Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NN. N.M DENGAN GEA (GASTROENTERITIS AKUT)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :
Yora Aranda
(171030200027)

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
2017
LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT

A. Gastroenteritis akut
1. Definisi
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran
pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah. Diare adalah buang
air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata K et al., 2009).
Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cairan/setengah cair (setengah padat)
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya
berlangsung kurang dari 7 hari terjadi secara mendadak (Soebagyo,
2008).
2. Etiologi
a. Faktor Infeksi
1) Virus
2) Bakteri
Infeksi bakteri menyebabkan 10% – 20 % kasus gastroenteritis.
Bakteri yang paling sering menjadi penyebab gastroenteritis
adalah :
a) Salmonella species
Infeksi salmonella kebanyakan melalui makanan atau
minuman yang tercemar kuman salmonella. Pasien dengan
gastrektomi atau sedang mengkonsumsi bahan yang
menghambat pengeluaran asam lambung lebih cenderung
mengalami infeksi salmonella. Salmonella dapat menembus
lapisan epitel sampai ke lamina propria dan mencetuskan
respon leukosit. Beberapa spesies seperti Salmonella
choleraesuis dan Salmonella typhi dapat mencapai sirkulasi
melalui sistem limfatik.
b) Campylobacter species
Campylobacter memanfaatkan mobilitas dan kemotaksis
untuk menelusuri permukaan epitel saluran cerna, tampak
menghasilkan adhesin dan sitotoksin dan memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup pada makrofag, monosit
dan sel epitel terutama dalam vakuola.
c) Shigella species
Shigella tertentu melekat pada tempat perlekatan pada
permukaan sel mukosa usus. Organisme ini menembus sel
dan berproliferasi. Multiplikasi intraepitel merusak sel dan
mengakibatkan ulserasi mukosa usus. Invasi epitelium
menyebabkan respon inflamasi. Pada dasar lesi ulserasi,
erosi pembuluh darah mungkin menyebabkan perdarahan.
Spesies Shigella yang lain menghasilkan exotoksin yang
dapat menyebabkan diare (Harper dan Fleisher, 2010).
3) Parasit dan protozoa
a) Giardia Lamblia
Giardia adalah protozoa yang memiliki flagel,
ditransmisikan melalui jalur fekal-oral melalui makanan
atau air yang terkontaminasi feses. Setelah ditelan dalam
bentuk kista eksitasi melepaskan organisme di bagian atas
usus halus. Protozoa ini menyebabkan lesi sehingga terjadi
defisiensi laktosa dan malabsorbsi.
b) Cryptosporidium
Organisme ini ditransmisikan melalui berbagai cara yang
mencakup fekal-oral, tangan ke mulut, dan orang ke orang
melalui makanan, air, atau hewan peliharaan yang
terkontaminasi terutama kucing.
c) Entamoeba Histolytica
Protozoa ini ditransmisikan melalui jalur fekal-oral. Infeksi
protozoa ini dimulai dengan tertelannya dalam bentuk kista.
Eksitasi terjadi pada kolon kemudian dilepaskan dalam
bentuk trofozoid yang selanjutnya menginvasi mukosa
mengakibatkan peradangan dan ulserasi mukosa.
b. Makanan
1) Malabsorpsi karbohidrat, lemak (terutama Long Chain
Triglyceride), protein (asam amino, B laktoglobulin), vitamin
dan mineral.
2) Keracunan makanan
Makanan yang beracun (mengandung toksin bakteri)
merupakan salah satu penyebab terjadinya diare. Ketika
enterotoksin terdapat pada makanan yang dimakan, masa
inkubasi sekitar satu sampai enam jam. Ada dua bakteri yang
sering menyebabkan keracunan makanan yang disebabkan
adanya toksin yaitu:
a) Staphylococcus
Hampir selalu S. Aureus, bakteri ini menghasilkan
enterotoksin yang tahan panas. Kebanyakan pasien
mengalami mual dan muntah yang berat
b) Bacillus cereus
3. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran mukosa
yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental,
terdapat pada <10 % pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan, yang
mencakup radang tenggorokan, batuk, dan rinorea, dilaporkan sekitar
10% (Bresee et al., 2012).
Beberapa gejala klinis yang sering ditemui adalah :
a. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml dalam 24
jam (Simadibrata K et al., 2009). Pada kasus gastroenteritis diare
secara umum terjadi karena adanya peningkatan sekresi air dan
elektrolit.
b. Mual dan Muntah
Muntah diartikan sebagai adanya pengeluaran paksa dari isi
lambung melalui mulut. Pusat muntah mengontrol dan
mengintegrasikan terjadinya muntah. Lokasinya terletak pada
formasio retikularis lateral medulla oblongata yang berdekatan
dengan pusat-pusat lain yang meregulasi pernafasan, vasomotor,
dan fungsi otonom lain. Pusat-pusat ini juga memiliki peranan
dalam terjadinya muntah. Stimuli emetic dapat ditransmisikan
langsung ke pusat muntah ataupun melalui chemoreceptor trigger
zone.
Muntah dikoordinasi oleh batang otak dan dipengaruhi oleh respon
dari usus, faring, dan dinding torakoabdominal. Mekanisme yang
mendasari mual itu sendiri belum sepenuhnya diketahui, tetapi
diduga terdapat peranan korteks serebri karena mual itu sendiri
membutuhkan keadaan persepsi sadar.
Mekanisme pasti muntah yang disebabkan oleh gastroenteritis
belum sepenuhnya diketahui. Tetapi diperkirakan terjadi karena
adanya peningkatan stimulus perifer dari saluran cerna melalui
nervus vagus atau melalui serotonin yang menstimulasi reseptor
5HT3 pada usus. Pada gastroenteritis akut iritasi usus dapat
merusak mukosa saluran cerna dan mengakibatkan pelepasan
serotonin dari sel-sel chromaffin yang selanjutnya akan
ditransmisikan langsung ke pusat muntah atau melalui
chemoreseptor trigger zone. Pusat muntah selanjutnya akan
mengirimkan impuls ke otot-otot abdomen, diafragma dan nervus
viseral lambung dan esofagus untuk mencetuskan muntah.
c. Nyeri perut
Banyak penderita yang mengeluhkan sakit perut. Rasa sakit perut
banyak jenisnya. Hal yang perlu ditanyakan adalah apakah nyeri
perut yang timbul ada hubungannnya dengan makanan, apakah
timbulnya terus menerus, adakah penjalaran ke tempat lain,
bagaimana sifat nyerinya dan lain-lain. Lokasi dan kualitas nyeri
perut dari berbagai organ akan berbeda, misalnya pada lambung
dan duodenum akan timbul nyeri yang berhubungan dengan
makanan dan berpusat pada garis tengah epigastrium atau pada
usus halus akan timbul nyeri di sekitar umbilikus yang mungkin
sapat menjalar ke punggung bagian tengah bila rangsangannya
sampai berat. Bila pada usus besar maka nyeri yang timbul
disebabkan kelainan pada kolon jarang bertempat di perut bawah.
Kelainan pada rektum biasanya akan terasa nyeri sampai daerah
sakral.
d. Demam
Temperatur tubuh dikontrol oleh hipotalamus. Neuron-neuron baik
di preoptik anterior hipotalamus dan posterior hipotalamus
menerima dua jenis sinyal, satu dari saraf perifer yang mengirim
informasi dari reseptor hangat/dingin di kulit dan yang lain dari
temperatur darah. Kedua sinyal ini diintegrasikan oleh
thermoregulatory center di hipotalamus yang mempertahankan
temperatur normal. Pada lingkungan dengan subuh netral,
metabolic rate manusia menghasilkan panas yang lebih banyak dari
kebutuhan kita untuk mempertahankan suhu inti yaitu dalam batas
36,5-37,5ºC. Pusat pengaturan suhu terletak di bagian anterior
hipotalamus. Ketika vascular bed yang mengelilingi hipotalamus
terekspos pirogen eksogen tertentu (bakteri) atau pirogen endogen
(IL-1, IL-6, TNF), zat metabolik asam arakidonat dilepaskan dari
sel-sel endotel jaringan pembuluh darah ini. Zat metabolik ini,
seperti prostaglandin E2, melewati blood brain barrier dan
menyebar ke daerah termoregulator hipotalamus dan mengirim
sinyal simpatis ke pembuluh darah perifer, menyebabkan
vasokonstriksi dan menurunkan pembuangan panas dari kulit.
4. Pathway

Faktor makanan : Basi, Faktor malabsorpsi


beracun, alergi (karbohidrat, protein,
dan lemak)
Faktor infeksi
(bakteri, virus)
Masuk ke dalam
tubuh Makanan tidak
disering oleh fili usus
Infeksi usus
halus
Mencapai usus &
Menstimulus dinding Peningkatan tekanan
usus Malabsorpsi osmotic dalam lumen
makanan dan usus
cairan
Peningkatan isi
lumen usus
Hiperperistaltik

Penyerapan makanan, cairan, elektrolit terganggu

GEA

Output cairan dan Muntah dan sering Refleks spasme


elektrolit defeksi otot dinding perut
berlebihan

Intake tidak
Nyeri Akut
Dehidrasi adekuat

Resiko Ketidakseimbangan Diare


ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
elektrolit kebutuhan tubuh
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dewasa
berdasarkan WGO Guideline (2012), yaitu :
a. Melakukan penilaian awal
b. Tangani dehidrasi
c. Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala dehidrasi
menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan cairan yang
dibuat sendiri atau larutan oralit.
d. Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan
oralit, dan pasien dengan dehidrasi berat dengan terapi cairan
intravena yang sesuai
e. Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral
f. Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis
g. Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja yang dilakukan adalah pemeriksaan
makroskopik dan mikroskopik, biakan kuman, tes resistensi
terhadap berbagai antibiotika, pH dan kadar gula, jika diduga ada
intoleransi laktosa.
b. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan mencakup pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan elektrolit, pH dan cadangan alkali,
pemeriksaan kadar ureum.
7. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
c. Hipoglikemia
Gejala-gejala hipoglikemia berupa lemas, apatis, peka rangsang,
tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.
d. Gangguan Sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan/tanpa muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa syok hipovolemik. Akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun
dan bila tidak segera ditangani penderita dapat meninggal.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT

A. Pengkajian Keperawatan
1. Kebutuhan dasar
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan
lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
1) Inspeksi : mata cekung, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan.
2) Perkusi : adanya distensi abdomen.
3) Palpasi : Turgor kulit kurang elastik
4) Auskultasi : terdengarnya bising usus
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gastroenteritis akut
yaitu (Heather, 2012) :
1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, parasit, dan malabsorpsi
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare,
defisiensi volume cairan, dan muntah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan dan mengabsorpsi
nutrien
4. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
turgor kulit, dan gangguan sirkulasi
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor
dengan inflamasi, keperawatan selama 3x24 penyebab dari diare
iritasi, parasit, dan jam diharapkan diare 2. Monitor tanda dan gejala
malabsorpsi berkurang dengan kriteria diare
hasil: 3. Ajarkan pasien untuk
1. Tidak diare menggunakan obat diare
2. Menjaga daerah 4. Observasi turgor kulit
sekitar rectal dari secara rutin
iritasi 5. Ukur diare atau keluaran
BAB
6. Hubungi dokter bila ada
kenaikan bising usus
7. Instruksikan pasien untuk
amakan rendah serat,
tinggi protein, dan tinggi
kalori jika
memungkinkan
8. Intruksikan untuk
menghindari laksatif
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
2 Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Catat intake dan output
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 2. Monitor status hidrasi
elektrolit jam diharapkan elektrolit (kelembaban, membrane
berhubungan dengan seimbang dengan kriteria mukosa, nadi adekuat,
diare, defisiensi hasil: tekanan darah ortostatik)
volume cairan, dan 1. Mempertahankan 3. Monitor TTV
muntah urine output sesuai 4. Monitor masukan
dengan usia dan BB, makanan, cairan
BJ urine urine 5. Monitor hemoglobin dan
normal, HT normal hematokrit
2. TTV dalam batas 6. Kolaborasikan pemberian
normal cairan IV
3. Tidak ada tanda –
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit
baik, membrane
mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (NOC) (NIC)
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor turgor kulit dan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 kulit kering
kebutuhan tubuh jam diharapkan nutrisi 2. Monitor pucat
berhubungan dengan adekuat dengan kriteria 3. Monitor intake nutrisi
ketidakmampuan hasil: dan kalori
mengabsorpsi 1. Tidak ada tanda-tanda 4. Anjurkan pasien untuk
nutrien malnutrisi meningkatkan intake Fe
5. Kolaborasi pemberian
IVFD
6. Kolaborasi dengan ahli
gizi
DAFTAR PUSTAKA

Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among
Adult Visiting Emergency Departments in the United States. The Journal of
Infectious Disease.

Harper, M. B dan Fleisher, G. R. 2010. Infectious Disease Emergencies. Dalam :


Fleisher G. R., Ludwig, S. (eds). Textbook of Pediatric Emergency
Medicine. Philadelphia : Wolters/Kluwer/Lippincott Williams and Wilkins.

Herdman, T.Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2012 – 2014. Jakarta : EGC.
Simadibrata K, M. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing.

Soebagyo. 2008. Diare Akut pada Anak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Press.

WGO. 2012. Acute Diarrhea in Adults and Children : A Global Perspective.


World Gastroenterology Organization.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Pengkajian

Pengkajian tanggal : 9 November 2017 Jam : 20.00


Tanggal masuk RS : 8 November 2017 No.RM : 046269
Ruang/Kelas : Multazam (44)/1 Dx.Masuk : GEA
Dokter yang merawat : dr.Andrina

1. Identitas
Nama : Nn. N.M
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Kuliah
Pekerjaan : Mahasiswi
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Penanggung Biaya : Orang Tua
Alamat : Kp.Pemagasari RT 02/01 Parung – Bogor
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
Keluhan utama : Sakit perut dan nyeri di ulu hati, Mual (+),
Muntah (–), Diare 10x/hari air dan ampas sejak 1 hari SMRS.

Riwayat penyakit saat ini : Gastroenteritis

Penyakit yang pernah diderita : (–)

Riwayat penyakit keluarga : Diabetes mellitus (–) Hipertensi (–)


Jantung (–) Asma (–)

Riwayat alergi: (–)Ya (+)Tidak


Jelaskan : Tidak ada alergi obat, tidak alergi makanan, tidak alergi
debu
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : (–)Baik (+)Sedang (–)Lemah
Kesadaran : Composmentis, GCS (E4V5M6)
Tanda vital :
TD : 100/70 mmHg Nadi : 98x/mnt
Suhu : 36ºC RR : 20x/mnt
a. Pernafasan
Pola nafas irama : (+)Teratur (–)Tidak teratur
Jenis : (–)Dispnoe (–)Kusmaul
(–)Cheyne stokes Lain-lain: (–)
Suara nafas : (+)Vesikuler (–)Stridor (–)Wheezing
(–)Ronchi Lain-lain: (–)
Sesak nafas : (–)Ya (+)Tidak
Batuk : (–)Ya (+)Tidak
Masalah : Tidak ada
b. Kardiovaskuler
Irama jantung : (+)Reguler (–)Ireguler
S1/S2 tunggal : (+)Ya (–)Tidak
Nyeri dada : (–)Ya (–)Tidak
Bunyi jantung : (+)Normal (–)Murmur (–)Gallop
Lain-lain : (–)
CRT : (+) < 3 dtk (–) > 3 dtk
Akral : (+)Hangat (–)Panas (–)Dingin
(–)Kering (–)Dingin basah
Masalah :Tidak ada
c. Persyarafan
GCS : E4V5M6 Total: 15
Refleks fisiologis : (+)Patella (+)Triceps (+)Biceps
Refleks patologis : (–)Babinsky (–)Budzinsky (–)Kernig
Lain-lain : (–)
Istirahat / tidur : 8 – 10 jam/hari
Gangguan tidur : Tidak ada
d. Penginderaan
a) Penglihatan (mata)
Pupil : (+)Isokor (–)Anisokor Lain-lain : (–)
Sclera : (–)Ikterus Lain-lain : (–)
Konjungtiva : (–)Anemis Lain-lain : (–)
b) Pendengaran/Telinga
Gangguan pendengaran : (–)Ya (+)Tidak
Jelaskan : Tidak ada gangguan pendengaran
c) Penciuman (Hidung)
Bentuk : (+)Normal (–)Tidak
Jelaskan: Simetris
Gangguan Penciuman : (–)Ya (+)Tidak
Jelaskan: Tidak ada gangguan penciuman
Masalah :
e. Perkemihan
Kebersihan : (+)Bersih (–)Kotor
Urin :
Jumlah : 800cc/hr
Warna : Kuning cerah
Bau : Keton(–)
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): Tidak menggunakan alat bantu
Kandung kencing: Membesar (–)Ya (+)Tidak
Nyeri tekan (–)Ya (+)Tidak
Gangguan : (–)Anuria (–)Oliguri (–)Retensi
(–)Nokturia (–)Inkontinensia Lain-lain: (–)
f. Pencernaan
Nafsu makan : (–)Baik (+)Menurun Frekuensi: 2x/hari
Porsi makan : (–)Habis (+)Tidak Ket: Habis 1/4 porsi
makanan lunak
Diet :
Minum : 500cc/hari Jenis: Air putih
Mulut : (+)Bersih (–)Kotor (–)Berbau
Mukosa : (–)Lembab (+)Kering (–)Stomatitis
Tenggorokan : (–)Nyeri telan (–)Kesulitan menelan
(–)Pembesaran tonsil Lain-lain: (–)
Abdomen : (–)Tegang (+)Kembung (–)Ascites
(+)Nyeri tekan Lokasi: Ulu hati
Peristaltik : 35 x/mnt
Pembesaran hepar : (–)Ya (+)Tidak
Pembesaran lien : (–)Ya (+)Tidak
Buang air besar : 5x/hari
Konsistensi: Cair ampas Bau: Warna:
Masalah :
g. Muskuloskeletal/Integumen
Kemampuan pergerakan sendi : (+)Bebas (–)Terbatas
Kekuatan otot :
Warna kulit : (–)Ikterus (–)Sianotik (–)Kemerahan
(+)Pucat (–)Hiperpigmentasi
Turgor : (–)Baik (+)Sedang (–)Jelek
Odema : (–)Ada (+)Tidak ada Lokasi : (–)
Luka : (–)Ada (+)Tidak ada
Lokasi : (–)
Tanda infeksi luka : (–)Ada (+)Tidak ada
Yang ditemukan : Kalor/Dolor/Tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain : (–)
Masalah :Tidak ada
h. Endokrin
Pembesaran Tyroid : (–)Ya (+)Tidak
Hiperglikemia : (–)Ya (+)Tidak
Hipoglikemia : (–)Ya (+)Tidak
Luka gangren : (–)Ya (+)Tidak
Pus : (–)Ya (+)Tidak
Masalah :Tidak ada
i. Personal Hygiene
Mandi : 1x/hari
Sikat gigi : 1x/hari
Keramas : Tidak pernah selama di RS
Memotong kuku : Tidak pernah selama di RS
Ganti pakaian : 1x/hari
Masalah :Tidak ada
j. Psiko-Sosio-Spiritual
Orang yang paling dekat : Ibu
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar : Baik
Kegiatan ibadah : Selama sakit tidak pernah
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal : 8 November 2017

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


Hematologi
Hemoglobin 12,3 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit 7,1 3,6 – 11,0 10˄3/uL
Eritrosit 4,3 3,8 – 5,2 10˄6/uL
Trombosit 365 150 – 400 10˄3/uL
Hematokrit 36 35 – 47 %
GDS 68 74 – 180 mg/dl
5. Terapi
a. RL 30 tpm 6 jam
b. Ranitidine 1 ampul
c. Ondansetron 3x4 mg
d. Cotrimoxazol F 2x1 tablet
e. Mucral 3x1 tablet
f. Lansoprazol 2x1 tablet
g. Lodia 2x1 tablet
h. Newdiatab 3x2 tablet

ANALISA DATA

No Tanggal Data Penunjang Masalah Etiologi


1 Kamis, DS : Klien mengeluh sakit Diare Inflamasi, iritasi,
9/11/17 perut dan nyeri di ulu hati, parasit, dan
Mual (+), Muntah (–), Diare malabsorpsi
10x/hari air dan ampas sejak 1
hari SMRS.
DO :
1. RR : 72x/menit
2. TD : 100/80mmHg
3. Klien tampak lemas
4. Mukosa bibir terlihat
pucat dan pecah –
pecah
2 Kamis, DS : Klien mengeluh diare Risiko Diare, defisiensi
9/11/17 10x/hari air dan ampas sejak 1 ketidakseimbang volume cairan
hari SMRS, muntah (–). an elektrolit
DO :
1. TD : 100/80 mmHg
2. Nadi : 72x/menit
3. Membran mukosa bibir
tampak pucat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis


2. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, parasit, dan malabsorpsi
3. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare, defisiensi
volume cairan
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (NOC) (NIC)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 nyeri secara
agens cedera jam diharapkan nyeri komprehensif (lokasi,
biologis berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitar,
(Pain Level, Pain Control, faktor presipitasi)
Comfort Level) 2. Observasi reaksi
1. Melaporkan nyeri nonverbal dari
berkurang ketidaknyamanan
2. Menyatakan rasa 3. Berikan penanganan
nyaman setelah nyeri nyeri nonfarmakologi
berkurang 4. Berikan analgesic

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (NOC) (NIC)
2 Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor
dengan inflamasi, keperawatan selama 3x24 penyebab dari diare
iritasi, parasit, dan jam diharapkan diare 2. Monitor tanda dan gejala
malabsorpsi berkurang dengan kriteria diare
hasil: 3. Ajarkan pasien untuk
1. Tidak diare menggunakan obat diare
2. Menjaga daerah 4. Observasi turgor kulit
sekitar rectal dari secara rutin
iritasi 5. Ukur diare atau keluaran
BAB
6. Hubungi dokter bila ada
kenaikan bising usus
7. Instruksikan pasien untuk
amakan rendah serat,
tinggi protein, dan tinggi
kalori jika
memungkinkan
8. Intruksikan untuk
menghindari laksatif

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan (NOC) (NIC)
3 Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Catat intake dan output
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 2. Monitor status hidrasi
elektrolit jam diharapkan elektrolit (kelembaban, membrane
berhubungan dengan seimbang dengan kriteria mukosa, nadi adekuat,
diare, defisiensi hasil: tekanan darah ortostatik)
volume cairan, dan 1. Mempertahankan 3. Monitor TTV
muntah urine output sesuai 4. Monitor masukan
dengan usia dan BB, makanan, cairan
BJ urine urine 5. Monitor hemoglobin dan
normal, HT normal hematokrit
2. TTV dalam batas 6. Kolaborasikan pemberian
normal cairan IV
3. Tidak ada tanda –
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit
baik, membrane
mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. N.M Ruang : Multazam


