Disusun Oleh :
ENDRIANTO 149012018141
EVY APRIYANA 149012018142
HILMIAH 149012018143
MARVAN DALIYUS 149012018149
Disusun Oleh :
ENDRIANTO 149012018141
EVY APRIYANA 149012018142
HILMIAH 149012018143
MARVAN DALIYUS 149012018149
ii
PERSETUJUAN UJIAN KIN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan TIM Penguji KIN
MENYETUJUI
Pembimbing I
iii
PENGESAHAN PENGUJI
KIN oleh Teman-Teman ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Kin dan dinyatakan Lulus pada tanggal 11 Juli 2019.
MENGESAHKAN
Tim Penguji :
Ketua moderator : Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep. J (……………..)
NBM. 965246
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners (KIN)
yang berjudul “Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Diagnosa
Utama Halusinasi di Ruang Cendrawasih RSJ Daerah Provinsi Lampung Tahun
2019”. Dalam penulisan KIN ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
INTISARI ......................................................................................................... xi
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
vi
BAB III. STUDI KASUS
A. Identitas Pasien ......................................................................... 30
B. Alasan Masuk ........................................................................... 31
C. Faktor Predisposisi.................................................................... 31
D. Pemeriskaan Fisik ..................................................................... 32
E. Psikososial ................................................................................ 34
F. Status Mental ............................................................................ 38
G. Kebutuhan Persiapan Pulang .................................................... 41
H. Mekanisme Koping ................................................................... 44
I. Masalah Psikososial Dan Lingkungan ...................................... 45
J. Kurang Pengetahuan ................................................................. 46
K. Aspek Medis ............................................................................. 46
L. Data Fokus ................................................................................ 47
M. Analisa Data.............................................................................. 49
N. Pohon masalah .......................................................................... 52
O. Daftar masalah .......................................................................... 52
P. Daftar diagnosa keperawatan .................................................... 53
Q. Intervensi ................................................................................. 53
R. Dokumentasi ............................................................................. 56
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................................. 62
B. Diagnoasa Keperawtan ............................................................. 67
C. Rencana Keperawatan .............................................................. 67
D. Implementasi............................................................................. 68
E. Evaluasi..................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Judul Gambar
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Judul Tabel
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
INTISARI
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang
seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
(2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami
masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia
sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan
kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni dari enpat penduduk
1
Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2018 Prevalensi gangguan mental
Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh terganggunya
kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk. Gejala yang
menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi, ilusi, waham, gangguan
proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh, misalnya agresivitas
atau katatonik. Gangguan jiwa berat dikenal dengan sebutan psikosis dan salah
banyak juga bisa kembali hidup secara normal dalam periode akut tersebut.
sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama sekali,
Suara dapat berasal dari dalam diri individu atau dari luar dirinya. Suara dapat
2
dikenal (familiar) misalnya suara nenek yang meninggal. Suara dapat tunggal
atau multipel. Klien sendiri yakin bahwa suara itu berasal dari tuhan, setan,
sahabat atau musuh. Kadang-kadang suara yang muncul semacam bunyi bukan
yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis
Berdasarkan hasil pre survei yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung angka kejadian skizofrenia rawat inap tahun 2015
di RSJ Provinsi Lampung sebesar 1067 Pasien, sedangkan tahun 2016 jumlah
1244 pasien skizofrenia. Sedangkan pada Tahun 2019 sampai dengan bulan
Februari jumlah pasien skizofrenia rawat inap sendiri sebanyak 661 pasien dan
pasien halusinasi sebanyak 124 pasien (Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung, 2019). Hasil observasi pada pasien gangguan jiwa yang mengalami
suara-suara yang tidak didengar orang lain dan halusinasi visual seolah seperti
3
Berdasarkan masalah dan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
meliputi asfek bio, psiko, sosio dan spiritual pada klien dengan gangguan jiwa
2. Tujuan khusus
halusinasi.
halusinasi.
4
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
halusinasi.
halusinasi.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
keperawatan yang akan datang yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Gangguan jiwa yang sering ditemukan pada masyarakat adalah (Nasir &
Muhith, 2011) :
a. Skizofrenia
Jenis gangguan jiwa ini menunjukkan gejala utama dalam gangguan fungsi
kognitif (pikiran) berupa disorganisasi dengan kata lain, gangguan jiwa ini
mengenai pembentukan arus serta isi pikiran. Selain itu, ditemukan gejala
b. Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan yang
berguna dan putus asa. Gangguan ini sering ditemukan pada masyarakat
6 6
c. Cemas
e. Bunuh Diri
Dahulu, pelaku bunuh diri adalah usia dewasa, jarang sekali pada anak
usia 12 tahun yang melakukan bunuh diri (Nasir & Muhith, 2011).
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2013) adalah sebagai
berikut :
7
b. Gangguan kognisi pada persepsi seperti merasa mendengar
mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak ada, hanya muncul dari
dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat dia
rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu
atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi,
mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan tidak rapi.
merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan
e. Sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin
mengakhiri hidupnya.
B. Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
8
Menurut Varcarolis, halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya
2. Jenis Halusinasi
Jenis halusinasi menurut Stuart 2009 dalam Satrio. dkk (2015) adalah
sebagai berikut:
a. Halusinasi pendengaran
suara, rentang suara dari suara sederhana atau suara yang jelas, suara
antara dua orang atau lebih seperti orang yang berhalusinasi. Suara yang
dkk, 2015).
b. Halusinasi penciuman
aroma atau bau tertentu seperti urine atau feces atau bau yang bersifat
lebih umum atau bau busuk atau bau yang tidak sedap.
9
c. Halusinasi penglihatan
berupa melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada sama seklai, misalnya
cahaya atau orang yang telah meninggal atau mungkin sesuatu yang
bentuknya menakutkan.
d. Halusinasi pengecapan
rasa yang tetap ada dalam mulut atau perasaan bahwa makanan terasa
seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut dapat berupa rasa logam atau pahit,
dapat berupa rasa busuk, tak sedap dan anyir seperti darah, urine dan feces.
e. Halusinasi perabaan
listrik yang menjalar ke seluruh tubuh atau binatang kecil yang merayap di
kulit.
f. Halusinasi Chenesthetik
berdenyut melalui vena dan arteri, mencerna makanan atau bentuk urin.
g. Halusinasi Kinesteteik
tubuh, gerakan tubuh yang tidak lazim seperti melayang di atas tanah.
10
3. Fase Halusinasi
Menuurt Satrio. dkk (2015). Fase halusinasi terdiri dari empat fase, yaitu:
cemas, kesepian, rasa bersalah, dan takut dan mencoba untuk berfokus
11
c. Controlling (pengalam sensori berkuasa, cemas berat)
1) Arahan yang diberikan halusinasi tidak hanya dijadikan objek saja oleh
katatonia
5) Klien tidak dapat berespon pada lebih dari satu orang (Satrio. dkk,
2015).
12
4. Rentang Respon Neurobiologis
Gambar 2.1
Rentang Respon Neurobiologis
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a) Genetik
13
b) Neuroanatomi
dan materi abu-abu pada neuron akson (Kuroki et al, 2006; Higgins,
14
Hal ini sesuai dengan Sadock dan Sadock (2007 dalam
c) Neurokimia
skizofrenia.
15
d) Imunovirologi
orang lain (Brown et al, 2004). Teori ini didukung oleh temuan riset
musim dingin atau awal musim semi dan di daerah perkotaan (Van
dan awal musing semi dan dapat terjadi in utero atau pada anak usia
2) Psikologis
16
menunjukkan gejala yang jelas dari skizofrenia. Lingkunganemosional
lalu, konsep diri dan motivasi. Selain itu faktor penyebab terjadinya
kehidupan awal dan masa remaja, skizofrenia terjadi akibat ibu yang
cemas atau ayah yang jauh dan suka mengontrol (Satrio, dkk, 2015).
3) Sosial Budaya
17
b. Faktor Presipitasi
dikirim untuk diproses oleh lobus frontal dan bila informasi yang
disampaikan terlalu banyak pada suatu waktu atau jika informasi tersebut
d. Sumber Koping
18
meliputi aset ekonomi, sosial support, nilai dan kemampuan individu
adekuat maka ia akan mampu beradaptasi dan mengatasi stressor yang ada.
Stuart,2009) :
e. Mekanisme Koping
19
C. Konsep Dasar Keperawatan
1. Masalah Keperawatan
a. Anxiety
c. Comfusion, acute
e. Ineffective coping
f. Decisional complict
g. Hopelessness
h. Impaired memory
i. Noncompliance
o. Social isolation
20
2. Tanda gejala halusinasi
a. Pendengaran
3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak nampak
b. Penglihatan
c. Pengecapan
d. Penghirup
e. Peraba
21
2) Melompat-lompat dilantai seperti menghindari sesuatu yang
menyakitkan
f. Sintetik
a. Data subyektif
Pasien mengatakan :
itu menyenangkan
b. Data obyektif
22
4) Menutup telinga
8) Menutup hidung
9) Sering meludah
10) Muntah
4. Pohon Masalah
berikut :
Isolasi Sosial
5. Diagnosis Keperawatan
c. Isolasi sosial
23
6. Tindakan Keperawatan
a. Tindakan keperawatan
halusinasi muncul.
Yaitu:
a) Menghardik halusinasi
3) Pemberian psikomfarmakoterapi
24
b. Terapi Tindakan Keperawatan Spesialis
1) Anti Psikotik :
c) Stelazine
d) Clozapine (Clozaril)
e) Risperidone ( Risperidal)
2) Anti parkinson
a) Trihexyphenidile
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Pasien Mampu : Setelah 4x SP 1
1) Mengontrol pertemuan, 1) Membantu pasien 1) Mencari tahu apa yan
halusinasi pasien dapat mengenal halusinasi g terjadi ketika pasien
dengan cara menjelaskan ( isi, frekuensi, halusinasi.
menghardik. tentang: waktu terjadinya,
2) Mengontrol 1)Cara Menghardik situasi pencetus, 2) Memberi pengetahuan
halusinasi 2)Cara minum obat perasaan saat terjadi
dengan cara (6 Benar) halusinasi) 3) Memberikan latihan
minum obat (6 2) Menjelaskan cara praktik langsung untuk
Benar)
3)Bercakap-cakap mengontrol mencegah datangnya
dengan orang
3) Mengontrol halusinasi : hardik, halusinasi
lain.
halusinasi obat, bercakap-cakap,
dengan cara 4)Melakukan melakukan kegiatan 4) Mengontrol/evaluasi apa
25
bercakap-cakap Kegiatan Harian. harian saja yang sudah pasien
dengan orang 3) Mengajarkan pasien lakukan.
lain. mengontrol halusinasi
4) Mengontrol dengan cara
halusinasi menghardik
dengan cara halusinasi
melakukan
kegiatan harian.
26
halusinasi dengan datangnya
melakukan kegiatan halusinasi.
harian (mulai 2
kegiatan) 3) Mengontrol/evaluasi
3) Masukkan pada apa saja yang sudah
jadwal kegiatan pasien lakukan.
untuk latihan
menghardik,minum
obat, bercakap-
cakap dan kegiatan
harian.
2 Keluarga Setelah 4x SP 1
mampumerawat pertemuan 1) Diskusikan 1) Mengetahui masalah
anggota keluarga keluarga mampu masalah yang yang dirasakan
yang mengalami meneruskan dirasakan dalam dalam merawat
masalah gangguan melatih pasien merawat klien klien.
persepsi sensori : dan mendukung 2) Jelaskan 2) Memberi
halusinasi agar kemampuan pengertian, tanda pengetahuan.
mengontrol dan gejala dan
halusinasinya proses terjadinya 3) Memberi
meningkat. halusinasi pengetahuan.
3) Jelaskan cara 4) Memberi latihan
merawat halusinasi praktik langusng
4) Latih cara merawat dalam mengontrol
halusinasi : hardik halusinasi.
27
obat, beri pujian
2) Jelaskan cara
bercakap-cakap dan 3) Memberi latihan
melakukan kegiatan praktik langusng
untuk mengontrol dalam mengontrol
halusinasi halusinasi.
3) Latih dan sediakan
waktu bercakap- 4) Mengontrol apa-apa
cakap dengan klien saja yang pasien
terutama pada saat lakukan untuk
halusinasi latihannya
4) Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
dan memberikan
pujian
SP 4
1) Evaluasi kegiatan 1) Membandingkan
keluarga dalam hasil dan harapan.
merawat/ melatih
klien menghardik,
memberikan obat,
dan bercakap- 2) Memberi
cakap, beri pujian pengetahuan.
2) Jelaskan follow up
ke RSJ/PKM, 3) Mengontrol apa-apa
tanda kambuh, saja yang pasien
rujukan lakukan untuk
3) Anjurkan latihannya
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberikan
pujian
Sumber :(Satrio. dkk, 2015).
8. Pelaksanaan Keperawatan
28
9. Evaluasi Keperawatan
yang telah dibuat. Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari
proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah terpecahkan dan
rumusan kesehatan jiwa yang lazim dianut oleh para ahli, yakni rumusan
dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
29
Islam sebagai agama yang ajaranajarannya diwahyukan Allah kepada
manusia melalui Nabi Muhamad Saw sangat sarat nilai dan bukan hanya
mengenai satu segi, namun mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia,
melindungi agama, jiwa, keturunan, akal, jasmani dan harta benda. Tiga dari
keenam hal tersebut yakni jiwa, jasmani dan akal sangat berkaitan erat
dengan kesehatan, oleh karena itu ajaran Islam sangat sarat dengan tuntutan
membicarakan tentang kesehatan, baik itu dari segi fisik, kejiwaan, sosial dan
doktirndoktrin etik. Dalam bagian pertama ini, kita mengenal banyak sekali
kafir.
ujian yang di timpakan oleh Allah berupa penyakit. Kisah ini tertuang dalam
30
QS. al-Anbiyya’ (21) ayat 83-84 berikut ini: Artinya: ”Dan (ingatlah kisah)
Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang
suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
diperbuat.
31
9. Adanya rasa kepuasan, kegembiraan (al-farh atau al -surur) dan kebahagiaan
(Suhaimi, 2015).
32
BAB III
STUDI KASUS
A. Identitas Pasien
Kasus 1 Kasus 2
Inisial : Tn. A Inisial : Tn. M
Alamat : Way Jepara Alamat : Natar Lampung
Lampung Timur Selatan
Umur : 33 Tahun Umur : 35 Tahun
Pendidikan : D3 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : -
Suku/bahasa : Jawa Suku/bahasa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Informan : Pasien dan status Informan : Ayah
Penanggung pasien Penanggung
Jawab Jawab
Inisial : Tn. E Inisial : Tn. S
Alamat : Labuhan ratu Alamat : Natar Lampung
: baru, Way : Selatan
: Jepara Lampung Umur : 55 Tahun
Timur Agama : Islam
Umur : 58 Tahun Hub. Dgn Ayah
Agama : Islam pasien
Hub. Dgn pasien : Paman Pasien Tanggal masuk : 25/03/2019
Tanggal masuk RS : 18/03/2019 RS
Tanggal : 01/04/2019 Tanggal : 01/04/2019
pengkajian : pengkajian
Nomor register : 014334 Nomor register : 014338
33
33
B. Alasan Masuk
Kasus 1 Kasus II
Berdasarkan data yang diperoleh dari status Sebelum masuk rumah sakit klien bingung,
pasien wawancara dan observasi pasien menyendiri, gelisah, sering bicara sendiri,
didapatkan data, pasien masuk RSJ tanggal sulit tidur, bicara kacau dan sering memarahi
18/03/2019 diantar oleh keluarga, dikeluhkan anggota keluarga. Klien dulu pernah di rawat
bahwa pasien sering mendengar suara-suara di Rumah Sakit Jiwa. Klien sering
tidak berwujud, pasien mengatakan isi suara mendengar suara yang menyuruhnya untuk
berbeda-beda suara perempuan yang tertawa melempar batu kerumah orang, klien tidak
dan suara laki-laki yang mengajaknya untuk mau bergaul dengan teman, pendiam, dan
berzikir, pasien sulit tidur karena mendengar sering menyendiri.
suara tersebut, pasien merasa kesal dan ingin
marah saat dirumah pasien sering
membanting barang. Pasien merupakan
pasien RSJ sejak tahun 2009, saat melihat
kondisi pasien, keluarga langsung membawa
ke RSJ.
C. Faktor Predisposisi
Kasus 1 Kasus II
1. Iya, Pasien merupakan pasien lama sejak 1. Keluarga klien mengatakan ia sudah dua
tahun 2009, pasien masuk RSJ sudah ke 3 kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun
kalinya, pasien kambuh karena putus obat 2017
karena pasien sudah merasa sembuh. 2. Riwayat pengobatan
2. Pasien merupakan pasien rawat jalan, Pengobatan sebelumnya kurang berhasil
pengobatan sebelumnya berhasil, pasien karena putus obat.
sudah koperatif saat pulang, namun 3. Riwayat anggota keluarga yang gangguan
kambuh lagi karena putus obat sejak ± 1 jiwa
tahun yang lalu. Keluarga klien mengatakan bahwa di
-Masalah keperawatan : Ketidakpatuhan keluarganya tidak ada yang mengalami
pengobatan gangguan jiwa.
3. Aniaya fisik: Klien pernah mengalami 4. Pengalaman masa lalu yang tidak
kekerasan dalam keluarga. Klien menyenangkan yaitu pasien ditinggal pergi
mengatakan sering marah dan mengancam istri tanpa pamit.
bahkan melakukan kekerasan terhadap 5. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik,
34
anggota keluarganya jika sedang kesal psikis, seksual ataupun pengalaman
atau jengkel. melihat penganiayaan fisik, psikis, seksual
-Masalah keperawatan : Resiko Perilaku di masa lalu.
Kekerasan
4. Dalam keluarga klien tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
-Masalah keperawatan : tidak ditemukan
D. Pemeriksaan Fisik
Kasus I
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 37,6
Respirasi : 22x/menit
2. Ukur TB : 170 cm BB : 60 kg
3. Keluhan fisik
disisir.
b. Wajah: berbentuk oval, bentuk hidung simetris, gigi terlihat kotor, bibir
d. Dada: bentuk dada simetris, tidak ada benjolan suara nafas vesikuler
35
f. Ekstermitas Atas: tidak ada kelainan
Kasus II
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 36,6
Respirasi : 22x/menit
2. Ukur TB : 156 cm BB : 60 kg
3. Keluhan fisik
disisir.
b. Wajah: berbentuk oval, bentuk hidung simetris, gigi terlihat kotor, bibir
d. Dada: bentuk dada simetris, tidak ada benjolan suara nafas vesikuler
36
f. Ekstermitas Atas: tidak ada kelainan
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Jelaskan :
37
Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, tidak ada masalah
komunikasi harmonis, pengambilan keputusan dilakukan dengan
musyawarah, dari kecil pasien diasuh oleh orang tuanya.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
2. Konsep diri
Kasus I
a. Gambaran diri :
b. Identitas diri :
sebagailaki-laki.
c. Peran :
perintah orang tuanya seperti jangan keluar rumah pada malam hari dan
d. Ideal diri
38
Pasien ingin cepat pulang karena merasa dirinya sudah sembuh
e. Harga diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya kurang percaya diri belum kerja dan
Kasus II
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai, klien juga
b. Identitas diri :
perempuan.
c. Peran :
39
Pasien adalah seorang kepala rumah tangga dan anggota masyarakat.
Selama sakit pasien hanya melakukan kegiatan yang ada di rumah sakit
sebagai pasien.
d. Ideal diri
e. Harga diri
merasa malu karena pernah dirawat di RSJ. Pasien malu dengan warga
warga sekitar
3. Hubungan sosial
Kasus I
40
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Kasus II
4. Spiritual
Kasus I
b. Kegiatan Ibadah
41
Kasus II
b. Kegiatan Ibadah
Allah.
F. Status Mental
Kasus I
1. Penampilan
Penampilan pasien kurang rapi, pasien mengatakan mandi 2x, baju ganti
pada pagi hari, namun pasien masih bau, pasien gosok gigi tidak
menggunakan pasta gigi rambut pasien tidak rapih karna tidak disisir,
kuku kotor.
2. Pembicaraan
Cara bicara pasien cepat, pasien dapat diajak diskusi dan dapat berbicara
42
3. Aktivitas Motorik
Pasien tampak tenang saat diajak berbicara, tidak ada gerakan motoric
4. Alam Perasaan
merasa sedih dan kesal karena merasa tidak bisa menjadi anak yang bisa
5. Afek
Pasien hanya beraktivitas bila ada stimulus jika ada stimulus, emosi pasien
stabil.
Pasien tampak kooperatif ssat diajak berbicara, kontak mata baik, dapat
7. Persepsi / halusinasi
43
mengatakan mendengar suara-suara aneh yang tidak jelas dan tidak nyata,
itu muncul 3-4 kali dalam sehari, yang memerintahkan dirinya untuk
memukuli orang-orang disekitar, suara itu muncul kapan saja dan dimana
8. Proses Pikir
Sirkumstansial
9. Isi Pikir
apakah saat ini pagi, siang atau malam, pasien masih bisa mengenali
perawat.
11. Memori
44
Pasien mampu menjelaskan hal-hal yang diminta untuk mengingat pada
Kasus II
1. Penampilan
45
Klien berpenampilan tidak rapih dan pakaiannya jarang diganti, gigi
tampak kotor dan kuning badan klien agak bau, klien mengatakan
oleh petugas
2. Pembicaraan
Saat ditanya klien berbicara lambat dan tidak terarah dan selalu tertawa
3. Alam perasaan :
pendengaran.
pendengaran.
6. Isi Pikir : Pasien merasa takut ketika mendegar suara yang menyuruhnya
pendengaran.
46
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
Kasus I
2. BAB /BAK
Pasien mengatakan BAB dan BAK dikamar mandi, setelah itu pasien
3. Mandi
ketika masuk kamar mandi pasien tampak tidak membawa sabun, sampo,
4. Berpakaian/berhias
memperhatikan penampilan.
5. Istirahat/tidur
47
Pasien mengatakan hampir jarang tidur siang. Ketika malam terkadang
6. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan selalu minum obat yang diberikan oleh perawat namun
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan akan rajin berobat jika sudah pulang akan ditemani
Kasus II
48
1. Makan dan Minum
Klien mampu makan sendiri, makan 3 kali sehari, klient juga dapat
2. BAB /BAK
3. Mandi
ketika masuk kamar mandi pasien tampak tidak membawa sabun, sampo,
4. Berpakaian/berhias
memperhatikan penampilan.
5. Istirahat/tidur
49
6. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan selalu minum obat yang diberikan oleh perawat namun
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan akan rajin berobat jika sudah pulang akan ditemani
H. Mekanisme Koping
Kasus I
50
- Masalah Keperawatan: Koping keluarga tidak efektif.
Kasus II
a. Mekanisme adaptif :
b. Koping maladaptif :
Kasus I
lulusan D3.
51
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: Klien mengatakan senang
seperti Puskesmas.
Kasus II
lulusan SMA.
orang tuanya
kesehatan.
52
J. Kurang Pengetahuan
Kasus I
Kasus II
K. Aspek Medis
Aspek Medis Kasus I Kasus II
Diagnosa medik : Skizofrenia Residual Skizofrenia Residual
Terapi medik : 1. Risperidon 2 x 2 mg 1. Risperidon 2 x 2 mg
2. Cifrolaxacim 2x500 mg 2. Cifrolaxacim 2x500 mg
3. Depacote Gk 1x250 mg 3. Depacote Gk 1x250 mg
4. Chilerpermazi 1x50 mg 4. Chilerpermazi 1x50 mg
L. Data Fokus
Data Kasus I Kasus II
Fokus
Data - Pasien mengatakan sudah masuk RSJ - Klien sering mendengar suara yang
Subjektif yang ke 3 kali menyuruhnya untuk melempar batu
- Pasien mengatakan selalu merusak kerumah orang
barang untuk meluapkan emosi / - Keluarga klien mengatakan ia sudah dua
kekesalannya kali masuk RSJ, pertama kali pada
- Pasien mengatakan hanya seorang tahun 2017
pengangguran, pasien tidak puas - Pengalaman masa lalu yang tidak
dengan dirinya, pasien mengatakan menyenangkan yaitu pasien ditinggal
tidak ada pencapaian dihidupnya pergi istri tanpa pamit.
- Pasien mengatakan malu jika orang - pasien mengatakan mandi tidak
sekitar menghiraukanya dan menggunakan sabun dan shampoo, kulit
53
menganggapnya orang gila tampak kering dan kusam, turgor kulit
- Pasien mengatakan mandi sehari 2 elastis
kali tetapi tidak menggunakan sabun, - Pasien mengatakan bahwa dirinya
shampo dan pasta gigi kurang percaya diri dan Pasien merasa
- Pasien mengatakan mendengar suara malu karena pernah dirawat di RSJ.
aneh yaitu suara perempuan yang - Klien berpenampilan tidak rapih dan
sedang tertawa dan suara laki-laki pakaiannya jarang diganti, gigi tampak
yang memerintahkannya berzikir. kotor dan kuning badan klien agak bau,
- Pasien mendengar suara-suara itu klien mengatakan pakaiannya
muncul 3-4 kali dalam sehari jarangdiganti, klien mandi 1 kali sehari
- Pasien mengatakan terkadang suara dan masih diarahkan oleh petugas
itu muncul berisi perintah untuk - Klien mengatakan dia selalu merasa
memukuli orang-orang disekitar ketakutan di saat mendengar suara-suara
- Pasien merasa belum puas akan yang selalu mengganggunya
pencapaian terhadap dirinya sendiri, - Pasien mengatakan mendengar suara
karena belum bekerja suaminya bilang ingin membunuhnya
- Pasien merasa sedih dan kesal karena saat pasien sendirian, dan frekuensi
merasa tidak bisa menjadi anak yang munculnya suara itu tidak pasti pada
bisa dibanggakan oleh orang tuanya. saat pasien sendirian.
54
malam hari dan pulang larut malam dari obat tersebut.
dan tidak mau mengerjakan salat - Pasien mengatakan malu untuk
- Pasien mengatakan pernah dirawat bersosialisasi dengan warga sekitar dan
jalan, dan diberi obat tapi tidak mau takut orang-orang tidak mau dekat dan
minum obat menerima kehadirannya
- Pasien belum mengetahuai penyakit - Klien belum mampu mengetahui
yang dideritanya, factor penyebab, penyakit yang dialaminya sekarang.
dan obat-obatan apa saja yang harus -
dikonsumsi, kurangnya dukungan
keluarga menyebabkan pasien
mengalami putus obat, pasien juga
belum mengenal system pendukung
dalam pengobatannya
- Pasien mengatakan tidak mengikuti
kegiatan yang ada
Data - Pasien tampak mondar-mandir - Klien bersikap seperti mendengar
Objektif - Pasien tampak berantakan setelah sesuatu
mandi pasien tidak pernah menyisir - Pasien tampak mondar-mandir
rambutnya - Pasien tampak berantakansetelah mandi
- Kuku tangan dan kaki panjang dan pasien tidak pernah menyisir rambutnya
tampak kotor - Pasien tampak tidak memperhatikan
- Pasien tampak tidak memperhatikan penampilan, pakaian yang digunakan
penampilan, pakaian yang digunakan tidak rapih
tidak rapih - Berdasarkan hasil observasi pasien
- Berdasarkan hasil observasi pasien tidak pernah mencuci tangan sebelum
tidak pernah mencuci tangan sebelum makan pasien kadang perlu diperintah
makan pasien kadang perlu untuk mandi
diperintah untuk mandi - Ketika masuk kamar mandi pasien
- Ketika masuk kamar mandi pasien tampak tidak membawa sabun,
tampak tidak membawa sabun, shampoo
shampoo tetapi membawa sikat gigi - Pasien mampu mengambil keputusan
- Pasien menjawab pertanyaan dengan yang sederhana dengan bantuan orang
berbelit-belit dan kurang jelas tetapi lain
sampai pada tujuan dan dapat Pasien tidak mencuci tangan sebelum
menjawab pertanyaan yang diajukan makan
- Pasien mampu mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan
orang lain
- Pasien tidak mencuci tangan sebelum
makan
M. Analisa Data
Kasus I
No DATA MASALAH
1 Ds Ketidak patuhan minum
- Pasien mengatakan pasien lama sejak tahun 2009 obatnya
- Pasien mengatakan sudah masuk RSJ yang ke 3 kali
- Pasien mengatakan sudah kurang lebih 1 tahun tidak
minum obat
- Pasien mengatakan pernah dirawat jalan, dan diberi obat
tapi tidak mau minum obat
Do
55
2. Ds Harga Diri Rendah
- Pasien mengatakan malu jika orang sekitar
menghiraukanya dan menganggapnya orang gila.
- Pasien mengatakan hanya seorang pengangguranpasien
tidak puas dengan dirinya, pasien mengatakan tidak ada
pencapaian dihidupnya.
Do
- Pasien tampak mondar-mandir
3. Ds Risiko Perilaku
- Pasien mengatakan selalu merusak barang untuk Kekerasan
meluapkan emosi / kekesalannya
- Pasien mengatakan yang menyebabkan pasien marah-
marah adalah rasa ketidakpuasan akan dirinya sendiri serta
merasa kecewa terhadap dirinya karena tidak bias menjadi
anak kebanggaan orang tuanya
Do :
- Pasien tampak gelisah
56
8. Ds Berduka kompleks
- Pasien mengatakan sedih karena orang tua tidak
menggunjunginya.
- Pasien merasa sedih dan kesal karena merasa tidak bisa
menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh orang tuanya.
- Pasien merasa belum puas akan pencapaian terhadap
dirinya sendiri.
Do : -
7. Ds : Defisit pengetahuan
- Pasien belum mengetahuai penyakit yang dideritanya, tentang obatnya
factor penyebab, dan obat-obatan apa saja yang harus
dikonsumsi, kurangnya dukungan keluarga menyebabkan
pasien mengalami putus obat, pasien juga belum mengenal
system pendukung dalam pengobatannya
- Pasien tidak mengetahui jenis obat dan efek samping obat
yang diminum
Do : -
Kasus II
57
No DATA MASALAH
1 Ds Ketidak patuhan minum
- Keluarga klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama obatnya
kali pada tahun 2017
- Pasien mengatakan sudah kurang lebih 1 tahun tidak minum obat
- Pasien mengatakan pernah dirawat jalan, dan diberi obat tapi tidak
mau minum obat
Do
-
2. Ds Harga Diri Rendah
- Pasien mengatakan bahwa dirinya kurang percaya diri dan Pasien
merasa malu karena pernah dirawat di RSJ.
- Pasien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan warga
sekitar dan takut orang-orang tidak mau dekat dan menerima
kehadirannya
Do
- Pasien tampak mondar-mandir
3. Ds : Risiko Perilaku
- Pasien seringmemarahi anggota keluarga. Kekerasan
Do :
- Pasien tampak gelisah
- Sering bicara sendiri, sulit tidur, bicara kacau
4. Ds Defisit Keperawatan Diri
- Pasien mengatakan mandi sehari 2 kali tetapi tidak menggunakan
sabun dan shampo
Do
- Pasien tampak berantakan setelah mandi pasien tidak pernah
menyisir rambutnya
- Pasientidak pernah mencuci tangan sebelum makan pasien
kadang perlu diperintah untuk mandi
- Ketika masuk kamar mandi pasien tampak tidak membawa
sabun, shampoo tetapi membawa sikat gigi
5. Ds Halusinasi
- Klien sering mendengar suara yang menuruhnya untuk melempar
batu kerumah orang
- Klien mengatakan dia selalu merasa ketakutan di saat mendengar
suara-suara yang selalu mengganggunya
- Pasien mengatakan mendengar suara saat pasien sendirian, dan
frekuensi munculnya suara itu tidak pasti pada saat pasien
sendirian.
- Pasien merasa takut ketika mendegar suara-suara
- Pasien mengatakan ingin marah ketika mendengar suara dan ingin
melemparkan barang-barang ke sumber suara itu.
Do
- Pasien tampak beberapa kali berbicara sendiri
- Klien tampak takut
- Klien bersikap seperti mendengar sesuatu
6. Ds : Defisit pengetahuan
- Pasien belum mengetahuai penyakit yang dideritanya, faktor tentang obatnya
penyebab, dan obat-obatan apa saja yang harus dikonsumsi,
58
kurangnya dukungan keluarga menyebabkan pasien mengalami
putus obat, pasien juga belum mengenal system pendukung dalam
pengobatannya
- Pasien tidak mengetahui jenis obat dan efek samping obat yang
diminum
Do : -
7. Ds : Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan hampir jarang tidur siang. Ketika malam
terkadang pasien sering terbangun karena mendengar suara-suara
namun setelah itu pasien bisa tertidur lagi
Do :
- Pasien tampak sering menguap
N. POHON MASALAH
RPK
O. DAFTAR MASALAH
59
5. Halusinasi
8. Berduka kompleks
60
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat
Sabtu, 6 SP 3
April 2019
1. Evaluasi kegiatan harian menghardik dan obat, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap
saat terjadi halusinasi
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
SP 4
Senin, 8
april 2019
61
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik minum obat dan verbal
SP 4
Jum’at , 12
april 2019
62
SP 4
Jum’at , 16
April 2019
R. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi
Hari / tanggal : Jumat, 5 April S:
2019 - Pasien mengatakan sewaktu dirumah sering marah-
Pukul : 11.00 wib marah kepada keluarganya
- Pasien mengatakan sering mendengar suara yang
DATA : mengganggu dan berbisik untuk memukul seseorang
Ds - Pasien mengatakan bahwa dirinya sering menyendiri
- Pasien mengatakan selalu dan sungkan mengikuti kegiatan yang ada
merusak barang untuk O:
meluapkan emosi / - Pasien tampak tegang dan tangan mengepal seperti
kekesalannya ingin memukul ketika memjawab pertanyaan yang
- Pasien mengatakan yang diajukan perawat tentang pekerjaan dan keluarganya
menyebabkan pasien - Pasien belum mampu tarik nafas dalam dan pukul
marah-marah adalah rasa bantal kasur
ketidakpuasan akan - Wajah pasien tampak kesal, pasien belum mampu
dirinya sendiri serta menghardik
merasa kecewa terhadap - Pasien tampak menyendiri
dirinya karena tidak bisa
63
menjadi anak kebanggaan A:
orang tuanya - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
Do : Pasien tampak gelisah - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
- Defisit Perawatan Diri (+)
DIAGNOSIS : P:
1. Halusinasi - Minta pasien untuk menceritakan masalah yang
2. Risiko Perilaku Kekerasan belum diceritakan pada pertemuan selanjutnya
3. Defisit Perawatan Diri
INTERVENSI :
1. Mengajarkan pasien untuk
mengidentifikasi masalah Tim
yang dialami
64
DIAGNOSIS : O:
1.Halusinasi - Pasien mampu menghardik
2.RPK - Pasien belum mampu TND, PB/PK
3.DPD - Pasien mampu mandi dengan baik dan benar
INTERVENSI : A:
2. 11.00 Mengajarkan pasien - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
untuk mengidentifikasi - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
halusinasi dan latihan - Defisit Perawatan Diri (+)
menghardik
3. 13.00 mengajarkan P:
mengidentifikasi RPK dan - Menghardik2x sehari
TND, PB/PK - TND,PB/PK 2 xsehari
4. 15.00 mengajarkan cara - Berkenalan 2 x sehari
mengidentifikasi DPD, latih
perawatan diri mandi
Implementasi Evaluasi
Hari / tanggal : Minggu, 7 April S:
2019 - Pasien mengatakan merasatenang, tetapi masih
Pukul : 11.00 wib mendengar suara tengah malam, pasien sudah
mengerti tentang obat dan efek sampingnya
DATA : - Pasien jengkelsaat mendengar suara namun
- Pasien mengatakan sudah mulai sudah bisa mengontrol omongan dengan tehnik
merasa tenang, namun kadang - Pasien sudah mandi menggunakan sabun dan
kala masih sering mendengar menyisir rambutnya
suara-suara tidak jelas dan O:
muncul sewaktu-waktu pasien - Pasien mampu menjelaskan tentang obat serta
sudah mampu menghardik efek samping
- Pasien masih merasa jengkel saat - Pasien mampu menyebutkan 6 benar obat
mendengar suara-suara tersebut - Pasien mampu berdandan
65
- Pasien mengatakan segar, karna
sudah mandi namun belum
menggunakan shhampo dan
sabun A:
DIAGNOSIS : - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
1. Halusinasi - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
2. RPK - Defisit Perawatan Diri (+)
3. DPD P:
INTERVENSI : - Latih cara mengontrol halusinasi dengan
- Mengajarkan pasien bercakap-cakap 2 x sehari
mengidentifikasi halusinasi dan - Latih cara mengontrol RPK dengan verbal 2 x
latihan minum obat sehari
- Mengajarkan pasien - Latih menjaga sebersihan 2x sehari
mengidentifikasi masalah RPK
dan latihan minum obat
- Mengajarkan pasien
mengidentifikasi masalah deficit
perawatan mandi dan latihan
berdandan
RENCANA TINDAK LANJUT: Tim
1. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
2. Latih cara mengontrol RPK Kelompok Cendrawasih
dengan verbal
3. Latih cara menjaga kebersihan
diri dengan memperkenalkan/
menyebutkan alat serta cara
makan dan minum yang baik
Implementasi Evaluasi
Hari / tanggal : Senin, 8 April S:
2019 - Pasien mengatakan suara-suara masih terdengar. Saat
Pukul : 11.00 wib mendengar suara-suara pasien mengalihkan dengan
DATA : bercakap-cakap
- Pasien mengatakan mendengar - Pasien mengatakan bahwa dirinya senang setelah
suara-suara bisikan tadi belajar cara meminta dan menolak dengan benar
malam, saat mendengar suara - Pasien mengatakan sudah bisa cara berdandan, serta
tersebut pasien sudah mampu makan dan minum dengan baik
menghardik
66
- Pasien mengatakan segar - Pasien mampu meminta menolak dengan benar
setelah mandi , pasien tampak - Pasien mampu berdandan, serta makan dan minum
rapih dengan benar
DIAGNOSIS : A:
1. Halusinasi - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
2. Risiko Perilaku Kekerasan - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
3. Defisit Perawatan Diri - Defisit Perawatan Diri (+)
P:
INTERVENSI : - Latih mengontol halusinasi dengan melakukan
- Melatih cara bercakap-cakap kegiatan
- Nelatih cara meminta dan - Latih cara meminta mengontrol emosional dengan
menolak sesuatu dengan baik spiritual
- Melatih cara makan dengan - Latih cara toileting (BAK dan BAB) dengan baik
baik
RENCANA TINDAK LANJUT:
- Latih cara bercakap-bercakap
- Latih cara meminta dan
menolak sesuatu dengan baik Tim
- Latih cara BAK dan BAB
dengan baik dab benar
Kelompok Cendrawasih
Implementasi Evaluasi
Hari / tanggal : Selasa, 9 April 2019 S:
Pukul : 11.00 wib - Pasien mengatakan sudah lega tidak mendengar
DATA : suara-suara lagi
- Pasien mengatakan mendengar suara - Pasien mengatakan sedikit lega karna saat marah
wanita tertawa dan laki-laki berzikir pasien bisa TND, PK/PB
mendengar tadi pagi - Pasien mengatakan BAB dan BAK dikamar
- Pasien sedikit tenang karna setiap mandi
ingin marah dilampiarsan pada bantal O:
- Pasien mengatakan tadi pagi sudah - Pasien rileks, pasien tenang saat bercakap-cakap
mandi dengan sabun dengan baik dan benar
DIAGNOSIS : - Pasien melakukan kegiatan spiritual mengaji dan
1. Halusinasi sholat
2. Risiko Perilaku Kekerasan - Pasien mampu BAB dan BAK sendiri
3. Defisit Perawatan Diri A:
INTERVENSI : - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
- Mengajarkan pasien untuk mengontrol - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
halusinasi dengan melakukan kegiatan - Defisit Perawatan Diri (+)
harian,merapihkan tempat tidur
- Mengajarkan pasien cara mengontrol
67
RPK dengan spiritual P:
- Latih mengontol halusinasi dengan melakukan
- Melatih pasien untuk makan dan kegiatan
minum yang baik dan benar - Latih cara meminta mengontrol emosional dengan
RENCANA TINDAK LANJUT: spiritual
- Latihanmenghardik,mengontrol - Latih cara toileting (BAK dan BAB) dengan baik
halusinasi dengan obat, bercakap-
cakap dan melakukan kegiatan harian
- Latihan TND, PK/PB, cara minum Tim
obat prinsip 6 benar, dengan verbal
dan spiritual
- Latian mandi menggunakan sabun, Kelompok Cendrawasih
shampoo, pasta gigi, berdandan,
makan dan minum, dan toileting
Implementasi Evaluasi
Hari / tanggal : Rabu, 10 April S:
2019 - Pasien mengatakan suara-suara masih terdengar. Saat
Pukul : 11.00 wib mendengar suara-suara pasien mengalihkan dengan
DATA : menghardik dan bercakap-cakap
- Pasien mengatakan mendengar - Pasien mengatakan sudah bisa TND, PK/PB, cara
suara-suara bisikan tadi malam, minum obat, cara meminta dan menolak dengan benar,
saat mendengar suara tersebut dan dengan mengaji
pasien sudah mampu - Pasien mengatakan sudah bisa cara mandi yang baik
menghardik dan benar, berdandan, makan dan minum yang baik
- Pasien mengatakan sudah serta BAK dan BAB yng baik dan benar
merasa tenang sudah dapat O:
melakukan TND dan PK - Pasien dapat memjelaskan dan mempraktikkan 4 cara
- Pasien mengatakan segar mengontrol halusinasi
setelah mandi , pasien tampak - Pasien dapat menjelaskan dan memprakikkan 4 cara
rapih. mengntrol RPK
- Pasien dapat menjelaskan dan mempraktikkan 4 cara
DIAGNOSIS : untuk deficit perawatan diri
1. Halusinasi A:
2. RPK - GSP : Halusinansi Pendengaran (+)
3.DPD - Risiko Perilaku Kekerasan (+)
INTERVENSI : - Defisit Perawatan Diri (+)
- Evaluasi Latihan menghardik P:
,mengontrol halusinasi dengan - Latih mengontol halusinasi dengan melakukan
obat, bercakap- cakap dan kegiatan harian terjadwal
melakukan kegiatan harian - Latih cara mengontrol RPK dengan melakukan
kegiatan harian terjadwal
- Latih cara mengontrol/mengatasi DPD dengan
68
- Evaluasi Latihan TND, PK/PB, melakukan kegiatan harian terjadwal
cara minum obat prinsip 6
benar, dengan verbal dan
spiritual
- Evaluasi Latian mandi Tim
menggunakan sabun, shampoo,
pasta gigi, berdandan, makan
dan minum, dan toileting
RENCANA TINDAK LANJUT:
- Latihan cara mengntrol Kelompok Cendrawasih
halusinasi dengan 4 cara
- Latihan cara mengontrol RPK
dengan 4 cara
- Latihan cara mengontrol DPD
dengan 4 cara
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Kasus I Kasus II
1. Hasil pengkajian fisik ditemukan masalah 1. Hasil pengkajian fisik ditemukan masalah
keperawatan defisit perawatan diriyaitu gigi keperawatan deficitperawatan diriyaitu gigi
terlihat kotor, bibir pucat,pasien mandi tidak terlihat kotor, bibir pucat,pasien mandi tidak
menggunakan sabun dan shampoo, kulit menggunakan sabun dan shampoo, kulit
tampak kering dan kusam tampak kering dan kusam
2. Hasil pengkajian pada aspek psiko yaitu 2. Hasil pengkajian pada aspek psiko yaitu
69
konsep diri ditemukan masalah pada ketidakefektifan penampilan peran dan
identitas diri : Pasien hanya seorang aspek harga diri: Pasien mengatakan bahwa
pengangguran, pasien tidak puas dengan dirinya kurang percaya diri dan Pasien
dirinya pasien sebagai seorang merasa malu karena pernah dirawat di RSJ
pengangguran. Pada aspek peran pasien
berperan sebagai anak, belum mampu
memberikan sesuatu untuk orang tuanya, 3. Untuk hubungan sosial : Klien mengatakan
belum mandiri. Dan harga diri: Pasien orang yang terdekat dalam hidupnya adalah
mengatakan bahwa dirinya kurang percaya ibunya.
diri belum kerja dan Pasien merasa malu 4. Klien mengatakan ia malas berhubungan
karena pernah dirawat di RSJ dengan orang lain, karena menurut klien
3. Untuk hubungan sosial : Orang yang paling tidak ada hal yang perlu dibicarakan atau
dekat dengannya saat ini adalah ayahnya. diceritakan kepada orang lain dan juga klien
Klien mengatakan tidak mau berinteraksi mengatakan dia bingung apa yang ingin
68
dengan orang lain, klien takut bila bicara diceritakan. Klien sering diam, jarang
dengan orang lain, klien mengatakan kalau bercakap-cakap dengan klien lain di
bicara dengan banyak orang emosinya tidak ruangan.
terkontrol dan tidak nyaman. 5. Pada pengkajian aspek bio-kultural-spiritual
penulis tidak memaparkan lebih terinci karena tidak ada masalah dalam aspek-
70
suara aneh yang tidak jelas dan tidak nyata
pada kasus I dan kasus II sudah sesuai dengan apa yang di Teori, sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Pada saat pengkajian
dengan teori yang ada tanda dan gejala halusinasi yaitu : Pasien mengatakan
mendengar suara aneh, pasien tampak bicara sendiri dan bingung, menoleh
kekanan dan kekiri pasien mengatakan mendengar suara-suara aneh yang tidak
3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak nampak
71
B. Diagnosa
Teori Kasus I dan II
Menurut Yosep (2013) diagnosis 1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
keperawatan isolasi adalah: 2. Harga Diri Rendah
a. Resiko perilaku kekerasan 3. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Gangguan sensori persepsi : 4. Defisit Keperawatan Diri
Halusinasi 5. Gangguan identitas diri
c. Isolasi social 6. Ketidakefektifan penampilan peran
d. Harga diri rendah 7. Berduka kompleks
8. Defisit pengetahuan tentang obatnya
9. Koping keluarga tidak efektif
10. Gangguan proses piker
11. Gangguan pola tidur
12. Koping individu tidak efektif
13. Ketidakpatuhan minum obat
pengkajian pada kasus I dan kasus II sudah sesuai dengan teori, sehingga
C. Rencana Keperawatan
Dalam menentukan intervensi yang terdapat pada laporan kasus ini sudah
sesuai dengan intervensi yang terdapat pada teori. Penulis dalam melakukan
hanya berfokus pada tiga diagnosa keperawatan saja, salah satunya yaitu
GSP: Halusinasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu. Selain itu
penulis melakukan intervensi juga berdasarkan pada tujuan yang ada dalam
yaitu selama 3 hari, ini disebabkan juga karena keterbatasan waktu sehingga
penulis menetapkan tujuan dan kriteria hasil diupayakan agar sesuai dengan
kondisi klien. Pada intervensi ini penulis sudah berlandaskan pada teori yang
ada yaitu rencana keperawatan sesuai matrix. SP1 Halusinasi dengan latih
72
dengan prinsip 6 benar. SP3 Halusinasi dengan latih cara bercakap-cakap ,
dengan perawat atau pasien lain SP4 Halusinasi dengan latih cara melakukan
dengan obat (prinsip 6 benar obat), latih cara bercakap-cakap, dan latih
D. Implementasi
sesuatu tetapi tidak berwujud atau melihat sesuatu yang orang lain tidak
menutup mata dan menutup telinga lalu berkata “pergi pergi kamu tidak
nyata kamu suara palsu, aku tidak mau dengar” diulang 3-4 kali untuk
pergi kamu bayangan palsu,kamu tidak nyata, aku tidak mau lihat” diulang
2. SP2 : yaitu dengan cara mengontrol halusinasi dengan 6 cara minum obat,
73
pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, dan benar
E. Evaluasi
keperawatan pada kasus I dan Kasus II dengan halusinasi yaitu pada tanggal 5
74
april 2019 adalah masalah teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus I dan kasus II selama
5 hari dan dari evaluasi serta tindakan keperawatan pada klien Halusinasi,
terdapat empat diagnosa tetapi yang muncul, ada tiga diagnosa yaitu
76
75
B. Saran
muncul.
kondisi klien saat ini, menetukan tujuan khusus yang mengacu pada
penyebab.
ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
78