Anda di halaman 1dari 40

Hernia Inguinalis, Hernia Femoralis dan Hernia

Skrotalis

Pembimbing:

dr. Melvin Pascamotan Togatorop, M.Ked.Sp. B

Muliaty Mardiani Putri


112021179
Anatomi
Dinding yg membatasi kanalis inguinalis adalah :
• Anterior dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus
eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus oblikus internus.
• Posterior  dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus
abdominis yang bersatu dengan fasia transversalis dan
membentuk dinding posterior di bagian lateral.
• Superior  dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus
internus dan muskulus transversus abdomnis dan aponeurosis
• Inferior  dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal
ring.
Anatomi

Trigonum inguinale (Hasselbach)


● Medial  tepi lateral muskulus rektus abdominis (linea
semilunaris)
● Lateral  arteri dan vena epigastrika
● Inferior  ligamentum ingunale
Definisi

• Hernia merupakan penonjolan isi rongga


melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
Epidemiologi

• Hernia inguinalis (75%)


• Hernia insisional (10%)
• Hernia ventralis (10%)
• Hernia umbilicus (3%)
• 50%  hernia inguinalis indirek (lateral)
• 25%  hernia inguinal direk (medial)
Etiologi
• Kongenital
Kegagalan penutupan prosesus vaginalis
• Akuisial (didapat)
• Peninggian tekanan intra abdomen kronik yg dpt mendorong isi hernia melewati annulus internus yg
cukup lebar serta dapat membuka Kembali kanalis inguinalis seperti batuk kronik pekerjaan mengangkat
benda berat, konstipasi
• Kelemahan otot dinding perut karena usia, malnutrisi, ataupun paralisis saraf motorik
Komponen Hernia

• Cincin  Merupakan bagian locus minoris resistance


yang dilalui kantong hernia (cincin inguinalis)

• kantong  Pada hernia abdominalis berupa peritoneum


parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya
hernia insisional, hernia adipose, hernia intertitialis

• isi hernia  Berupa organ atau jaringan yang keluar


melalui kantong hernia, misalnya usus,ovarium dan
jaringan penyangga usus (omentum)
Patofisiologi

8
Klasifikasi
Klasifikasi hernia berdasarkan sifatnya:
• Hernia reponibel  bila isi hernia dapat keluar masuk (usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau di dorong masuk ke perut).
• hernia irreponibel  isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut. (ini disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
• Hernia akreta  terdapat perlekatan isi kantong pada peritonium kantong hernia dan tidak disertai nyeri ataupun
tanda sumbatan usus
• Hernia inkaserata Terjadi jika isi hernia tidak dapat keluar masuk kerena adanya jepitan isi hernia oleh cincin
hernia sehingga timbul gejala gangguan pasase usus
• Hernia strangulate Terjadi jika isi hernia megalami jepitan oleh cincin hernia sehingga timbul gejala gangguan
pasase (obstruksi) dan gangguan vaskularisasi.
Klasifikasi

Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi

Reponibel/bebas + - -
Ireponibel/akreta - - -
Inkarserata - + +
Strangulata - ++ +
Klasifikasi Hernia

Berdasarkan letaknya:
• Hernia interna  Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar ;
tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam
rongga perut, seperti foramen winslow, hernia diafragmatika atau
defek dapatan pada mesenterium setelah operasi anastomosis usus
• Hernia eksterna  hernia menonjol keluar melalui dinding perut,
pinggang atau perineum, seperti hernia inguinalis, scrotalis,
femoralis, umbilikalis
01
Hernia Inguinalis
Definisi

Hernia inguinalis  kondisi prostrusi (penonjolan)


organ intestinal masuk ke rongga melalui defek atau
bagian yang tipis atau lemah dari cincing inguinalis
Faktor Resiko

Peninggian tekanan
Prosesus vaginalis yang terbuka dalam rongga perut

Pada bayi dana anak hernia


inguinalis lateralis disebabkam
oleh kelainan bawaan berupa
Kelemahan otot dinding tidak menutupnya prosesus
perut karena usia vaginalis (patent prosesus
vaginalis) sebagai akibat proses
turunnya testis ke skrotum.

14
Epidemiologi

• Insiden hernia inguinal pada bayi dan anak antara 1-2%. Kemungkinan
terjadi hernia pada sisi kanan 60%, kiri 20-25%, dan bilateral 15%. Anak
yang pernah mengalami operasi hernia pada waktu bayi mempunyai
kemungkinan 16% menderita hernia kontralateral pada usia dewasa.

• Insiden hernia inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%. Insiden hernia
meingkat dengan bertambahnya umur mungkin disebabkan oleh
meningkatnya penyakit yang membuat tekanan intraabdomen meninggi dan
berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.

15
Klasifikasi hernia inguinalis
Hernia Inguinalis Lateralis/Hernia Hernia Inguinalis Medialis/Hernia
Indirek Direk
• Hernia keluar dari rongga peritoneum
melalui anulus inguinalis internus yang • Penonjolan langsung kedepan melalui
terletak lateral dari pembuluh epigastrik Trigonum Hasselbach.
inferior. Hernia kemudian masuk ke dalam • Hampir selalu disebabkan oleh
kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, peninggian tekanan intraabdomen kronik
menonjol keluar dari anulus inguinalis dan kelemahan otot dinding di Trigonum
eksternus. Hasselbach.
• Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan • Oleh karena itu hernia ini umumnya
sampai ke skrotum sehingga disebut terjadi bilateral, khususnya pada lelaki
hernia skrotalis. tua.
• Bila hernia inguinalis lateralis mencapai • Hernia ini jarang bahkan hamper tidak
labium majus, maka disebut sebagai pernah mengalami inkarserasi dan
hernia labialis. strangulasi.
Manifestasi Klinis

• Hernia reponibilis  benjolan dilipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin,
atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.
• Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium
atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
• Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalua terjadi ileus karena inkaserasi atau
nekrosis/ganggren pada strangulata.
• Gambaran klinis pada bayi dan anak yaitu benjolan timbul sewaktu mengedan dan
menangis. Bila hernia mengganggu, bayi dan anak sering gelisah, banyak menangis
dan perut terasa kembung, maka dapat dipikirkan kemungkinan hernia strangulata.
Pemeriksaan Fisik Hernia Inguinalis

• Tes Visibel  hernia tereposisi, penderita diminta untuk mengedan.


o HIL: benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial, keluar lambat (berbentuk lonjong).
o HIM: benjolan keluar langsung pada daerah medial (berbentuk bulat).
o Hernia Femoralis: benjolan lipatan paha yang keluar dibawah ligamentum inguinalis pada
fossa ovalis.
o Bila kantong hernia berisi organ : palpasi teraba usus, omentum.
o Silk sign : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funiculus sprematikus
dan terasa sebagai gesekan dua permukaan sutera.
Pemeriksaan untuk Membedakan HIL dan HIM

• Ring Occlusion Test: Ibu jari menutup anulus inguinalis internus, pasien diminta
untuk mengedan. HIL (benjolan tidak keluar), HIM (benjolan keluar)
• Finger Test : jari telunjuk masuk meyusuri kanalis inguinalis dan pasien diminta
untuk mengedan. HIL (dirasakan diujung jari), HIM (dirasakan disamping/sisi
jari).
• Ziemann’s Test: letakkan jari II dianulus inguinalis internus, jari III di anulus
inguinalis eksternus, jari IV difossa ovalis (1 cm diatas ligamentum inguinal)
lalu pasien diminta untuk mengedan. HIL (dorongan pada jari II), HIM
(dorongan pada jari III, Hernia femoralis (dorongan pada jari ke IV)
02
Hernia Femoralis
Definisi

Hernia femoralis terutama dijumpai pada perempuan


tua. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus
femoralis. Isi hernia masuk kedalam kanalis femoralis
yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar
pada fossa ovalis dilipat paha.
Etiologi

• Penyebab tersering akibat peningkatan tekanan intraabdomen.


• Peningkatan tekanan intraabdomen akan mendorong lemak praperitoneum
kedalam canalis femoralis, yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya
hernia.
• Terdapat faktor penyebab lain seperti kehamila multipara, obesitas, dan
degenerasi jaringan ikat akibat usia lanjut.
• Hernia femoralis sekunder dapat merupakan kompilasi dari hernioradi pada
hernia inguinalis terutama yang menggunakan teknik Bassini atau Shouldice
yang menyebabkan fascia transversalis dan ligamentum inguinale lebih
tergeser ke ventrokranial sehingga canalis femoralis lebih luas.
Gambaran klinis

01 02

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


• Keluhan berupa benjolan dilipatan paha yang terutama • Ditemukan benjolan lunak dilipat paha dibawah
muncul pada saat mengangkat berat ataupun saat batuk. ligamentum inguinal dimedia vena femoralis dan
• Bila timbul nyeri abdo dan tanda obstruksi usus (telah lateral tuberculum pubikum.
terjadi strangulasi). • Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda
• Terdapat Riwayat herniorafi pada hernia inguinalis sumbatam usus, sedangkan benjolan lipat paha tidak
sebelumnya ditemukan karena ukuran kecil atau karena pasien
gemuk.

23
Hernia Skrotalis
Definis

• Hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui


anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior. Kemudian hernia
masuk dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang
menonjol keluar dai anulus eksternum lalu menuju
ke skrotum.
Etiologi

Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat (akuistik), hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih banyak
terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk
hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan
isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Faktor Resiko

1) Adanya peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot


dinding perut karena usia.
2) Hernia inguinalis
3) Kerja otot yang terlalu kuat.
4) Mengangkat beban yang berat.
5) Batuk kronik
6) Peninggian tekanan intra abdomen

27
Manifestasi Klinis

1. Adanya benjolan dalam lipatan paha


2. Muncul saat penderita berdiri, batuk, bersin, mengangkat
barang berat dan menghilang saat penderita berbaring
3. Nyeri disertai muntah
4. Mencapai scrotum pada hernia scrotalis

28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan laboratorium  leukositosis yg menandakan strangulasi, elektrolit,
BUN, kreatinin yg tindi akibat muntah dan dehidrasi
● Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius
yang menyebabkan nyeri lipat paha.
● USG  dapat membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen
dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis
Tatalaksana
TATALAKSANA
Penanganan DI IGD
Mengurangi hernia.
• Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri.
• Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
• Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
• Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia inguinalis.
• Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjut selama
proses reduksi penonjolan
• Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isis
hernia ke atas
KONSERVATIF
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap
sampai terjadi reposisi.
• Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian
sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh
menjalani operasi pada hari berikutnya.
• Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus
dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan
otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam
OPERATIF
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia yang rasional.
• Herniotomi  Tindakan membuka kantung hernia, memasukkan Kembali isi kantong hernia ke rongga
abdomen, serta mengikat dan memotong kantong hernia
• Herniorafi  mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint tendon supaya tidak masuk lagi
• Hernioplasti  Tindakan memperkecil anulus ingunalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
ingunalis
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintetis seperti mersilene,
prolene mesh, atau marleks untuk menutup defek.
Tatalaksana
Open Anterior Repair

• Operasi hernia (Teknik Bassini , McVay, dan


Shoeldice) melibatkan pembukaan aponeurosis otot
obliquus abdominis eksternus dan membebaskan
funnikulus spermatikus.

• Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan


inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect.

• Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di


rekonstruksi.
Tatalaksana
Open Posterior Repair

• Posterior repair (iliopubic repair dan Teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan
dinding abdomen superior hingga kecincin luar dan masuk ke properitoneal space.

• Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.

• Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari
jaringan parut dari operasi sebelumnya.

• Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
Tatalaksana
Tension-free repair with Mesh

• Operasi hernia (Teknik Linchtenstein dan Rutkow) menggunakan


pendekatan awal yang sama dengan Teknik open anterior.

• Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek,


tetapi menempatkan sebuah prosthesis, yaitu Mesh yang tidak
diserap.

• Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan


tegangan dan ditempatkan disekitar fascia.

• Hasil yang baik diperoleh dengan Teknik ini dan angka


kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%
Tatalaksana
Laparoscopic

• Saat ini kebanyakan Teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan menggunakan salah satu
pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP).

• Pendeketan TAPP dilakukan dengan meletakkan trocar laparaskopi dalam cavum abdomen
dan memperbaiki regio inguinal dari dalam.

• Ini memungkinkan Mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.

• Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparoskopi langsung yang mengharuskan


masuk kecavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa
cedera selama operasi.
Komplikasi
• Perlekatan / hernia akreta
• Hernia irreponibel
• Jepitan → vaskularisasi terganggu→iskhemi→gangren→nekrosis
• Infeksi
• Obstipasi→obstruksi atau konstipasi
• Hernia incarserata → Illeus
Prognosis

• Umumnya baik
• Tergantung pada usia, durasi, jenis, ukuran hernia
dan kemampuan untuk mengurangi factor risiko
• Jika didiagnosis awal masa kanak- kanak, prognosis
untuk anak- anak yg telah mengalami operasi hernia
inguinalis diperbaiki sangat baik
• Angka keberhasilan terapi operasi  97-99%
• Penyulit residif 1-3%
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai