ERADIKASI FRAMBUSIA
TINGKAT KECAMATAN SONGGOM
Parangi
Patek
Buba Paru
E
Frambusia
Manusia
Manusia sebagai sumber Kuman
penularan utama Penyebab frambusia: Treponema
Penularan melalui kontak langsung pallidum subsp. Pertenue
kulit-kulit (luka terbuka dengan Masa inkubasi rata-rata 9-90 hari.
luka frambusia), lalat, alat rumah (rerata 21 hari)
tangga Menyerang kulit, tulang dan tulang
Higiene perorangan (PHBS) yang rawan
buruk Bakteri berada di cairan eksudat/serum
Tidak ada kekebalan tubuh yang luka frambusia
Eradikasi Frambusia
E
Faktor Risiko Frambusia
Jarang mandi
Eradikasi Frambusia
E
Diagnosis dan Stadium
Eradikasi Frambusia
Penyakit Frambusia
E
Stadium Frambusia
infeksi lunak
E
Stadium I lesi primer pada daerah infeksi
Lesi awal muncul di daerah port d’ entre (tempat masuk kuman): mother
yaw/ frambesioma
Krustopapilomata
Eradikasi Frambusia
E
Stadium I
Bila tidak diobati, dlm bbrp minggu-bulan nodul mengalami ulserasi
Lesi primer: ulseropapiloma
• Beberapa papul bersatu
menjadi plak, dapat
menjadi ulkus disebut
sebagai chancre of yaws,
frambesioma. Kadang
ada lesi satelit berupa
papul-papul kecil
• Basah bergetah,
mengandung banyak
kuman
• Dasar ulkus: raspberry
like (frambesial),
tertutup krusta
kekuningan
Figure 1. Early, diffuse cutaneous macular and
Figure 4. Early squamous macule. Photo credit:
ulcerative lesions extending into the anal c left.
CDC/ Dr. Peter Perine
Photo credit: CDC/ Dr. Peter Perine
Lesi primer: penyembuhan
• Tanpa terapi, lesi dapat
sembuh spontan,
masuk ke dalam fase
laten I setelah 3-6
bulan
• Gejala sisa berupa
sikatriks atrofi
(cigarette paper)
dengan hipopigmentasi
sentral atau dengan
tepi yang gelap
• 9-15% kasus menetap
Laten Awal
Tanpa Gejala
Klinis
Lesi kulit dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran mukosa)
Eradikasi Frambusia
Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk ditemukan lesi papiloma
Lesi terjadi di telapak kaki, permukaan mengalami penebalan (hiperkeratosis), pecah-pecah
(fisurasi) dan nyeri.
Karena nyeri, penderita berjalan dg posisi aneh, ini disebut crab yaws.
Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah: peradangan tulang (osteoperiotitis)
Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.
Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara spontan
E
Lesi sekunder
wet crab/ bubul
EHDP
Lesi sekunder (mengenai tulang)
Gambaran lain:
• Osteoperiostitis falangs proksimal (ghoul hand) atau di tulang
panjang (nyeri dan penebalan tulang panjang)
• 75% kasus anak mengalami nyeri sendi
Laten
Lanjut Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa
Gangosa: lesi
destruktif osteitis
pada hidung,
sentral wajah, bisa
sampai perforasi
tulang hidung,
palatum , dan
nodul juxta-articular nasofaring
E
Diagnosis banding
Eradikasi Frambusia
Coccidioidomycosis
E Footer Text
Diagnosis banding
Ektima
Eradikasi Frambusia
E Footer Text
Diagnosis banding
Eradikasi Frambusia
PIODERMA
E Footer Text
Diagnosis banding
Eradikasi Frambusia
Skabies
E Footer Text
Diagnosis banding
Eradikasi Frambusia
Molluscum
Impetigo
Contagiosum
E Footer Text
Diagnosis banding
Eradikasi Frambusia
Psoriasis
E
Diagnosis banding
Veruka Vulgaris
EHDP
Kromoblastomikosis
Diagnosis banding
Panu Psoriasis
(Tinea Versicolor) Tinea Imbricata
Diagnosis Klinis
Kasus Suspek
Anak umur < 15 tahun
Gejala klinis selama > 2 minggu:
Makula, Papul atau Papilloma
Ulkus frambusia yang khas: tepi meninggi dan
indurasi, tertutup krusta dan tidak sakit
Hiperkeratosis di telapak tangan dan kaki
Perubahan pada tulang dan sendi
Ciri dan lokasi lesi terjadi pada tungkai, kaki, bisa di
lengan dan muka
Di era modern, manifestasiklinis Yawskurangbasahkarena penggunaanpenisilin
Diagnosis Klinis
Kasus probable
Kasus suspek yang memiliki kontak erat >20 jam per
minggu dengan kasus frambusia
waktu kontak antara 9-90 hari sebelum munculnya lesi
frambusia
Perlu dilakukan pengujian serologi (RDT) utk konfirmasi
diagnosis (terutama di daerah non endemis).
Kasus konfirmasi
Kasus suspek/probable dengan RDT positif (+)
Pemeriksaan dilanjutkan dengan RPR/VDRL
PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan Mikroskop Lapangan Gelap
2. PCR (pemeriksaan molecular)
3. Pemeriksaan Serologis
A. Treponemal test (positif pada semua stadium), di antaranya :
TPHA (Treponema palidum haemagglutination test) tetap positif setelah terapi
RDT (Rapid Diagnosis Test)
B. Non treponemal test (Reaginic antibody test), di antaranya :
VDRL (Venereal disease research laboratory
RPR (Rapid Plasma Reagin) umumnya lebih tinggi pada lesi primer
dibandingkan sekunder
Pemeriksaan serologi yg ada tidak dapat membedakan dg infeksi
treponema lain.
Dapat negative pada stadium awal sekali atau stadium lanjut
Algoritma Diagnosis
Pemeriksaan RDT dg
sensitivitas 85-98% dan
spesifisitas 93-98%.
Tidak dapat
membedakan antara
infeksi aktif dan yg sudah
mendapat pengobatan.
Apabila didapat RDT (+),
diuji kembali dg RPR utk
mengetahui apakah
Bukan penyakit masih aktif
frambusia
Kasus Suspek Kasus
Frambusia Periksa RDT
Syphilis
Konfirmasi
Hasil
Adalah seseorang yang
menunjukkan satu atau lebih
RDT (+) Frambusia
gejala/tanda klinis Adalah kasus
selama > 2 minggu suspek Frambusia
dengan hasil positif
pada uji serologi
Content Here
Eradikasi Frambusia
RDT (Rapid Diagnosis Test) Sypilis atau TPHA (Treponema palidum haemagglutination test): pemeriksaan spesifik Treponema,
tidak dapat membedakan kuman frambusia dengan kuman sipilis
RDT Sypilis atau TPHA tidak dapat membedakan kasus Frambusia infeksi aktif dengan kasus frambusia sudah mendapat
pengobatan
Jika hasil tes meragukan atau ditemukan gejala klinis yang tidak khas diuji dengan Rapid Plasma Reagen (RPR) atau VDRL
41
Eradikasi Frambusia
Konfirmasi RDT
E
Pengobatan Penyakit
Eradikasi Frambusia
Frambusia
E
Pengobatan Kasus Frambusia
SANGAT MUDAH SEMBUH dengan satu dosis tunggal Oral Azitromisin (30 mg/kg)
Eradikasi Frambusia
E
Azitromisin
1). Dosis
30 mg/kgBB yang diberikan 1x. Dosis maksimal 2 gram
2) Bentuk sediaan
Sirup kering, Tablet dan Kaplet berwarna putih berbentuk oval.
3) Cara Minum Obat
Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
makan. Setelah minum obat tunggu 30 menit untuk melihat efek samping.
(Dipantau kembali setelah 2 minggu untuk melihat efek samping jangka
panjang)
4) Kontraindikasi
Riwayat alergi dengan azitromisin sebelumnya, ibu hamil, gangguan hati, dan
jaundice (kuning) karena gangguan aliran empedu.
Terapi – Pilihan Utama
CARA LAMA
UMUR NAMA OBAT DOSIS
PEMBERI PEMBERI
AN AN
500 mg (1
2-5 tahun
tablet)
1x/hari
1.000 mg (2
6-9 tahun
Azitromisin tablet tablet) PO Dosis tunggal
1x/hari
1.500 mg (3
10-15 tahun
tablet)
1x/hari
2.000 mg (4
16-69 tahun
tablet)
1x/hari
‚*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat,
atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
Efek Samping Obat
4).Toksisitas dan efek samping
diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat.
Efek samping yang jarang terjadi termasuk sakit kepala,
ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal dan gangguan pada
indra penciuman dan pengecap.
Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan
catatan denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung
dengan cermat.
Tidak ada efek samping yang menyebabkan
fatal/meninggal yang terdokumentasikan.
Efek Sampingdan Penanganan
Pengobatan KIPO adalah dengan memberikan obat sesuai
keluhan (simptomatis)
Jika ringan rujuk ke petugas kesehatan/yankes terdekat, jika
tidak bisa menangani, rujuk ke dokter atau RS terdekat
No Gejala Penanggulangan Rujukan
Sebelum
diobati
Eradikasi Frambusia
Setelah
diobati
Kasus di Jayapura,
9 October 2008
E
E
Eradikasi Frambusia
THANK YOU