


Konsep utama Community Mental Health Nursing (CMHN) adalah memberikan
perawatan dengan metode yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan
jiwa perawatan dengan metode yang efektif dalam merespon kebutuhan
kesehatan jiwa individu, keluarga atau kelompok. Komunitas menjadi dasar
pelayanan keperawatan jiwa dengan cara memberikan perawatan dalam
bentuk hubungan terapeutik bersama pasiendi rumah, tempat kerja, rumah
singgah, klinik kesehatan jiwa, pusat perawatan primer,pusat krisis, rumah
perawatan atau setting komunitas lainnya. Fokus utama dalam CMHN adalah
pentingnya menjalin kerjasama dengan keluarga, orang yang bearti bagi
pasien dan kerjasama dalam berbagai setting di komunitas. Tujuan dari
CMHN yaitu memberikan pelayanan, konsultasi dan edukasi, atau
memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan jiwa
kepada para agen komunitas lainnya. Tujuan lainnya adalah menurunkan
angka resiko terjadinya gangguan jiwa dan meningkatkan penerimaan komunitas
terhadap praktek kesehatan jiwa melalui edukasi. Konsep CMHN yang paling
penting adalah pemberian asuhan keperawatan kepada pasien, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam kondisi sehta mental, beresiko gangguan jiwa dan
mengalami gangguan jiwa tanpa melibatkan rumah sakit (Yosep, Iyus,dkk, 2014).

2. Model Community Mental Health Nursing (CMHN)


Secara umum model konsep CMHN adalah memberikan asuhan kepada
pasien sepanjang hayat termasuk semua aspek kehidupan manusia, termasuk
kebutuhan dasar, kebutuhan kesehatan fisik dan pasien yang membutuhkan
treatment psikiatri dan rehabilitasi. Model lain dalam CMHN adalah Case
Management. Model ini adalah cara memberikan pelayanan kepada pasien
secara multidisiplin. Pada model ini selain mengkaji support system dari
komunitas, juga melakukan identifikasi dari pasien, treatment yang
dilakukan, resopon krisis, dental care, kondisi perumahan, pendapatan dan
perlindungan hak serta advokasi. Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama-
sama terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa maupun yang beresiko terkena
gangguan jiwa (Yosep, Iyus, dkk, 2014). Terdapat beberapa tingkatan dalam CMHN
(community mental health nursing) seperti:

a. BC-CMHN (Basic Course)

Serangkaian kegiatan pembelajaran untuk perawat komunitas agar

memilikikompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada

pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat. Kegiatan BC-CMHN berupa

pemberian pengetahuan dan praktik langsung bagi perawat dalam mengatasi

atau menanggulangi masalah kesehatan mental atau jiwa (Keliat, 2012).

b. IC-CMHN (Intermediate Course)

Upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, perlu

mempersiapkan sumber daya manusia (Perawat CMHN) melalui pelatihan


lanjutan berupa intermediate Course. Pelatihan ini dilakukan dalam tiga

tahap; pelatihan tahap

pertama lebih berfokus pada pengembangan Desa Siaga Sehat Jiwa


dan
pengelolaannya dan merekrut dan melatih kader kesehatan

jiwa. c. AC-CMHN (Advance Course)

Pengembangan program CMHN yang telah mengikutsertakan keluarga,

kelompok, masyarakat luas, serta kerjasama dengan lintas sekotral.

Kerjasama lintas sektor seperti:

1) Komunitas peduli ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) dimana

komunitas tersebut anggotanya dari masyarakat Bantur itu sendiri.

Komunitas peduli ODGJ ini ikut membantu dalam pelaksanaan

program CMHN yang sedang berlangsung misalnya mereka

menyiapkan tempat untuk pasien gangguan jiwa melakukan TAK (Terapi

Aktivitas Kelompok).

2) Kelompok anak remaja TKI yang bekerja di Korea. Anggota kelompok

ini memberikan donasi kepada puskesmas Bantur yang khususnya untuk

polis jiwa untuk pelaksanaan program CMHN (Community Mental Health

Nursing) yang sedang berjalan di Puskesmas Bantur.

3) Puskesmas Bantur juga bekerjasama dengan salah satu Pabrik Rokok

yang ada di Pasuruan. Pabrik rokok tersebut setiap 3-5 bulan sekali

memberikan donasi dana kepada Puskesmas Bantur khususnya ke poli

jiwa untuk pelaksanaan program CMHN (Community Mental Health

Nursing).

Gambaran tingkan CMHN (Community Mental Health Nursing)

yang di Puskesmas Bantur sudah dalam tingkatan AC-CMHN (Advance

Course). Keterlibatan keluarga dalampelaksanaan program CMHN sudah

dijalankan. Keluarga membantu anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwadalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti


mengingatkan pasien untuk mandi dan menyiapkan peralatan untuk mandi,

melibatkan pasien dalam kegiatan sehari-hari misalnya membersihkan

rumah dan melibatkan pasien dalam


kegiatan masyarakat dan kegiatan sosial misalnya mengikutsertakan

mereka dalam kerja bakti dan pengajian. Keluarga juga ikut dalam

peningkatan kesehatan pasien jiwa dengan mengingatkan pasien untuk

melakukan kontrol ke Puskesmas dan menemani pasien untuk melakukan

kontrol ke Puskesmas. Puskesmas Bantur tidak hanya mengikutsertakan

keluarga dalam berjalannya program CMHN, tetapi puskesmas Bantur juga

bekerjasama dengan salah satu institusi pendidikan yang ada di Malang

untuk memperlancar kegiatan CMHN yang sedang berlangsung.


A. HASIL PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Rekapitulasi keluarga binaan
Daftar rekapitulasi keluarga
No Nama KK Alamat Keterangan
Sehat Resiko Gangguan
1. Ny. Aisyah Tuweley √
2. Tn. Fitrah Tuweley √
3. Ny. rasmi Baru √
4. Tn. Indra Baru √
5. Tn. Moh Iqbal Tuweley √
6. Ny. Yanti Tuweley √
7. Tn. Abd. Tuweley √
Rahman
8. An. Najwa Baru √
9. An. Amirah Baru √
10 Nn. Annisa Tuweley √
11 Tn. Fatir Tuweley √
12 Tn. Fadil Tuweley √
13 Ny. Rahmawati Tuweley √
14 Ny. Hasna Baru √
15 Tn. Ilyas baru √
2. Asuhan keperawatan

LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
Asuhan keperawatan terlaksanan dalam proses keperawatan berbentuk
pelayanan biologis, psikologis,sosiologis dan spiritual yang tersusun berurutan dan
holistik yang ditujuakn kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam
keadaan sehat atau sakit yang mencakup seluruh aspekkehisupan manusia yang
mengacu pada standar profesional keperawtan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntunan utama. Diagnosa keperawatan merupakan keutusan atau kesimpulan
masalahyang dirumuskan dari analisis datayang diperoleh pada pengkajian, diagnosa
keperawtan merupakan gambaran dan panduan bagi perawat dalam menentukan
intervensi keperawatan dalam menyelesaikan masalah yang dialami klien.

Masalah keperawatan utama yang akan dibahas pada kasus ini adalah
Ansietas pada klien dengan Diabetes Melitus. Dimana Diabetes melitus merupakan
ganguan kesehatan dan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar
gula darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang
bersifat akut dan kronik (Bustan, 2007 dalam Mustaqim, 2016). Perlu disadari bahwa
hidup dengan DM dapatmemberikan beban psikososial bagi penderita maupun
anggota keluarganya maka dari itu diperlukan dukungan keluarga. Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota
keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan
keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika di perlukan (Friedman, 2010 dalam
Sri Redjeki, G., & Tambunan,
2019). Respon psikologis yang negatif terhadap diagnosis bahwa seseorang mengidap
penyakit DM dapat berupa penolakan atau tidak mau mengakui kenyataan, marah,
merasa berdosa, cemas dan depresi (Novitasari, 2012)

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi ansietas
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak
menentu Sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya
akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi
ancaman (Ah. Yusuf,
2014). Sedangkan terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa ansietas
memiliki nilai yang positif. Karena dengan ansisetas maka aspek positif individu
berkembang
karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan), antisipasi yang tinggi,
penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman mengatasi kecemasan.
Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan
seseorang (Stuart,
2009)

2. Faktor Predisposisi

a. Faktor biologis.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stresor.
b. Faktor psikologis

1) Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang

terjadi antara antara dua elemen kepribadian—id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego

mencerminkanhati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-

norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan

dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah

mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut

terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti

perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik.

Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami

perkembangan ansietas yang berat.

3) Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu

segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai

dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu

yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan

berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.

c. Sosial budaya

Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada

tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas

dengan depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh

terhadap terjadinya ansietas (Stuart&Laraia, 2005).

3. Faktor Presipitasi

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan

aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,

harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang

(Stuart&Laraia,

2005).

C. TANDA DAN GEJALA


1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta
mudah tersinggung.
2. Klien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
3. Klien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang.
4. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Adanya keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang
belakang, pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas,
mengalami
gangguan pencernaan berkemih atau sakit kepala (Kementerian Kesehatan RI,
2016).

D. WOC ( WEB OF COUTION)


Pathway ansietas

Biologis Frustasi / kegagalan Trauma Penyakit Faktor presipitasi

Imbalance Persepsi negatif


thalamus ancaman
neuromuscule pada hipocampus
neurokorteks amigdala
hipocampus

Tidak ada Emosi negatif


yang dialami G.Suprareal

Norepineprin
menurun
ANSIETAS
Waspada TD naik
curiga Nadi naik

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
Eritrosit (sel darah
merah) juta/µl 4,0 – 5,0 (P)4,5 – 5,5 (L)
12,0 – 14,0 (P)14,0 –
Hemoglobin (Hb) g/dL 18,0 (L)
10,0 – 16,0 (A)
12,0 – 24,0 (B)
Hematokrit % 40 – 50 (P)45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Laju endap darah
(LED) mm/jam < 15 (P)< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih)
103/µl 5,0 – 10,0 (D)
9,0 – 12,0 (A)
9,0 – 30,0 (B)
MCH/HER pg 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µl 150 – 400

F. PELAKSANAAN MEDIS DAN NON MEDIS


Penetalaksanaan kecemasan menurut Putri Anugrah (2007) dalam (Jannah,2018)
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Peobatan untuk anti kecemasan terutama benzodiazepine, obat ini digunakan
untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk terapi jangka panjang karena
pengobatan ini menyebabkan toleransi dan ketergantungan. Obat anti kecemasan
nonbenzodiazepine, seperti Buspiron (buspar) dan berbagai antidepresan juga
digunakan.
2. Penatalaksanaan non
farmakologi a. Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan dengan cara
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap cemas
yang dialami. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan
endorfin yang bisa menghambat stimulus cemas yang ditransmisikan ke otak salah
satu distraksi yang efektif adalah dengan memberikan dukungan spiritual (
membacakan doa sesuai agama dan keyakinan), sehingga dapat menurunkan
hormon- hormon stressor, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktifitas gelombang
otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam, dan
metabolisme yang lebih baik.
b. Relaksasi terapi
Relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi, meditasi, relaksasi imajinasi
dan visualisasi serta relaksasi progresif.
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas Stuart, Keliat
& Pasaribu (2016) :
1) Teori Psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls
primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang
dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau aku,
berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi
ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari
hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan
dininya dihadapkan pada ketakutan yng berlebihan lebih sering menunjukkan
ansietas pada kehidupan selanjutnya.
4) Kajian Keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga.Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas
dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5) Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam
aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan
peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum
seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetusdapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktifitas hidup sehari- hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diridan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

3) Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi
dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas perilaku akan
meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.

a) Respon Fisiologis Terhadap


Ansietas

Sistem Tubuh Respons


Kardiovaskuler
Palpitasi.
Jantung berdebar.
Tekanan darah meningkat dan denyut nadi
menurun. Rasa mau pingsan dan pada akhirnya
pingsan.
Pernafasan
Napas cepat.
Pernapasan dangkal.
Rasa tertekan pada dada.
Pembengkakan pada
tenggorokan. Rasa tercekik
Terengah-engah.

Neuromuskular  Peningkatan reflek


 Reaksi kejutan
 Insomnia
 Ketakutan
 Gelisah
 Wajah tegang
 Kelemahan secara umum.
 Gerakan lambat
 Gerakan yang janggal
Gastrointestinal
Kehilangan nafsu
makan. Menolak makan.
Perasaan dangkal.
Rasa tidak nyaman pada
abdominal.
Rasa terbakar pada
jantung. Nausea.
Diare.

Perkemihan  Tidak dapat menahan kencing.


 Sering kencing.
Kulit  Rasa terbakar pada mukosa.
 Berkeringat banyak pada telapak tangan
 Gatal-gatal.
 Perasaan panas atau dingin pada kulit.
 Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.
b) Respon Perilaku Kognitif

Sistem Respons
Perilaku
Gelisah.
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup.
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk
celaka. Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Kognitif
Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif
menurun. Bingung.

Khawatir yang berlebihan.


Hilang menilai objektifitas.
Takut akan kehilangan
kendali. Takut yang
berlebihan.
Afektif Mudah terganggu.
Tidak sabar.
Gelisah.
Tegang.
Nerveus.
Ketakutan.

c. Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping
tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomok,
kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil.

d. Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas
tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang serius.
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping
:
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan situasi stress.
2) Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri
dan distorsi realitas,maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif
terhadap stress.

2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah (Stuart, Keliat & Pasaribu (2016) :
• Koping Individu Tidak
Efektif
• Kecemasan
• Ketidakberdayaan
• Isolasi
Sosial
• Perubahan Proses
Berfikir
3. Intervensi Keperawatan
Kecemasan

Tujuan :
 Klien mampu mengenal pengertian penyebab tanda gejala dan akibat
 Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
 Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan relaksasi
tarik nafas dalam
 Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan distraksi
 Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan hipnotis lima jari
 Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
 Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan

Tindakan :
• Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien mengurangi kecemasan
• Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari kecemasan
• Latihan cara mengatasi kecemasan :
• Teknik relaksasi napas dalam
• Distraksi : bercakap-cakap hal positif
• Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
• Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan

Koping tidak efektif


Tujuan :
• Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan
kemampuannya mengatasi perubahan.
• Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab serta
akibat dari ketidak efektifan koping
• Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidak efektifan
koping
• Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap
• Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
• Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan
• Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu
merasakan manfaat sistem pendukung.

Tindakan :
a. Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan koping
b. Jelaskan proses terjadinya ketidakefektifan koping
c. Diskusikan koping (upaya atau cara) mengatasi masalah pada masa
lalu d. Koping (upaya) yang berhasil dan tidak berhasil. Berikan pujian
e. Pemanfaatan sumber daya atau sistem pendukung dalam mengatasi masalah
f. Latihan menggunakan upaya menyelesaikan masalah saat ini
dengan menggunakan cara lama yang berhasil atau cara baru.
1. Buat daftar masalah yang dihadapi
2. Buat daftar cara (lama dan baru) yang akan digunakan
3. Pilih, latih, dan jadwalkan cara yang akan digunakan untuk masalah
yang dihadapi
4. Evaluasi hasil jika berhasil dibudidayakan jika kurang berhasil dipilih
cara lain pada daftar cara nomor kedua.
g. Latih menggunakan sistem pendukung yang teratur
h. Beri motivasi dan pujian atas keberhasilan klien mengatasi masalah

4. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien (Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016).
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut
:
Tahap 1 : persiapan tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan:
independen, dependen, dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan
antaraproses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
di rumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
• Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah
disusun.
• Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di
rumuskan dalam rencana evaluasi.

Hasil evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu


:
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai
dengan criteria yang telah di tetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu untuk
mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan,
dan faktor- faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya
tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian
sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan (Stuart, Keliat &
Pasaribu, 2016).
Nama mahasiswa : Nur Ika Tgl/jam MRS :
Tgl/jam pengkajian : 18 Mei 2023 ........................................ No. RM :
Diagnosa medis : Ansietas ........................................ Ruangan/kelas :
........................................ No.kamar :
........................................

I. IDENTITAS
1. Nama : Ny. A................................................................................................................
2. Umur : 58 thn ...............................................................................................................
3. Jenis kelamin : perempuan........................................................................................................
4. Status : menikah............................................................................................................
5. Agama : isalam...............................................................................................................
6. Suku/bangsa : Buol / Indonesia................................................................................................
7. Bahasa : Indonesia ..........................................................................................................
8. Pendidikan : SLTA ...............................................................................................................
9. Pekerjaan : IRT...................................................................................................................
10. Alamat dan no. telp : kelurahan Tuweley............................................................................................
11. Penanggung jawab : Tn. S.................................................................................................................

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Klien mengatakan khawatir dan cemas dengan kondisi penyakit DM yang di derita saat ini, klien
mudah lelah,kaki sering kesemutan dan sulit tidur
2. Riwayat penyakit sekarang :
Klien didiagnosa DM sejak 2 tahun yang lalu dan harus rutin mengkonsumsi obat-oabatan dari dokter
namun karena klien tdk rutin kontrol akhirnya sejak 1 bulan yang lalu klien masuk rumah sakit dan
dokter menganjurkan harus menggunakan insulin injeksi sejak saat itu klien selalu merasa cemas dan
khawatir jika pengobatan ini tidak berhasil dan gula darahnya tidak bisa terkontrol

..............................................................................................................................................................
3. Lamanya keluhan
1 bulan ...................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
4. Faktor yang Memperberat
Kurang mendapat dukungan dari keluarga ..............................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Keluhan
Klien biasanya langsung beristirahat jika timbul rasa cemas dan khawatir
..............................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
6. Riwayat penyakit dahulu :
Klien juga mengalami Hipertensi ...........................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
7. Persepsi klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan
Sejak Ny. A sakit kegiatan diluar rumah menjadi terhambat ...................................................................
..............................................................................................................................................................
8. Riwayat kesehatan keluarga :
Orang tua ny. A juga menderita DM .......................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
9. Susunan keluarga (genogram) :

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal dunia

: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien : Hubungan darah/keluarg

10. Riwayat alergi :


Klien tidak memiliki alergi
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Pola makan
Di rumah Pantangan : makanan manis
Frekuensi : 3x sehari Makanan disukai : buah-buahan
Jenis : nasi Di rumah sakit
Porsi : 1 porsi Frekuensi : ..................................
Jenis : .................................. Diit khusus : ..................................
Porsi : ..................................
Nafsu makan di RS : ( ) normal ( ) bertambah ( ) berkurang
( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis
Kesulitan menelan : ( ) tidak ( ) ya
Gigi palsu : ( ) tidak ( ) ya
NG tube : ( ) tidak ( ) ya

2. Pola minum
Di rumah Minuman disukai : .........................
Frekuensi : setiap merasa Di rumah sakit
√haus
Frekuensi : ..................................
Jenis : air putih.
Jenis : ..................................
Jumlah : 1-2 liter
Jumlah : ..................................
Pantangan : .........................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

IV. POLA ELIMINASI


1. Buang air besar
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : 1 / 2 kali sehari Frekuensi : ..................................
Konsistensi : padat Konsistensi : ..................................
Warna : coklat Warna : ( ) kuning

( ) bercampur darah
( ) lainnya, ..............
Masalah di RS : ( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
2. Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : ................................. Frekuensi : ..................................
. Jumlah : Jumlah : ..................................
.................................. Warna : ..................................
Warna : ..................................
Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria
( ) retensi ( ) inkontinen
Kateter : ( ) tidak ( ) ya, kateter ........................... produksi : .................. cc/hari

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................


