TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Samonella
Thypiia/Eberthela Thypii yang merupakan kuman negatif, motil
dan tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada
suhu 700C dan antiseptik.
7
18
(Sumber : http://asuhan-keperawatan-rudy.blogspot.com/ )
19
2.1.4 Patofisiologi
Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi urin/feses dari penderita tifus akut dan para
pembawa kuman/karier.
Empat F (Finger, Files, Fomites dan fluids) dapat
menyebarkan kuman ke makanan, susu, buah dan sayuran yang
sering dimakan tanpa dicuci/dimasak sehingga dapat terjadi
18
a. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung lebih dari seminggu
(dua minggu atau lebih), bersifat remitmen (meningkat pada
malam hari dan turun pada pagi hari secara bertahap).
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Perawatan
1) Tirah baring total selama demam sampai dengan 2
minggu normal kembali untuk mencegah perdarahan
usus.
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas sesuai dengan
pulihnya kekuatan klien
b. Diet
1) Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan
tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat,
tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
2) Penderita yang akut diberi bubur saring
3) Setelah bebas demam di beri bubur kasar selama 2 hari
lalu nasi tim
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas
demam selama 7 hari
c. Pengobatan
1) Ranger Laktat
2) Ondansetron
3) Paracetamol
4) Ranitidin
5) Ampicilin
6) Neufit
19
5) Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : - Penurunan lemah subkutan/massa otot kelemahan
- Membran mukosa pucat
6) Higiene
Tanda : - Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
- Bau badan
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin
hilang dengan defekasi )
Tanda : Nyeri tekan abdomen/distensi
8) Interaksi sosial
Gejala : Masalah hubungan/peran sehubungan dengan
kondisi
9) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
2.2.3 Perencanaan
1. Diagnosa 1 : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
infeksi Salmonella Thypi.
1) Tujuan :
Suhu tubuh normal
2) Intervensi :
a) Observasi tanda-tanda vital.
b) Berikan kompres hangabt di bagian frontalis
c) Dekatkan air minum dipinggir pasien, dan
membantu pasien untuk minum.
d) Bantu klien mengganti switernya dengan kaos tipis
e) Hitung kembali jumlah tetesan infus
f) Dampingi perawat dalam pemberian obat :
g) Bantu posisi tidur klien dengan posisi semi fowler.
3) Rasionalisasi :
a) Untuk mengetahui perkembangan keadaan umum
klien
b) Konduksi (perpindahan kalor dari suatu benda
kebenda lain)
c) Untuk mencegah dehidrasi
d) Untuk menyerap keringat dan memberikan rasa
nyaman
e) Untuk memastikan ketepatan dosis yang diberikan
f) Antipireutik dan Antibiotik
g) Agar saluran pernafasan tidak terhambat sehingga
klien merasa nyaman
18
3) Rasionalisasi :
a) Untuk membantu klien agar bisa tidur dengan
nyenyak.
b) Mencegah terjadinya keributan saat klien tidur.
c) Agar klien dan keluarga mengerti akan penyakitnya.
3) Rasionalisasi :
a) Agar klien tidak merasa gelisah
b) Agar klien tidak merasa cemas
2.2.4 Implementasi
Segala tindakan yang diberikan tidak ada gangguan atau
hambatan walaupun ada hambatan perawat dan penulis dapat
bekerja sama dalam mengatasi hambatan tersebut sehingga
tindakan ini dapat dilakukan secara baik kepada klien.
2.2.5 Evaluasi
Tahap ini dilakukan dengan mengacu kepada semua tindakan
keperawatan yang telah diberikan kepada pasien bekerja sama
dengan tim medis lain, sehingga masalah klien dapat teratasi.