Anda di halaman 1dari 50

Laporan Kasus

HERNIA SCROTALIS

Oleh :
AYUNOVIA RISZKYRIA H.A

Pembimbing :
dr. Nursal Hasbi, Sp.B
PENDAHULUAN
• Insidensi hernia  bertambah usia  meningkatnya
tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan
jaringan penunjang
• 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia
ingunalis.
• Hernia ingunalis ↑ pada laki-laki dari pada wanita.
• Tindakan yang paling memungkinkan untuk terapi
hernia inguinalis adalah tindakan pembedahan. Setiap
tahun diperikirakan terdapat 20 juta kasus prosedur
bedah mengenai hernia ingunalis
TINJAUAN
PUSTAKA
BAGIAN BAGIAN HERNIA : Anatomi
.
• Kantong hernia
• Isi hernia
• Pintu hernia
• Leher hernia
KANALIS INGUINALIS

• Kanalis inguinalis  suatu saluran yang berjalan kearah


.

caudal ligamentum inguinal


 Kraniolateral oleh anulis inguinalis internus(bag.yang
terbuka dari fasia transversus abdominis)
 Medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, dibatasi oleh
anulus inguinalis eksternus( bagian terbuka dari aponeurosis
m.oblikus eksternus)
 Dasar (lig.inguinal)
.
.
Trigonum Hesselbach
merupakan daerah dengan batas:
Inferior: dibatasi oleh Ligamentum Inguinale.
Lateral: dibatasi oleh a. epigastrika inferior.
Medial: dibatasi oleh tepi m. rectus abdominis.

Hernia yang melewati trigonum Hesselbach


disebut sebagai direct hernia
 Hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah
hernia indirect
Definisi
Hernia (latin) rupture
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan  fasia dan muskuloaponeurotik
Hernia terdiri atas cincin,kantong,pintu dan isi hernia.
Etiologi

• Lemahnya dinding rongga perut.


• Kongenital
• Tekanan intraabdominal yang tinggi
• Distensi dinding abdomen karena
peningkatan tekanan intraabdominal
Klasifikasi hernia
Hernia berdasarkan terjadinya Menurut isinya
1. Hernia bawaan atau
1. Hernia usus
kongenital
2. Hernia dapatan atau aquisita 2. Hernia omentum
Menurut terlihat dan tidaknya
Menurut lokasinya 1. Hernia externa
1. Epigastrika 2. Hernia interna
2. Diafragma Menurut sifatnya
3. Umbilikal 1. Hernia reponibel
4. Femoralis 2. Hernia irreponibel
5. Inguinalis 3. Hernia incarserata
6. scrotalis
4. Hernia strangulata
hernia reponibel hernia hernia inkarserata hernia
irreponibel .
strangulata

- Isi hernia - Isi kantong Karena pintu tempat - Lanjutan H.


dapat masuk, tidak dapat organ protusi sudah inkarserata
- Usus keluar direposisi menyempit dan isi - Nyeri terus
ketika kembali hernia sudah menerus
mengedan dan kedalam mengalami adhesi - Terjadi
masuk lagi rongga perut - akibatnya, terjadi gangguan
ketika gangguan pasase vaskularisasi
berbaring usus.
- Nyeri (-) - Nyeri hilang
timbul
.
Perbedaan HIL dan HIM
Hubungan Dibungkus
dengan vasa oleh fascia Onset biasanya
Tipe Deskripsi
epigastrica spermatica pada waktu
inferior interna

Penojolan melewati cincin


inguinal dan merupakan
Hernia Congenital
kegagalan penutupan cincin
ingunalis Lateral Ya Dan bisa pada
ingunalis interna pada waktu
lateralis waktu dewasa.
embrio setelah penurunan testis

Hernia Keluar langsung menembus

ingunalis fascia dinding abdomen Medial Tidak Dewasa


medialis
Hernia InguInalis Lateralis (Hernia
Indirect)

.
Gambaran Klinis
Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu
mengedan, batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan
hilang setelah berbaring
Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau
para umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke
kantong hernia
Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun
strangulasi
Pemeriksaan fisik
.

Inspeksi
• Terdapat benjolan bulat di regio inguinalis. Benjolan ini
.

berjalan dari lateral atas ke media bawah, akan tampak


bila pasien diminta mengedan atau batuk
• Palpasi
Selain itu waktu jari masih didalam anulus eksternus maka
pasien diminta mengedan. Bila hernia menyentuh ujung
jari hernia inguinalis lateralis
• Auskultasi
terdengar bising usus pada waktu auskultasi bila yang
menonjol adalah usus
Patofisiologi
.

. Tekanan inta
Usia tua
abdomen meningkat

Locus minoris Terbuka kembali


resistance

Keluar melalui defek

menonjol
Hernia scrotalis

• Merupakan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis


bila hernia ini masuk kedalam scrotum.
• Isi dari hernia ini bisa berupa omentum atau usus
• Bila isi hernia adalah usus maka akan memberikan
bunyi seperti bising usus
• hernia ini mula-mula akan sulit dimasukkan
kemudian lebih mudah dan disertai bunyi
gelembung udara
Diagnosis
.

Anamnesis
• Timbul benjolan/massa yang semakin membesar pada
posisi berdiri dan akan mengecil pada posisi tidur
• Pada anak kecil : sering nangis, mengejan, batuk, kencing
lancar/tidak
• Pada usia lanjut : pekerjaan dan aktivitas,penyakit kronis,
BPH.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring.

• Hernia inguinal
– Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan
dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
– Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

• Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang


merupakan tonjolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
palpasi
Pemeriksaan Finger Test
• Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
• Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus
eksternus ke kanal inguinal.
• Penderita disuruh batuk:
• Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
• Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis
Medialis.
.

.
• PERKUSI • AUSKULTASI

Bila didapatkan perkusi Hiperperistaltis didapatkan


perut kembung maka harus pada auskultasi abdomen
dipikirkan kemungkinan pada hernia yang mengalami
hernia strangulata. obstruksi usus (hernia
Hipertimpani, terdengar inkarserata).
pekak.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
• Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3
• Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis
• Foto rontgen abdomen menunjukkan abnormalnya
kadar gas dalam usus atau obstruksi usus.
• Pemeriksaan ultrasonografi pada daerah inguinal
dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri
dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas
dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. 10
DIAGNOSIS BANDING
.

• tumor testis
• varicocele
• Hidrokel
• orchitis
.

Penatalaksanaan
.

Konservatif
• Reposisi , memasukan isi hernia ke dalam cavum
abdomen. Pada pasien yang takut operasi / anak-anak
• bantalan penyanga
• Sabuk hernia , dilakukan jika pasien menolak operasi,
dipakai jika reposisi berhasil.
.

Operatif :
. • Reposisi isi hernia
• Menutup pintu hernia untuk hilangkan Locus Minoris Resistensi
• Mencegah residif dengan memperkuat dinding perut

Tahap Operasi :
Herniotomy
• Membuka & memotong kantong hernia serta mengembalikan isi
hernia ke cavum abdominalis
Hernioraphy
• Mengikat leher hernia & menggantungkannya ke conjoint tendon
Hernioplasty
• Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale, agar LMR
hilang dan dinding perut menjadi kuat
The Lichtenstein hernioplasty
Laporan Kasus
• Identitas Pasien • Keluhan Utama
• Nama : Tn. S • Datang ke IGD RSUD Kota
• Umur : 59 tahun Dumai pukul 18.00 wib
• Jenis Kelamin : Laki-laki dengan keluhan nyeri
• Pekerjaan : Wiraswasta tidak tertahankan di
• Alamat : Jl. Pemuda darat
daerah kantong buah
Tanggal Masuk RS: Senin 13 Desember 2018

pelir kanan dan
membesar lebih kurang
sebesar genggaman
tangan dewasa sejak 1
tahun yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang

Datang ke IGD RSUD Kota Dumai pukul 18.00 wib dengan keluhan
 nyeri tidak tertahankan di daerah kantong buah pelir kanan dan membesar
sejak 1 tahun yang lalu.
 Awalnya pasien merasa buah pelirnya membengkak dan masih bisa dimasukkan
kembali, namun kemudian terdapat nyeri dan benjolan bisa dinaikkan kembali.
 Benjolan tidak merah dan tidak panas.
 Sebelum ke rumah sakit pasien mual dan muntah, nafsu makan pasien
berkurang.
 Demam (+), BAB (-) sejak 1 hari ini, BAK tidak ada gangguan.
 Keluhan scrotum membesar namun nyeri di sangkal pasien,
 riwayat trauma disangkal.
 Pembesaran kelenjar getah bening di daerah tungkai disangkal, menggingil dan
demam tinggi juga di sangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami benjolan pada buah pelir sejak 3 tahun yang lalu, namun
benjolan masih bisa dimasukkan kembali. Benjolan keluar disaat melakukan
aktifitas fisik yang berat, dan dimasukkan kembali dengan tangan dan dibawa ke
tukang urut.
Riwayat sulit BAB tidak ada.
Riwayat gangguan BAK, kencing bernanah disangkal
Riwayat cedera di sekitar perut tidak ada.
Riwayat penyakit gondongan (MUMPS) disangkal
Riwayat batuk yang lama (+)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama
• Tidak ada keluarga yang menderita keganasan
Riwayat Psikososial
• Pasien mengaku sering makan makanan berserat
• Tidak pernah mengalami susah BAB
• Pernah bekerja sebagai tukang becak dan angkat
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Komposmentis
• Keadaan gizi : Baik
Vital sign
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Frekuensi napas : 22 x/menit
• Nadi : 89 x/menit
• Suhu : 37,2 0C
Pemeriksaan kepala : dalam batas normal
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : kering (-), sianosis(-)
Pemeriksaan leher : dalam batas normal
Pemebesaran KGB (-)
Pemeriksaan toraks : dalam batas normal
I : simestris kanan-kiri, tidak tampak jejas trauma
Pal: vokal fremitus simestris kanan-kiri, tidak teraba krepitasi
Per : sonor dikedua lapangan paru
Aus : vesikuler (+/+) , ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal


Inspeksi: tidak tampak jejas trauma
Auskultasi : Bunyi Usus + normal,
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (+)kanan bawah, Nyeri lepas (-), Defans Muscular (-), nyeri epigastrium (+)

Pemeriksaan ekstremitas : dalam batas normal


Akral hangat, CRT <2”, edema (-)
Pemeriksaan skrotalis : status lokalis

Status Lokalis
Skrotalis
• Inspeksi : tampak membesar lebih kurang seperti genggaman
tangan dewasa, merah (-)
• Auskultasi : Terdengar bunyi bising usus.
• Palpasi : teraba massa, batas tegas,mobile, nyeri tekan (+)
pada benjolan, konsistensi lunak, nyeri tekan pada benjolan (+) ,
terasa panas (-). isi skrotum bisa dimasukkan kembali
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hemostasis
• Gol. Darah B • Massa Perdarahan 3’
• Rhesus • Massa Pembekuan 4’
POSITIF
• Hemoglobin 13,8 gr/dl
• Gula darah Sewaktu 97 mg/dl
• Leukosit 10.200 mm3
• Trombosit 226.000 • Faal Hati
• Eosinofil 2% • SGOT 25 mg/dl
• Basofil 1% • SGPT 13mg/dl
• Netrofil batang 0% • Faal Ginjal
• Netrofil segement 60 % • Ureum 28
• Limfosit 32 % mg/dl
• Monosit 5% • Kreatinin 109 mg/dl
• Hematokrit 42 %
• Diagnosis Kerja
Hernia Scrotalis Dextra Reponibble
• Diagnosis banding
-Orchitis
-Tumor testis
-Hidrokel
Rencana Penatalaksanaan
Pro operasi hernioraphy

Penatalaksanaan IGD
• Baring dengan posisi tenderlenberg
• IFVD RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
• Pronalges 2 supp
• Puasa
• Pasang kateter urin
Tanggal

Hari rawat ke-1


keluhan

Nyeri pada benjolan


Follow up
Pemeriksaan fisik

 TD: 120/80
Diagnosis

Hernia scrotalis
Terapi

- Baring dengan
Senin di buah zakar kanan  Nadi : 76x/menit dextra Reponibble posisi
13/5/18 masih dirasakan.  Pernapasan: 18 tenderlenberg
Benjolan bisa x/menit - IFVD RL 20
dimasukkan. Nyeri  T : 37 C gtt/i
tekan belum  Tampak - Inj. Ceftriaxon 1
berkurang. Mual (+), benjolan pada gr/12 jam
muntah (-), demam (- skrotum dextra - Pronalges 2 supp
), BAB (-), BAK sebesar - Puasa
tidak ada gangguan genggaman - Pasang kateter
tangan dewasa, urin
eritem (-),
konsistensi
kenyal, mobile,
batas tegas
 Nyeri tekan (+),
panas (-)
Tanggal keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi

Hari rawat ke-2 Nyeri pada benjolan di  TD: 120/80 Hernia scrotalis dextra - IFVD RL 20 gtt/i
selasa buah zakar kanan  Nadi : 74x/menit Reponibble - Inj. Ceftriaxon 1
14/5/18 sudah berkurang.  Pernapasan: 20 gr/12 jam
Benjolan bisa x/menit - Puasa
dimasukkan. Mual (+)  T : 36,7 C - OPERASI
muntah (-), demam (-),  Tampak benjolan
BAB (-), BAK tidak pada skrotum
ada gangguan dextra sebesar
genggaman
tangan dewasa,
eritem (-),
konsistensi
kenyal, mobile,
batas tegas
 Nyeri tekan (+),
panas (-)
 Bising usus (+)
Tanggal keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi

Hari rawat ke-3 Keluhan nyeri  TD: 110/70 Post op - IFVD RL 20


Rabu bekas operasi (+),  Nadi : hernioraphy hari I gtt/i
15/5/18 nyeri yang hilang 78x/menit a/I hernia scrotalis - Inj.
timbul (-), nyeri  Pernapasan: dextra Reponibble Ceftriaxon 1
yang terus 20 x/menit gr/12 jam
menerus(-), mual  T : 36 C - Ketorolak
muntah (-), demam  Tampak luka inj/8 jam
(-), kembung (- post op - Asam kalnex
),kentut (+), BAB tertutup inj/8 jam
(-), BAK (+), kaki perban.
kebas (-) Perban kering
dan bersih.
Darah (-),
eritema (-),
edema (-)
 Nyeri tekan
(+), panas (-),
parestesi (-)
 Bisi ng usus
(+)
Tanggal keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi

Hari rawat ke-4 Keluhan nyeri  TD: 110/70 Post op - IFVD RL 20


Kamis bekas operasi (+),  Nadi : hernioraphy hari II gtt/i
16/5/18 nyeri yang hilang 80x/menit a/I hernia scrotalis - Inj.
timbul (-), nyeri  Pernapasan: dextra Reponibble Ceftriaxon 1
yang terus 20 x/menit gr/12 jam
menerus(-), mual  T : 36,5 C - Ketorolak
muntah (-), demam  Tampak luka inj/8 jam
(-), kembung (- post op - Asam kalnex
),kentut (+), BAB tertutup inj/8 jam
(-), BAK (+), kaki perban.
kebas (-) Perban kering
dan bersih.
Darah (-),
eritema (-),
edema (-)
 Nyeri tekan
(+), panas (-),
parestesi (-)
Tanggal keluhan Pemeriksaan fisik Diagnosis Terapi

Hari rawat ke-5 Keluhan nyeri  TD: 120/70 PASIEN RAWAT - Cefadroxil
Jum’at bekas operasi  Nadi : JALAN 2x1
17/5/18 berkurang, nyeri 80x/menit - Asam
yang hilang timbul  Pernapasan: mefenamat
(-), nyeri yang 20 x/menit 2x1
terus menerus(-),  T : 36,5 C
mual muntah (-),  Tampak luka
demam (-), post op
kembung (-),kentut tertutup
(+), BAB (+), perban.
BAK (+), kaki Perban kering
kebas (-) dan bersih.
Darah (-),
eritema (-),
edema (-)
 Nyeri tekan
(+), panas (-),
parestesi (-)
Analisa kasus
Teori Kasus
Definisi : merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga Pasien : terdapat penonjolan pada skrotum dextra, yang
melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang awalnya pada regio inguinal
bersangkutan.
Fase hernia : Pasien : benjolan bisa dinaikkan kembali, bising usus
-reponible (mual,muntah) (+)
-ireponible
-inkarserata
-strangulasi
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis Pasien : pasien mengaku pernah bekerja sebagai tukangbecak
dayung dan angkat >10 tahun yang lalu
antara lain:1,6
a. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis
b. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun
didapat
c. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites
d. Kelemahan otot dinding perut karena usia
Gejala pertama dari hernia biasanya bulging kecil di bawah Pasien : awalnya dari 3 tahun yang lalu, benjolan kecil dan
hilang timbul, timbul ketika beraktifitas berat dan tidak
kulit yang biasanya tidak sakit tetapi dapat menghasilkan
nyeri.
ketidaknyamanan dan bisa lebih besar selama aktivitas 1 tahun ini,benjolan tidak bisa dikembalikan dan terdapat
berat atau batuk. mual muntah

Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi


inkaserata

pemeriksaan fisik inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat Pasien : tanpa mengedan,benjolan sudah terlihat pada skrotum.
Tidak merah. Tidak dapat mendengar bising usus.
hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan di regio
Pada palpasi teraba massa kenyal,nyeri (+), panas (-). bisa di
inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial bawah. reposisi kembali. Ketika testis di angkat, nyeri tidak reda.
-finger test Transluminasi (-)

-transluminasi
Penatalaksanaan - Baring dengan posisi tenderlenberg
Pengobatan awal dari hernia minor termasuk - IFVD RL 20 gtt/i
menghindari angkat berat dan latihan berat - Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
dan, kadang-kadang, mengenakan pendukung - Pronalges 2 supp
(truss atau korset). Tujuan dari operasi adalah - Puasa
reposisi ini hernia, menutup pintu hernia untuk - Pasang kateter urin
menghilangkan lokus minorus resisten, dan Rencana Operasi Herniotomy ( selasa, 14 mei 2018)
Selanjutnya dilakukan hernioplasty
mencegah residif dengan memperkuat dinding
perut.

Komplikasi4 Pasien : benjolan bisa dimasukkan kembali (Reponibble). Sudah terjadi perlengketan antara
 Perlekatan / hernia akreta kantong hernia dengan omentum.
 Hernia irreponibel
 Jepitan → vaskularisasi
terganggu→iskhemi→gangren→nekrosis
 Infeksi
 Obstipasi→obstruksi / konstipasi
Hernia incarserata → Illeus
THANK
YOUU
^_^

Anda mungkin juga menyukai