Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kasus Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Penyuluhan Kesehatan Jiwa Pada Wilayah Puskesmas Ngasem

Oleh :
dr. Tri Utomo

Pembimbing :
dr. Rizka Dianita Anggraini

Pusat Kesehatan Masyarakat Ngasem


Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2019
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa di Indonesia selama ini relatif terabaikan, padahal penurunan
produktivitas akibat gangguan kesehatan jiwa terbukti berdampak nyata pada
perekonomian. Di Indonesia, jumlah penderita masalah kesehatan  jiwa cukup
tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hampir seluruh bagian dari
wilayah Indonesia dan selama beberapa dekade, populasi telah mengalami masa
sulit karena konflik, kemiskinan ataupun bencana alam. Sejumlah besar
masyarakat Indonesia mengalami penderitaan mental yang bervariasi mulai dari
tekanan psikologis ringan hingga gangguan jiwa meskipun gangguan jiwa tidak
menyebabkan kematian secara langsung  namun akan menyebabkan penderinya
menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Sampai saat ini perhatian pemerintah terhadap
kesehatan jiwa di tanah air boleh dikatakan kurang
memuaskan(Notosoedirjo,2005).

Prevalensi gangguan mental di negara AmerikaSerikat (6%-9%), Brazil


(22.7%), Chili (26.7%), dan Pakistan (28.8%) (WHO,2003).

Upaya untuk meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah dan mengatasi


gangguan jiwa merupakan 3 poin yang dijadikan fokus utama dalam rangka
mengurangi naiknya beban, ketidakmampuan maupun kematian yang muncul
sebagai akibat dari adanya gangguan mental. Tiga fokus utama tersebut, dapat
diaplikasikan oleh para klinisi kepada pasien secara individual, dan juga oleh
perencana program kesehatan publik untuk target dalam skala lebih luas.
Mengintegrasikan peningkatan, pencegahan, maupun manajemen terkait masalah
kesehatan jiwa akan sangat membantu dalam menghindari kematian,mengurangi
stigma yang melekat pada seseorang dengan gangguan jiwa dan memperbaiki
kondisi perekonomian masyarakat. (WHO, 2002).

Pengabaian kesehatan jiwa ini umumnya disebabkan oleh adanya


kebingungan dan asumsi yang salah dalam memahami konsep kesehatan mental
maupun gangguannya sebagai bagian dari kesehatan general.Hampir di setiap
belahan dunia penanganan gangguan jiwa dipisahkan dari penanganan yang
berkaitan dengan kondisi fisik. Bahkan, upaya untuk menjaga kesehatan jiwa
seakan-akan terpisah jauh dari permasalahan dunia yang sebenarnya,  dan
parahnya seringkali ditemukan kasus gangguan jiwal yang tidak ditangani secara
semestinya (Walker, Moodie & Herrman, 2004).

Proses pemberian informasi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan


media promosi. Penerapan promosi kesehatan mental bertujuan sebagai langkah
penting dalam menyampaiakan sebuah dasar pengetahuan yang sering muncul
sehingga dapat digunakan ke dalam bentuk praktek yang efektif dalam sebuah
aturan  (Barry MM, 2007).

Penelitian promosi kesehatan jiwa yang dilakukan oleh  Barry dan Jenkins
(2007) menggambarkan bahwa fakta-fakta penelitian dan pengalaman praktek
promosi kesehatan jiwa menjadi sebuah faktor kunci yang dapat membuat
promosi tersebut bekerja secara sukses. Penelitian tersebut menggambarkan
berupa penemuan-penemuan, penyorotan terhadap efektifitas promosi kesehatan
jiwa yang sedang berlangsung, dan proses identifikasi kondisi yang
memungkinkan muncul dalam penerapan  program tersebut.

Dari fenomena-fenomena diatas membuat penulis tertarik untuk meneliti


permasalahan tersebut dengan judul “Penyuluhan Kader Kesehatan Jiwa Pada
Wilayah Puskesmas Kalitidu”

B. Permasalahan di Masyarakat
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan jiwa dan stigma
negatif yang diberikan pada pasien gangguan jiwa.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Dari permasalahan di atas maka penulis merencanakan untuk melakukan
suatu intervensi berupa penyuluhan mengenai kesehatan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Kalitidu yang menyasar pada kader jiwa yang telah dipilih oleh desa.
Tujuan penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan para kader jiwa
mengenai kesehatan jiwa meliputi gejala, faktor risiko serta apa yang harus
dilakukan pada pasien kesehatan jiwa. Prioritas masalah yang akan dibahas adalah
pengertian kesehatan jiwa, gejala gangguan jiwa, dan penanganan pasien
gangguan jiwa serta upaya pencegahan putus obat pada pasien jiwa agar tidak
timbul relaps yang lebih parah.

D. Pelaksanaan
Proses intervensi dilakukan pada hari Rabu, 27 September 2017. Intervensi
yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada kader jiwa wilayah kerja
Puskesmas Kalitidu di Aula Puskesmas Kalitidu. Penyuluhan dihadiri oleh 20
orang.
Pemaparan materi berlangsung selama 50 menit. Materi penyuluhan yang
diberikan melingkupi pengertian kesehatan jiwa, gejala gangguan jiwa, dan
penanganan pasien gangguan jiwa serta upaya pencegahan putus obat pada pasien
jiwa agar tidak timbul relaps yang lebih parah. Setelah pemaparan materi
dilakukan sesi tanya jawab yang berlangsung sekitar 30 menit.

E. Monitoring dan Evaluasi


Evaluasi pengetahuan mengenai kesehatan jiwa dilakukan oleh penulis sejak
awal penyuluhan dimulai dengan melempar pertanyaan kepada audience dengan
hasil evaluasi awal bahwa kebanyakan audience sudah mengerti secara umum
mengenai kesehatan jiwa. Selanjutnya juga dilakukan evaluasi di akhir dengan
cara membuka sesi tanya jawab dimana penulis mendapatkan respon yang baik
yaitu audience aktif menjawab pertanyaan yang diajukan pembicara.

F. Kesimpulan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa dapat menjadi
salah satu faktor penyebab pandangan negatif terhadap pasien gangguan jiwa
sehingga penanganan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) belum dapat
menyeluruh didukung dari berbagai piha. Dengan diberikannya penyuluhan
tentang kesehatan jiwa ini, diharapkan mampu mengubah stigma masyarakat
melalui kader kesehatan jiwa sehingga ODGJ mampu mendapatkan dukungan dan
penanganan yang tepat
.
Kalitidu, 27 September 2017
Dokter Internsip Dokter Pendamping

dr. Veryne Ayu P.M. dr. Wahyu Widarti

Komentar/Umpan Balik

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai