Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
i
KATA PENGANTAR
Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
Penelitian ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
penyelesaian Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini peneliti banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih
Tambusai.
2. Ibu Dewi Anggriani Harahap, M.Keb selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Ibu Ns. Yenny Safitri, M.Kep selaku ketua Program Studi Profesi Ners
4. Ibu Ns. Putri Eka Sudiarti, M. Kep, selaku pembimbing I yang telah
serta petunjuk dan membantu dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIA-N) ini.
ii
iii
dan membantu dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini.
6. Ns. M. Nurman, M.Kep selaku narasumber I yang telah memberikan kritik dan
7. Ns. Mala Hayati, S.Kep selaku narasumber II yang telah memberikan kritik
dan saran dalam kesempurnaan penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N)
ini.
8. Bapak dan ibu dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang telah
9. Orang tua kami bpk. Saparudin dan Ibu. Marsinah yang selalu memberikan doa
10. Adik kami Mira Susanti dan Halimah Tunsyakdiah yang selalu memberikan
doa dan dukungan secara jarak jauh sehingga peneliti dapat lebih semangat
dukungan penuh terhadap peneiti dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir Ners
Peneliti menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penampilan dan penulisan. Oleh karena itu, peneliti
Marlin Zaman
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK................................................................................................ i
A. Pengkajian ............................................................................... 9
B. Analisa Data ............................................................................ 11
C. Diagnosa Keperawatan ............................................................ 19
v
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Format Pengajuan Judul Penelitian
Lampiran 2 : Surat Pernyataan
Lampiran 3 : Bukti Turnitin
Lampiran 4 : Lembar SOP
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Pembimbing II
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UNICEF pada tahun 2019 mendata prevalensi angka kematian anak yang
menderita pneumonia sebesar 16% dari seluruh total anak yang hidup di
seluruh belahan dunia selama 3 dekade terakhir atau sebesar 880.000 anak
setiap tahunnya (Agustina & Nurhaeni, 2020). Kejadian pneumonia pada anak
tahu 2019 adalah sebanyak 497.431 balita dengan angka kejadian tertinggi di
Jawa Barat sebanyak 196,936 balita. (Enan dan Lenny., 2021). Pneumonia
pada balita di Provinsi Riau pada tahun 2020 menurun dari tahun sebelumnya
1
2
sebanyak 23,9% menjadi 18% atau 2,156 jiwa dengan persentase paling tinggi
Riau, 2020)
Tanda dan gejala dari pneumonia adanya batuk berdahak, takipnea dan
susah bernafas atau sesak nafas, demam, nyeri kepala dan dada, mual, mudah
lelah, kadang disertai sakit perut dan diare (Daily dan Ellison, 2019).
Pneumonia akan menjadi berat jika terdapat retraksi dinding dada, anak tidak
mau minum, muntah, kejang, stridor, dan kesadaran yang menurun (Mortimer
et al., 2017).
anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Namun perawat harus
2021). Salah satu tindakan non farmakologis yang dapat di terapkan adalah
pengaturan posisi yang tepat karena memiliki resiko yang relative rendah, tidak
al., 2016). Posisi lateral dapat meningkatkan fungsi paru-paru karena volume
3
dan ekspansi paru meningkat (Gouna et al., 2013). Penelitian yang dilakuka
oleh Jung Kim, dan Lee tahun 2019 di rumah sakit Dongsam Korea
Menurut hasil observasi peneliti bahwa anak yang dirawat di ruangan PICU
yang mana di tandai dengan pola nafas cepat, saturasi O 2 yang tidak teratur,
Pada Anak Dengan Pneumonia Di Ruang Picu Rsud Arifin Achmad Pekanbaru
Tahun 2022.”
B. Rumusan Masalah
apakah terapi posisi lateral dapat menurunkan sesak nafas pada pasien anak
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
manusia
manusia
Achmad Pekanbaru
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
tentang intervensi lateral untuk mengurangi sesak nafas pada anak dengan
2. Aspek Praktis
fisioterapi salah satunya lateral untuk mengurangi sesak nafas pada anak
dengan pneumonia.
E. Keaslian Penulis
Penulisan karya tulis ilmiah Ners ini mengacu pada penelitian yang telah di
lakukan oleh :
2. Karmiza, Muhariza dan Emil Huraini dengan judul Posisi Lateral Kiri
6
7
Jurnal :
Jurnal keperawatan
Fakultas kesehatan
UNIKA Santu Paulus Ruteng
Uiversitas Indonesia
GAMBARAN KASUS
A. Hasil Pengkajian
Arifin Achmad Pekanbaru dengan hasil pengkajian bahwa An. Ny. R berusia 2
bulan dengan jenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit sejak tanggal 08
Januari 2022 melalui ruang IGD di bawa oleh keluarga dengan keluhan
penyakit terdahulu kurang lebih 2 hari sebelumnya klien batuk pilek, mulai
malas menyusu, klien lahir SC, BBL 3 kg, riwayat sesak napas saat lahir ada.
septik + pneumonia, klien sudah 9 hari di rawat di rumah sakit karena perut
membesar atau asites, serta pneumonia kemudian pada saat pengkajian pasien
masih mengalami sesak napas, batuk, mual muntah sudah berkurang, perut
yaitu dengan kondisi dalam pengaruh obat dengan skor GCS: (E: 3 V: ETT
napas tidak teratur atau takipnea, kedalaman napas dangkal, hidung simetris,
dada simetris, Spo2: 99%, pasien terpasang O2 via ventilator mode PC-AC
9
10
dengan Fi02 60% dan terpasang NGT, tidak ada edema hasil dari palpasi adanya
perubahan traktil fremitus, kemudian hasil dari perkusi yaitu suara paru kiri
kanan redup, sedangkan hasil auskultasi yaitu ronchi halus, wheezing ada dan
adanya sekret.
B. Analisa Data
RR : 52x/ menit
Terdapat suara
tambahan rounchi
halus
Adanya secret
Terpasang O2 via
ventilator mode PC-
AC dengan Fi02 60%
Hasil CT-Scan :
Thorax tanpa Kontras,
Kesan : peradangan
pada ke 2 paru, EC :
Pneumonia.
Hasil lab:
Spo2 : 96%,
PH : 7,43
PaO2 : 140 mmHg
SaO2 : 99%
PaCO2 : 45.9 mmHg
HCO3 : 30,5 mEq/L
pola napas tidak
teratur atau takipnea,
kedalaman napas
dangkal, hidung
simetris, dada
simetris,
terpasang NGT
adanya perubahan
traktil fremitus,
suara paru kiri kanan
redup
C. Diagnosa Keperawatan
A. Intervensi Keperawatan
a. Wheezing berkurang
b. Dispnea berkurang
c. Orthopnea berkurang
Rencana tindakan keperawatan yang akan disusun untuk An. Ny. R yaitu:
a. Manajemen jalan napas
1) Obsevasi :
2) Terapeutik :
lift
14
15
3) Kolaborasi
jika perlu
b. Pemantauan respirasi
1) Observasi
2) Terapeutik
membaik:
a. Dispnea berkurang
c. Orthopnea berkurang
Rencana tindakan keperawatan yang akan disusun untuk An. Ny. R yaitu:
1) buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
sebagamana mestinya.
atau suction
b. Pemantuan respirasi
1) Observasi :
2) Terapeutik :
hasil:
a. Dyspnea berkurang
b. Penggunaan berkurang
d. PCO2 membaik
e. PO2 membaik
18
Rencana tindakan keperawatan yang akan disusun untuk An. Ny. R yaitu:
a. Dukungan ventilasi
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Kolaborasi
B. Implementasi
1. Hari pertama
napas pada pasien An. Ny. R, pertama tanggal 18, januari, 2022 pukul
malam dengan jenis susu melalui NGT yaitu sebanyak 40 cc, selanjutnya
terdengar masih adanya suara nafas tambahan atau ronchi halus akibat
19
adanya secret, batuk, pasien masih terpasang oksigen via ventilator PC-
dapatkan data TD: 96/52 mmHg, HR: 130x/menit, RR: 45x/menit, SPO2
therapy obat Ventolin 1cc + fluimucil. Pada pukul 04.20 WIB peneliti
fluimucil dan injeksi cefoperazone 100 mg. Kemudian pada pukul 06.40
hasil dari auskultasi dan observasi di dapatkan data objektif yaitu masih
masih terlihat sesak dengan SPO2 :97% dan RR: 47x/menit, oksigen via
pasien An. Ny. R, pertama tanggal 18, januari, 2022 pukul 21.10 WIB
penulis melakukan monitoring TTV dan hasil AGD didapatkan data TD:
92/52 mmHg, HR: 142x/menit, RR: 48x/menit, SPO2 : 96%, PH: 7,42,
PaO2 : 125 mmHg , PaCO2: 46,9 mmHg , HCO3: 30,2 mEq/L , dan di
pukul 22.10 peneliti memonitor kembali TTV didapatkan data TD: 96/52
mmHg, HR: 130x/menit, RR: 45x/menit, SPO2 :99%. Pada pukul 22.20
06.40 hasil dari auskultasi dan observasi di dapatkan data objektif yaitu
pasien masih terlihat sesak dengan SPO2 :97% dan RR: 47x/menit,
2. Hari ke dua
napas pada pasien An. Ny. R, kedua tanggal 20, januari, 2022 pukul
adanya suara nafas tambahan atau ronchi halus akibat adanya secret,
cefoperzone 100 mg. Kemudian pada pukul 13.25 hasil dari auskultasi
halus, pasien masih batuk sesekali, kemudian pasien masih terlihat sesak
dengan SPO2 :95% dan RR: 47x/menit , O2 via ventilator mode PC-AC
pasien An. Ny. R, kedua tanggal 20, januari, 2022 pukul 07.10 WIB
PH: 7,43 , PaO2 : 130 mmHg , PaCO2: 46.2 mmHg , HCO3: 31.5 mEq/L.
dan kanan memonitor kembali TTV pada pukul 9.15 WIB didapatkan
data TD: 95/52 mmHg, HR: 128x/menit, RR: 43x/menit, SPO2 :99%.
dapatkan data objektif yaitu masih terdengar ronchi halus, pasien masih
22
batuk sesekali, kemudian pasien masih terlihat sesak dengan SPO2 :95%
dan RR: 47x/menit , O2 via ventilator mode PC-AC dengan Fi02 60%.
3. Hari ke tiga
napas pada pasien An. Ny. R, hari ketiga tanggal 21, januari, 2022 pukul
pada pukul 08.35 peneliti melakukan auskultasi suara nafas yaitu suara
ventilator mode PC-AC dengan Fi02 40%, dan pada pukul 09.20 WIB
pada pukul 13.00 hasil dari auskultasi dan observasi didapatkan data
objektif yaitu masih terdengar ronchi halus, pasien masih batuk sesekali,
kemudian pasien masih terlihat sesak dengan SPO2 :96 % dan RR:
pasien An. Ny. R, pertama tanggal 21, januari, 2022 pukul 07.10 WIB
data TD: 90/54 mmHg, HR: 142x/menit, RR: 45x/menit, SPO2 :98%,
PH: 7,44, PaO2 : 126 mmHg , PaCO2: 46,0 mmHg , HCO3: 31,2 mEq/L
secara bergantian kiri dan kanan memonitor kembali TTV pada pukul
10.05 WIB didapatkan data TD: 95/52 mmHg, HR: 130x/menit, RR:
13.00 hasil dari auskultasi dan observasi didapatkan data objektif yaitu
pasien masih terlihat sesak dengan SPO2 :96 % dan RR: 46x/menit, O2
C. Evaluasi
1. Hari pertama
Pada hari pertama tanggal 18, januari, 2022 pukul 21.10 WIB didapatkan
data objektif TTV dan AGD di dapatkan data TD: 92/52 mmHg, HR:
142x/menit, RR: 48x/menit, SPO2 :96%, PH: 7,42, PaO2 : 125 mmHg ,
PaCO2: 46,9 mmHg , HCO3: 30,2 mEq/L auskultasi suara nafas yaitu
terdengar masih adanya suara nafas tambahan atau ronchi halus akibat
tindakan suction dengan hasil secret bewarna agak kekuningan dan tidak
banyak, peneliti juga memberikan terapi atur posisi yaitu dengan posisi
24
dapatkan data TD: 96/52 mmHg, HR: 130x/menit, RR: 45x/menit, SPO2
hasil yaitu masih terdengar ronchi halus, pasien masih batuk sesekali,
lakukan suction kurang dari 15 detik, kemudian berikan kembali terapi atur
2. Hari ke dua
Pada hari ke dua tanggal 20, januari, 2022 pukul 07.10 WIB didapatkan
data TTV yaitu TD: 94/56 mmHg, HR: 142x/menit, RR: 50x/menit, SPO2
melakukan AGD di dapatkan hasil PH: 7,43 , PaO2 : 130 mmHg , PaCO2:
46.2 mmHg , HCO3: 31.5 mEq/L. Kemudian pada pukul 08.25 peneliti
mengeluarkan secret hasil secret yaitu bewarna agak kekuningan dan tidak
dan posisi lateral selama 30 menit secara bergantian kiri dan kanan
memonitor kembali TTV pada pukul 9.15 WIB didapatkan data TD: 95/52
25
mmHg, HR: 128x/menit, RR: 43x/menit, SPO2 :99%. Kemudian dari hasil
lakukan suction kurang dari 15 detik, kemudian berikan kembali terapi atur
3. Hari ke tiga
Hari ketiga tanggal 21, januari, 2022 pukul 07.10 WIB penulis melakukan
monitoring TTV dan membantu AGD didapatkan data TD: 90/54 mmHg,
HR: 142x/menit, RR: 45x/menit, SPO2:98%, PH: 7,44, PaO2 : 126 mmHg
, PaCO2: 46,0 mmHg , HCO3: 31,2 mEq/L. Kemudian pada pukul 08.35
peneliti melakukan auskultasi suara nafas yaitu suara nafas tambahan atau
mengeluarkan secret, hasil dari suction yaitu secret yang di kluarkan sudah
setelah pemberian posisi lateral selama 30 menit secara bergantian kiri dan
kanan memonitor kembali TTV pada pukul 10.05 WIB didapatkan data
sesak napas.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
keperawatan pada An. Ny. R yang telah dilakukan dan adanya kesenjangan
sesak napas.
1. Pengkajian
intervensi keperawatan pada kasus ini didapatkan data klien pasien masih
membesar sudah berkurang, demam sudah berkurang, tidak ada edema hasil
dari palpasi adanya perubahan traktil fremitus, kemudian hasil dari perkusi
yaitu suara paru kiri kanan redup, sedangkan hasil auskultasi yaitu ronchi
99%.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Daily dan Ellison (2019) Tanda dan
gejala dari pneumonia adanya batuk berdahak, takipnea dan susah bernafas
atau sesak nafas, demam, nyeri kepala dan dada, mual, mudah lelah, kadang
disertai sakit perut dan diare, namun maslah utama pada anak dengan
27
28
gangguan saturasi oksigen ini adalah sesak napas. Pasien terpasang O2 via
ventilator mode PC-AC dengan Fi02 60% dan terpasang NGT , status
keadaan umum yaitu dalam pengaruh obat dengan skor GCS: 12 (E: 3 V:
2. Diagnosa Keperawatan
pneumonia seperti batuk berdahak, takipnea dan susah bernafas atau sesak
nafas, demam, nyeri kepala dan dada, mual, mudah lelah, kadang disertai
3. Intervensi Keperawatan
infeksi bakteri atau virus, dan sebagian kecil di sebabkan oleh factor non
terapi posisi yaitu posisi lateral untuk mengurangi sesak napas pada anak
Menurut Jung H dkk (2019) dalam (Paskaliana dkk, 2020), posisi lateral
dada sebesar 2–3 cmH2O sehingga oksigen lebih dapat masuk dengan baik
4. Implementasi Keperawatan
posisi lateral untuk mengurangi sesak napas pada klien. Pada hari pertama
pernapasan dan saturasi oksigen klien yaitu RR: 48x/menit, SPO 2 :96%.
atur posisi dengan benar dan pasien tidak gelisah, pasien mengikuti apa yang
di anjurkan oleh peneliti, dari hasil setelah pemberian posisi lateral selama
45x/menit.
Pada saat dilakukan terapi pada hari kedua klien tampak nyaman dan
data objektif frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen klien yaitu RR:
kiri dan kanan selama 30 menit didapatkan kembali hasil data objektif yaitu
RR: 43x/menit, SPO2 : 99%. Pada hari ketiga sebelum dilakukan terapi
posisi lateral di dapatkan data objektif yaitu RR: 45x/menit, SPO 2:98% ,
kemudian setelah pemberian terapi posisi lateral kiri dan kanan 30 menit
secara bergantian di dapatkan data objektif yaitu klien tampak nyaman dan
(Fowler), serta posisi lateral. Pengaturan posisi lateral dan posisi Fowler
5. Evaluasi
Hasil evaluasi pada An. Ny. R pada hari peratama, kedua dan ketiga setelah
dilakukan tindakan terapi posisi lateral kiri dan kanan selama 30 menit
terdapat perubahan frekuensi napas dan SPO2 atau mengurangi sesak napas
namun selang beberapa jam kemudian klien kembali mengalami sesak napas
100%.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemberian terapi posisi lateral untuk mengurangi sesak napas pada anak
sesak napas, batuk, status keadaan umum yaitu dengan kondisi dalam
dengan Fi02 60% dan terpasang NGT, kemudian hasil dari perkusi yaitu
suara paru kiri kanan redup, ronchi halus, wheezing ada dan adanya sekret.
33
34
ventilasi yang di kutip dari buku SIKI edisi 1 cetakan II (2018) untuk
B. Saran
1. Bagi Perawat
keperawatan ketika di dalam ruangan oleh karena itu perawat harus kritis
salah satunya yaitu terapi posisi lateral bisa diterapkan untuk mengurangi
sesak napas khususnya pada klien yang mengalami masalah sistem respirasi.
2. Bagi keluarga
mengurangi sesak napas pada klien salah satunya yaitu posisi lateral.
35
Peneliti saat ini hanya menerapkan pemberian posisi lateral untuk pasien
sekali dalam tiap shift sehingga efek terapi hanya terasa dalam beberapa jam
saja, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya mencari available frekuensi
terapi posisi ini dalam mengurangi sesak napas dengan rentang waktu yang
lebih lama.
Daftar Pustaka
Agustina, N., & Nurhaeni, N. (2020). Pengaruh Pengaturan terhadap Posisi Status
Kesehatan pada Anak dengan Pneumonia: Telaah Literatur. Dunia Keperawatan:
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 8(2), 189-198.
https://doi.org/10.20527/dk.v8i2.7776
Daily JS, Ellison Iii RT. Acute pneumonia. Elsevier Inc.; 2019;889– 913.e6.
Dinkes Provinsi Riau. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Riau. Di akses dari
www.dinkes.riau.id tanggal 19 juli 2022.
James SR, Nelson KA, Ashwill JW. Nursing care of children. 4th ed. James SR,
Nelson KA, Ashwill JW, editors. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc; 2013. 851 p.
Jung H, Kim H., Lee Y. Comparison of lateral and supine positions for tracheal
extubation in children. Anaesthesist. 2019;(November 2018).