Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Efusi Pleura Tuberkulosis

Pembimbing :
Dr.Dini Lailani Sp.A

Disusun oleh :
Artiana Rahmadini
112021209

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
PERIODE 30 JANUARI – 8 APRIL 2023
IDENTITAS ORANG TUA
Ayah Nama Lengkap : Tn. FH
IDENTITAS PASIEN Usia : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama : An. EMWH Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Usia : 4 bulan Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Indoneisia Ibu Nama Lengkap : Ny. SA
Usia : 31 tahun
Alamat : Jl. Pendongkelan Belakang Jenis Kelamin : Perempuan
No. 49, RT 13/ RW 04, Kapuk, Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Cengkareng Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ANAMNESIS

Dilakukan secara allo-anamnesis terhadap ibu pasien pada tanggal 9 Maret 2023 di ruang Melon

Keluhan utama : Batuk sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit


Keluhan Tambahan : Sesak nafas
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke IGD RSUD Cengkareng dengan keluhan batuk sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai dengan sesak nafas. Keluhan batuk tidak disertai dahak dan pilek. Ibu pasien mengatakan keluhan
disertai demam namun tidak terlalu tinggi, hanya terasa hangat sejak 2 hari yang lalu. Suhu tidak diukur di rumah.
Pasien lebih malas minum ASI. Ibu pasien merasa bahwa anaknya mengalami penurunan berat badan. Tidak ada
keluhan pada buang air kecil dan buang air besar.
Pasien sudah sempat dibawa berobat ke bidan oleh kedua orang tuanya sebanyak 2 kali dengan keluhan
yang sama 2 minggu yang lalu. Pada pengobatan yang pertama, pasien diberi obat racikan dan dan sirup
namun tidak ada perbaikan sehingga seminggu kemudian pasien dibawa berobat lagi ke bidan dan diberi
obat sirup. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak mengalami perbaikan.
Riwayat Penyakit Dahulu : -
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Tidak ada anggota keluarga yang sedang menjalani pengobatan paru.
Riwayat Kelahiran dan Kehamilan :
Riwayat Pertumbuhan/Perkembangan

Pertumbuhan gigi : -
Psikomotor
Tengkurap : usia 3 bulan (Normal : 3-4 bulan)
Duduk :- (Normal : 6 bulan)
Berdiri :- (Normal : 9-12 bulan)
Berjalan :- (Normal :13 bulan)
Bicara :- (Normal : 9-12 bulan)

Riwayat Makanan : Pasien saat ini masih mengkonsumsi ASI esklusif.


Riwayat Perumahan/Sanitasi
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah rumah kontrakan yang padat penduduk. Ventilasi dan
penerangan cukup. Di dalam rumah tidak terdapat orang yang merokok.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Sistem
9 Maret 2023

Pemeriksaan Umum
Kepala : dalam batas normal

Kesadaran : Compos Mentis Mata : konj. anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Keadaan umum: Tampak sakit sedang Telinga : dalam batas normal
Nadi : 102 x/menit, reguler, teraba kuat Hidung : dalam batas normal
Suhu : 36,60C Mulut/gigi : dalam batas normal
Pernapasan: 20 x/menit, reguler
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
SpO2 : 99% RA
Paru/Jantung : suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+,
Antropometri
BB = 5,1 kg PB = 62 cm wheezing -/-, BJ I-II reguler murmur -, gallop -

Berdasarkan data maka dapat Abdomen : Datar, simetris, BU (+) normal, supel,

disimpulkan bahwa pasien didapati defans muskuler (-), tidak teraba massa.

status gizi kurang. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (09/03/2023)-IGD

- Foto Thorax (09/03/2023)


Sinus dan diafragma kiri tak jelas, kanan : normal
Jantung dan aorta : konfigurasi normal
Paru-paru : tampak infiltrate dengan konsolidasi di paracardial dan
perihilar kanan
Corakan bronkovaskular prominen
Hilus tak prominen dan pleura kiri efusi, kanan : normal. Tulang-
tulang dan jaringan lunak
Kesan : Bronkopneumonia dengan sugestif efusi pleura kiri
DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

Tuberkulosis paru Non medikamentosa :


- Diet ASI adlib per NGT
Bronkiolitis
- Cek darah lengkap
 
- Tes Mantoux, TCM TB
DIAGNOSIS KERJA
- Kultur sputum
Bronkopneumonia
Efusi pleura ec infeksi bakteri Medikamentosa :
- IVFD KA EN 1B 300 cc/ 24 jam
 
- Cefotaxim 2x 250 mg
PROGNOSIS - Inhalasi combivent : Pulmicort : NaCl = ½ : ½ : 2 cc
Ad vitam : dubia ad bonam - Paracetamol 3x50 mg pulv
Ad sanationam : dubia ad bonam
 
Ad fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
USG Thorak (11/03/2023)
Tampak efusi pleura kiri minimal dan pleura kiri menebal
Tak terpasanga masker di hemithorax kiri posterolateral inferior
Volume sekitar 120 cc
Kesan : Efusi pleura kiri minimal dan penebalan pleura kiri
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PLEURA
• Pleura  membran tipis, halus, dan licin yang membungkus dinding anterior toraks dan permukaan superior
diafragma, yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
• Terdapat 2 macam pleura, yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis.
• Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut spatium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan.
• Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc pada orang dewasa yang berfungsi untuk memudahkan kedua
permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan
EFUSI PLEURA TUBERKULOSIS

Efusi Pleura • Bentuk paling umum kedua dari tuberkulosis ekstra paru (TB)
Tuberkukosis • Merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan adanya penimbunan
cairan dalam rongga pleura yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis
• Dapat terjadi sebagai proses penyakit primer

Cohen LA, Light RW. Tuberculosis pleural effusion. Turk Thorac J 2015; 16: 1-9 (1); Shaw JA, Diacon AH, Koegelenberg CFN. Tuberculosis pleural
effusion. Respirology 2019. 24. (2)
EPIDEMIOLOGI

• Tuberkulosis merupakan satu dari 10 penyebab kematian di dunia.


• Menurut World Health Organization (WHO), dalam Laporan Tuberkulosis Global 2020, 12% dari
semua orang yang terinfeksi berhubungan dengan anak-anak, mempengaruhi kedua jenis kelamin.
• Tuberculous Pleural Efusion (TPE) atau efusi pleura tuberkulosis adalah bentuk TB ekstrapulmonal
kedua tersering setelah TB kelenjar getah bening. Bentuk umum TB ekstrapulmoner setelah
limfadenitis TB. TB pleura biasanya terlihat pada TB primer dan karena itu terkait dengan usia yang
lebih muda.

Cascio CM, et al. Diagnosis of tuberculosis preular effusion: a review. Respiratory Medicine 2021; 188. (3); Damayanti N, Yudhawati R. The
comparison of pleural fluid TNF- α levels in tuberculous pleural effusion. Indian Journal of Tuberculosis 2018. (4)
PATOGENESIS
• TB pleura dimulai dengan pecahnya fokus tuberkulosis subpleural, yang memicu respons inflamasi yang
dimediasi oleh sel-T (sebelumnya peka terhadap antigen TB).
• Cairan pleura yang eksudatif disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas lambat terhadap Mycobacterium
tuberculosis.
• Sejumlah kecil basil dalam cairan pleura menghasilkan reaksi granulomatosa. Reaksi ini membaik secara
spontan tetapi kambuh pada 60% kasus.
• Penyebab utama proses inflamasi di rongga pleura adalah reaksi hipersensitivitas Tipe IV.
• Basil TB menginvasi ruang pleura setelah pecahnya fokus kaseosa paru (fokus Ghon) di daerah subpleura,
dengan kedekatan lesi paru, dengan pecahnya kelenjar getah bening mediastinum atau melalui penyebaran
hematogen.

Shaw JA, Diacon AH, Koegelenberg CFN. Tuberculosis pleural effusion. Respirology 2019. 24. (2)
MANIFESTASI KLINIS
● Gejala efusi pleura tidak khas karena tergantung dari penyakit yang mendasari dan besarnya efusi.
● Efusi pleura yang disebabkan oleh adanya infeksi biasanya memiliki gejala sebagai berikut: demam
persisten, batuk, dispnea, sputum produktif, dan nyeri dada.
● Efusi pleura yang terjadi karena adanya infeksi dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti
pneumonia, tuberkulosis, atau infeksi virus.
● Pada tuberkulosis, biasanya memiliki gejala umum TB berupa demam subfebris berkepanjangan,
batuk kronik lebih dari 3 minggu, nyeri dada, keringat malam hari, dan penurunan berat badan.
● Pasien efusi pleura biasanya akan merasa lebih nyaman bila dalam posisi tubuh tegak dibandingkan
berbaring.

Phandika R, Cania E, Rini DA. Penegakan diagnoiss efusi pleura tuberkulosis pada anak laki-laki usia 8 tahun. Medula 2017, 7(4)
Sistem skoring TB anak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakan diagnosis TB pada anak :
1) Uji Tuberkulin  Uji tuberkulin tidak bisa membedakan antara infeksi dan sakit TB.
2) Foto thorak  gambaran radiologis yang menunjang TB adalah pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengam/tanpa infiltrate, konsolidasi segmental/lobar, efusi pleura, milier, atelectasis, kavitas, kalsifikasi
dengan infiltrate, tuberculoma
3) Pemeriksaan histopatologi (PA/Patologi Anatomi)  Pemeriksaan PA akan menunjukan gambaran
granuloma dengan nekrosis perkijuan di tengahnya dan dapat pula ditemukan gambaran sel datia langhans
dan atau kuman TB

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus TB dengan efusi pleura, yaitu CT scan, Pemeriksaan
USG, -fluorodeoxyglucose (FDG)-positron emission tomography-CT (PET/CT)

Shaw JA, Diacon AH, Koegelenberg CFN. Tuberculosis pleural effusion. Respirology 2019. 24. (2); Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016
TATALAKSANA

• Tatalaksana medikamentosa pada TB anak terdiri atas terapi dan profilaksis.


• Obat yang digunakan pada TB anak adalah obat anti tuberkulosis (OAT).
• Terapi TB pada anak dengan BTA negatif menggunakan panduan INH, Rifampicin, dan Pirazinamid
pada fase inisial (2 bulan pertama) diikuti Rifampicin dan INH pada 4 bulan fase lanjutan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016
Untuk mempermudah pemberian OAT dan meningkatkan keteraturan minum obat, panduan OAT disediakan dalam
bentuk paket KDT/FDC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosis efusi pleura tuberkulosis. Diagnosis ditegakan dengan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pada pasien, terdapat gejala-gejala yang sesuai dengan gejala pada efusi pleura yang disebabkan oleh
adanya infeksi yaitu batuk sejak 3 minggu, sesak napas dan demam. Pasien juga tidak memiliki riwayat
penyakit jantung, ginjal, hepar, maupun trauma pada torak sehingga diagnosis banding efusi pleura oleh
penyebab lainnya dapat disingkirkan. Pada tuberkulosis, biasanya memiliki gejala umum TB berupa
demam subfebris berkepanjangan, batuk kronik lebih dari 3 minggu, nyeri dada, keringat malam hari, dan
penurunan berat badan.

Pada pasien ini, gejala yang dirasakan pasien lebih mengarah ke efusi pleura yang disebabkan oleh
tuberkulosis paru. Namun riwayat kontak pasien dengan penderita TB dewasa tidak diketahui. Pasien
memiliki riwayat berobat ke bidan sebanyak 2 kali namun tidak ada perbaikan.
Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, nadi 110
x/menit, suhu 36,5oC, pernapasan 38 x/menit, saturasi 99% on O2 NK 2 lpm. Pada pemeriksaan fisik paru,
dada tampak simetris, retraksi +/+, vesikuler +/+, ronki +/+ di kedua basal paru dan wheezing -/-.

Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak didapati hasil yan abnormal.
Pada pemeriksaan rontgen foto thorak, didapati gambaran bronkopneumonia dengan sugestif efusi pleura
kiri. Pada pasien dilakukan skrining TB dengan melakukan pemeriksaan TCM dan Uji Tuberkulin. Pada
pemeriksaan TCM tidak ditemukan kuman M. tuberkulosis dan pada pemeriksaan Uji Tuberkulin didapati
hasil 20 mm. Hasil skoring >6 menunjukkan kemungkinan diagnosis TB, dan dikarenakan secara klinis dan
pemeriksaan penunjang lainnya mengarah ke diagnosis TB sehingga tetap memerlukan terapi OAT
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai