ILMU RADIOLOGI
Disusun oleh :
Nama : Tn. L
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Delanggu
Pekerjaan : -
Status : Sudah menikah
Pendidikan terakhir : SMP
No RM : 177637
Tanggal Masuk RS : Selasa, 16 Mei 2017
Anamnesis
Posterior
Inspeksi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
o Abdomen
Inspeksi : dinding abdomen datar, spider nevi(-), massa
(-), warna kulit sama dengan kulit sekitar
Auskultasi : bising usus (+) normal (18x/menit)
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
ginjal tidak teraba
o Ektremitas
Atas : akral dingin (-/-), deformitas(-/-); CRT (< 2 detik)
Bawah : akral dingin (-/-), deformitas(-/-); CRT (< 2 detik)
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan EKG
Sinus Rhytm
c. Pemeriksaan Foto Thorax Posisi PA
Kesan :
• Bronkitis kronik
• Emfisema lung
• Besar cor dalam batas normal
Resume
a. Diagnosis Banding
PPOK
Asma
SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Pneumothoraks
b. Diagnosis Kerja
PPOK
Initial Plan
a. Terapi
1) Non-Farmakologi
o Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak
hanya pada fase akut, tapi juga pada fase kronik, serta dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya
o Oksigenasi pasien harus memadai.
o Istirahat yang cukup.
2) Farmakologi
o Pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan)
15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat
diberikan 10 mg, diminum 3 x/hari, bekerja dengan menekan batuk
pada pusat batuk di otak.
o Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim
digunakan di antaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin,
ambroksol, dan lain-lain.
o Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya:
salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-
lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai
sesak napas atau rasa berat bernapas, sehingga obat ini tidak
hanya untuk obat asma, tetapi dapat juga untukbronkitis.
Efek samping obat bronkodilator perlu diketahui pasien,
yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin.
o Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda
infeksi oleh kuman berdasarkan pemeriksaan dokter.
Antibiotik yang dapat diberikan antara lain: ampisilin,
eritromisin, atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari.
b. Edukasi
Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka
panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda dengan
edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakit kronik yang
ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan
keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan fungsi
paru. Berbeda dengan asma yang masih bersifat reversibel,
menghindari pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari
edukasi atau tujuan pengobatan dari asma.
Prognosis