NTT (17 Kab): Lembata, Belu, Flores Timur, Nagekeo, Ngada, Sumba Tengah, Sumba
*memiliki riwayat kasus frambusia Barat, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan,
tahun 2010 - 2017 Ende, Alor, Sikka, Kab. Kupang, Rotendao, Malaka
SITUASI ERADIKASI FRAMBUSIA
No Kegiatan eradikasi frambusia JUM
Kab/Kota
Trend Of Yaws Cases 2010-2021 in Indonesia
I. Kabupaten/Kota Endemis 79
5928
a. Telah dilaksanakan POPM 62
- Tidak POPM krn rumor & lanjut SSF 17 4510
3621 3379
2762
- POPM Ulang di tahun 2021 (Krn 5
cakupan POPM < 90% dan masih 2977
ada kasus) 673
1521 1218 353 130 167
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
b. Survey Serologi Frambusia :
• Advokasi pemangku • Promosi PHBS • POPM Total Penduduk: • Penguatan sdm dan
kebijakan • Pengendalian terhadap seluruh penduduk desa sistem surveilans
• Peningkatan faktor risiko penularan • POPM (Pengobatan) • Penemuan kasus pasif
kompetensi (memakai pakaian yang Kasus Kontak: Kasus (fasyankes) dan aktif
• Sosialisasi, kerja sama sama, jarang berganti dan minimal 20 (pusling, sekolah,
LP/LS dan masyarakat pakaian, hygiene sanitasi kontaknya kegiatan integrasi)
• Penyebaran media KIE buruk, adanya penyakit kulit • Pencatatan dan
lain, luka berulang) Pelaporan secara
berjenjang (manual dan
online)
ASSESMENT SERTIFIKASI
BEBAS FRAMBUSIA
KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH
YANG SUDAH SERTIFIKASI BEBAS FRAMBUSIA
2021 : 2022 :
1. Cilacap
1. Kendal 2. Banjarnegara
2. Kota Salatiga 3. Kebumen
3. Kudus 4. Kota Magelang
5. Pati
4. Kota Tegal 6. Temanggung
5. Kota Pekalongan 7. Wonosobo
6. Purbalingga 8. Klaten
9. Sragen
7. Rembang 10. Boyolali
8. Jepara 11. Kota Semarang
Sertifikat Bebas
Frambusia
REKOMENDASI PERTIMBANGAN
PROVINSI TIM PUSAT
CONTOH REKOMENDASI
REKOMENDASI PROVINSI didasarkan
pada:
1. Usulan dari Kabupaten/kota yang telah
membuktikan tidak ditemukan kasus
berdasarkan Surveilans berkinerja baik.
2. Penilaian (LKP) Tim Provinsi.
3. Hasil penilaian berkinerja baik/sangat
baik.
4. Disetujui pimpinan terkait minimal
pejabat tinggi pratama (es.2)
5. Ditujukan ke Dirjen P2P, Kemenkes.
12
PERTIMBANGAN TIM PENILAI PUSAT
didasarkan pada:
14
TAHAPAN SERTIFIKASI
FRAMBUSIA
15
Puskesmas, Fasilitas Layanan Kesehatan
1. Membuktikan tidak terdapat kasus dengan melaksanakan kegiatan surveilans berkinerja baik dengan
kegiatan pencarian kasus di Layanan Kesehatan, puskesmas keliling/pencarian pada masyarakat,
kegiatan pemeriksaan anak sekolah terutama daerah beresiko tinggi penularan frambusia.
2. Menindaklanjuti semua kasus suspek dengan pemeriksaan serologi (RDT sifilis/frambusia).
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan pada point (1).
4. Memastikan semua tenaga pelayanan kesehatan mampu menegakkan diagnosa, tatalaksana
pengobatan frambusia dan promosi Kesehatan.
5. Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana program frambusia (RDT, Azitromisin dan lain-lain).
6. Melaksanakan kampanye program frambusia dan PHBS.
7. Menyediakan media KIE dan Peraturan Permenkes no. 8 tahun 2017 tentang Eradikasi Frambusia.
8. Mengumpulkan dan menyimpan semua data dari kegiatan yang telah di lakukan dan tim puskesmas
dalam proses penilaian sertifikasi bebas frambusia.
9. Memberikan laporan kegiatan POPM total penduduk dan atau POPM kasus kontak. (pada daerah
endemis)
10. Memberikan laporan kegiatan survey serologi frambusia (SSF) 3 tahun berturut-turut (pada daerah
endemis)
16
Kabupaten/Kota :
1. Memastikan tidak terdapat kasus baru frambusia di dalam wilayah Kabupaten/Kota.
2. Memastikan pencatatan dan pelaporan kegiatan pencarian kasus terlaksana dengan
baik
3. Memverifikasi dan memberikan semua dokumen pencarian kasus dan penilaian
sertifikasi dengan Tim provinsi maupun tim pusat.
4. Melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi program frambusia bagi tenaga
Kesehatan puskesmas dan fasyankes
5. Menyiapkan tim puskesmas dan fasyankes dan memfasilitasi proses penilaian
sertifikasi frambusia.
6. Menyediakan saran dan prasarana program frambusia (RDT, RPR, obat Azitromisin,
media KIE dan lainnya).
7. Memberikan surat usulan penerima sertifikat bebas frambusia kepada provinsi
setelah melaksanakan proses verifikasi dokumen dengan keyakinan benar-benar
tidak terdapat kasus frambusia dengan melampirkan dokumen-dokumen sesuai
ketentuan yang ditetapkan minimal pejabat tinggi pratama terkait.
17
Provinsi :
1. Menindaklanjuti usulan kabupaten/kota penerima sertifikat bebas frambusia dengan
proses pembinaan dan penilaian.
2. Menyiapkan tim provinsi dalam tupoksi melaksanakan pembinaan dan penilaian
bebas frambusia, Tim provinsi yang ditunjuk memiliki kompetensi bidang medis
(dokter spesialis kulit kelamin atau dokter umum yang memiliki pengalaman minimal
1 tahun program frambusia), Kesehatan masyarakat, epidemiologi, Kesehatan
lingkungan.
3. Melaksanakan persiapan proses penilaian/ assessment minimal dengan instrumen
Lembar Kerja Penilaian (LKP).
4. Melaksanakan kunjungan lapangan ke dinas Kesehatan kabupaten/kota, puskesmas,
rumah sakit, klinik kesehatan, sekolah, masyarakat dan daerah yang memiliki risiko
penularan frambusia (daerah sulit air bersih dan kurang tersedia sarana air bersih)
5. Melaksanakan penilaian terhadap data, dokumen dan wawancara terhadap pejabat
dan pengelola program frambusia, tenaga Kesehatan dan masyarakat (guru, toko
masyarakat/agama).
18
Provinsi :
6. Memberikan feedback kepada kebupaten/kota.
7. Memberikan rekomendasi kepada kabupeten/kota yang
mengusulkan sebagai bebas frambusia setelah proses penilaian
kepada Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan
ditetapkan minimal pejabat pratama bidang terkait, dengan
melampirkan :
a. Surat usulan kabupaten/kota
b. Lembar Kinerja Penilaian (LKP)
c. Laporan hasil kegiatan penilaian Provinsi
d. SK Tim Provinsi
8. Memfasilitasi proses assessment dari tim pusat.
19
Tahapan sertifikasi frambusia
1. Kabupaten/Kota 2. Kabupaten/Kota mengajukan 3. Tim Penilai Provinsi melakukan
menyiapkan dokumen usulan sertifikasi bebas assesment dokumen, wawancara
yang dipersyaratkan frambusia ke provinsi dan penilaian lapangan
kabupaten/kota
4. Tim Penilai 5. Tim Penilai Provinsi mengirimkan Surat 6. Tim Pusat* membahas Surat
Provinsi membuat Rekomendasi (berdasarkan hasil penilaian baik Rekomendasi dan Laporan Hasil
Laporan Hasil atau sangat baik) dan Laporan Hasil penilaian penilaian Provinsi : review
Penilaian untuk Sertifikasi Bebas Frambusia ke Tim Kembali kelapangan dan
Pusat wawancara kompetensi
Memberikan Pertimbangan
Non endemis
P
R
O
V
I
N
S
I 21
No. PROGRAM Penilaian Provinsi (Lembar Kerja Penilaian)
Provinsi menilain terhadap Kinerja Program Frambusia.
1. Promosi Kesehatan 1. Komitmen satuan Kerja (Kabupaten/Kota, Puskesmas)
2. Kampanye program Frambusia dan PHBS
3. Dukungan anggaran
4. Kerja sama LS/LP
5. Tidak ada rumor frambusia di masyarakat
6. Tersedia Media KIE Frambusia dan Permenkes di Puskesmas
3. Surveilans 1. Kepatuhan Pelaporan Puskesmas dan Kabupaten melalui online dan Manual
2. Tidak ditemuakan penderita yang berobat dengan diagnose frambusia di Puskesmas, RS
dan klinik/praktek dokter (6 bulan terakhir)
3. Tidak ditemukan kasus frambusia konfirmasi di kegiatan Puskesmas keliling
4. Tidak ditemukan kasus pada kegiatan pemeriksaan anak sekolah
5. Tidak terdapat laporan masyarakat penyakit frambusia
22
Tahapan Penilaian LKP Provinsi
4. Penilaian
KUNJUNGAN LAPANGAN
02 Kompetensi Nakes, masyarakat, akses air bersih, lingkungan risiko,
Media KIE dan Permenkes no.8/2017 tentang eradikasi frambusia
https://s.id/laporframbusia
Semua Puskesmas
melaporkan online tiap
bulan
> 80 % Puskesmas
Email
puskesmas atau
pribadi, yg
penting dapat
diakses sendiri
utk terima email
konfirmasi dan
edit data dari
email tersebut
Bulan
sebelumnya
(bulan yang
datanya
akan diinput)
Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Bulan dan Tahun Laporan
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Suspek yang diperiksa dengan RDT Frambusia
(=RDT Syhilis). Semua suspek harus diperiksa/
dikonfirmasi
Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Bulan dan Tahun Laporan
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Jumlah Desa yang dilakukan pemeriksaan frambusia
(pusling/kunjungan rumah/kegiatan terintegrasi) pada
bulan pelaporan
Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Bulan dan Tahun Laporan
1
2
3
4
5
Jml Semua Desa dikurangi C12 6
1
2
3
4
5
6
Pelaporan Manual Puskesmas
Tetap dikirim dari puskesmas ke kabupaten secara rutin, dokumen disimpan kabupaten dan arsip di
puskesmas. Dicek saat verifikasi sertifikasi bebas frambusia kabupaten/kota
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Formulir 6
Register Kabupaten/Kota
Puskesmas
:
: Kode :
Tahun :
Puskesmas Klinis
RDT RPR Pengobatan
Hasil Follow Up
No. Kasus
Frambusia Hari Ke-
Periksa (Y/T)
Periksa (Y/T)
Bentuk Lesi
Lokasi Lesi
Umur
dengan Tanggal (kasus
No. Nama Penderita Kepala Keluarga Desa/ Alamat Diagnosis
Nama suspek Kasus Jenis Mulai konfirmasi
Hasil
Hasil
Dosis 7 15 30
Indeks Obat Pengobatan dan
(termasuk kasus (dd/mm/yy) probable)
konfirmasi)
sesuai jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 25
A1 di form 7.
Jika tidak
ditemukan
N I H I L
Suspek atau
kasus konfirmasi Catatan:
Hubungan dengan kasus indeks : Indeks/kasus yg pertama kali ditemukan (I), Keluarga (K), Tetangga (T), Teman Sepermainan (TS), Teman Kerja (TK)
maka ditulis Bentuk Lesi : Papula (P), Papiloma(PI), Ulkus(U), Makula(M), Hiperkeratosis(K), Lesi Tulang(T)
Lokasi lesi : Tangan(T), Kaki(K), Muka(M), Badan(B)
NIHIL Hasil Pemeriksaan : (+) / (-)
Diagnosis : Konfirmasi (K) = kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan pengujian RDT (+)
: RDT negatif (R) = kasus suspek atau kasus probable dengan pengujian RDT (-)
: Probable (P) = kasus suspek yang tinggal di desa/kelurahan endemis frambusia atau kontak erat dengan penderita frambusia
konfirmasi/probable dengan lokasi lesi pada tungkai, lutut atau kaki ATAU usia <15 tahun
Suspek (S) = seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis frambusia (> 2 minggu)
Pengobatan : Benzathine Penicillin (BP), Azitromisin (Azt), lainnya ditulis lengkap
Hasil Follow Up : Sembuh (S), Masih Sakit (MS)
4. Laporan Kegiatan Aktif di Sekolah dan Puskesmas
Formulir 17
Keliling/Kunjungan Rumah (jika ada)
Register Berobat Pada Kegiatan Puskesmas Keliling
Formulir 19
Desa
Nama Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota Register Frambusia Menurut Sekolah
Tanggal Kegiatan
Puskesmas : Tahun :
Jenis Kode : Bulan :
No Nama Pasien Alamat Umur Gejala Diagnosis Obat Keterangan
Kelamin
1 Jumlah Murid Jumlah Siswa Menurut Diagnosis Obat
2 Nama Tanggal Jumlah RDT RPR RDT
No Konfirmas
3 Sekolah Kegiatan Kelas Total Diperiksa Koreng Suspek RPR Sehat Suspek Probable Azit Bpen
(+) (-) (+) (-) i
4 (+)
Formulir 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
5
6
7 Monitor Kegiatan Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
8 PUSKESMAS Formulir 9
9
Nama Puskesmas
10
Nama Kabupaten/Kota
Monitor Kegiatan Pemeriksaan Frambusia Puskesmas Keliling
Tahun
Rangkuman PUSKESMAS
1 Tahun/Bulan Kegiatan Nama Puskesmas
2 Jumlah Penduduk Desa
3 Jumlah anak<15 th berobat Nama Kabupaten/Kota
No Urut Jumlah Anak Diperiksa Frambusia Sekolah Aktif
Nama
4 Jumlah kasus konfirmasi/probable Jumlah Tahun
5 Jumlah suspek
(Kode
6 Jumlah kasus RDT (-)
Sekolah Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
Sekolah) Jumlah Jumlah Anak Berumur <15 Tahun Berobat Desa Aktif
Total No Urut Nama Desa
Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Frekuensi Aktif
Total
KEGIATAN PENANGGULANGAN
PADA DAERAH BEBAS FRAMBUSIA
PROMOSI PENGENDALIAN
KESEHATAN FAKTOR RESIKO
SURVEILANS
FRAMBUSIA
Yang Harus DIPERHATIKAN pada
daerah yang sudah dinyatakan BEBAS
FRAMBUSIA
1. Seluruh msyarakat mengerti tanda dini frambusia
2. Seluruh tenaga Kesehatan kompeten menetapkan
suspek dan mendiagnosis frambusia
3. Logistik untuk penunjang diagnosis dan
pengobatan tersedia
4. Surveilas berkinerja baik
5. Dukungan spesialistik/system rujukan untuk kasus
Media KIE
Media Edukasi
https://drive.google.com/file/d/1Z2g6Ro9RmKmb0d5ZNssR910KnkT0mKQE/view?
usp=sharing
https://youtu.be/arKDgUkzB94
MATURNUWUN