2
“
Hernia Inguinalis kasus bedah digestif terbanyak
setelah appendicitis
Hampir 75 % Hernia Abdonmen adalah Hernia
Inguinalis
Hernia Inguinalis lebih banyak ditemukan pada
pria dibandingkan Wanita (7:1)
3
prosesus vaginalis paten
kontralateral disertai dengan
Etiologi Kongenital anulus inguinalis yang cukup
besar sehingga dapat dilalui
kantong dan isi hernia.
Peningkatan tekanan
intraabdomen
Hernia
Bertambahnya umur
Kehamilan
Berdasarka Berdasarka
n terjadinya n letak
Berdasarka
Berdasarka
n
n sifatnya
keadaannya
Hernia tipe
lain
Klasifikasi Hernia berdasarkan letak
▫ Hernia Epigastrika
▫ Melalui defek di line alba
antara umbilikus dan
prosesus xifoideus
▫ Sering ditemukan pada
pria > wanita. Insiden
tertinggi pada usia 20-50
tahun
Hernia Inguinalis terdiri atas
▫ Hernia Inguinalis
Lateralis
▫ Hernia Inguinalis
Medialis
12
Klasifikasi hernia berdasarkan letak
▫ Hernia femoralis
▫ Pintu masuk hernia femoralis
adalah anulus femoralis.
▫ Lebih sering terjadi pada
perempuan tua.
▫ Insidens hernia femoralis pada
perempuan kira-kira 4 kali lelaki
▫ Faktor utama :
▫ ↑ tekanan intraabdomen akan
mendorong lemak
preperitoneal ke dalam
kanalis femoralis
KLASIFIKASI HERNIA BERDASARKAN LETAK
▫ Hernia Umbilikal
▫ Merupakan penonjolan dengan isi
rongga perut yang masuk melalui
cincin umbilikus akibat peninggian
tekanan intraabdomen, biasanya ketika
bayi menangis
▫ Lebih sering terjadi pada bayi prematur
▫ Disebabkan cincin umbilikus yang
tidak menutup dan bagian intestinum
yang menetap di rongga ekstraselomik
Klasifikasi (Casten. Halverson & McVay)
15
Patofisiologi
Hernia
Inguinalis
16
Manifestasi Klinis
Gejala
▫ Tonjolan di lipat paha +/- nyeri dan bengkak
▫ hernia ingunalis lateralis : sensasi nyeri yang menyebar (hingga ke scrotum).
Semakin besar hernia maka semakin nyeri (hingga posisi berbaring)
▫ hernia inguinalis medialis : gejala lebih sedikit dibandingkan hernia ingunalis
lateralis (risiko inkarserata/strangulasi lebih kecil)
▫ Nyeri disertai mual&muntah bila sudah terjadi inkarserasi/ strangulasi
17
Manifestasi Klinis
Tanda
Pemeriksaan Inspeksi
- Berdiri dan berbaring Medial : saat berdiri simetris, tonjolan
- batuk pada hernia yang kecil sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan
akan menghilang pada saat pasien
- memasukan jari ke annulus (finger test)
berbaring.
Lateral : tonjolan elips dan susah
menghilang saat berbaring.
18
Finger Test
19
Pemeriksaan Penunjang
laboratorium
• Darah lengkap
• Urinalisis
• Blood urea nitrogen
• Kreatinin
• laktat
radiologi
• USG
• CT Scan
20
Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
▫ Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan
▫ USG dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau
dinding abdomen dan membedakan penyebab pembengkakan testis.8
▫ Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat gambaran massa. “Spontaneous
Reduction of Hernia En Masse” Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya
secara spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal.
▫ Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en masse :
Retropubic, Intra abdominal, Pre peritoneal, Pre peritoneal locule
21
Diagnosis Banding
Elefantiasis
hidrokel varikokel
skrotum
Limfadenitis
lipoma
inguinalis
22
Komplikasi
▫ Hernia inkarserasi : ▫ Hernia strangulasi :
Nekrosis
infeksi obstruksi
usus
peritonitis sepsis
25
reposisi
Tatalaksana konservatif
Pemakaian
penyangga
Hernia
reponibel
Hernia Elektif
Hernia
ireponibel
Hernia
inkarserasi
Operatif Cito
Hernia
strangulasi
Hernioplastik
herniotomi 26
Tatalaksana
27
Indikasi operasi HIL :
Pada anak-anak Pada pria dewasa :
harus perbaikan operatif tanpa
Cito dilakukan pada :
penundaan hernia inkarserata & strangulasi
Reposisi Bimanual
Reposisi Spontan
Bantal Penyangga
29
Operatif
▫ Herniotomy ▫ Herniorrhaphy
▫ pembebasan kantong ▫ Perawatan kantung hernia dan isi hernia
hernia sampai dengan Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson,
lehernya, dibuka dan Halsted / Kirchner, Lotheissen-Mc Vay (Cooper’s ligament repair),
Shouldice, Tension free herniorrhaphy)
dibebaskan isi hernia,
Berliner repair
▫ jika ada perlekatan lakukan
The Lichtenstein repair
reposisi, kemudian
The Wilkinson Technique
kantong hernia dijahit
Abrahamson Nylon Darn Repair
setinggi-tinggi mungkin
Lichtenstein Plastic Screen Reinforcement
lalu dipotong
30
TEKNIK OPERASI HERNIA
▫ Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang kantung dan memperbaiki dinding
abdomen
▫ Marcy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya.melewati ingunal yang
dikombinasi dengan pengikatan cincin interna.Lebih sering digunakan pada anak-anak.
▫ Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint tendon didekatkan
dengan ligamentum Poupart’s dan spermatic cord diposisikan seanatomis mungkin di bawah aponeurosis
muskulus oblikuus eksterna.
▫ Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya cara Bassini.
▫ Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon lebih posterior dan
inferior terhadap ligamentum Cooper.
Teknik Hernioraphy dapat dikelompokkan dalam 4 kategori utama :
Kelompok 4 : Laparoscopic
Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Kel. 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis
otot obliquus abdominis eksternus dan membebaskan funnikulus spermatikus. Fascia transversalis
kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia
diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini
▫ Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar
dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.
▫ Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)
▫ Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot transversalis abdominis dan otot
abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam
rekonstruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen
untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari
kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga
dapat terjadi nekrosis otot yang akan menyebabkan jahitan
terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
Kelompok 2 : Open Posterior Repair
▫ Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding
abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian
diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik
open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan
pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.
Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh
▫ Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal yang
sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek,
tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki
defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh
dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen. Beberapa ahli bedah
meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi
atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan
ini, dan teknik ini terus populer. Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau
general.
Gambar Setelah pemasangan Mesh
Kelompok 4 : Laparoscopic
▫ Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan
kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang
besar di regio inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan
pembentukan fistel karena paparan usus terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies
dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal
(TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam cavum abdomen dan
memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan
peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke
cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
KESIMPULAN
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis.
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang
diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan
dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis horisontal
dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka
kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
▫ Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap terbuka).
▫ Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi strangulasi penanganan segera
adalah dengan operasi.
Terimakasih