Case Report:
Tn. M 71 Tahun dengan PPOK eksaserbasi Akut
Disusun Oleh:
dr. Afifah Nabilah
Pembimbing : dr. Ellidya Mustika, Sp.PD.
dr. Debby
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan memberat sejak 1 jam smrs,
sesak dirasakan terus menerus. Pasien sering mengeluhkan sesak dan pasien rutin berobat
ke dokter dengan keluhan sesak. Sesak tidak dipengaruhi oleh makanan dan minuman,
cuaca ataupun debu, biasanya sesak akan sedikit berkurang bila pasien beristirahat, namun
saat ini pasien merasakan sesak tidak membaik dengan beristirahat dan sesak dirasakan
bertambah jika beraktivitas. Keluhan disertai batuk berdahak sejak 1 minggu, dahak
berwarna putih kekuningan tanpa disertai darah. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri
dada, rasanya seperti dadanya tertekan dan berdenyut, rasa nyeri dada tidak ada menjalar
ke leher, lengan, ataupun punggung, saat nyeri tidak disertai dengan keluhan mual/keringat
dingin, nyeri dada dirasakan > 20 menit, kalau istirahat rasa nyeri berkurang. Pasien
mengatakan terganggu dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari sejak keluhan sesak
nafas, batuk, dan nyeri dada ini muncul. Tidak terdapat keluhan mual dan muntah, demam,
dan berkeringat malam, penurunan berat badan tidak ada. BAB dan BAK dalam batas
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat pemakaian obat
Tn. M datang dengan keluhan sesak yang dirasakan memberat sejak 1 jam SMRS.
Pasien sudah lama merasakan sesak dan sering masuk rumah sakit dengan keluhan
sesak, sesak biasanya membaik jika pasien minum obat dan istirahat namun pada
tanggal 4 April 2023 pasien merasakan sesak yang memberat sehingga pasien datang
ke IGD RS Bhayangkara Kota Bengkulu. Pasien riwayat dirawat ± 1 bulan yll dengan
PPOK dan HHD/CAD.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 173/94 mmHg, nadi 81x/menit,
pernafasan 32x/menit, dan suhu 36,5 oC. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan
auskultasi bunyi wheezing kanan dan kiri, serta rhonki kanan. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil hemoglobin 11,8 g/dl, hematokrit 30%, leukosit 5.700
mm, trombosit 180.000 g/dl, creatinin 0,6 mg/dl, ureum 23 mg, GDS 103 mg/dl.
Pada pemeriksaan EKG kesan LVH dan pada foto toraks PA tampak CTR>50%.
DIAGNOSIS KERJA
PPOK eksaserbasi akut
DIAGNOSIS BANDING
- HHD
TERAPI
- O2 4 lpm k/p
- IVFD RL gtt xx/menit
- nebu ventolin 2,5 mg RR: 26x/menit, wheezing (-/-), Rhonki (+/-)
- nebu ventolin + pulmicort /12 jam
- Inj. Omeprazole 40 mg/24 jam
- Inj. Metilprednisolon 2x62,5 mg
- Erdostein syr 3x1 C
- Candesartan 1x16 mg
- Digoksin 1x0,25 mg
- inj. Furosemide 20 mg/12 jam
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
– Asap Rokok
Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok
yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : > 600
– Stres Oksitdatif
Paru selalu terpajan oleh oksidan endogen dan eksogen yang menimbulkan efek kerusakan pada
paru dan menimbulkan aktifitas molekuler sebagai awal inflamasi paru.
– Asma
– Polutan
– Genetik
Patofisiologi
Peradangan saluran
napas perifer
Ketidakseimbangan Hiperinflasi
ventilasi perfusi (VA/Q)
Ketidakseimbangan dyspnea
pertukaran gas dan
retensi CO2
Penurunan FEV 1
Diagnosis
Gejala Keterangan
Sesak Progresif
Bertambah berat dengan aktivitas
Persistent (menetap sepanjang hari)
Dijelaskan oleh bahasa pasien sebagai
"Perlu usaha untuk bernapas,"
Berat, sukar bernapas, terengah-engah
Batuk Kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak.
Batuk kronik berdahak: Setiap batuk kronik berdahak dapat
mengindikasikan PPOK.
Wheezing/Mengi Mengi inspirasi dan/atau ekspirasi disertai sesak dada hingga
membuat retraksi otot dada
Gejala lainnya dan Riwayat Kelelahan, penurunan berat badan, kehilangan massa otot
terpajan factor resiko merupakan masalah umum pada pasien PPOK berat.
Faktor resiko seperti asap rokok, debu dan bahan kimia di tempat
kerja, asap dapur.
Diagnosis Gejala
PPOK Onset pada usia pertengahan.
Gejala progresif lambat.
Lamanya riwayat merokok.
Sesak saat aktivitas
Sebagian besar hambatan aliran udara ireversibel.
Gold 1 Ringan Dengan atau tanpa batuk kronik dan sputum FEV1 ≥ 80% prediksi
produktif
Gold 2 Sedang Dengan keluhan napas pendek, terutama 50% ≤ FEV1< 80%
saat latihan fisik, terkadanh disertai batuk prediksi
dan sputum produktif
Gold 4 Sangat Gagal jantung kanan/kor pulmonal, kualitas FEV1< 30% prediksi
Berat hidup sangat terganggu, eksaserbasi yang
bisa menyebabkan kematian
Tatalaksana
Bronkodilator
Agonis β2 Antikolinergik
– Antiinflamasi
Corticosteroid inhalasi dapat memperbaiki gejala, fungsi paru, kualitas hidup,
frekuensi eksaserbasi pada pasien dengan FEV1 diprediksi < 60%.
Contoh: Fluticasone, Budesonide.
Komplikasi
– Infeksi berulang
– Kor pulmonal
– Gagal napas kronik atau akut
Prognosis
Beberapa penelitian menunjukkan predictor mortalitas pasien PPOK adalah usia
tua dan penurunan forced expiratory volume per detik (FEV1). Pasien usia muda
dengan PPOK memiliki tingkat mortalitas lebih rendah kecuali pada keadaan
defisiensi alpha1-antitrypsin, suatu abnormalitas genetik yang menyebabkan
panlobular emfisema pada usia dewasa muda.
Pembahasan
– Anamnesis: pasien laki-laki berusia 71 tahun datang dengan keluhan sesak,
sesak sudah dirasakana lama namun memberat 1 hari smrs.
– Pemeriksaan fisik paru ditemukan auskultasi bunyi wheezing kanan dan kiri,
serta rhonki kanan.
– Pada pemeriksaan EKG dan foto toraks PA tampak pembesaran jantung.
– Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus/hari sedari usia muda, dan pada
riwayat penyakit dahulu pasien sering berobat dengan keluhan yang sama.
Pembahasan
Keluhan nyeri dada juga dirasakan oleh pasien, nyeri dada dapat disebabkan oleh PPOK karena
hilangnya elastisitas pleura parietal yang mengakibatkan perlengketan dengan pleura visceral akibat
dari proses jaringan parut yang disebabkan oleh lingkungan inflamasi kronis, perlengketan ini dapat
menjadi sumber rasa sakit. Namun pada pasien ini nyeri dada juga dapat disebabkan oleh HHD
(Hypertensive heart disease).