Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN HOSPITAL AQCUIRED PNEUMONIA


DISERTAI TB PARU BTA POSITIF KASUS BARU DENGAN TERAPI
OAT LINI 1
DISUSUN OLEH:
Muhammad Andrean Syahridho
226100802022

PEMBIMBING :
dr. Jeannette Siagian, Sp.P., M.Kes

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan inflamasi pada jaringan paru, dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri, virus dan mikroorganisme lainnya meskipun relatif
jarang, obat-obatan tertentu serta penyakit otoimun.

Kejadian pneumonia dapat


4 Juta Kematian/ tahun dijumpai hampir pada 450
juta (7% dari populasi)
Di seluruh dunia penduduk dunia per tahun
PNEUMONI
A
Populasi yang rentan
terserang ialah anak-anak
usia kurang dari 2 tahun, Lebih dari ¼ nya
usia lanjut lebih dari 65 meninggal dalam 30
tahun hari
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Indonesia merupakan negara


peringkat ketiga dengan kasus
infeksi tuberculosis terbesar Di Indonesia, diperkirakan
setiap tahun terdapat
TB PARU 528.000 kasus TB baru
Menyebar lewat droplet dengan kematian sekitar
nuclei saat penderita batuk 91.000 orang
atau bersin
BAB 2
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jeni Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 Tahun
Alamat : Anjir
Pekerjaan : Pengrajin kayu
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Ruangan : Gardenia
Masuk Rumah Sakit : 9 Juni 2023
Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 1 Minggu SMRS

2 Jam SMRS
1 Minggu SMRS
Sesak terus menerus,
Pasien mulai merasa nafas terasa berat,
2 BulanSMRS sesak, sesak dirasakan sesak tidak membaik
hilang timbul dan dengan perubahan
4 Bulan terasa memenuhi posisi. Batuk
Pasien merasa sering dirasakan semakin
SMRS seluruh bagian dada,
demam, demam sering, batuk disertai
Pasien disertai menggigil dan batuk juga dialami
mengeluhkan sering pasien, batuk dahak, dahak sekitar
berkeringat dingin, 1 sendok, kental,
demam, dan lemas. demam sering muncul berdahak, dahak
demam dirasakan sekitar ½ sendok berwarna putih-
dimalam hari, pasien kuning, Demam dan
hilang timbul, terkadang batuk, makan berwarna
demam membaik putih-kuning, tidak keringat dingin
batuk disertai dahak, sering kali muncul
dengan obat darah (-), nafsu nafsu makan dan
penurun demam, tubuh semakin terlihat pada malam hari.
makan menurun. Pasien kejang
pasien transfusi 3 kurus, pasien transfusi
kantong darah. 5 kantong darah.
Keluhan lainnya : Gatal dan ruam hipopigmentasi pada hampir seluruh
badan pasien, ruam pertama kali muncul didaerah paha sejak 4 tahun lalu,
ruam menyebar ke kaki, kemudian perut, dada, punggung, dan daerah
lengan atas. Ruam dirasakan gatal, pasien mengaku pernah diberikan obat
oleh mantri sekitar, keluhan membaik namun gatal sering kambuh.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat Asma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Riwayat PPOK disangkal
 Keluhan yang serupa disangkal
 Riwayat Tuberculosis disangkal
 Riwayat Asma disangkal
 Riwayat kontak dengan penderita TB:
 Riwayat Tuberculosis disangkal
Pasien mengaku sering mengobrol
dengan teman pasien yang telah  Riwayat Diabetes mellitus disangkal
menjalani pengobatan TB 1 tahun dan
dinyatakan sembuh  Riwayat Hipertensi disangkal
 Riwayat Diabetes mellitus disangkal  Riwayat Hepatitis disangkal
 Riwayat Hipertensi disangkal  Riwayat penyakit jantung disangkal
 Riwayat Hepatitis disangkal  Riwayat alergi disangkal
 Riwayat penyakit jantung disangkal

 Riwayat alergi: Seafood, Mie, Ayam


Riwayat Sosial dan Kebiasaan :
 Pasien merupakan pengrajin kayu dan pembuat batako

 Pasien sudah menikah dan tinggal bersama istri, dan 3 orang anak

 Ventilasi di rumah pasien baik

 Jarak antara rumah pasien dengan tetangga memiliki jarak yang berdekatan kurang lebih 50 m.

 Dirumah pasien pernah memakai kayu bakar untuk memasak

 Pasien seorang perokok aktif sejak usia 15 tahun hingga 17 tahun. Dalam satu hari pasien bisa
menghabiskan 2 batang rokok. Indeks Brinkman : 2x2 = 4 ( perokok Ringan)

 Pasien tidak meminum alkohol

 Pasien memiliki riwayat makan yang teratur sebelum sakit


Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)
Berat Badan : 38 kg PEMERIKSAAN
Tinggi Badan : 150 cm FISIK
IMT : 16,89 kg/m2 (Underweight)

IGD
6/6/2023 Tanda-tanda Vital
KU: TSB
Kes: CM (E4V5M6) Tekanan Darah : 101/61
TD: 180/90 mmHg
HR: 151x/menit
Nadi : 117x/menit, kuat angkat, reguler
RR: 40x/menit Frekuensi Nafas : 37x/menit
S:37,4 C
SPO2: 70% Suhu : 37,8˚C
SPO2 : 98% dengan Simple
Mask 8 lpm
Kepala
- Ukuran : Normocephal
- Rambut : Berwarna hitam, Alopecia (-), tidak mudah dicabut (-)
- Wajah : Pucat
- Mata
 Konjungtiva : Anemis (-)
 Sklera : Ikterik (-)
 Palpebra : Edema (-)
 Pupil : Isokor kanan = kiri
- Telinga : Simetris, Sekret (-)
- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), tidak terpasang Ngt (-) Deviasi septum (-), Sekret (-)
- Bibir : Sianosis (-), Bibir tampak kering (-)
- Gigi dan Gusi : Perdarahan (-)
- Lidah
 Mukosa : Basah, pucat (-)
 Permukaan : bersih
- Rongga Mulut : bersih, candidiasis (-)
- Rongga Leher : Tonsil T1-T1
Leher
- Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran

- Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran

- Tekanan Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan, JVP 5±2 cmH2O


- Kaku Kuduk : (-)
Paru
Jantun
g
Cor
Inspeksi Iktus Kordis tidak terlihat. Thrill (-)
Palpasi Iktus kordis teraba di ICS 5 midklavikularis sinistra
Perkusi Batas kanan di linea parasternalis dekstra setinggi ICS IV
Batas kiri di linea midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Auskultasi S1-S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

Inspeksi
Bentuk : Datar, distensi (-), caput medusae (-), venektasi vena (-), Terdapat patch
hipopigmentasi sebagian kecoklatan, batas tegas
Auskultasi : Bising usus (+) 11x/menit
Palpasi
Dinding Perut: Supel
Nyeri tekan : Negatif di 9 regio abdomen
Hepar : Tidak ditemukan pembesaran, tepi lancip, permukaan licin, Konsistensi kenyal
Lien : Tidak ditemukan pembesaran
Ginjal : Tidak ditemukan pembesaran
Perkusi : Timpani di 9 regio, Ascites (-)
Ekstremitas

Palmar Eritem : Tidak ditemukan

Clubbing Finger : Tidak ditemukan

Kulit : Akral hangat diseluruh ektrimitas, CRT<2 detik


Ekstrimitas Superior Ekstrimitas Inferior
Pemeriksaan
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5
Tonus Otot Normal Normal Normal Normal

Sensorik : Raba Halus, Rangsang Nyeri, dan Suhu dalam batas


normal

Edema : Tidak ditemukan


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi Klinik 6 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Hemoglobin 11, 3 11,5-16,0 g/Dl
Leukosit 19.050 4.50-11.00 x 103/uL

Eritrosit 4,89 4-6 x 106 / uL


Trombosit 448.000 150-400 x 103/uL

Hematokrit 37 37-48%

Pemeriksaan Hematologi Klinik 12 Juni 2023

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL


Hemoglobin 10,3 11,5-16,0 g/Dl
Leukosit 11.490 4.50-11.00 x 103/uL
Eritrosit 4,5 4-6 x 106 / uL
Trombosit 419.000 150-400 x 103/uL
Hematokrit 34 37-48%
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi Klinik 15 Juni 2023

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL


Hemoglobin 10,3 11,5-16,0 g/Dl
Leukosit 25.390 4.50-11.00 x 103/uL
Eritrosit 4,5 4-6 x 106 / uL
Trombosit 435.000 150-400 x 103/uL
Hematokrit 33 37-48%
Pemeriksaan Elektrolit 6 Juni 2023

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL


Natrium (Na) 127 135-48 mmol/l
Kalium (K) 3,5 3,5-5,3 mmol/l
Calcium (Ca) 1,09 0,98-1,2 mmol/l

Pemeriksaan Elektrolit 12 Juni 2023


PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Natrium (Na) 131 135-48 mmol/l
Kalium (K) 2,7 3,5-5,3 mmol/l
Calcium (Ca) 1,07 0,98-1,2 mmol/l

Pemeriksaan Elektrolit 16 Juni 2023


PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Natrium (Na) 140 135-48 mmol/l
Kalium (K) 5,1 3,5-5,3 mmol/l
Calcium (Ca) 1,25 0,98-1,2 mmol/l
Pemeriksaan Elektrolit 6 Juni 2023

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL


Glukosa Sewaktu 51 <200 mg/dl
Ureum 16 21-53 mg/dl
Kreatinin 0,71 0,17-1,5 mg/dl
SGOT 38 L<37; P <31
SGPT 13 L <42; P<32

Pemeriksaan Elektrolit 12 Juni 2023


PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Glukosa Sewaktu 47 <200 mg/dl
Ureum 13 21-53 mg/dl
Kreatinin 0,37 0,17-1,5 mg/dl
SGOT - L<37; P <31
SGPT - L <42; P<32
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 6 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
pH 7,22 7,38-7,42
pCO2 34 38-42
pO2 69 80-100
Hct 40
HCO3 13,9 22-26
HCO3std 14,7
TCO2 14,9
BE ecf -13,2
BE (B) -12,8 -2 s/d +2
SO2 89% 95-97
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 8 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
pH 7,43 7,38-7,42
pCO2 44 38-42
pO2 130 80-100
Hct 44
HCO3 29,2 22-26
HCO3std 28,2
TCO2 30,6
BE ecf 4,9
BE (B) 4,2 -2 s/d +2
SO2 99% 95-97
Pemeriksaan Analisa Gas Darah 17 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
pH 7,21 7,38-7,42
pCO2 75 38-42
pO2 99 80-100
Hct 48
HCO3 30 22-26
HCO3std 24,7
TCO2 32,3
BE ecf 2,1
BE (B) -0,2 -2 s/d +2
SO2 96% 95-97
Pemeriksaan D-Dimer 15 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

D-Dimer 4,32 <0,5 mg/l

Pemeriksaan D-Dimer 18 Juni 2023


PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
D-Dimer 3,52 <0,5 mg/l

Pemeriksaan Anti HIV 12 Juni 2023


PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Anti HIV Hasil I NON NON REAKTIF
REAKTIF
Anti HIV Hasil II - NON REAKTIF
Anti HIV Hasil III - NON REAKTIF
Pemeriksaan kimia klinik 9 Juni 2023
PEMERIKSAAN HASIL

Sediaan Langsung BTA P: +2/ Tidak ditemukan BTA 1-2 per LP

S: +2/ Tidak ditemukan BTA 1-2 per LP

Sediaan Langsung Gram Tidak ditemukan bentukan bakteri

Sediaan Langsung Jamur Tidak ditemukan bentukan jamur

Pemeriksaan TCM MTB detected medium, Rif Resistance not detected

Pemeriksaan Rapid Test Antigen SARS-COV-2 Negative (Swab Nasofaring)


Pemeriksaan Radiologi 31 Maret 2023
Interpretasi
Identitas : Tn. S
Tanggal pemeriksaan : 31 Mei 2023

Posisi AP

Tulang dinding dada dan jaringan lunak :


• Cor membesar, CTR 54%
• Jaringan sekitar tampak normal
• Sela iga tidak melebar
• Trakea deviasi kearah kanan
• Corakan bronkovaskular meningkat
• Sinus costfrenikus kanan tumpul kiri lancip
• Diafragma licin, kanan dan kiri seperti kubah
• Terdapat infiltrat di kedua lapang paru
• Terdapat bayangan opak berawan pada kedua
lapang paru

Kesan: Pneumonia Bilateral


Susp TB Paru
DAFTAR
MASALAH

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan


Penunjang
- Sesak - Tampak sakit berat
- Anemia ringan
- Batuk - Status gizi kurus - Leukositosis
- Trombositosis
- Demam - Fremitus vokal mengeras - Hiponatremia
- Penurunan berat - Hipokalemia
pada seluruh lapang paru - Hipoglikemia
badan - Alkalosis metabolik
- Rhonki pada seluruh
- Tidak nafsu makan
lapang paru - Foto Thorax :
Tampak infiltrat pada kedua lapang
paru dan corakan bronkovaskular
meningkat
DIAGNOSIS KERJA
1. Hospital Aqcuired Pneumonia
2. TB Paru kasus baru
3. Anemia Ringan
4. Hipokalemia
5. Alkalosis metabolic
6. Sepsis
TATALAKSAN
A
- O2 SM 6-8lpm po/
- inf nacl :d5 1;1 1000 ml/24 jam iv 4 FDC 1x3 tab
- inf wida kn 2 20 tpm iv Vit B6 1x1
- inj omz 2x40 mg iv salbutamol 3x1 mg
- Ceftriaxone 1x2g OBH syr 3x15 cc
- Levofloxacin 1x500mg herbeser cd 100 2 x 1
- ketokonazole 30 gr + griseofulvin 2x500 mg
mometasone 5 gr + fucilex cream betahistin 3x6mg
5 gr 2 dd ue Alprazolam 0,25 0-0-1
KSR 3x1
PLANNIN PROGNOS
G IS
- Monitor Ad Vitam : Dubia ad malam
KU&TTV Ad Functionam : Dubia ad malam
- Berikan Ad Sanationam : Dubia ad malam
tatalaksana yang
adekuat
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumonia merupakan suatu peradangan parenkim paru-
paru, mulai dari bagian alveoli sampai bronchus, bronchiolus,
yang dapat menular, dan ditandai dengan adanya
konsolidasi, sehingga mengganggu pertukaran oksigen dan PNEUMONI
carbon dioksida di paru-paru. A

Ventilator Associated Pneumonia (VAP)


pneumonia yang terjadi >48 jam setelah pemasangan
PNEUMONIA intubasi endotrakeal

NOSOKOMIAL
Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
pneumonia yang terjadi >48 jam atau lebih setelah
dirawat di RS, baik diruang rawat umum ataupun ICU
tetapi tidak sedang memakai ventilator.
ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus,


jamur, dan protozoa. Penyebab paling sering pneumonia yang didapat dari
masyarakat dan nosokomial:
- Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma
pneumonia, Hemophilus influenza, Legionella pneumophila, chlamydia
pneumonia, anaerob oral, adenovirus, influenza tipe A dan B.10
- Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli, Klebsiella
pneumonia), Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob
oral.
EPIDEMIOLOGI
• Angka kematian pada
pneumonia nosokomial adalah
20-50%.. Angka kematian
Pneumonia menyerang pasien pada pneumonia yang
sekitar 450 juta orang dirawat di istalansi perawatan
setiap tahunnya intensif (IPI) meningkat 3-10
kali dibandingkan dengan
pasien tanpa pneumonia.
• lama perawatan meningkat
2-3x dibandingkan pasien
tanpa pneumonia
PATOGENESIS
4 rute masuknya mikroba ke dalam saluran napas bagian bawah yaitu :

1. Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus neurologis dan
usia lanjut

2. Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang


digunakan pasien

3. Hematogenik

4. Penyebaran langsung Pasien yang mempunyai faktor predisposisi terjadi aspirasi mempunyai
risiko mengalami pneumonia nosokomial.
DIAGNOSIS PNEUMONIA
ANAMNESIS TEOR PASIE
Trias pneumonia: I 1. N sejak 1 minggu yang
Sesak nafas
1. Sesak nafas lalu
2. Batuk 2. Batuk
3. Demam 3. Demam disertai menggigil
4. Kehilangan nafsu makan
Dan gejala lain seperti:
4. Menggigil
5. Malaise
6. Kehilangan nafsu makan
7. Mialgia
PEMERIKSAAN
FISIK
TEOR PASIE
I 1. N di malam hari
Riwayat demam
1. Suhu tubuh > 38˚C (aksila)/ riwayat demam 2. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi napas meningkat 3. Frenitus taktil meningkat
4. Terdapat Ronkhi pada seluruh
3. Frenitus taktil meningkat Tanda-tanda konsolidasi lapang paru
4. Suara napas bronkial dan ronki
TEOR PASIE
I •
N
Foto Thorax AP :
Pemeriksaan Penunjang Didapatkan bercak infiltrat di kedua
- Foto toraks PA dan lateral lapang paru
Pemeriksaan Darah Lengkap :
- Laboratorium rutin darah Jumlah leukosit > 10.000 atau Leukositosis
< 4500 Analisa Gas Darah:
PH meningkat
- Pada hitung jenis terdapat dominasi sel leukosit PMN HCO3 meningkat
- Sputum mikroorganisme dan uji kepekaan aerob, PCO 2 meningkat

anaerob, dan atipik


- C-reactive protein
- Analisa gas darah jika keadaan berat
TATALAKSANA PNEUMONIA Medikamentosa
Skor 0 sampai 1: Manajemen rawat jalan.
Pasien-pasien ini diobati secara empiris
menggunakan Fluoroquinolones atau
Beta-lactams + Macrolides jika ada
komorbiditas yang merugikan dan dengan
Macrolides atau Doxycycline jika tidak
ada komorbiditas.

Skor 2 sampai 3 menunjukkan penerimaan


dan manajemen di bangsal kedokteran
umum. Pengobatan lini pertama adalah
pilihan antara fluoroquinolon atau
makrolida plus beta-laktam.

Skor 4 atau lebih menjamin manajemen di


ICU. Rejimen empiris, dalam hal ini,
adalah pilihan antara kombinasi beta-
laktam plus fluoroquinolones atau beta-
laktam plus makrolida.
Pada pasien diberikan terapi:
Pasien diberikan antibiotik di ICU dan Gardenia selama 7 hari (7-13 Juni 2023) berupa:
Ceftriaxone 1x 2g  Cephalosporins (B-lactam)
Levofloxacin 1x 500mg  Fluoroquinolone
Non Medikamentosa

Tatalaksan Non Medikamentosa adalah sebagai berikut:

- Jika tak ada perbaikan antibiotik berikan sesuai hasil uji sensitivitas.
- Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik dan
ekspektoran dan bronkodilator dan lain lain.
- Terapi oksigen (nasal kanul, simple mask, NRM, RM, NIV, ETT dan
ventilasi mekanik) sesuai derajat kebutuhan pasien
- Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam.
- Anti inflamasi sistemik (dalam keadaan berat).
- Imunoglobulin /IVIG (dalam keadaan berat).
- Activated Protein C/ APC (dalam keadaan berat)
- Istirahat
- Nutrisi adekuat sesuai kebutuhan
- Pengisapan lendir bila perlu dengan suctioning dan bronkoskop
TB PARU Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

1. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah penderita TB


terbanyak di dunia setelah India dan China.

2. Angka prevalensi TB di Indonesia adalah 100 per 100.000 EPIDEMIOL


penduduk OGI
3. Kasus TB yang terjadi 70% berasal dari usia produktif.
ETIOLOGI
TB PARU

Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TB:


Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium
africanum, Mycobacterium microti and Mycobacterium cannettii.

M.tuberculosis (M.TB), hingga saat ini merupakan bakteri yang paling


sering ditemukan, dan menular antar manusia melalui rute udara
DIAGNOSIS TB PARU
TEOR
I PASIE
Anamnesis N
1. Batuk sejak 2 bulan yang lalu dan
Gejala klinis berupa :
berdahak
- 1. Batuk >2 Minggu
2. Sesak nafas
- 2. Batuk berdahak
3. Sesak
- 3. Batuk berdahak dapat bercampur darah
4. Demam
- 4. Dapat disertai nyeri dada
5. berkeringat dan menggigil
- 5. Sesak napas
6. Nafsu makan menurun
Dengan gejala lain meliputi :
7. Penurunan berat badan
1. Malaise 5. Demam

2. Penurunan berat badan 6. Berkeringat di malam hari


3. Menurunnya nafsu makan
4. Menggigil
TEOR PASIE
I N
Pemeriksaan Fisik 1. Riwayat Demam
- Suhu tubuh > 38˚C (aksila)/ riwayat 2. Frekuensi nafas meningkat

demam
- Frekuensi napas meningkat
TEOR PASIE
I N
Pemeriksaan Penunjang 1. BTA +2
- BTA 2. TCM Detected medium, Rif Sensitif
- TCM GeneXpert
- Kultur
ALUR
DIAGNOSIS
TB PARU
TATALAKSANA TB PARU

2 Tahap

1. Tahap Intensif (2 Bulan)

2. Tahap Lanjutan (4 Bulan)


Dosis rekomendasi harian OAT berdasarkan tahap

Dosis rekomendasi harian OAT dan berat badan


EFEK SAMPING
Rifampicin (R) = Urin berwarna Merah
Isoniazid (INH) (H) = Neuropati
Pirazinamid (Z) = Zendi-zendi= Gout Artritis
Etambutol (E) = Eye = Buta Warna
Streptomycin (S) = mirip telinga = Ototoxic Gangguan pendengaran
dan keseimbangan

Hepatotoxic : H, R, Z
Tidak ada riwayat TB, Tidak pernah
PASIEN mengkonsumsi OAT
Hasil TCM MTB Positif, Rif Sensitif

TB KASUS BARU

OAT LINI 1
Pasien berat badan 38 kg
mendapatkan 4FDC 1x3 tab
KESIMPULAN
1. Pneumonia merupakan suatu peradangan parenkim paru-paru, mulai dari bagian alveoli sampai bronchus,
bronchiolus, yang dapat menular, dan ditandai dengan adanya konsolidasi, sehingga mengganggu pertukaran
oksigen dan carbon dioksida di paru-paru. Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja,
dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
2. Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA).
Sebagian besar kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun
bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura,
kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya
3. Pasien dilaporkan masuk rumah sakit pada tanggal 9 Juni 2023, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien di diagnosis Hospital Acquired Pneumonia dan TB kasus Baru
terkonfirmasi bakteriologis
4. Prognosis pada pasien ini secara Ad Vitam : Dubia ad malam, secara Ad Functionam: Dubia ad malam, secara
Ad Sanationam: Dubia ad malam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryana K. Patogenesis Pneumonia. 2015;7(9):27–44.

2. Mar'iyah, Khusnul, and Zulkarnain Zulkarnain. "Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis." Prosiding
Seminar Nasional Biologi. Vol. 7. No. 1. 2021.

3. Warganegara, Efrida. "Pneumonia Nosokomial (Hospital-acquired, Ventilator-associated, dan Health Care-


associated Penumonia)." Jurnal Kedokteran Universitas Lampung 1.3 2017: 612-618.

4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. ‘Pneumonia komuniti 1973 - 2003’, Pneumonia Komuniti (Pedoman
diagnosis dan penatalaksanaan), 2003

5. PDPI. Press Release “ Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ( PDPI ) Outbreak Pneumonia Di Tiongkok. IDI.
2020;(19):19–22.

6. Jain, V., Vashisht, R., Yilmaz, G., & Bhardwaj, A. Pneumonia pathology.StatPearls. 2018
7. Julianti, Dinul Aliya, Putu Ristyaning Ayu Sangging, and Citra Yuliyanda Pardilawati. "Aspek Pemeriksaan
Laboratorium pada Pasien Pneumonia." Medical Profession Journal of Lampung 13.2 (2023): 147-152.

8. Kalil AC, Metersky ML, Klompas M, Muscedere J, Sweeney DA, Palmer LB, et al. Management of Adults
With Hospital-acquired and Ventilator-associated Pneumonia: 2016 Clinical Practice Guidelines by the
Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society. Clin Infect Dis. 2016;63(5):e61–
111.

9. RI, Kemenkes. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020.

10. Zahra Zettira, Merry Indah Sari. Penatalaksanaan Kasus Baru TB Paru dengan Pendekatan Kedokteran
Keluarga. J Medula Unila. 2017;7(3):68.

11. Rahman, Fauzie, et al. "Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan tuberkulosis." Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin 13.2 2017: 183-189.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai