Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA CUTANEUS LARVA

MIGRANS
SPO No. Dokumen
No. Revisi
0
Tanggal Terbit
00000
Halaman 1/2
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H.M. AKHDIYAT DTP
Nip. 19610319 198911 1 001 Sindanglaut

Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan


kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
ICD X: B76.9 (Hookworm disease, unspecified)
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan Cutaneus Larva Migrans
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas DTP Sindanglaut Nomor Tahun
2017 tentang Pemberian Layanan Klinis.
Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
2. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang pemeriksaan.
3. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu,riwayat alergi, dan riwayat
penyakit keluarga), didapatkan: gatal dan panas pada tempat
infeksi. Pada awal infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian
diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus
menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat
hari setelah terpajan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan,
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan atau yang
sesuai:
a. Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun
linear atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan
kecepatan 2 cm per hari.
b. Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki,
bokong, genital dan tangan.
6. Petugas menegakkan diagnose dan atau differential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, dan
pemeriksaan fisik
7. Petugas memberikan terapi:
a. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan
sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang berkontak
dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
TATALAKSANA CUTANEUS LARVA
MIGRANS
SPO No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 2/2
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H.M. AKHDIYAT DTP
Nip. 19610319 198911 1 001 Sindanglaut

b. Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x


sehari, selama 2 hari; atau Albendazol 400 mg sekali sehari,
selama 3 hari.
c. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan
penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak
membunuh larva.
d. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan
tatalaksana pioderma.
8. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya: Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan
penyakit dengan menjaga kebersihan diri. .
9. Petugas melakukan rujukan apabila dalam waktu 8 minggu tidak
membaik dengan terapi
10. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
sub unit farmasi.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk di
entry.
13. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus
Unit Terkait Unit BP-Umum
Unit BP-Lansia

Rekaman historis perubahan


No Isi perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai