Pembimbing:
Dr. Katarina Damayanti,Sp.P
Disusun Oleh:
Cheche Okke Dewi Nurpatimah – 112021221
Harry Sondrio Wibowo - 112021277
Militania Eudora Mappadang – 112021306
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 30 JANUARI - 08 APRIL 2023
IDENTITAS
PASIEN
Keluhan Utama
Sesak sejak 7 hari SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
o Pasien datang dengan keluhan sesak lebih dari 7 hari SMRS. Sesak dirasakan terus-menerus tidak
dipengaruhi oleh waktu. Keluhan sesak dirasakan saat aktifitas ataupun istirahat. Sesak dirasakan
membaik apabila pasien dalam posisi duduk. Pasien mengatakan keluhan sesak terasa seperti diikat
pada area dada dan napas terasa memberat. Selain itu, pasien mengatakan adanya nyeri pada area
dada kanan namun keluhan nyeri tidak menjalar. Keluhan juga disertai dengan adanya batuk pilek.
Batuk diraskan berdahak dan berwarna kuning yang dirasakan sejak ±7 hari bersamaan dengan
timbulnya keluhan sesak. Pasien mengaku dahak sulit dikeluarkan. Selanjutnya, 3 hari SMRS pasien
mengeluh adanya demam. Demam dirasakan terus menerus dan membaik apabila mengkonsumsi
obat penurun panas. Keluhan sakit kepala (+), cepat lelah akibat sesak (+), nyeri menelan (-), mual
muntah (-), nafsu makan baik. Pasien mengaku keluhan serupa sudah pernah dialami sebelumnya.
o Riwayat konsumsi rokok sehari 2-3 bungkus
o Riwayat alergi cuaca, alergi makanan minuman tidak ada. Alergi obat: Bricasma
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
(+) Asma Bronkiale (-) Malaria (-) Penyakit Ginjal
Kronik Rutin minum obat:
(-) Cacar Air (-) Disentri (-) Burut (Hernia) ● HT Amlodipine 5
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Rematik
mg
(-) Batuk Rejan (-) Tifus Abdominalis (-) Wasir
● Asma Sempat rutin
(-) Campak (-) Skrofula (-) Diabetes
menggunakan
(-) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor ventolyn. Namun,
(-) Khorea (+) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh berhenti sejak ±1
(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Pendarahan Otak tahun yang lalu
(+) Pneumonia 2014 (-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu lain-lain : (+)
Gangguan irama
(-) Penyakit Gagal
jantung ± 10 tahun yll
Jantung
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - - -
Asma Ya - Kakek
Tuberkulosis - - -
Artritis - -
Rematisme - -
Hipertensi - -
Jantung - -
Jantung - -
Ginjal - -
Lambung - -
ANAMNESIS SISTEM
ANAMNESIS SISTEM
ANAMNESIS SISTEM
PEMERIKSAAN JASMANI
● Jumat, 17 Maret 2023, Jam 14.30 WIB (IGD) ● Senin, 20 Maret 2023, Jam 14.25 WIB
● Keadaan umum: Tampak sakit sedang ● Keadaan umum: Tampak sakit sedang
● Kesadaran: Compos Mentis ● Kesadaran: Compos Mentis
● Tinggi Badan: 173 cm ● Tinggi Badan: 173 cm
● Berat Badan: 67 kg ● Berat Badan: 67 kg
● Tekanan Darah: 148/96 mmHg ● Tekanan Darah: 133/77 mmHg
● Nadi: 121x/menit ● Nadi: 80x/menit
● Suhu: 37,60C ● Suhu: 36,80C
● SpO2: 95% ● SpO2: 97%
● Pernafasaan: 24x/menit ● Pernafasaan: 24x/menit
● Keadaan gizi: Normal ● Keadaan gizi: Normal
● Sianosis: Tidak ada ● Sianosis: Tidak ada
● Edema umum: Tidak ada ● Edema umum: Tidak ada
● Cara berjalan: Normal ● Cara berjalan: Normal
● Mobilitas ( aktif / pasif ): Aktif ● Mobilitas ( aktif / pasif ): Aktif
● Umur menurut taksiran pemeriksa: ● Umur menurut taksiran pemeriksa:
Sesuai dengan umur Sesuai dengan umur
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Jumat, 17 Maret 2023
o Darah Rutin
Hemoglobin 15.2 g/dL (13.0-17.5)
Hematokrit 44% (35-47)
Leukosit 9900 /uL (4.000-10.000)
Trombosit 221.000 /uL (150.000-400.000)
o Elektrokardiografi
o Sinus takikardi
1. Sesak napas
2. Nyeri dada kanan
3. Batuk berdahak , pilek
4. Demam
5. Sakit kepala
DIAGNOSIS
Diagnosa Kerja : Asma Eksaserbasi Akut Ringan-Sedang
● Dasar diagnosis:
Terdapat sesak napas yang dirasakan sejak >7 hari. Sesak dirasakan terus-menerus dan
terasa seperti diikat pada area dada. Sesak membaik saat pasien dalam posisi duduk.
Pasien masih dapat berbicara dengan kalimat, tidak ada agitasi. Predisposisi sesak berupa
kelelahan. Keluhan lainnya adanya batuk berdahak berwarna kuning yang sulit dikeluarkan.
PF: terdapat peningkatan frekuensi nadi 121x/menit, peningkatan frekuensi napas
24x/menit (room air), SpO2: 95%. Pada pemeriksaan auskultasi thorax ditemukan adanya
wheezing pada kedua lapang paru saat ekspirasi.
DIAGNOSIS
Diagnosa Banding:
1. PPOK
2. Pneumonia
3. ISPA
4. Congestive Heart Failure
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN
o Spirometri
o Analisa Gas Darah
o Peak flow-metry
RENCANA PENGOBATAN
Non-Medikamentosa Medikamentosa
o Tirah baring o Inhalasi combivent 3 x 2,5 mg/24 jam
o Posisi semi-fowler o Metylprednisolon inj 3 x 40 mg
o Observasi keadaan umum, o Fluimucil tab 3 x 200 mg
tanda-tanda vital
o O2 1-2 L/menit (jika SpO2 < 94%)
PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Fungsional : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
ASMA
Tinjauan Pustaka
DEFINISI ASMA
● Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik
tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Epidemiology
Atopi
Hipereaktivitas bronkus
Inflamasi jalan napas
Jenis kelamin
Ras/etnik
Obesitas
FAKTOR RISIKO – FAKTOR LINGKUNGAN
Polusi udara
Infeksi parasit
PATOFISIOLOGI
Lebih dari 1 gejala (Mengi, sesak, batuk dan dada terasa berat)
Gejala umumnya lebih berat pada malam atau awal pagi hari
Gejala bervariasi menurut waktu dan intensitas
Gejala dicetuskan oleh infeksi virus(flu), aktivitas fisik, pajanan alergen, perubahan
cuaca, serta iritan seperti asap rokok atau bau yang menyengat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri, pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan kapasiti vital
paksa (KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang standar
dan obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80%
nilai prediksi.
Manfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :
- Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80% nilai
prediksi.
- Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 > 15% secara spontan, atau Setelah inhalasi bronkodilator
(uji bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah
pemberian kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2 minggu. Reversibiliti ini dapat membantu diagnosis
asma.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Arus puncak ekspirasi (APE), nilai APE dapat diperoleh melalui pemeriksaan
spirometri atau pemeriksaan yang lebih sederhana yaitu dengan alat peak
expiratory flow meter (PEF meter).
Manfaat APE dalam diagnosis asma :
- Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai APE > 15% setelah inhalasi bronkodilator (uji
bronkodilator), atau bronkodilator oral 10-14 hari, atau respons terapi kortikosteroid
(inhalasi/ oral , 2 minggu)
- Variabiliti, menilai variasi diurnal APE yang dikenal dengan variabiliti APE harian
selama 1-2 minggu.
- Variasi diurnal dihitung dengan cara [(APE tertinggi – APE terendah)/rata-rata dari
APE tertinggi dan terendah] x 100.
APE tertinggi adalah yang diukur di malam hari
APE terendah adalah yang diukur di pagi hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Toraks, untuk melihat apakah ada kelainan seperti keadaan hiperinflasi
paru
Penunjang lain :
- Uji provokasi bronkus (metakolin/histamin)
- Uji kulit (Skin Prick Test)
- FeNo (Fraksional Ekshalasi Nitric Oxide)
Farmakologis
● Reliver • Controller
Short Acting Beta Agonis
Kortikosteroid Long Acting Beta Agonist
Methylxanthine
Antikolinergik Steroid inhalasi
Leukotriene Receptor Agonist
Teofilin lepas lambat
SABA
● Dosis inisial: jika belum mendapatkan aminofilin 6-8 mg/kgBB, dilarutkan dalam 20 ml
dextrosa 5% garam fisiologis, diberikan dalam 20-30 menit. Jika sudah mendapatkan
aminofilin sebelumnya (<4jam) berikan setengah dosis.
● Dosis rumatan : 0,5-1mg/kgBB/jam. Kadar aminofilin dalam darah dipertahakan 10-20
ug/ml. Dosis maksimal 16-20mg/KgBB/hari(apabila tidak dapat mengukur konsentrasi
plasma
Antikolinergik
● Ipratropium bromida -> nebulisasi 0,1ml/kgBB setiap 4 jam.
● Awitan kerja 15 menit, efek puncak dalam 1-3 jam, dan lama kerja hingga 3-4 jam
Steroid
Glukokortikosteroid inhalasi
merupakan obat pengontrol
yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk
penderita asma semua umur.
LTRA
Zafirlukast
Digunakan untuk anak usia > 7
tahun dengan dosis 10 mg 2
kali sehari
Teofilin Lepas Lambat
● Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroid.
● Efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendah.
TERIMAKASI
H