Diagnosa Medis : Gastroenteritis
No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Kamis, Nyeri akut 1. Melakukan S : Klien mengatakan
9/11/17 berhubungan pengkajian nyeri nyeri di ulu hati dan sakit
dengan agens secara perut. Nyeri skala 4.
cedera biologis komprehensif Hilang timbul. Seperti
(lokasi, ditusuk tusuk. Mual (+)
karakteristik, O:
frekuensi, 1. Klien tampak meringis
kualitas) kesakitan
2. Mengobservasi A : Masalah belum teratasi
reaksi nonverbal P : Intervensi dilanjutkan :
dari 1. Lakukan pengkajian
ketidaknyamanan nyeri secara
3. Memberikan komprehensif (lokasi,
ranitidine 1 karakteristik, durasi,
ampul via IV frekuensi, kualitas,
bolus faktor presipitasi)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Berikan penanganan
nyeri nonfarmakologi
4. Berikan analgesic

No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)


2 Kamis, Diare 1. Memonitor S : Klien mengatakan
9/11/17 berhubungan tanda dan gejala masih diare 5x/hari, masih
dengan inflamasi, diare mual.
iritasi, parasit, 2. Mengobservasi O:
dan malabsorpsi turgor kulit 1. Klien tampak lemas,
3. Memonitor dan pucat
frekuensi diare 2. Turgor kulit elastis
4. Memberikan 3. CRT < 2 detik
obat A : Masalah belum teratasi
Lansoprazol 1 P : Intervensi dilanjutkan :
tablet, Lodia 1 1. Identifikasi faktor
tablet, penyebab dari diare
Newdiatab 2 2. Monitor tanda dan
tablet. gejala diare
3. Ajarkan pasien untuk
menggunakan obat
diare
4. Observasi turgor kulit
secara rutin
5. Ukur diare atau
keluaran BAB
6. Instruksikan pasien
untuk makan rendah
serat, tinggi protein,
dan tinggi kalori

No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

3 Kamis, Risiko 1. Mencatat S : Klien mengatakan diare


9/11/17 ketidakseimbanga intake masih 5x sehari, minum 500
n elektrolit 2. Memonitor cc, dan makan habis ¼ porsi
berhubungan status hidrasi O:
dengan diare, (kelembaban, 1. Mukosa bibir klien
defisiensi volume membran tampak pucat dan
cairan mukosa, nadi kering.
adekuat) 2. TD : 100/70 mmHg,
3. Memonitor RR : 21/menit, Suhu :
TTV 36oC, Nadi : 78x/menit.
4. Memonitor 3. Nadi teraba lemah
masukan A : Masalah belum teratasi
makanan, P : Intervensi dilanjutkan :
cairan 1. Catat intake dan output
5. Mengganti 2. Monitor status hidrasi
cairan RL 30 (kelembaban, membran
tpm mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah
ortostatik)
3. Monitor TTV
4. Monitor masukan
makanan, cairan
5. Monitor hemoglobin
dan hematokrit
6. Kolaborasikan
pemberian cairan IV

IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. N.M Ruang : Multazam


Diagnosa Medis : Gastroenteritis
No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Jumat, Nyeri akut 1. Melakukan S : Klien mengatakan
10/11/17 berhubungan pengkajian nyeri nyeri di ulu hati dan sakit
dengan agens secara perut. Nyeri skala 2.
cedera biologis komprehensif Hilang timbul. Seperti
(lokasi, ditusuk tusuk. Mual (+)
karakteristik, O:
frekuensi, 1. Klien tampak meringis
kualitas) kesakitan
2. Mengobservasi A : Masalah belum teratasi
reaksi nonverbal P : Intervensi dilanjutkan :
dari 1. Lakukan pengkajian
ketidaknyamanan nyeri secara
3. Memberikan komprehensif (lokasi,
ranitidine 1 karakteristik, durasi,
ampul via IV frekuensi, kualitas,
bolus faktor presipitasi)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Berikan penanganan
nyeri nonfarmakologi
4. Berikan analgesic

No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)


2 Jumat, Diare 1. Memonitor S : Klien mengatakan
10/11/17 berhubungan tanda dan gejala sudah tidak diare, tetapi
dengan inflamasi, diare masih mual.
iritasi, parasit, 2. Mengobservasi O:
dan malabsorpsi turgor kulit 1. Klien masih tampak
3. Memonitor lemas
frekuensi diare 2. Turgor kulit elastis
4. Memberikan 3. CRT < 2 detik
obat A : Masalah belum teratasi
Lansoprazol 1 P : Intervensi dilanjutkan :
tablet, Lodia 1 1. Identifikasi faktor
tablet, penyebab dari diare
Newdiatab 2 2. Monitor tanda dan
tablet. gejala diare
3. Ajarkan pasien untuk
menggunakan obat
diare
4. Observasi turgor kulit
secara rutin
5. Ukur diare atau
keluaran BAB
6. Instruksikan pasien
untuk makan rendah
serat, tinggi protein,
dan tinggi kalori

No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

3 Jumat, Risiko 1. Mencatat S : Klien mengatakan sudah


10/11/17 ketidakseimbanga intake tidak diare, minum 800 cc,
n elektrolit 2. Memonitor dan makan habis ¼ porsi
berhubungan status hidrasi O:
dengan diare, (kelembaban, 1. Mukosa bibir klien
defisiensi volume membran tampak pucat dan
cairan mukosa, nadi kering.
adekuat) 2. Kulit tampak lembab
3. Memonitor 3. TD : 100/80 mmHg,
TTV RR : 18/menit, Suhu :
4. Memonitor 36,3oC, Nadi :
masukan 75x/menit.
makanan, 4. Nadi teraba kuat
cairan A : Masalah belum teratasi
5. Mengganti P : Intervensi dilanjutkan :
cairan RL 30 1. Catat intake dan output
tpm 2. Monitor status hidrasi
(kelembaban, membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah
ortostatik)
3. Monitor TTV
4. Monitor masukan
makanan, cairan
5. Monitor hemoglobin
dan hematokrit
6. Kolaborasikan
pemberian cairan IV

IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. N.M Ruang : Multazam


Diagnosa Medis : Gastroenteritis
No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Sabtu, Nyeri akut 1. Melakukan S : Klien mengatakan
11/11/17 berhubungan pengkajian nyeri sudah tidak nyeri dan
dengan agens secara tidak mual.
cedera biologis komprehensif O:
(lokasi, 1. Klien sudah tidak
karakteristik, tampak meringis
frekuensi, kualitas) kesakitan
2. Mengobservasi A : Masalah teratasi
reaksi nonverbal P : Intervensi dihentikan
dari
ketidaknyamanan
3. Memberikan
ranitidine 1 ampul
via IV bolus
2 Sabtu, Diare 1. Memonitor tanda S : Klien mengatakan
11/11/17 berhubungan dan gejala diare sudah tidak diare, sudah
dengan inflamasi, 2. Mengobservasi tidak mual.
iritasi, parasit, turgor kulit O:
dan malabsorpsi 3. Memonitor 1. Klien sudah tampak
frekuensi diare tidak lemas
2. Turgor kulit elastis
3. CRT < 2 detik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

No Tanggal Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

3 Sabtu, Risiko 1. Mencatat S : Klien mengatakan sudah


11/11/17 ketidakseimbanga intake tidak diare, minum 800 cc,
n elektrolit 2. Memonitor dan makan habis ½ porsi
berhubungan status hidrasi O:
dengan diare, (kelembaban, 1. Mukosa bibir klien
defisiensi volume membran tampak pucat dan
cairan mukosa, nadi kering.
adekuat) 2. Kulit tampak lembab
3. Memonitor 3. TD : 100/70 mmHg,
TTV RR : 20/menit, Suhu :
4. Memonitor 36,1oC, Nadi :
masukan 84x/menit.
makanan, 4. Nadi teraba kuat
cairan A : Masalah belum teratasi
5. Mengganti P : Intervensi dilanjutkan :
cairan RL 30 1. Catat intake dan output
tpm 2. Monitor status hidrasi
(kelembaban, membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah
ortostatik)
3. Monitor TTV
4. Monitor masukan
makanan, cairan
5. Monitor hemoglobin
dan hematokrit
6. Kolaborasikan
pemberian cairan IV

Anda mungkin juga menyukai