V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian/berdandan √

Eliminasi/toileting √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √
Berjalan √

Naik tangga √

Berbelanja √

Memasak √

Pemeliharaan rumah √

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat


1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain

Alat bantu : ( √ ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat


( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

2. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : ..2...................  /hr Mandi : ........................  /hr
Gosok gigi : ..2....................  /hr Gosok gigi : ........................  /hr
Keramas : ...2..............  /mgg Keramas : ....................  /mgg
Potong kuku : ....1..............  /mgg Potong kuku : ....................  /mgg
3. Aktivitas sehari-hari
..............................................................................................................................................................
4. Rekreasi
Jarang dilakukan
5. Olahraga : ( ) tidak ( √ ) ya
..............................................................................................................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................


VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Di rumah Di rumah sakit
Waktu tidur : Siang .13.00...-..13.30. Waktu tidur : Siang ..............-...............
Malam 10.00-05.00... Malam ............-...............
Jumlah jam tidur : ........................................... Jumlah jam tidur : ..........................................
Masalah di RS : ( ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk
( ) insomnia ( ) Lainnya, . ...................................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Berbicara : (√ ) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : (√ ) Indonesia ( ) Jawa ( ) lainnya, .......................................
Kemampuan membaca : ( ) bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : ( √ ) ringan ( ) sedang ( ) berat ( ) panik
Sebab, .......................................................................................................
Kemampuan interaksi : (√ ) sesuai ( )
tidak,
Vertigo : (√ ) tidak ( ) ya
Nyeri : ( √ ) tidak ( ) ya

Bila ya, P : .............................................................................................................................................


Q : .............................................................................................................................................
R : .............................................................................................................................................
S : .............................................................................................................................................
T : .............................................................................................................................................

Diagnosa keperawatan : ansietas.............................................................................................................

VIII. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI


1. Body image/gambaran diri
( ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit
( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh
( ) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh
( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca
( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang
Jelaskan :
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ......................................................................................................................
2. Role/peran
( ) overload peran ( ) perubahan peran (√ ) transisi peran karena sakit
( ) konflik peran ( ) keraguan peran
Jelaskan :
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ......................................................................................................................
3. Identity/identitas diri
( ) kurang percaya diri ( ) merasa kurang memiliki potensi
( ) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan
( ) tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua
Jelaskan :
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ......................................................................................................................
4. Self esteem/harga diri
( ) mengkritik diri sendiri dan orang lain ( ) menyangkal kepuasan diri
( ) merasa jadi orang penting ( ) polarisasi pandangan hidup
( ) menunda tugas ( ) mencemooh diri
( ) merusak diri ( ) mengecilkan diri
( ) menyangkal kemampuan pribadi ( ) keluhan fisik
( ) rasa bersalah ( ) menyalahgunakan zat
Jelaskan :
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ......................................................................................................................
5. Self ideal/ideal diri
( ) masa depan suram ( ) tidak ingin berusaha
( ) terserah pada nasib ( ) tidak memiliki cita-cita
( ) merasa tidak memiliki kemampuan ( ) merasa tidak berdaya
( ) tidak memiliki harapan ( ) enggan membicarakan masa depan
Jelaskan : ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................
IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN
Pekerjaan : IRT .......................................................................................................
Kualitas bekerja : setiap hari..............................................................................................
Hubungan dengan orang lain :
Sistem pendukung : (√ ) pasangan ( ) tetangga/teman ( ) tidak
ada
( ) lainnya,...........................................................................................
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : .............................................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

X. POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI


Menstruasi terakhir : 1 thn lalu ..........................................................................................................
Masalah menstruasi : .........................................................................................................................
Pap smear terakhir : .........................................................................................................................
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya (√ ) tidak
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : .................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

XI. POLA KOPING / TOLERANSI STRESS


1. Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan
diri)
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

2. Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya


a. Tahap Denial/Penolakan
( ) penolakan terhadap situasi ( ) wawasan sempit
( ) tidak percaya pada orang lain
( ) merasa tertekan
Jelaskan :
................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ................................................................................................................

b. Tahap Anger/Marah
( ) marah pada diri sendiri ( ) meningkatnya kesadaran klien
( ) marah pada orang lain pada realita
Jelaskan :
............................................................................................................................

......................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : ................................................................................................................
3. Kemampuan adaptasi
Klien mudah beradaptasi dengan situasinya saat ini ...............................................................................
..............................................................................................................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN


Agama : .islam.....................................................................................
Pelaksanaan ibadah : sholat 5 watku tapi jika sakit tidak dikerjakan
........... Pantangan agama : ( √ ) tidak ( ) ya,
Meminta kunjungan rohaniawan : (√ ) tidak ( ) ya

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 36,5....... °C lokasi : ......................
b. Nadi : 88  /menit irama : ...................... pulsasi : ......................
c. Tekanan darah : 160/90 mmHg lokasi : ......................
d. Frekuensi nafas : 16  /menit irama : ......................
e. Tinggi badan : 150............. cm
f. Berat badan : SMRS 58........ kg MRS .................... kg

2. Sistem Pernafasan (Breath)


Suara nafas normal tidak ada suara napas tambahan................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)


normal....................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

4. Sistem Persarafan (Brain)


normal....................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................
.
.............................................................................................................................................................
.
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

5. Sistem Perkemihan (Bladder)


normal....................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

6. Sistem Pencernaan (Bowel)


normal....................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)


normal....................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

8. Sistem Integumen
normal....................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

9. Sistem Penginderaan
Mata
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Hidung

.............................................................................................................................................................
.
.............................................................................................................................................................
.
Telinga
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
Diagnosa keperawatan : .........................................................................................................................

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
Gula Darah Puasa : 135 mg/dL (74.0-106.0 mg/dL)

Gula Darah 2 JPP : 222 mg/dL (<120.0 mg/dL)

2. Photo
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
3. Lain-lain
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

XV. TERAPI
Insulin 20 iu pagi dan malam
Vitamin B1 50 mg /hari
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
XVI. Pathway

Frustasi / kegagalan Faktor presipitasi


Biologis Trauma Penyakit

Imbalance Persepsi negatif


thalamus ancaman
neuromuscule pada hipocampus
neurokorteks amigdala
hipocampus

Tidak ada Emosi negatif


yang dialami G.Suprareal

Norepineprin
menurun
ANSIETAS
Waspada TD naik
curiga Nadi naik

Tolitoli, 18 Mei 2023


Mahasiswa

(Nur Ika)
ANALISA DATA

Nama klien : Ny. A Ruangan/kamar : ..............................................


Umur : 58 tahun No. RM : ..............................................

No. Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)

1 DS : Klien mengatakan Penyakit DM Ansietas


khawatir dan cemas dengan
kondisi penyakit DM yang di
derita saat ini, klien mudah Thalamus
lelah, kaki sering kesemutan
dan sulit tidur
Amigdala

DO klien nampak gelisah dan


seperti kurang tidur Emosi negatif

Ansietas

PRIORITAS MASALAH

Nama klien : Ny. A Ruangan/kamar :


Umur : 58 thn .............................................. No. RM :
..............................................

Tanggal Paraf
No. Diagnosa keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama perawat)

1. Ansietas 18 mei 2023 19 Mei 2023


3

RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Ansietas 1. Kognitif, klien mampu : 1. Kaji tanda dan gejala ansietasdan Dengan mengetahui ansietas dan
a. Mengenal pengertian, kemampuan klien dalam mengurangi kemampuan klien dalam mengurangi
penyebab, tanda dan gejala, ansietas. ansietas dapat ditemukan mekaniseme
akibat, dan prosesterjadinya 2. Jelaskan terjadinya ansietas. koping klien dalam mengatasi ansietas,
ansietas serta strategi apa yang akanditerapkan
b. Mengetahui cara kepada klien
mengatasi ansietas
2. Psikomotor, klien mampu
mengatasiansietas dengan :
a. Melakukan latihan 3. Latih cara mengatasi ansietas.
relaksasitariknapas a. Tarik napas dalam
dalam b. Distraksi : bercakap-cakap hal
b. Melakukan latihan distraksi positif, dll Untuk mengurangi ansietas klien dengan
c. Melakukan latihan c. Hipnotis lima jari fokus padahal positif membuat nyaman klien
hipnotis limajari 1) Jempol dan telunjuk disatukan, dan
d. Melakukan kegiatan spiritual bayangkan saat badansehat.
3. Afektif, klien mampu : 2) Jempol dan jari tengah disatukan,
a. Merasakan manfaat dari dan bayangkan orang yang peduli
latihanyang dilakukan dan sayang padasaudara.
b. Membedakan perasaan 3) Jempol dan jari manis disatukan,
sebelumdan sesudah dan bayangkan saat saudara
latihan mendapat pujian dan prestasi
4) Jempol dan kelingking disatukan,
dan bayangkan tempat yang
paling disukai.
4. Bantu klien untuk melakukan Tiap kali cemas klien dapat
latihan sesuai dengan jadwal kegiatan melakukan latihan tarik napas dalam secara
mandiri
3
3

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu Waktu Catatan Perkembangan


No. Tindakan TT TT
Tgl/jam Tgl/jam (SOAP)

1. Kamis, 18 BHSP Kamis, 18 S : Ny. A mengatakan biasa dipanggil dengan


Mei 2023 1. Mengucapkan salam terapeutik. mei 2023 sebutan Oma dan mengatakan bahwa kegiatan
2. Berjabat tangan. yang akan dilakukan selanjutnyadapat
10.00 10.30
3. Menjelaskan tujuan interaksi. dilakukan pukul 1 hari ini juga namun
4. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat sebelum ashar harus sudah selesai.
setiapkali bertemu klien. O : Klien tampak
kooperatif
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dilajutkan tiap selesai melakukan
SP, pada poin 4 Membuat kontrak topik, waktu,
dan tempat setiap kali bertemu klien.

Edukasi tentang ansietas S : Ny. A mengatakan bahwa sekarang dirinya


Kamis, 18 1. Bantu klien mengenal ansietas Kamis, 18 merasa cemas dan khawatir dengan kondisi
Mei 2023 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan Mei 2023 penyakitnya, Ny. A takut jika gula darahnya
menguraikan perasaannya. tidak bisa stabil. Ny. A juga mengatakan
14.00 3. Bantu klien menjelaskan situasi yang 14.30
setiap dia memikirkan hal ini selalu merasa
menimbulkanansietas. pusing dan lelah. Ny. A mengatakan bahwa
4. Bantu klien mengenal penyebab ansietas. kegiatan selanjutnya dapat dilakukan esok hari
5. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas pukul 9 pagi
O : Klien terlihat lesu dan nampak memijit
4

pelipis kepalanya saat menceritakannya namun


klien dengan hati terbuka dan
leluasa menyampaikan perasaanya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Ny. A mengatakan sudah lega saat


Jumat, 19 Ajarkan klien teknik relaksasi (napas dalam) Jumat, 19 melakukan napas dalam dan ingin
Mei 2023 untukmeningkatkan kontrol dan rasa percaya Mei 2023 melakukannya lagi pada jam 1 seperti hari
diri Prosedur teknik relaksasi napas dalam : 09.30
09.00 sebelumnya
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
O : Ny. A nampak ceria dan lega
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
setelah melakukan napas dalam namun
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi
setelah beberapajam kemudian Ny. A
paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui nampak kembali lesu dan khawatir
mulut sambil merasakan ekstrimitas atas kembali
dan bawah rileks A : Masalah belum teratasi
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali P : Intervensi dilanjutkan
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata
sambilterpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-
hal yang nyaman
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur
hinggaansietas terasa berkurang
4

Jumat, 19 Memasukan kejadwal kegiatan harian klien Jumat, 19 S : Ny. A mengatakan akan melakukan tarik
Mei 2023 Mei 2023 napas dalam tiap waktu kosong dan saat
dirinyamerasa khawatir
15.00 15.15
O : Nampak Ny. A menulis
jadwal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 3
PEMBAHASAN
Dari hasil pelaksanaan praktek profesi berupa asuhan keperawatan jiwa pada Ny. A
dengan kasus Ansietas dengan Diagnosa medis Diabetes melitus, akan dibahas salah satu
intervensi keperawatan yang diberikan yaitu mengajarkan klien Teknik relaksasi napas dalam,
setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 2 hari dari tanggal 18 Mei 2023 sampai
dengan tanggal 19 Mei 2023, didapatkan hasil evaluasi Ny. A mengatakan merasa lega setelah
melakukan teknik relaksasi napas dalam, dan akan melakukan teknik relaksasi napas dalam
setiap kali Ny. A merasa Cemas dan Khawatir. Tampak ekspresi muka ceria dan Ny. A
memasukkan teknik relaksasi napas dalam sebagai jadwal hariannya

Pelaksanaan intervensi teknik napas dalam sejalan dengan tinjauan pustaka yaitu
Penetalaksanaan kecemasan menurut Putri Anugrah (2007) dalam (Jannah,2018) dibagi
menjadi dua yaitu penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi, teknik relaksasi napas
dalam masuk dalam penatalaksanaan nonfarmakologi. Menurut Kozier et all (2010) Terapi
relaksasi memiliki berbagai macam yaitu latihan napas dalam,masase, relksasi progresif,
imajinasi, biofeedback, yoga, meditasi, sentuhan terapeutik, terapi musik, serta humor dan tawa.
Menurut Nusantoro dan Listyaningsih (2018) dalam penelitiannya hasil pengukuran
variabel tingkat kecemasan pada kelompok intervensi didapatkan perbedaaan yang signifikan
yaitu terjadi penurunan nilai mean tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah diberikan
pelatihan SBD (slow deep breathing) dnegan nilai p-value(0,000) peneliti berasumsi bahwa
penurunan tingkat kecemasan pada responden kelompok intervensi disebabkan karena latihan
relaksasi SDB secara rutin.
Menurut Yulanda (2021) terdapat penurunan skor ansietas 1 dan 2 disebabkan
beberapa faktor pada pasien 1 saat diberika terapi pasien merasakan ansietas berkurang, merasa
lebih nyaman setelah diberikan terapi relaksasi napas dalam dengan menggunakan alat ukur
kecemasan zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dengan skor 72 sedangkan pasien 2 saat
diberikan terapi merasa ansietas berkurang, merasa lebih nyaman dengan mengunakan alat ukur
kecemasan zung self-rating anxiety scale (ZSAS) skor 65. Walaupun ada perubahan skor pada
klien tetapi terapi relaksasi napas dalam menurunkan derajat ansietas pasien di desa Lebuawu
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan dari tujuan pada bab 1.
A. Simpulan
1. Pengkajian pada klien dengan diagnosa medis diabetes mellitus dan
kesehatan jiwa ansietas akan mengalami masalah baik fisik, psikolgis maupun
sosial. Data yang ditemukan klien mengeluh mudah haus dan kaki sering kebas,
klien juga mengatakan cemas dan khawatir akan kondisi penyakitnya yang
mempengaruhi perannya sebagai seorang ibu rumah tangga, dikarenakan
kondisi klien yang mudah lelah juga klien sudah jarang bahkan hampir
tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah
2. Pada klien dengan diagnosa medis diabetes mellitus dan kesehatan jiwa
ansietas akan muncul diagnosa keperawatan ansietas
3. Intervensi pada klien dengan diagnosa medis diabetes mellitus dankesehatan
jiwa ansietas melibatkan klien dan keluarga. Untuk ansietas klien akan diajarkan
teknik relaksasi napas dalam untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.
4. Implementasi pada klien dengan diagnosa medis diabetes mellitus dan
kesehatan jiwa ansietas yaitu SP 1 : BHSP, SP 2 : bantu klien mengenal
ansietas, SP 3 : ajarkan klien teknik relaksasi (napas dalam) untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri, dan SP 4 : Memasukan kejadwal
kegiatan harian klien.
5. Evaluasi yang telah dilakukan ansietas teratasi pada hari ke 2 dengan Ny.
A mengatakan akan melakukan relaksasi napas dalam tiap waktu kosong dan
saat dirinya merasa khawatir

B. Saran
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah diuraikan diatas,
selanjutnya penulis akan mengemukakan beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan antara lain :
1. Bagi klien
Klien yang mengalami ansietas dianjurkan untuk rutin melakukan
teknis napas dalam seuai SOP yang diberikan oleh penulis.
2. Bagi profesi keperawatan
Laporan pelaksanaan praktek profesi jiwa ini dapat dijadikan salah satu
referensi pengobatan non farmakologi dalam hal menurunkan kecemasan pada
klien dengan diagnosa medis diabetes mellitus. Selain itu sebagai perawat kita
berperan penting dalam memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
menjaga pola gaya hidup sehat dan menyadarkan agar pentingnya rutin
memeriksakan status kesehatannya.
3. Bagi penulis selanjutnya

Perlu dilakukan asuhan keperawatan lainnya selain teknik relaksasi


napas dalam untuk mengurangi ansietas seperti distraksi atau hipnosis 5 jari.
DAFTAR PUSTAKA

Proram studi Ners spesialis keperawatan jiwa fakultas ilmu keperawatan UI(2016) Standar
Asuhan
Keperawatan Jiwa, Depok, Universitas indonesia

Azizah, LM. Zainuri, I. Akbar, A. (2016) buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Sleman,
Yogyakarta. Indomedia Pustaka.

Sari, OAP. (2021) asuhan keperawatan jiwa pada Ny. M masalah utama ansietas dengan
diagnosa medis diabetes melitus di sidoarjo. Diakses 20-05-2023. Stikes Hang Tuah
Surabaya

Sholekhah, NA. (2021) asuhan keperawatan jiwa pada Ny. N dengan masalah ansietas didesa
Batu RT 03 RW 01 karang tengah Demak. Diakses 25-5-2023. Universitas islam sultan
agung Semarang

Nusantoro,AP. Listyaningsih,KD. (2018) Pengaruh SDB (slow Deep Breathing) terhadapa


tingkat kecemasan dan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Diakses 24-05-
2023. STIKes Kusuma Husada surakarta

Yulanda. (2021). Penerapan terapi relaksasi napas dalam kecemasan pada pasiendiabetes
melitus.
Diakses 24-05-2023. Universitas widya husada semarang

https://eprints.umm.ac.id/42098/3/jiptummpp -gdl-imeldasulf-49052-3-bab2.pdf

http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/P17210193069/BAB_II_TINAJUAN_TEORI.pdf

Anda mungkin juga menyukai