Anda di halaman 1dari 37

FRAMBUSIA

Oleh; dr Midia Purnama


Frambusia/ yaws/ puru / buba/ patek/ pian/ parangi/
ambalo adalah penyakit menular menahun yang
kambuhan, terutama menyerang kulit, tulang dan sendi,
yang disebabkan oleh Treponema palidum pertenue

Eradikasi frambusia : PMK no 8 th 2017


EPIDEMIOLOGI
 WHO 2012 : indonesia merupakan satu-satunya negara di asia
tenggara yang melaporkan kasus frambusia
 Tahun 2014, diindonesia ada 1.521 kasus, terutama di provinsi
banten, NTT, sulawesi tenggara, maluku, papua, papua barat
 Hasil survey serologi th 2012 di beberapa kab/kota
menunjukan prevalensi sekitar 20-120 per 100.000 penduduk
usia 1-15th
 Daerah tropis dan lembab dengan curah hujan tinggi

 Terutama pada anak-anak (<15th), puncak usia 6-10th

 Laki-laki > perempuan

 Sosial ekonomi rendah, higiene buruk, fasilitas sanitasi


kurang, padat penduduk
Cara penularan :
 Penularan secara langsung melalui kontak langsung luka
terbuka dengan lesi frambusia
 Penularan secara tidak langsung melalui lalat atau alat
rumah tangga
Masa inkubasi : 9 – 90 hari (rata-rata 3 minggu)
FAKTOR RESIKO PENULARAN
 Bergantian memakai pakaian yang sama dengan kasus
 Jarang mandi

 Jarang berganti pakaian

 Kebersian perorangan dan lingkungan yang buruk

 Tinggal didaerah yang kumuh, hangat dan lembab

 Luka yang berulang-ulang selama kegiatan diluar rumah


PERJALANAN PENYAKIT

Laten 2
5-10 th

>6 bulan

Laten 1 Lesi tersier


10-16 minggu (2-5th) Lesi sekunder

3-6 bulan

Lesi primer
LESI PRIMER: MOTHER YAWS
 Papul frambusia : penonjolan
padat dengan permukaan bersisik
halus
 Tidak nyeri, bisa gatal
 Predileksi : tungkai bawah, wajah,
leher, tangan, daerah terbuka
 Gejala konstitusi jarang, KGB
regional dapat membesar, artralgia
 Papul berkembang menjadi Large
yellow nodul disebut sbg
Papiloma
LESI PRIMER : KRUSTOPAPILOMATA
 Papul dengan permukaan
berjonjot, tertutup cairan
eksudat yang mengering
menjadi kusta
 Papilomata :kumpulan
papiloma
 Permukaan dapat kering /
basah tergantung kelembaban
sekitar
LESI PRIMER : ULSEROPAPILOMA
 Beberapa papul bersatu
menjadi plak, dapat menjadi
ulkus disebut chancre of yaws,
frambesioma. Kadang ada lesi
satelit berupa papul kecil
 Basah bergetah banyak
mengandug kuman
 Dasar ulkus : raspberry like
(frambesial), tertutup krusta
kekuningan
LESI PRIMER : MAKULOSQUAMOSA
 Makula hipopigmentasi,
sirkuler, multipel dg
deskuamasi ringan, dibagian
tepi terdapat hipo atau
hiperpigmentasi
LESI PRIMER : PENYEMBUHAN
 Tanpa terapi, lesi dapat
sembuh spontan, masuk dalam
fase laten I setelah 3-6buan
 Gejala sisa : sikatrik atrofi dg
hipopigmentasi sentral atau
dengan tepi gelap
 9-15% kasus menetap
LESI SEKUNDER
 Hasil dari penyebaran
limfogen dan hematogen
 Lesi muncul setelah 2 th sejak
lesi primer
 Gejala konstitusi : demam,
malaise, anoreksia
 Limfadenopati generalisata,
sering artralgia
 Sembuh dengan/tanpa
meninggalkan jaringan parut
LESI SEKUNDER
 Lesi kulit diseminata ; papul
tidak gatal, kemerahan,
verukosa tau vegetasi
 Terjadi erosi dan basah,
tertutup eksudat fibrin yang
sangan infeksius, kering
membentuk krusta
LESI SEKUNDER
 Ulkus multipel eksudat, berbau
anyir dan penuh dengan lalat
 Tidak nyeri
 Tepi meninggi
 Bentuk bulat
LESI SEKUNDER
 Plak palmoplantar
hiperkeratotik, nyeri
 Plak papulosquamosa
LESI SEKUNDER (MENGENAI TULANG)
 Osteoperiostitis falang
proksimal (ghoul hand) atau
dituang panjang (nyeri dan
penebalan tulang panjang )
LESI TERSIER
 Tulang, sendi dan jaringan mengalami kerusakan
(destruktif) menjadi cacat
 Dapat berbentuk : gumma, gangosa, gondou, juxta
articular nodes
 Tidak menular

 Sembuh dengan deformitas dan kontraktur


DIAGNOSIS KLINIS
 Kasus suspek :
 anak umur <15 tahun
 Gejala klinis selama >2minggu :

- makula, papul, atau papiloma


- ulkus frambusia : tepi meninggi, indurasi, krusta, tidak sakit
- hiperkeratosis di telapak tangan dan kaki
- perubahan pada tulang dan sendi
 lokasi lesi ; tungkai, kaki bisa lengan dan wajah
 Kasus probable :
 kasus suspect yang memiliki kontak erat >20 jam perminggu
dengan kasus frambusia
 Waktu kontak 9-90hari sebelum timbulnya lesi

 Perlu dilakukan uji serologi (RDT) untuk konfirmasi diagnosis


(terutama didaerah non endemis)
 Kasus konfirmasi :
 Kasus suspect / Probable dengan RDT Positif (+)
 Jika hasil tes meragukan maka dilanjutkan dengan RPR/VDRL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pemeriksaan mikroskop lapangan gelap
2. PCR (pemeriksan molekuler)
3. Pemeriksaan serologis
 treponemal test : TPHA - RDT
 non treponemal test : VDRL / RPR
ALGORITMA DIAGNOSIS
Kasus suspek  Pemeriksaan RDT dengan
sensitivitas 85-98% ,
spesifitas 93-98%
RDT (+) RDT (-)  Tidak dapat membedakan
antara infeksi aktif atau
sudah mendapat
pengobatan
Kasus Bukan
Konfirmasi frambusia
DIAGNOSIS BANDING
 Veruka vulgaris

EHDP
 Pioderma
 Ulkus tropikum
 TBC kutis
 Scabies
 psoriasis
TERAPI
o WHO tahun 1950 : lini pertama penisilin
Inj IM dosis tunggal benzatin penisilin
Dosis benzatin penisilin 50.000 unit/kgBB
Dewasa : 1,2 juta unit inj IM single dose (usia >10th)
Anak : 0,6juta unit inj IM single dose (usia<10th)

o WHO tahun 2012 mulai digunakan Azitromisin dosis tunggal ,


dosis Azitromisin 30mg/kgBB (maksimal 2g)
Kontraindikasi : riwayat alergi , ibu hamil, gangguan hati,
jaundice
ESO : diare, mual, muntah, sakit perut dan reaksi kulit
AZITROMISIN ( SANGAT MUDAH SEMBUH DENGAN DOSIS
TUNGGAL)

umur dosis Cara Lama


pemberian pemberian
2-5 th 500mg (1 tab) PO Dosis tunggal

6-9 th 1000mg (2 tab) PO Dosis tunggal

10-15 th 1500mg (3 tab) PO Dosis tunggal

16-69 th 2000mg (4 tab) PO Dosis tunggal


 Anak-anak >8th yang alergi penisilin :
- tetrasiklin 4x250mg selama 15hr, atau
- eritromisin 8mg/kgBB 4xsehari selama 15 hari
 Dewasa yang alergi penisilin :

- tertasiklin 4x500mg selama 15 hari, atau


- doksisiklin 2x100mg selama 15 hari, atau
- eritromisin 4x500mg selama 15 hari
EFEK SAMPING OBAT DAN
PENANGANAN
no klasifikasi gejala penanggulangan rujukan
1 Ringan Diare Oralit Petugas
puskesmas,
dokter
2 Mual, muntah Anti mual (B6) Petugas
puskesmas,
dokter
3 Kram perut Anti spasmodik Petugas
puskesmas,
dokter
4 Sedang / berat Rujuk RS
Kasus di Halbar, 2018
PENCEGAHAN
 Diagnosis dini
 Terapi populasi target

 Penyuluhan kesehatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai